Trauma Kepala Ringan (CKR) adalah cedera yang meliputi trauma kulit
kepala, tengkorak, dan otak. (Morton, 2012).
II. KOMPLIKASI
a. Koma
b. Kejang
c. pneumonia
d. Meningitis
VII. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Riwayat penyakit terdahulu
e. Riwayat penyakit keluarga
f. Riwayat Kesehatan Lingkungan
g. Riwayat Tumbuh Kembang
h. Pengkajian Per Sistem (PEMERIKSAAN FISIK)
1) Sistem Pernapasan
2) Sistem Persyarafan
3) Sistem Cardiovaskuler
4) Sistem Pencernaan
5) Sistem perkemihan
6) Sistem Integumen.
7) Sistem reproduksi
i. Pola fungsi kesehatan
1) Pola persepsi dan pemeliharaan
2) Pola aktivitas dan latihan
3) Pola nutrisi dan metabolism
4) Pola eliminasi
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola hubungan dan peran
7) Pola nilai dan keyakinan
8) Pola persepsi diri dan konseptual
Gangguan rasa Rasa nyeri berkurang setelah - Teliti keluhan nyeri, catat Mengidentifikasi
nyaman nyeri b/ d dilakukan tindakan keperawatan intensitasnya, lokasinya karakteristik nyeri merupakan
peningkatan selama 2 x 24 jam dengan KH : dan lamanya. faktor yang penting untuk
tekanan intra - pasien mengatakan nyeri menentukan terapi yang
kranial. berkurang. cocok serta
- Pasien menunjukan skala mengevaluasi keefektifan
nyeri pada angka 3. dari terapi.
- Ekspresi wajah klien rileks. - Catat kemungkinan Pemahaman terhadap
patofisiologi yang khas, penyakit yang mendasarinya
misalnya adanya infeksi, membantu dalam memilih
trauma servikal. intervensi yang sesuai.
Perubahan Fungsi persepsi sensori kembali - Evaluasi secara teratur Fungsi cerebral bagian atas
persepsi sensori b/ normal setelah dilakukan perubahan orientasi, biasanya terpengaruh lebih
d penurunan perawatan selama 3x 24 jam kemampuan berbicara, dahulu oleh adanya gangguan
kesadaran, dengan KH : alam perasaan, sensori dan sirkulasi, oksigenasi.
peningkatan - mampu mengenali orang dan proses pikir. Perubahan persepsi sensori
tekanan intra lingkungan sekitar. motorik dan kognitif
kranial. - Mengakui adanya perubahan mungkin akan berkembang
dalam kemampuannya. dan menetap dengan
perbaikan respon secara
bertahap
Mengurangi kelelahan,
- Berikan lingkungan kejenuhan dan memberikan
tersetruktur rapi, nyaman kesempatan untuk tidur REM
dan buat jadwal untuk (ketidakadaan tidur REM ini
klien jika mungkin dan dapat meningkatkan
tinjau kembali. gangguan persepsi sensori).
Memberikan perasaan normal
tentang perubahan waktu dan
pola tidur.
- Gunakan penerangan siang
atau malam. Pendekatan antar disiplin
ilmu dapat menciptakan
rencana panatalaksanaan
- Kolaborasi pada ahli terintegrasi yang berfokus
fisioterapi, terapi okupasi, pada masalah klien
terapi wicara dan terapi
kognitif.
Mempertahankan mobilitas
dan fungsi sendi/ posisi
- Berikan/ bantu untuk normal ekstrimitas dan
latihan rentang gerak menurunkan terjadinya vena
statis.
Resiko tinggi Tidak terjadi infeksi setelah - Berikan perawatan aseptik Cara pertama untuk
infeksi b/ d dilakukan tindakan keperawatan dan antiseptik, pertahankan menghindari nosokomial
jaringan trauma, selama 3x 24 jam dengan KH : teknik cuci tangan yang infeksi.
kerusakan kulit - Bebas tanda- tanda infeksi baik.
kepala. - Mencapai penyembuhan luka
tepat waktu - Observasi daerah kulit Deteksi dini perkembangan
yang mengalami infeksi memungkinkan untuk
kerusakan, daerah yang melakukan tindakan dengan
terpasang alat invasi, catat segera dan pencegahan
karakteristik drainase dan terhadap komplikasi
adanya inflamasi. selanjutnya.
Gangguan Setelah dilakukan tindakan - Kaji tanda klinis dehidrasi Deteksi dini dan intervensi
keseimbangan keperawatan selama 3 x 24 jam atau kelebihan cairan. dapat mencegah kekurangan /
cairan dan ganguan keseimbangan cairan dan kelebihan fluktuasi
elektrolit b/ d elektrolit dapat teratasi dengan keseimbangan cairan.
haluaran urine dan KH :
elektrolit - Menunjukan membran - Catat masukan dan Kehilangan urinarius dapat
meningkat. mukosa lembab, tanda vital haluaran, hitung menunjukan terjadinya
normal haluaran urine keseimbangan cairan, ukur dehidrasi dan berat jenis
adekuat dan bebas oedema. berat jenis urine. urine adalah indikator hidrasi
dan fungsi renal.
Gangguan Pasien tidak mengalami gangguan - Kaji kemampuan pasien Faktor ini menentukan
kebutuhan nutrisi nutrisi setelah dilakukan untuk mengunyah dan terhadap jenis makanan
b/ d kelemahan perawatan selama 3 x 24 jam menelan, batuk dan sehingga pasien harus
otot untuk dengan KH : mengatasi sekresi. terlindung dari aspirasi.
menguyah dan - Tidak mengalami tanda-
menelan tanda mal nutrisi dengan nilai - Auskultasi bising usus, Fungsi bising usus pada
lab. Dalam rentang normal. catat adanya penurunan/ umumnya tetap baik pada
- Peningkatan berat badan hilangnya atau suara kasus cidera kepala. Jadi
sesuai tujuan. hiperaktif. bising usus membantu dalam
menentukan respon untuk
makan atau berkembangnya
komplikasi seperti paralitik
ileus.
Gangguan pola Tidak terjadi gangguan pola nafas - Pantau frekuensi, irama, Perubahan dapat menunjukan
nafas b/ d setelah dilakukan tindakan kedalaman pernafasan. komplikasi pulmonal atau
obstruksi keperawatan selama 2x 24 jam Catat ketidakteraturan menandakan lokasi/ luasnya
trakeobronkial, dengan KH : pernafasan. keterlibatan otak. Pernafasan
neurovaskuler, - Memperlihatkan pola nafas lambat, periode apneu dapat
kerusakan medula normal/ efektif, bebas menendakan perlunya
oblongata. sianosis dengan GDA dalam ventilasi mekanis.
batas normal pasien.
Untuk memudahkan ekspansi
- Angkat kepala tempat tidur paru dan menjegah lidah
sesuai aturan posisi miring jatuh yang menyumbat jalan
sesuai indikasi. nafas.
Mencegah/ menurunkan
- Anjurkan pasien untuk atelektasis.
latihan nafas dalam yang
efektif jika pasien sadar.
Untuk mengidentifikasi
- Auskultasi suara nafas. adanya masalah paru seperti
Perhatikan daerah atelektasis, kongesti atau
hipoventilasi dan adanya obstruksi jalan nafas yang
suara- suara tambahan membahayakan oksigenasi
yang tidak normal. serebral atau menandakan
(krekels, ronki dan adanya infeksi paru
whiszing). (umumnya merupakan
komplikasi pada cidera
kepala).
Menentukan kecukupan
- Kolaborasi untuk oksigen, keseimbangan asam-
pemeriksaan AGD, basa dan kebutuhan akan
tekanan oksimetri. terapi.
Defisit
neurologis
nafas
8
Temporalis tergeser - Papllodema - Dispnea
- Pandangan kabur
Herniasi unkus - Penuruna fungsi pendengaran Kompresi medula - Henti nafas
- Nyeri kepala oblongata - Perubahan pola
nafas