“KEPERAWATAN JIWA”
OLEH :
HAERUNNISA
020.02.1111
OLEH :
HAERUNNISA
020.02.1111
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG ISOLASI SOSIAL
Mahasiswa
(HAERUNNISA)
Pembimbing Akademik
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 3 orang, pendidikan SMA, umur rata-rata 16-25 tahun, peserta
belum memiliki pengetahuan tentang isolasi sosial
2. Ukuran ruang / kelas : melalui daring via zoom
3. Pengajar
Fasilitator adalah Haerunnisa
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang isolasi sosial diharapkan keluarga dapat
mengerti dan memahami hal-hal mengenai isolasi sosial serta penanganannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang isolasi sosial selama 15 menit
peserta mampu :
a. Mengerti dan memahami pengertian isolasi sosial
b. Mengerti dan memahami penyebab isolasi sosial
c. Memahami tanda dangejala isolasi sosial
d. Mengetahui penanganan isolasi sosial
e. Memahami cara berkomunikasi dengan pasien isolasi sosial
C. Materi
(Terlampir) :
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
E. Media
a. PPT
b. Laptop
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
o Tempat siap dan disusun sesuai dengan setting tempat yang telah direncanakan.
3. Evaluasi Hasil
o Masalah yang muncul saat pelaksanaan penyuluhan dapat diatasi dengan baik.
Tujuan penyuluhan tercapai yaitu peserta penyuluhan dapat memahami tentang isi
penyuluhan dan diharapkan akan terjadi perubahan perilaku
Lampiran
A. Pengertian
Isolasi sosial adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan orang lain
tetapi tidak mampu untuk membuat kontak (Carpenito, 1998).
Seseorang dengan perilaku menarik diri akan menghindari interaksi dengan orang
lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai
kesempatan untuk membagi perasaan, pikiran dan prestasi atau kegagalan. Ia mempunyai
kesulitan untuk berhubungan secara spontan dengan orang lain, yang dimanivestasikan
dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan tidak sanggup membagi
pengalaman dengan orang lain (DepKes, 1998).
B. Etiologi
1. Faktor predisposisi
Kegagalan perkembangan yang dapat mngakibatkan individu tidak percaya diri, tidak
percaya orang lain, ragu takut salah, putus asa terhadap hubungan dengan orang lain,
menghindar dari orang lain, tidak mampu merumuskan keinginan, dan merasa
tertekan.
Menurut Fitria (2009, hlm. 33-35) ada empat faktor predisposisi yang menyebabkan
Isolasi Sosial, diantaranya:
1) Faktor Tumbuh Kembang
Pada setiap tahapan tumbuh kembang individu ada tugas perkembangan yang
harus dipenuhi agar tidak terjadi gangguan dalam hubungan sosial. Bila tugas
perkembangan tidak terpenuhi maka akan menghambat fase perkembangan sosial
yang nantinya akan dapat menimbulkan masalah sosial.
Dibawah ini akan dijelaskan tahap perkembangan serta tugas perkembangan,
dibawah ini:
- Masa Bayi
Menetapkan rasa percaya.
- Masa Bermain
Mengembangkan otonomi dan awal perilaku mandiri
- Masa Prasekolah
Belajar menunjukan inisiatif, rasa tanggung jawab, dan hati nurani
- Masa Sekolah
Belajar berkompetisi, bekerja sama, dan berkompromi
- Masa Praremaja
Menjalin hubungan intim dengan teman sesama jenis kelamin
- Masa Dewasa Muda
Menjadi saling bergantung antara orang tua dan teman, mencari pasangan,
menikah, dan mempunyai anak
- Masa Tengah Baya
Belajar menerima hasilkehidupan yang sudah dilalui
- Masa Dewasa Tua
Berduka karena kehilangan dan mengembangkan perasaan keterkaitan
dengan budaya
2) Faktor Sosial Budaya
Isolasi sosial atau mengasingkan diri dari lingkungan sosial merupakan suatu
faktor pendukung terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Hal ini disebabkan
oleh norma-norma yang salah dianut oleh keluarga di mana setiap anggota
keluarga yang tidak produktif seperti lanjut usia, penyakit kronis, dan penyandang
cacat diasingkan dari lingkungan sosialnya.
3) Faktor Biologis
Faktor biologis juga merupakan salah satu faktor pendukung terjadinya
gangguan dalam hubungan sosial. Organ tubuh yang dapat mempengaruhi
terjadinya gangguan hubungan sosial adalah otak, misalnya pada klien skizofrenia
yang mengalami masalah dalam hubungan sosial memiliki struktur yang abnormal
pada otak seperti atropi otak, serta perubahan ukuran dan bentuk sel sel dalam
limbik dan daerah kortikal.
4) Faktor Komunikasi dalam Keluarga
Gangguan komunikasi dalam keluarga merupakan faktor pendukung
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk dalam
masalah berkomunikasi sehingga menimbulkan ketidakjelasan yaitu suatu
keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan yang saling
bertentangan dalam waktu bersama atau ekspresi emosi yang tinggi dalam
keluarga yang menghambat untuk berhubungan dengan lingkungan diluar
keluarga.
2. Faktor presipitasi
Dari factor sosio kulturalkarena menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah
dengan orang yang terdekat atau kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak
berarti dalam keluarga sehingga menyebabkan klien berespon menghindar dengan
menarik diri dengan lingkungan.
Menurut Stuart (2007, hlm. 280) faktor presipitasi atau stresor pencetus pada
umumnya mencakup peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres seperti kehilangan,
yang memenuhi kemampuan individu berhubungan dengan orang lain dan
menyebabkan ansietas. Faktor pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori
yaitu sebagai berikut:
1) Stresor Sosiokultural. Stress dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas unit
keluarga dan berpisah dari orang yang berarti.
2) Stresor Psikologi. Tuntutan untuk berpisah dengan orang terdekat atau kegagalan
orang lain untuk memenuhi kebutuhan.
Direja, Ade Herman Surya. 2011. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Moyet, Lynda Jual Carpenito. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 10.
Jakarta : ECG
Herdman, T. Heather. 2012. NANDA Internasional DIAGNOSA KEPERAWATAN
Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : ECG
TUGAS II
OLEH
HAERUNNISA
020.02.1111
Mahasiswa
(HAERUNNISA)
Pembimbing Akademik
1. Identitas Klien
- Umur : 26 tahun
- Agama : Islam
- Pendidikan : SMA
- Pekerjaan : Wirausaha
- No. RM :-
2. Alasan Masuk
a. Tanda-tanda vital :
TD : 130/90 mmHg
N : 84 x/menit
S : 36,5o C
RR : 20x/mnt
Masalah keperawatan : -
5. Psikososial
a. Genogram
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Klien
= Meninggal
- Masalah keperawatan : -
b. Konsep diri
Masalah keperawatan : -
3) Peran diri
Masalah keperawatan : -
4) Ideal diri
Setelah keluar dari rumah sakit, klien ingin bekerja kembali membantu
ayahnya seperti biasa.
Masalah keperawatan : -
5) Harga diri
Klien mengatakan setelah putus cinta klien merasa stres dan frustasi
Klien mengatakan sering berkumpul dengan keluarga dan teman temanya. Namun
ketika klien tidak punya uang untuk beli rokok klien merasa tidak enak karena
minta temannya terus, ketika meminta uang kepada orang tua klien malah
dimarahi kemudian klien juga dalam posisi pasca putus cinta, karena stress klien
akhirnya marah marah ngamuk ngamuk dan melukai dirinya sendiri.
d. Spiritual
6. Status Mental
a. Penampilan
Penampilan klien rapi, bersih, berpakaian dengan sesuai, berganti pakaian sehari
sekali, rambut rapi dan berwarna hitam.
Masalah Keparawatan : -
b. Pembicaraan
Masalah keperawatan :-
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
Klien mengatakan ingin cepat pulang, ingin berkumpul dengan keluarga, karena
klien merasa hanya marah saja tidak ada masalah seperti pasien pasien yang lain.
Klien tampak gembira berlebihan saat diajak berkomunikasi
Masalahkeperawatan :resiko perilaku kekerasan
e. Afek
Pandangan klien fokus, saat diajak berbicara klien memperhatikan. Afek klien
sesuai dengan stimulus yang diberikan, saat bercerita tentang penyakit serta
masalah yang dipikirkan klien menunjukkan ekspresi wajah santai.
Masalah Keperawatan : -
Klien kooperatif, kontak mata baik dan pandangan mata fokus. Klien mau
meceritakan masalah yang dialaminya.
Masalah keperawatan :-
g. Persepsi
Masalah keperawatan : -
h. Isi pikir
Klien menagatkan merasa dipersulit oleh orang tua ketika mau minta uang,
sehingga klien merasa kesal dan akhirnnya marah – marah tidak jelas.
Masalah keperawatan :-
i. Arus pikir
Klien mampu menjawab dengan cepat dan tanggap setiap diberikan pertanyaan
dalam pembicaraan.
Masalah keperawatan : -
j. Tingkat kesadaran
Masalah keperawatan : -
k. Memori
Daya ingat jangka panjang klien cukup baik, klien dapat mengingat tahun lahirnya
Daya ingat jangka pendek klien baik, Klien dapat mengingat terakhir kali iya
mandi kemarin
Daya ingat saat ini klien baik, klien mampu mengingat nama-nama beberapa
teman satu kamarnya
Masalah keperawatan : -
Klien tidak mudah beralih, klien mampu berkonsentrasi dengan baik dan tetap
fokus meskipun sekitar klien tidak kondusif.
Masalah keperawatan : -
m. Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan yang sederhana, saat diberikan pilihan mau
istirahat atau tetap ngobrol klien memilih istirahat.
Masalah keperawatan : -
Masalah keperawatan : -
7. Kebutuhan Persiapan Pulang
a. Makan
Bantuan minimal, klien makan 3 kali sehari dengan menu yang di sediakan dari
Rumah Sakit, saat makan klien habis 1 porsi, klien makan dengan menggunakan
sendok.
Masalah Keperawatan : -
b. BAB/BAK
Selama di Rumah Sakit, klien mandi 1 x tubuh klien cukup bersih, tidak bau.
Masalah Keperawatan : -
d. Berpakaian/berhias
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri secara tepat, pakaian sesuai dengan
pasangannya.
Masalah Keperawatan : -
Menurut klien, selama di Rumah Sakit sehari klien tidur selama + 8 jam, tidur
malam mulai sekitar jam 20.00 – 04.00 WIB. Klien akan tidur jika merasa
ngantuk, klien selalu tidur siang dengan alasan istirahat.
Masalah Keperawatan : -
f. Penggunaan obat
Selama di Rumah Sakit klien mendapat obat oral pesperidone 1x 2 mg, dan
clorpromazine 1x 100 mg.
Setelah diberi obat oleh perawat, Klien dapat meminum obat sendiri.
Masalah Keperawatan : -
g. Pemeliharaan kesehatan
Ketika di rumah, klien mampu bekerja, nonton tv, kadang membeli diwarung.
Masalah keperawatan :-
i. Kegiatan diluar rumah
Masalah keperawatan:
8. Mekanisme Koping
Saudara dan keluarga klien mendukung klien. Pasien berhubungan baik dengan
lingkungan sekitar di rumah sakit. Pendidikan terakhir pasien adalah SMA.
Masalah keperawatan : -
10. Pengetahuan
Klien mengetahui sakitnya yaitu suka marah-marah tidak jelas dan melukai dirinya
sendiri
Masalah keperawatan : -.
11. Aspek Medik
Catatan Perkembangan
Tanggal Diagnosa
Implementasi Evaluasi TTD
/ Jam Keperawatan
P: Klien melakukan
pukul bantal kasur 3
kali dalam sehari
P: Klien melakukan
latihan verbal 2 kali
sehari
P: Klien melakukan
dengan cara spiritual
sebanyak 2 kali dalam
sehari
S: klien dapat
mengetahui cara
penggunaan obat yang
baik dan benar
A: Marah klien
berkurang
KEPERAWATAN JIWA
REVIEW JURNAL TENTANG RESIKO PERILAKU KEKERASAN
OLEH :
Kelompok IV :
Haerunnisa
Harianti
Hikma Ilmul Yaqin
Jahmat
Mahasiswa
(HAERUNNISA)
Pembimbing Akademik
A. ABSTRAK
Defisit perawatan diri merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami
kelainan dalam kemampuan untuk dapat melakukan atau menyelesaikan aktivitas
kehidupan sehari-hari secara mandiri. Kurangnya perawatan diri terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan
diri menurun. Metode token ekonomi merupakan sebuah system reinforcement untuk
perilaku yang dikelola dan diubah, seseorang mesti dihadiahi/diberikan penguatan
untuk meningkatkan atau mengurangi perilaku yang diinginkan.
Penelitian ini untuk mengetahui ada pengaruh terapi token ekonomi terhadap
peningkatan personal hygiene pada pasien dengan defisit perawatan diri di rumah
sakit jiwa provinsi bali.
B. JUDUL
Pengaruh Pemberian Terapi Token Ekonomi Terhadap Peningkatan Personal
Hygiene Pada Pasien Dengan Defisit Perawatan Diri Di Rumah Sakit Jiwaprovinsi
Bali
C. POPULASI
Populasi dalam penelitian ini adalah pasien dengan skizofrenia. Berdasarkan
informasi dari beberapa ruangan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali terdapat 46
pasien. Desain penelitian adalah pra eksperimental dengan rancangan one group pre-
post test design dengan sampel 33 responden yang dipilih menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan kriteria sampel. Pengukuran tingkat personal hygiene
dilakukan dengan lembar observasi skala likert., menggunakan uji Paired t-test
dengan tarah signifikan α=0,05. Jumlah populasi : 46 orang Jumlah responden : 33
responden.
D. SITUS
https://scholar.google.co.id/scholar?
as_ylo=2020&q=jurnal+jiwa+tentang+defisit+perawatan+diri&hl=id&as_sdt=0,5#d=
gs_qabs&u=%23p%3DnduXLoSeP94J
E. Intervensi
Intervensi yang berikan adalah Penerapan perilaku Token ekonomi, yang kemudian
akan diobservasi menggunakan lembar observasi skala likert.
F. Komparasi Group
Dalam jurnal tersebut tidak terdapat perbandingan atau komparasi grup.
G. Outcome / Hasil
Hasil uji analisa didapatkan hasil data nilai rata – rata pre 10,58 dan nilai rata-
rata post 13,79. Hasil uji menggunakan uji Paired t-test didapatkan nilai p pre dan
post (0,001) < α (0,05), artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga disimpulkan ada
pengaruh pemberian terapi token ekonomi terhadap peningkatan personal hygiene
pada pasien dengan defisit perawatan diri di rumah sakit jiwa provinsi bali.
H. Durasi/Waktu
Jurnal ini di publikasikan pada 1 Maret 2020 (Vol. 04 No. 1. Pada jurnal ini peneliti
tidak menjelaskan berapa lama peneliti melakukan penelitian.
I. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN JURNAL
Kelebihan dari jurnal ini yaitu jurnal ini terbaru dan menggunakan refrensi yang
paling baru
Peneliti tidak mencantumkan tanggal dimulai dilakukan penelitian dan kapan
waktu penelitian tersebut.