Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

PADA “NY.S.A”DENGAN POST SC LETAK SUNGSANG HARI KE-2 DIRUANG


SAHADEWA RS KERTHA HUSADA
SINGARAJA
TGL 9 S/D 11 AGUSTUS 2016

DI SUSUN OLEH:

KOMANG SRI AYUNI, S.KEP

PROGRAM PENDIDIKAN KEPERAWATAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
TAHUN 2016/2017
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
SECTIO CAESAREA ATAS INDIKSI LETAK SUNGSANG

A. KONSEP DASAR PENYAKIT


I. SECTIO CAESARIA
1. Pengertian Sectio Caesaria
Sectio Caesarea ialah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka
dinding perut dan dinding uterus.( Sarwono,2005)
Sectio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui depan perut atau vagina. Atau disebut juga
histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam rahim. (Mochtar, 1998)
Sectio caesarea adalah melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen
dan dinding uterus.
Seksio sesarea adalah sebuah bentuk melahirkan anak dengan melakukan
sebuah irisan pembedahan yang menembus abdomen seorang ibu dan uterus untuk
mengeluarkan satu bayi atau lebih. Cara ini biasanya dilakukan ketika kelahiran
melalui vagina akan mengarah pada komplikasi-komplikasi, kendati cara ini semakin
umum sebagai pengganti kelahiran normal.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksio sesarea adalah
pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding
uterus.

2. Jenis Sectio Caesarea Berdasarkan Teknik Penyayatan


a. Seksio sesarea klasikataucorporal
a. Dilakukandenganmembuat sayatan memanjang pada korpus uterikira-
kira10cm.Kelebihannyaantaralain:mengeluarkanjanindengancepat,tidakmengakibatkan
komplikasi kandung kemih tertarik, dan sayatan bisa diperpanjang proksimal dan
distal. Sedangkan kekurangannya adalah infeksi mudah menyebar secara intraabdominal
karena tidak ada peritonealis yang baik, untuk persalinan yang berikutnya lebih sering
terjadi ruptur uteri spontan
b. Seksio sesarea ismika atau profundal.
Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen
bawah rahim (low servikal transversal) kira-kira10cm.Kelebihandari sectio
caesarea ismika,antara lain : penjahitan luka lebih mudah, penutupan luka dengan
reperitonealisasi yang baik, tumpang tindih dari peritoneal flop baik untuk
menahan penyebaran isi uterus ke rongga peritoneum, dan kemungkinan ruptur
uteri spontan berkurang atau lebih kecil. Sedangkan kekurangannya
adalahlukamelebar sehingga menyebabkanuteri pecah dan menyebabkan perdarahan
banyak, keluhan pada kandung kemih post operasi tinggi.
c. Seksio sesarea ekstra peritonealis
Yaitu tanpa membuka peritoneum parietalis dan tidak membuka cavum
abdominal.

3. Klasifikasi Sectio Caesarea


a. Seksio Sesarea Primer
Dari semula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan secara seksio
sesarea, tidak diharapkan lagi kelahiran biasa, misalnya pada panggul sempit.
b. Seksio Sesarea Sekunder
Dalam hal ini kita bersikap mencoba menunggu kelahiran biasa, bila tidak ada
kemajuan persalinan, baru dilakukan seksio sesarea.
c. Seksio Sesarea Ulang
Ibu pada kehamilan lalu mengalami seksio sesarea dan pada kehamilan
selanjutnya dilakukan seksio sesarea ulang.
d. Seksio Sesarea Postmortem
Seksio sesarea yang dilakukan segera pada ibu hamil cukup bulan yang
meninggal tiba-tiba sedangkan janin masih hidup.

4. Indikasi Sectio Caesarea


a. Disproporsi chepalopelvik atau kelainan panggul.
b. Plasenta previa
c. Gawat janin
d. Pernah seksio sesarea sebelumnya
e. Kelainan letak janin
f. Hipertensi
g. Rupture uteri mengancam
h. Partus lama (prolonged labor)
i. Partus tak maju (obstructed labor)
j. Distosia serviks
k. Ketidakmampuan ibu mengejan
l. Malpresentasi janin
 Letak lintang
- Bila ada kesempitan panggul maka secsio sesarea adalah cara yang terbaik
dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa.
- Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan secsio sesarea
walau tidak ada perkiraan panggul sempit.
- Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-cara lain.
 Letak bokong
Secsio sesarea dianjurkan pada letak bokong bila ada:
- Panggul sempit
- Primigravida
- Janin besar dan berharga
 Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain tidak
berhasil.
 Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil.
 Gemelli, dianjurkan secsio sesarea bila
- Janin pertama letak lintang atau presentasi bahu
- Bila terjadi interlock
- Distosia oleh karena tumor
- Gawat janin
5. Komplikasi Sectio Caesarea
a. Infeksi puerpuralis (nifas)
 Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
 Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi atau
perut sedikit kembung
 Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Perdarahan, disebabkan karena:
 Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
 Atonia uteri
 Perdarahan pada placenta bed
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin atau hematokrit (Hb/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
b. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
c. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
d. Urinalisis / kultur urine
e. Pemeriksaan elektrolit

7. Penatalaksanaan Pasca Operasi Sectio Caesarea


Penatalaksanaan post operasi sectio caesarea, antara lain :
1) Periksa dan catat tanda - tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30
menit pada 4 jam kemudian.
2) Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat.
3) Pemberian tranfusi darah, bila terjadi perdarahan post partum.
4) Pemberian antibiotika.
Walaupun pemberian antibiotika sesudah sesar efektif dapat dipersoalkan,
namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
5) Mobilisasi.
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari tempat tidur
dengan dibantu, paling sedikit 2 kali. Pada hari kedua penderita sudah dapat
berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.
6) Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari kelima
setelah operasi.

II. LETAK SUNGSANG


1. PengertianLetak sungsang
Letak sungsang adalah keadaan di mana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Letak sungsang adalah janin yang letaknya memanjang(membujur) dalam
rahim,kepala berada di fundus dan bokong di bawah.

2. Anatomi Panggul
Menurut morfologinya, panggul dibedakan menjadi 4jenis :
1) Panggul ginekoid, dengan pintu atas panggul yang bundar atau dengan
diameter transversal yang lebih panjang sedikit daripada diameter
anteroposterior dan dengan panggul tengah serta pintu bawah panggul yang
cukup luas.
2) Panggul anthropoid, dengan diameter anteroposterior yang lebih panjang
daripada diameter transversa dan dengan arkus pubis menyempit sedikit.
3) Panggul android, dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
berhubungan dengan penyempitan ke depan, dengan spina iskiadika menonjol ke
dalam dan dengan arkus pubis yang menyempit.
4) Panggul platipelloid,dengan diameter anteroposterior yang jelas lebih pendek
daripada diameter transversa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis
yang luas.
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis.Os
koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis.Tulang-tulang ini satu
dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis
kanan dan kiri, disebut simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro- iliaka yang
menghubungkan os sakrum dengan os ilium.Dibawah terdapat artikulasio sakro-
koksigea yang menghubungkan os sakrum (tulang panggul) dan os koksigis (tulang
tungging).
Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan pergeseran
sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser lebih jauh dan
lebih longgar,misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang sampai sejauh
lebih kurang 2,5 cm.Hal ini dapat dilakukan bila ujungos koksigismenonjol ke depan
pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan cunam ujung os koksigis
itu dapat ditekan ke belakang.
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan
pelvis minor.Pelvis mayoradalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis,
disebut juga dengan false pelvis.Bagian yang terletak dibawah linea terminalis
disebut pelvis minor atau true pelvis.Pada ruang yang dibentuk oleh pelvis mayor
terdapat organ-organ abdominal selain itu pelvis mayor merupakan tempat perlekatan
otot-otot dan ligamen ke dinding tubuh.Sedangkan pada ruang yang dibentuk oleh
pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum, kandung kemih, dan pada wanita
terdapat uterus dan ovarium.Pada ruang pelvis juga kita temui diafragma pelvis yang
dibentuk oleh muskulus levator ani dan muskulus koksigeus.
Adapun ukuran panggul adalah sebagai berikut :
1) Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra sacrum,
linea innominata, serta pinggir atas simfisis.Konjugata diagonalis adalah jarak
dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis, konjugata
diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari tengah yang
dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior sacrum, promontorium
teraba sebagai penonjolan tulang.Dengan jari tetap menempel pada
promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh arcus pubis dan
ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri.Jarak antara ujung jari pada
promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk merupakan panjang
konjugata diagonalis.
Konjugatavera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium yang
dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya lebih
kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling penting
yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan promontorium,
selisihantara konjugata vera dengan konjugata obstetrika sedikit sekali.

2) Panggul Tengah (Pelvic Cavity)


Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas.Pengukuran klinis
panggul tengah tidak dapat diperoleh secara langsung.Terdapat penyempitan
setinggi spina isciadika, sehingga bermakna penting pada distosia setelah kepala
engagement. Jarak antara kedua spina ini yang biasa disebut distansia
interspinarum merupakan jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm. Diameter
anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5 cm. Diameter sagital
posterior, jarak antara sacrum dengan garis diameter interspinarum berukuran
4,5 cm.

3. Pintu Bawah Panggul


Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua
segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber
isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh melalui
pengukuran klinis adalah jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia
tuberum (10,5cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia tuberum
atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir bawah
simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm).

3. Klasifikasi Letak Sungsang


Klasifikasi letak sungsang:
a. Letak bokong (Frank Breech)
Letak bokong dengan kedua tungkai terangkat keatas.
b. Letak sungsang sempurna (Complete Breech)
Letak bokong dimana kedua kaki ada di samping bokong
c. Letak sungsang tidak sempurna (Incomplete Breech)
Adalah letak sungsang di mana selain bokong bagian yang terendah juga kaki atau
lutut terdiri dari:
 Kedua kaki = Letak kaki sempurna
 Satu Kaki = Letak kaki tidak smpurna
 Kedua lutut = Letak lutut sempurna
 Satu lutut = Letak lutut tidak sempurna

Posisi bokong ditentukan oleh sakrum,ada 4 posisi:


a. Left sacrum anterior (Sakrum kiri depan)
b. Right sakrum anterior (Sakrum kanan depan)
c. Left Sakrum posterior(Sakrum kiri belakang)
d. Right Sacrum posterior (Sakrum kanan belakang)

4. Etiologi Letak Sungsang


Pada kehamilan sampai kurang 32 minggu, jumlah air ketuhan relatif lebih banyak,
sehingga memungkinkan janin bergerak dengan leluasa, dengan demikian janin dapat
menempatkan diri dalam presentasi kepala, letak sungsang atau letak lintang pada
kehamilan triwulan terakhir janin tumbuh dengan cepat dan jumlah air ketuban relatif
berkurang.Karena bokong dengan kedua tungkai yang berlipat lebih besar dari pada
kepala, maka bokong dipaksa untuk menempati ruang yang lebih luas di fundus uteri.
Faktor-faktor lain yang memegang peranan dalam terjadinya letak sungsang
diantaranya ialah multiparitas, hamil kembar, hidramnion, hidrosepalus, plasenta previa
dan panggul sempit, kelainan uterus, plasenta yang terletak di daerah kornu fundus uteri.

5. Diagnosis Letak Sungsang


Diagnosis letak sungsang yaitu pada pemeriksaan luar :dibagian bawah uterus tidak
dapat diraba bagian yang keras dan bulat (kepala), kepala teraba di fundus uteri. Selain itu
ibu juga merasakan penuh dibagian atas dan gerakannya terasa lebih banyak dibagian
bawah.Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit lebih tinggi
dari pada umbilicus.Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak
dapat dibuat, karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau
banyaknya air ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
dalam.Apabila ada keraguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografi, setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sakrum, kedua tuberosisiskii, dan anus.Bisa dapat diraba kaki,
maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada tangan
ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang jari
kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.

6. Mekanisme Persalinan
Bokong masuk ke dalam rongga panggul dengan garis pangkal pada melintang atau
miring, setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu
bawah panggul garis panggul pada menempati diameter anteposterior dan tronkanter
depan berada dibawah simfisis. Kemudian terjadi leksi lateral pada badan janin, sehingga
trokunter belakang melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti oleh kedua
kaki, setelah bokong lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior
yang memungkinkan bahu melewati pintu atas panggul dengan garis terbesar bahu
melintang atau miring. Terjadi putaran paksi dalam pada bahu, sehingga bahu depan
berada di bawah simfisis dan bahu belakang melewati perineum. Pada saat tersebut
kepala masuk ke dalam rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring.
Dalam rongga panggul terjadi putaran paksi dalam kepala sehingga muka memutar
ke posterior dan oksiput ke arah simpisis.Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, maka
dagu, mulut, hidung, dahi dan seluruh kepala lahir berturut-turut melewati
perineum. Ada perbedaan nyata antara kelahiran janin dalam prosentasi kepala dan
kelahiran janin dalam letak sungsang.Pada prosentase kepala yang lahir lebih dahulu ialah
bagian janin yang terbesar, sehingga bila kepala telah lahir, kelahiran badan tidak
memberi kesulitan.Sebaliknya pada letak sungsang, berturut-turut lahir bagian-bagian
yang makin lama makin besar dimulai dari lahirnya bokong, bahu dan kemudian
kepala.Dengan demikian meskipun bokong dan bahu telah lahir, hal tersebut belum
menjamin bahwa kelahiran kepala juga berangsur-angsur berlangsung dengan lancar.
7. Prognosis
a. Bagi Ibu
Kemungkinan robekan pada perineum lebih besarkarena dilakukan
tindakan,selain itu ketuban lebih cepat pecah dan paritas lebih lama,jadi mudah
terkena infeksi.
b. Bagi anak
Pognosa tidak begitu baik,karena adanya gangguan peredaran darah plasenta
setelah bokong lahir dan juga setelah perut lahir,tali pusat terjepit antara kepala dan
panggul,anak bisa menderita asfiksia.Oleh karena itu setelah pusat lahir dan supaya
janin hidup, janin harus dilahirkan dalam waktu 8 menit.

8. Komplikasi
a. Komplikasi pada janin
 Prolaps tali pusat.
 Trauma pada bayi akibat tangan mengalami extensi, kepala mengalami extensi,
pembukaan serviks belum lengkap disporposi chepalopelvic.
 Asfiksia karena prolaps tali pusat, kompresi tali pusat pelepasan placenta, kepala
macet.
 Perlukaan atau trauma pada organ abdomen atau leher.
 Patah tulang leher.
b. Komplikasi pada ibu
 Pelepasan placenta.
 Perlukaan vagina atau serviks.
 Endometriosis.
III PATHWAY
Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian fokus
a. Identitas klien dan penanggung jawab
meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agama, alamat, status
perkawinan, ruang rawat, nomor medicalrecord, diagnosa medik, yang mengirim, cara
masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Keluhan utama
c. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya bagi kienmultipara
d. Data riwayat penyakit
1) Riwayat kesehatan sekarang
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit yang dirasakan saat
ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Meliputi penyakit lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang, maksudnya apakah
pasien pernah mengalami penyakit yang sama (plasenta previa)
3) Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga m empunyai
riwayat persalinan yang sama (plasenta previa).
e. Keadaan klien meliputi:
1) Sirkulasi
Hipertensi dan pendarahan vagina yang mungkin terjadi. Kemungkinan
kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 mL.
2) Integritas ego
Dapat menunjukkan prosedur yang diantisipasi sebagai tanda kegagalan dan atau
refleksi negatif pada kemampuan sebagai wanita.
Menunjukkan labilitas emosional dari kegembiraan, ketakutan, menarik diri atau
kecemasan.
3) Makanan dan cairan
Abdomen lunak dengan tidak ada distensi (diet ditentukan)
4) Neurosensori
Kerusakan gerakan dan sensasi di bawah tingkat anestesi spinalepidural
5) Nyeri/ketidaknyamanan
Mungkin mengeluh nyeri dari berbagai sumber karena trauma bedah, distensi
kandung kemih, efek-efek anesthesia, nyeri tekan uterus mungkin ada.
6) Pernapasan
Bunyi paru-paru vesikuler dan terdengar jelas.
7) Keamanan
8) Balutan badomen dapat tampak sedikit noda/kering dan utuh
9) Seksualitas
Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lokhea sedang

2. Diagnosa keperawatan yang sering muncul


1) Nyeri akut b/d Luka bekas operasi pada abdomen
2) Gangguan mobilitas fisik b/d nyeri pada abdomen post op SC
3) Kurangnya perawatan diri b/d penurunan kekuatan tubuh

3.RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Nyeri akut Nyeri berkurang 1. Kaji tingkat nyeri dari pasien  Nyeri tidak s
b.d luka dan terkontrol bila ada haru
bekas dengan Kriteria: dengan gejal
operasi Skala nyeri 3 sebelumnya.
pada Klien tampak
abdomen tenang dan rileks 2. Motivasi pasien untuk  Mungkin a
melakukan mobilitas secara bertahap rasa sakit d
sirkulasi. D
pasien da
kebutuhan
adekuat.

3. Pertahankan posisi tubuh yang tepat  Mengurangi


dialami oleh

4. Obervasi tanda vital : nadi  Supaya


,tensi,pernafasan. mengetahui
yang dialam
menentukan
selanjutnya.

 Kenyamanan
5. Berikan dukungan dan bantuan keluarg pasien dal
a/orang terdekat pada latihan gerak prosedur d
pasien. pemberian ana

2 Gangguan gangguan mobilitas 1. Kaji tingkat mobilitas dari pasien  Diharapka


mobilitas fisik teratasi dengan mempermuda
fisik b/d kriteria hasil : pemberian tin
nyeri pada Pasien sudah bisa pengobatan s
abdomen melakukan aktifitas
post op SC sendiri , pasien 2. Motivasi pasien untuk  Diharapka
mengatakan sudah melakukan mobilitas secara bertahap meningkatka
bisa bergerak. kenyamanan
3. Pertahankan posisi tubuh yang tepat
 Dapatkan
meningkatka
fungsional pa
4. Berikan dukungan dan bantuan keluarg
 Memampu
a/orang terdekat pada latihan gerak keluarga/oran
pasien. terdekat untu
dalam peraw
perasaan sen
dan nyaman
3 Kurangnya kurang perawatan 1.kaji perawatan diri  Untuk menge
perawatan diri teratasi dengan klien dalam p
diri b/d kriteria hasil :
penurunan pasien bisa menjaga  Mengajark
kekuatan personal 1. Motivasi klien untuk melakukan aktivitas memenuhi se
tubuh hygienenya,kekuata secara bertahap
n tubuh pasien bisa
kembali normal  Keluarga a
2. Libatkan keluarga dalam pemenuhan paling pent
kebutuhan klien masalah ini d
lebih di perh

3. Kaji karakter dan jumlah aliran lochea  Aliran lo


tidak banyak
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan disesuaikan dengan intervensi yang telah ditentukan

5. EVALUASI
Evaluasi disesuaikan dengan criteria hasil yang telah ditentukan
BAB II
LAPORAN KASUS

A. A. IDENTITAS
 Nama : Ny.SA Nama suami : Tn. B
 Umur : 27Tahun Umur : 42 Tahun
 Suku/Bangsa : Bali/Indonesia Suku/bangsa : Bali/Indo
 Agama : Hindu Agama : Hindu
 Pendidikan : SMU Pendidikan : Sarjana
 Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : PNS
 Alamat : JL.Pantai Indah Alamat : JL Pantai
indah
Gg I NO 4 SGR Gg NO 4
SGR
 Status perkawinan : Kawin 1 x Usia perkawinan : 1 Tahun.
 MRS : 6 Agustus 2016,Pukul 15.45 Wib

B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Persepsi Terhadap Persalinan/Nifas
a. Mengapa klien datang ke Rumah sakit karena klien hamil dengan
letak sungsang dan terjadi KPP.
b. Persepsi klien terhadap kehamilan ibu mengharapkan anaknya nanti
lahir dengan selamat dan bila Tuhan mengijinkan anak laki-laki
c. Apakah persalinan ini menimbulkan perubahan dalam kehidupan
sehari- hari? ya,karena persalinan melalui jalan operasi klien sangat
khawatir dlm melakukan aktivitas sehari-hari terutama merawat
bayinya sangat terbatas khawatir jebol, juga pengetahuan ibu kurang
karena anak pertama.
d. Harapan yang klien inginkan setelah persalinan melalui operasi dapat
merawat bayinya walaupun sangat khawatir terhadap luka bekas
operasi
e. Klien tinggal dengan suami.
f. Siapa orang yang terpenting bagi klien ? Suami dan orang tua
g. Sikap keluarga terhadap keadaan saat ini sangat mendukung
h. Kesiapan mental menjadi ibu : ya,walau khawatir mengenai proses
persalinan (keselamatan diri dan bayinya),klien bersyukur karena
sudah selamat

2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi :
Menarche : Umur 13 tahun Siklus : teratur tiap bulan
Banyaknya : Banyak Lamanya : ± 5-7 hari
Disymenorrhoe : Tidak HPHT : 7 Nopember
2015
Keluhan : Tidak ada TP : 14 Agustus 2016

b. Riwayat Kehamilan
Anak Ke Kehamilan Persalinan Komplikasi Anak
Nifas
N TAH Umur Pe jenis Pe pe La Infek per Jen bb pj
O. UN kehami ny no ny ser si dar is
lan ulit lon ulit asi aha
g n

I 2016 9 bln Let LSC Do Ad Td Td k Ad La 35 5


(Ha su S k a k ada a ki- 00 0
mil ter ada lak g c
sekar i m
ang)
c. Kehamilan Sekarang
 Diagnosa : GI P0 A 0 H 0 39/40 Mg TH + Letsu (Presentasi
Bokong Murni) + KPP > 24 jam.
 Imunisasi : TT1 sudah; TT2 sudah
 ANC : 3 Kali ( dokter spesialis).
 Keluhan selama Hamil :

 Mual dan muntah pada trimester pertama,pusing ya bila bangun


dari duduk atau tiduran, sering nyeri pinggang dan kesulitan
melakukan aktivitas sehari-hari.
 Pengobatan selama hamil : Ya
 Pergerakan janin Ya Sejak usia kehamilan : 4
bulan(aktif).
 Rencana perawatan bayi : Sendiri dibantu oleh orang tua
 Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : Baik
 Breast care : Tidak
 Perineal care : Tidak
 Nutrisi : Tidak
 Senam Nifas : Tidak
 KB : Tidak
 Menyusui : Belum tahu caranya
3. Riwayat Keluarga Berencana
Melaksanakan KB: Tidak
4. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah dialami ibu : tidak ada
Pengobatan yang didapat : Tidak ada
Riwayat penyakit keluarga : DM (-),Jantung (-),Hipertensi (-),Gemelli (-)
5. Kebutuhan Dasar Khusus
1. Pola Nutrisi
Frekuensi makan : 3 x sehari,
Nafsu makan : Baik
Jenis makanan rumah : Nasi,lauk pauk,kadang susu
Makanan yg tidak disukai/alergi/pantangan : Tidak ada.
2. Pola eliminasi
BAK sering 3-4 x/hari,warna kuning muda.
BAB teratur 1 x hari,warna kuning,bau agak menusuk,konsistensi lem-
bek,keluhan tidak ada.(Saat pengkajian belum ada BAB)
2. Pola Personal Hygiene
Mandi 2 – 3 x/hari, pakai sabun mandi.
Oral hygiene/gosok gigi 3 x/hari; pagi,siang, sore atau setelah makan
Cuci rambut 2 x/minggu,pakai shampo
3. Pola Istirahat dan Tidur
Lama tidur 7 – 8 jam/hari,sebelum tidur minum air putih,selama hamil
posisi tidur terus terlentang,miring agak sulit
4. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan dalam pekerjaan selama hamil memasuki trimester ke- III
klien istirahat bekerja hanya diam dirumah,membantu memasak dan
bersih-bersih rumah, olahraga jalan-jalan pagi
5. Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Merokok,minuman keras dan ketergantungan obat : Tidak ada

6. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 96 x/mnt
Respirasi : 28 x/mnt Suhu : 36,80c
Berat Badan : 57,5 Kg Tinggi Badan : 165 cm.
1. Sistem penglihatan
Mata simetris, kelopak mata normal,gerakan mata
normal,pergerakaan tidak ada kelainan,konjuntiva
normal/merah,klien mengeluh mata ka-nan agak kabur/berbayang.
2. Sistem pernapasan
Jalan napas bersih,pernapasan tidak sesak dengan atau tanpa aktivitas,
suara napas vesikuler,tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
3. Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apikal 86 x/mnt,irama teratur,bunyi S1S2
tunggal,sakit dada tidak ada baik saat aktivitas maupun tidak.
4. Sistem pencernaan
Gigi tidak ada carries,tidak memakai gigi palsu
5. Sistem Urogenital
BAK : Biasa, frekwensi 3-4 x/h,warna kuning jernih.
6. Sistem integumen dan muskuloskletal
Turgor kulit elastis,warna kulit kemerahan,kontraktur pada ekstrimitas
tidak,kesulitan pergerakan tidak, kedua ekstrimitas bawah edema.
7. Dada dan axilla
Mamae membesar ya,areola mamae warna coklat kehitaman,papilla
mamae kanan dan kiri menonjol,colostrum keluar, payudara keras &
sakit (merangsemi).

PEMERIKSAAN KHUSUS ABDOMEN DAN GENITAL


I. PEMERIKSAAN ANTENATAL
 Klien ANC pada dokter spesialis,memasuki minggu ke 20.

II. INTRA NATAL (PERSALINAN)


Kala I :
 Tgl. 6 Agustus 2016 Pukul 15.45 Wib. Klien merasa ketuban pecah.-
Status Obstetri :
Tinggi Fundus uteri = 32 cm,letak janin bokong murni,DJJ (+)= 12 – 11 – 12, His
(-).
Diagnosa Pre-operatif :G I P 0 – 0 TH + Letsu; Diagnosa persalinan Letak
sungsang.
Pemeriksaan dalam = Pembukaan 3 jari,EFF 50 %,presentasi bokong, panggul
tidak ada kelainan,KET (-)
Kala II :
Tgl 7 Agustus 2016
Persalinan dilakukan melalui Operasi dengan bius umum :
Jenis Operasi Low segmen Sectio ceasaria (LSCS),luka operasi ± 15 cm,tertutup
rapi.
Kala III :
Placenta lahir ditarik ringan,indikasi kala III.

III. POST NATAL


Kala IV :
Berat janin 3500 gram,Panjang 50 cm,Hidup,Apgar score 8-9, Placenta lengkap,
Anus(+),Kelainan congenital (-). TFU : 3 Jari b pst,kontraksi baik, tidak ada
distensi kandung kemih, terdapat luka operasi SC dengan posisi vertical panjang
±15 cm, tidak ada tanda infeksi ; kemerahan, pembengkakan, tidak terdapat pus /
darah yang keluar. Perineum ; utuh, episiotomi ; tidak, lochea ;warna merah
kecoklatan, tidak ada bau, tidak odema/hematom.

7. Data penunjang
A. Laboratorium,9 Agustus 2016
 Hb : 13 gr %
 Leokosit : 14 x 109/L
 Trombosit : 160 x 109/L
 PCV : 39 %
 Urine Lengkap :
 Albumin : -
 Reduksi : Negatif (-)
 Urobilin : Negatif (-)
 Bilirubin : Negatif (-).
D.Terapi : Tgl.9 Agustus 2016
 Ampicillin 500 mg 4 x 1/Oral
 Mefenamic Acid 500 mg 3x1/Oral
I. ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


S: Kx.mengeluh ba- SC Resiko terhadap infeksi
dannya terasa ↓
panas & sakit kehilangan darah & cairan
terutama pd ↓
daerah luka perdarahan
operasi. ↓ ↓
O: TD=120/ 80 extra intra
mmHg,Nadi= 96 ↓ ↓
x/ mnt,suhu= Voleme cairan dalam sirkulasi
36,8oc, RR= 28 (defisit cairan)
x/mnt, per- ↓
darahan (+),PP eritrosit keluar↑
dng letak sungang ↓
+ KPP, leukosit = Hb↓→ anemia
14 x 109/L,Hb: 13 ↓
gr%, O2 dlm darah kurang

Transport O2 keorgan
berkurang

Fisiologis organ terganggu
Destruksi pertahanan garis
depan terhadap serangan bakteri
serta terganggunya
pembentukan sel darah putih

Resiko tjd infeksi
S: Kx.mengeluh pa- Ibu G 1 P1 0 0 0 1 Resiko terhadap ketidak
yudara kencang ↓ efektifan menyusui
dan sakit. persalinan SC indikasi letak
O: Ibu G1 P1 0 0 01 sungsang
Tidak pernah ↓
men-dapatkan Tidak berpengalaman atau
penyuluh an payudara membengkak
mengenai ↓
perawatan Resiko terhadap ketidak
payudara, efektifan menyusui
hamil/persalinan
per-
tama,payudara
ken-cang & keras
serta sakit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny. S.A Umur : 27 tahun No.Rekam Medis: 10070210


Rawat Hari Ke 3

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


1 Resiko terjadi infeksi b.d destruksi pertahan garis Setelah diberikan tindakan 1.Rawat luka dengan tehnik Membantu mempercepat
depan thdp serangan bakteri keperawatan selama 2 x 24 aseptic,nutrisi & cairan kesembuhan
jam Infeksi tidak terjadi yang baik/adekuat.
dengan Kriteria hasil :
1. Luka kering jahitan 2.Kaji tanda-tanda & gejala Mencegah terjadinya in feksi
menutup rapat infeksi. secara dini shg dpt dilakukan
2. Tanda infeksi tdk ada se tindakan scr tepat & cepat.
perti :
panas,kemerahan,beng-
kak,adanya pus dan bau. 3.Setiap kali melakukan Meminimalkan masuk nya
tindakan sebelum dan organisme melalui org
sesudahnya selalu men lain/petugas/klg.
cuci tangan.
4.Observasi keadaan luka & Perdarahan yg terjadi/ab
adanya perdarahan pada normal memerlukan eva luasi
luka insisi. & kemungkinan pe nanganan
lebih lanjut.

5.Berikan antibiotik sesuai Bentuk kolaborasi u/


program medik mencegah tjdnya infeksi
dengan pemberian anti-biotik
yg adekuat

2 Resiko terhadap ketidak efektifan menyusui b.d Setelah diberikan tindakan 1.Lakukan perawatan Agar bendungan ASI yg tdk
tidak berpengalaman & payudara ibu bengkak . keperawatan selama 2 x 24 payudara terjadi/berkurang.
jam Ibu dapat menyusui seca
ra efektif & benar 2.Anjurkan klien u/selalu Agar kebersihan payuda ra
Dengan Kriteria hasil : membersihkan terjaga shg siap pada waktu
1. Ibu membuat keputusan payudaranya terutama akan menyusui nanti.
berdasarkan informasi ttg waktu akan menyusui
metoda menyusui (ASI bayinya
atau botol). Ibu memahami ttg penting
2. Kedua Payudara dapat 3.HE tentang cara me-nyusui menyusui & manfaat bagi
mengeluarkan ASI scr & penting gizi yg cukup & bayi dng menjaga kondisi &
optimal/putting tdk adekuat selama menyusui. kese-hatan ibu.
mendelep/rata.

4.Ajarkan bagaimana Agar ASI yg akan diberikan


memeras,menangani, pada bayi selama dirawat
menyimpan & mengi-rim terjaga/terjamin kebersihanya
ASI dng aman demikian juga dirumah bila
tdk langsung disusui.

5.Anjurkan ibu memakai Dengan menggunakan


pompa payudara pompa ASI dpt dikeluar kan
walaupun bayi tdk menetek
keibu shg payu dara ibu tdk
mengalami pembengkakkan.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Nama Klien : Ny.S.A Umur : 27Th


No. Rekam Medis : 10070210 Rawat Hari Ke : 3
NO.Dx. Tanggal JAM IMPLEMENTASI TTD
KEPERAWATAN
1 9 Agustus 09.00  Mengkaji tanda &
2016 gejala infeksi ,spt :
kemerahan (-
),perdarahan pada
pembalut luka (-),darah
12.10 melalui vagina/leukore
(+), bengkak (-)

 Memberikan
Ampicillin 500
mg/Oral.
1 10Agustus 08.10  Mengobservasi keadaan
2016 luka : perdarahan &
08.30 tanda infeksi tdk ada.
 Melakukan perawatan
luka secara aseptic dan
angkat jahitan 1/2.
 Mengukur TTV: TD=
120/80 mmHg, Nadi=
80 x/mnt, RR= 20
12.55 x/mnt, suhu = 36,80c
 Setiap kali melakukan
tindakan sebelum &
sesudahnya mencuci
tangan.serta
mempergunakan sarung
tangan
 Memberikan ampicillin
500 mg/Oral..
2 9 agustus 11.35  Melakukan
2016 pemeriksaan payudara
u/ mengetahui apakah
kolostrum sudah keluar
apa belum ? keluar,
11.55 payudara bengkak &
nyeri.

 Menjelaskan manfaat &


maksud perawatan
payudara.
1 11Agustus 07.30  Memberikan ampicillin
2016 500 mg & 0bat lainnya
08.00  Mengukur TTV=
120/70 mmHg, Nadi=
94 x/mnt, RR=24
08.15 x/mnt, suhu = 36,40c,
perdarahan (-).
 Menganjurkan klien
09.10 menghabiskan dietnya
09.15 tdk boleh pantang, serta
banyak minum ± 1 – 2
11.35 liter/hari.
 Merawat luka dengan
13.30 tehnik aseptic
 Mengobservasi tanda &
gejala infesi serta
perdarahan (-).
 Menganjurkan klien
u/menyeka badan setiap
hari (2 x/hari).
 Memberikan ampicillin
500 mg & 0bat lainnya.
2 10 10.35  Menganjurkan
Agustus’ melakukan perawatan
2016 10.55 payudara sendiri dng
dibantu/awasi.
12.15 
 Menjelaskan ttg cara
menyusi & pen-tingnya
13.15 gizi yg adekuat selama
menyu sui bagi ibu &
13.35 bayi.
 Menganjurkan klien
selalu merawat & mem
bersihan payudaranya
 Menyarankan klien
menggunakan pompa
payudara
u/mengeluarkan ASI

1 11 08.05  Mengobservasi keadaan


Agustus’ luka serta tanda &
2016 08.20 gejala infeksi.
 Mengukur TTV=
TD=120/80 mmHg
Nadi= 92 x /mnt, RR=
24 x/mnt, suhu = 36,70c
2 11 08.30  Mengingatkan klien u/
Agustus merawat &
2016 09.35 membersihkan
payudaranya
09.40  Menyarankan klien u/
segera menyu sui
bayinya bila sudah
diperbolehkan
 Memberikan support
bahwa klien mampu
menyusui bayinya.

EVALUASI KESELURUHAN :
Tanggal No. Diagnosa Evaluasi
12/8/2016 1 S : Klien tidak mengeluh tentang keadaan lukanya, nyeri
tidak ada.
O : Luka tampak kering dan tidak ada pus/ darah yang
keluar, luka sudah diangkat1/2 selang-seling.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Rencana intervensi di hentikan sementara oleh
karena klien pulang.
12/8/2016 2 S : Klien sudah tidak mengeluh payudaranya nyeri dan
tegang dan bengkak.
O : Payudara tampak lembek, Bayi klien tampak
menetek dengan baik dalam waktu ±15 –20
menit. ASI keluar lancar.
A : Masalah teratasi.
P : Rencana internensi dihentikan,
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & ginekologi FK.Unpad,1993. Obstetri Fisiologi.Eleman


Bandung

Carpenito,Lynda Juall, 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8.EGC.


Jakarta .2001. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA:
2000/2001 PSIK.FK. Unair,Surabaya.

Hanifa,W.et all. 1989. Ilmu Bedah Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka S.P. Jakarta
2000. Pedoman Diagnosa & Terapi, Lab. SMF Ilmu Kebidanan &
Penyakit Kandungan RSUD Dr. Soetomo. Surabaya

Saifudin,Abdul Bari dkk, 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan


Maternal dan Neonatal.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
& JNKKR-POGI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai