Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI Ny. “F” UMUR 0 HARI


DI PUSKESMAS DOLO

Oleh

SRI SELAWATI R PAERA

201902081

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSNTARA PALU

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa


memberikan rahmat taufik dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan laporan
hasil asuhan kebidanan Bayi Baru lahir Ny. “M” G3P2A0umur 0 hari Di
Puskesmas Dolo

Laporan ini disusun berdasarkan hasil pemeriksaan yang di dapatkan Di


Puskesmas Dolo. Penulis mengharapkan masukan ataupun saran dari dosen
pembimbing dalam menyempurnakan penulisan laporan ini agar dapat bermanfaat
bagi setiap pembaca.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Palu, 28 Februari 2021


TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir


1. Definisi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37-42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau
neonatus) adalah bayi yang baru dilahirkan sampai dengan usia 4
minggu (Wahyuni, 2015).
Bayi baru lahir adalah bayi berusia satu jam yang lahir, pada usia
kehamilan 37 – 42 minggu dan beratnya badannya 2.500 – 4000 gram
(Dewi, 2015).
2. Klasifikasi Neonatus
Klasifikasi Neonatus Menurut Marni (2015) :
a. Neonatus menurut masa gestasinya
1) Kurang bulan (preterm infan) :<259 hari ( 37 minggu)
2) Cukup bulan (term infant) : 259- 294 hari (37-42 minggu)
3) Lebih bulan( postterm infant) :>294hari (42 minggu)
b. Neonatus menurut berat lahir
1) lahir rendah : <2500 gram
2) Berat lahir cukup : 2500- 4000 gram
3) Berat lahir lebih : >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi
dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan :
1) Neonatus cukup/ kurang/ lebih bulan.
2) Sesuai/ kecil/ besar ukuran masa kehamilan.
3. Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
a. Berat badan 2500-4000 gram.
b. Panjang badan lahir 48-52 cm.
c. Lingkar dada 30-38 cm.
d. Lingkar kepala 33-35 cm.
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180×/menit,
kemudian menurun sampai 120-140×/menit.
f. Pernafasan pada menit-menit pertama kira-kira 80×/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40×/menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup terbentuk dan diliputi vernix caseosa, kuku panjang.
h. Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna.
i. Genitalia : Labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
j. Reflek pada bayi baru lahir
1) Refleks sucking : Isap dan menelan sudah terbentuk dengan
baik pada saat di lakukan IMD pada bayi.
2) Refleks moro : Bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
3) Refleks grasping : Apabila diletakkan suatu benda diatas
telapak tangan, bayi akan menggenggam/ adanya gerakan
refleks.
4) Refleks rooting/ mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut sudah terbentukdengan baik.
5) Refleks Stepping bayi terlihat seperti melangkah atau menari
ketika ia diposisikan dalam posisi tegak dengan kaki yang
menyentuh tanah. Refleks ini muncul sejak lahir dan terlihat
paling jelas setelah usia 4 hari.
6) Refleks tonic neck Ketika kepala bayi menengok ke satu sisi, ia
akan memanjangkan lengan di sisi yang sama.
7) Refleks Babinski muncul ketika menggaruk telapak kaki bayi
Anda. Jempol bayi akan mengarah ke atas dan jari-jari kaki
lainnya akan terbuka.
k. Eliminasi baik : urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan (Saleha, 2015).
4. Proses Adaptasi Bayi Baru Lahir
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonatus dari kehidupan didalam uterus kehidupan diluar uterus.
Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir antara lain
yaitu:
a. Sistem pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika
harus mengalami resistensi paru pada saat pernapasan yan pertama
kali. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-paru
matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan sistem
alvioli.Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui patu-paru
bayi.
Umur kehamilan Perkembangan

24 hari Bakal paru-paru terbentuk

26-28 hari Dua bronchi membesar

6 minggu Di bentuk segmen bronkus

12 minggu Di bentuk lobus

24 minggu Di bentuk alveolus

28 minggu Di bentuk surfaktan

34-36 minggu Manururasi struktur (paru-paru


dapat mengembangkan sistem
alviolidan tidak mengempit lagi

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa mengembangkan


sistem alveoli.Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta.Setelah bayi lahir, pertukaran gas
harus melalui paru-paru bayi. Rangsangan pernapasan pertama:
1) Tekanan mekanik sari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasimekanik)
2) Penurunan pa02 dan peningkatan paC02 merangsang
kemoreseptor yang terletak disinus karotikus( stimulasi
kimiawi)
l. Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu didalam
uterus (stimulasi sensprik). Pernapasan pertama pada bayi baru
normal terjadi dalam waktu 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha
bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain
adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengerluarkan
nafas dengan merintih sehingga tertahan didalam. Respirasi pada
neonatus biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal,
sedangakan frekuensi dan dalam tarikan belum teratur. Apabila
surfaktan berkurang, maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku
sehingga terjadi atelektatis, dalam keadaan anoksia neonatus masih
dapat mempertahankan hidupnya karena adanya kelanjutan
metabolisme anaerobic.
(Saleha, 2015).
b. Sirkulasi darah.
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena
umbilikalis sebagian kehati, sebagian langsung keserasmbi kiri
jantung, kemudian kebilik kiri jantung.Dari bilik kiri darah
dipompa melalui aorta keseluruh tubuh.Dari bilik kanan darah
dipompa sebagian keparu dan sebagian melalui duktus akteriosus
keaorta. Setelah bayi lahir, paru akan berkembang
mengakibatkantekanan-tekanan arteriol dalam dalam paru
menurun.
Tekanan dalam jantung kiri lebih besar dari pada tekanan
jantunng kanan yang mengakibatklan menutupnya foramen ovale
secara fungsional. Hal ini terjadi pada jam-jam pertama setelah
kelahiran.oleh karena itu tekana dalam paru turun dan tekanan
dalam aotra desenden naik dan karena rangsangan biokimia (pa02
yang naik.), duktus arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada
hari pertama ialah 4-5 liter per menit/ m2. Aliran darah
sistolikpada hari pertama rendah yaitu 1.96 liter/menit/m2 karena
penutupan duktus arteriosus.
1) Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari
orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan
lebih besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme
karbohidrat dan lemak. Pada jam-jam pertama energi
didapatkan dari perubahan karbohidrat.Pada hari kedua, energi
berasal dari pembakaran lemak.Setelah mendapat suhu <pada
hari keenam, energi 60%didapatkan dari lemak danm 40% dari
karbohidrat.
2) Keseimbangan Fungsi Ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air
dan kadar natriumrelatif lebih besar dari kalium karena ruangan
ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena :
a) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa.
b) Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal.
c) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani,
2016).
c. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,
sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai infeksi
dan alergi. Sistem imunitas yang matang akan memberikan
kekebalan alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri
dari struktur perubahan tubuh yang berfungsih mencegah atau
meminimalkan infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami :
perlindungan dari membran mukosa, fungsi saringan saluran nafas,
pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, perlindungan kimia
oleh lingkungan asam lambung (Walyani dan Purwoastuti, 2015).
d. Truktus digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa.Pada neonatus traktus
digestivenus mengandung zat yang berwarna hitam kehujauan
yang terdiri dari mukopolisakaridan dan disebut mekonium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4 hari
biasanya tinja sudah terbentuk dan berwarna biasa. Enzim dalam
traktus digestivenus biasanya sudah terdapat pada neonatus kecuali
amilase pankreas.Bayi sudah ada reflek hisap dan menelan,
sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum ASI. Gumoh sering
terjadi akibat dari hubungan oesofagus bawah dengan lambung
belum sempurna, dan kapasitas dari lambung juga terbatas yaitu
<30 cc (Indrayani, 2016).
e. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah lahir
masih dalam keadaan matur (belum matang), hal ini dibuktikan
dengan ketidakseimbangan hepar untuk menghilangkan bekas
penghancuran dalam peredaran darah (Rahardjo dan Marmi, 2015).
Segera setelah lahir, hati menunjukan perubahan kimia dan
morfologi, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar
lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang
walaupun memakan waktu yang lama. Enzimhati belum aktif benar
pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada neonatus
juga belum sempurna, contohnya pemberian obat kloramfenikol
dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/ hari dapat menimbulkan grey
syndrome (Indrayani, 2016).

5. Apgar Score
Tabel Tanda APGAR bayi baru lahir
Tanda 0 1 2

Appearance Biru pucat, Tungkai Badan Semuanya merah


biru
Pucat, mudah >100
Tidak teraba
Pulse <100 Menangis kuat
Tidak ada
Grimace Lambat Gerakan Aktif/fleksi
Lemas/lumpuh sedikit/fleksi tungkai
Acivity
tungkai
baik/
lambat,
Tidak ada reaksi melawan
Respiratory tidak teratur
Baik,

Menangis kuat

Sumber Walyani dan Purwoastuti 2015

Interpretasi : Nilai 1-3 asfIksia berat, Nilai 4-6 asfiksia sedang, Nilai
7-10 asfiksia ringan. Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel
dinilai dengan 0, 1, dan 2 nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya dapat
ditentukan keadaan bayi sebagai berikut :
a. Nilai 7-10 menunjukan bahwa bayi dalam keadaan baik (vigrous
baby)
b. Nilai 4-6 menunjukan bayi mengalami depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi.
c. Nilai 0-3 menunjukan bayi mengalami depresi serius dan
membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi (Walyani dan
Purwoastuti 2015).

6. Perawatan Bayi Baru Lahir


Tujuan utama bayi baru lahir adalah
a. Membersihkan Jalan Nafas
Pembersihan jalan nafas, perawatan tali pusat,perawatan,
mata dan identifikasi adalah rutin segera dilakukan kecuali bayi
dalam keadaan kritis dan dokter memberi intruksi khusus.Bayi
normal bernafas spontan segera setelah lahir.
b. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir
tidak begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi
kecuali pada bayi yang kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak
menangis, tali pusat segera dipotong untuk memudahkan
melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm
dari dinding perut bayi dengan gunting steril dengandiikat dengan
pengikat steril.
c. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada bayi yang baru lahir, bayi belum mampu mengatur
tetap suhu badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk
membuat tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus hangat.
Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat
tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil.
d. Identifikasi bayi
Apabila bayi yang dilahirkan ditempat bersalin yang
persalinannya mungkin lebih dari satu persalinan, maka sebuah alat
pengenal yang efektif harus diberikan pada setiap bayi baru lahir
dan harus tetap ditempatkan sampai bayinya pulang.
e. Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi
mikroorganisme selama proses persalinan berlangsung maupun
beberapa saat segera setelah bayi lahir. Cara pencegahan infeksi
adalah sebagai berikut: cuci tangan sebelum dan sesudah
bersentuhan dengan bayi; memakai sarung tangan bersih pada saat
menangani bayi; memastikan peralatan yang digunakan steril; dan
memastikan semua pakaian maupun perlengkapan bayi dalam
keadaan bersih.
f. Inisiasi Menyesui Dini (IMD)
Segera setelah bayi lahir dan telah dilakukan perawatan tali
pusat, maka bayi diletakkan secara tengkurap di dada ibu dengan
kulit bayi bersentuhan langsung dengan kulit ibu. Kontak kulit
dilakukan satu jam lebih, bahkan sampai bayi dapat menyusu
sendiri. Dukungan ayah dan keluarga sangat diperlukan oleh ibu
dan bayi. Manfaat menyusu dini adalah: mengurangi 22%
kematian bayi umur 28 hari; meningkatkan keberhasilan menyusui
secara eksklusif; merangsang produksi ASI; dan memperkuat
refleks menghisap bayi.
g. Pencegahan Perdarahan
Semua bayi baru lahir harus diberikan suntikan vitamin K1
1 mg secara intramuskuler setelah 1 jam kontak kulit ke kulit dan
bayi selesai menyusu untuk mencegah perdarahan bayi baru lahir
akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami sebagian bayi baru
lahir.
h. Pemberian Imunisasi
Imunisasi yang diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin
K1 adalah imunisasi hepatitis B. Manfaat pemberian imunisasi
hapatitis B untuk mencegah infeksi hepatitis B terhadap bayi,
terutama yang ditularkan melalui ibu-bayi.
i. Pemeriksaan Bayi baru lahir
Pemeriksaan bayi baru lahir dilakukan pada saat bayi
berada di klinik (dalam 24 jam) dan saat kunjungan tindak lanjut
(KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur 4-7 hari
dan 1 kali pada umur 8-28 hari.

7. Masalah yang Sering Terjadi


a. Bayi Berat lahir Rendah (BBLR)
Bayi Berat lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir
dengan berat badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata.
Bayi dinyatakan mengalami BBLR jika beratnya kurang dari 2,5
kilogram, sedangkan berat badan normal bayi yaitu di atas 2,5 atau
3 kilogram. Sementara pada bayi yang lahir dengan berat kurang
dari 1,5 kilogram, dinyatakan memiliki berat badan lahir sangat
rendah.
b. Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum adalah suatu kondisi yang terjadi
ketika bayi tidak mendapatkan cukup oksigen selama proses
kelahiran. Penyebab asfiksia neonatorum mempengaruhi
kemampuan bayi untuk mengambil oksigen dapat menjadi
penyebab asfiksia neonatorum.Selama persalinan dan melahirkan,
dokter harus hati-hati mengelola kadar oksigen bagi ibu dan bayi
untuk mengurangi risiko ini.
c. Ikterus
Ikterus neonatorum adalah perubahan warna menjadi
kuning yang terjadi pada neonatus atau bayi-bayi yang baru
lahir.Perubahan warna ini dapat dilihat pada mata, rongga mulut,
dan kulit.Ikterus neonatorum dapat bersifat fisiologis atau normal
terjadi pada bayi baru lahir, atau patologis atau yang tidak normal
pada bayi baru lahir dan dapat mengancam nyawa.
d. Perdarahan tali pusat
Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada
tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma, pengikatan tali
pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan
trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa
sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi seperti septicemia atau
infeksi local. Bayi baru lahir harus sering diamati selama
usiabeberapa hari pertama, sehingga jika perdarahan terjadi,
tindakan segera dapat dideteksi. Penyebab Perdarahan tali pusat
dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah,
setelah placenta previa, dan abrupsio placenta.
e. Kejang
Kejang pada BBL merupakan keadaan darurat karena
kejang merupakan suatu tanda adanya penyakit sistem sayarf pusat
(SSP), kelainan metabolik atau penyakit lain.
f. Hipotermi
Hipotermia didefinisikan sebagai suhu inti tubuh di bawah
360C.Saat suhu tubuh berada di bawah tingkat ini, bayi beresiko
mengalami stres dingin (Fraser & Cooper.ed, 2016).
Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36 0C atau kedua
kaki dan tangan teraba dingin.Bila seluruh tubuh bayi teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermia sedang (suhu 32 0C
– 360C).Disebut hipotermia kuat bila suhu tubuh <320C.Hipotermia
pada BBL adalah suhu di bawah 360C, yang terbagi atas hipotermia
ringan (cold stress) yaitu suhu antara 36-36,50C, hipotermia sedang
yaitu suhu antara 32-360C, dan hipotermia berat yaitu suhu tubuh
<320C.
(Prawirohardjo ,2014).
8. Kunjungan Neonatus
a. Kunjungan Neonatus Ke-1 (KN 1 pada waktu 6 – 48 jam setelah
lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Mempertahankan suhu tubuh bayi
2) Melakukan pemeriksaan fisik bayi
3) Melakukan pemeriksaan antropometri
4) Pemeriksaan tanda bahaya, seperti kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, diare, berat badan lahir rendah dan masalah
pemberian ASI
5) Melakukan perawatan tali pusat
6) Konseling pada ibu dan keluarga tentang ASI ekslusif,
pencegahan hipotermi
7) Memberikan imunisasi HB0
b. Kunjungan Neonatus 2 (KN 2 pada hari ke 3 – 7 setelah lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Menjaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
2) Melakukan penimbangan berat badan
3) Menjaga kebersihan bayi
4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15x dalam
24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
5) Menjaga suhu tubuh bayi
6) Konseling terhadap ibu dan keluarga tanda bahaya BBL, ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
BBL di rumah dengan menggunakan buku KIA
7) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan
c. Kunjungan Neonatus 3 (KN 3 pada hari ke 8 – 28 setelah lahir)
Pelayanan asuhan yang diberikan :
1) Pemeriksaan fisik
2) Menjaga kebersihan bayi
3) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya BBL
4) Memberikan ASI bayi harus disusukan minimal 10-15x dalam
24 jam dalam 2 minggu pasca persalinan
5) Menjaga keamanan bayi
6) Menjaga suhu tubuh bayi
7) Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI
ekslusif, pencegahan hipotermi dan melaksanakan perawatan
bayi baru lahir di rumah dengan menggunakan buku KIA
8) Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG
9) Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan (Kemenkes RI,
2014).

B. Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


1. Definisi Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan merupakan proses penyelesaian masalah.
Asuhan yang dilakukan bidan harus lebih kritis untuk mengantisipasi
diagnosis/masalah potensial. Bidan harus segera bertindak untuk
menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin juga melakukan
kolaborasi
2. Pendokumentasian 7 Langkah Varney
Menurut Mufdillah (2014) pendokumentasian 7 langkah varney
sebagai berikut :
a. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pengumpulan Data dasarpada langkahpertama ini dilakukan

pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan

untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:

1) Riwayat kesehatan,pemeriksaan fisik pada keseh atan.


2) Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

3) Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil

studi.

4) Pada langkahpertama ini dikumpulkan semua informasi yang

akurat dari semua sumberyang berkaitan dengan kondisi klien.

5) Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien

mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikankepada dokter

dalam manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

b. Langkah II (kedua) : Interpretasi Data Dasar

Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan

sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.Masalah

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang

diidentifikasikan oleh bidan.Masalah ini sering menyertai

diagnosa. Sebagai contoh yaitu wanita pada trimester ketiga

merasa takut terhadap proses persalinan dan persalinan yang

sudah tidak dapat ditunda lagi.

Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur

standar diagnosa” tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah

yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut dan memerlukan

suatu perencanaan untuk mengurangi rasa sakit.

c. Langkah III (ketiga) : Mengidentifikasikan diagnosa atau

masalah potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau

diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan

diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila

diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

d. Langkah IV (keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan

Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera.

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan/atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari

proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya

selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja,

tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus,

misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.Data baru

mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi.Beberapa data

mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau

anak (misalnya, perdarahan kala III atau pendarahan segera

setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi

yang memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus


menunggu intervensi dari seorang dokter, misalnya prolapsus tali

pusat. Situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi

memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

e. Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan Yang

Menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya.Langkah ini

merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau

masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah

ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap

masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling,

dan apakah merujuk klien bila ada masalah-masalah yang

berkaitan dengan sosial ekonomi atau masalah psikologis.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan

menyeluruh ini harus rasional dan benar-benar valid berdasarkan

pengetahuan dan teori yang up to date serta sesuai dengan asumsi

tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.

f. Langkah VI (Keenam) : Melaksanaan Perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh

seperti yang telah diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan

secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan oleh

bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh

klien, atau anggota timkesehatan yang lain. Jika bidan tidak

melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari

asuhan klien.

g. Langkah VII (Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan

akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan diagnosa.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar

efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa sebagian

rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif

3. Metode Pendokumentasian SOAP


SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis
dan tertulis. SOAP dipakai dalam pendokumentasian karena metode
SOAP merupakan kemajuan informasi yang sistematis mengorganisir
penemuan dan kesimpulan dalam rencana asuhan, metode SOAP
dapat tujuannya penyaring inti dari proses penatalaksanaan kebidanan
dalam tujuannya penyediaan dan pendokumentasian asuhan kebidanan
dalam tujuannya asuhan dengan SOAP dapat membantu bidan dalam
mengorganisir pikiran dan asuhan yang menyeluruh.
a. Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data
klien melalu anamnesa, tanda gejala subyektif yang diperoleh dari
hasil bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas umum,
keluhan, riwayat, menarche, riwayat perkawinan, riwayat
kehamilan, riwayat persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat psikososial, pola
hidup). Catatan ini berhubungan dengan masalah sudut pandang
klien. Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya
dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan yang
berhubungan dengan diagnosa.
b. Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dana fisik
klien, hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan
dalam data fokus untuk mendukung assesment. Tanda gejala
objektif yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum,
vital sign, fisik, pemeriksaan dalam, laboratoriumdan
pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi,
auskultasi dan perkusi.
c. Assesment
Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data
informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau
disimpulkan. Karena keadaan klien terus berubah dan selalu ada
informasi baru baik subjektif maupun objektif, maka proses
pengkajian adalah suatu proses yang dinamik.
d. Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencana dan
evaluasi berdasarkan assesment. Untuk perencanaan,
implementasi dan evaluasi dimasukkan dalam planning
(Mufdlilah, 2014.).

C. ALUR FIKIR BIDAN MENURUT VARNEY


Alur fikir bidan Pencatatan dari asuhan kebidanan

Proses Manajemen Pendokumentasian Asuhan


Kebidanan Kebidanan

7 Langkah Varney SOAP

Data Subjektif

Objektif
Masalah/diagnosis Assesment diagnosis

Antisipasi Masalah
Potensial/Diagnosis lain

Menetapkan kebutuhan Planning :


segera untuk konsultasi,
kolabarasi a. Konsul
b. Uji diagnostik/lab
Perencanaan c. Rujukan
d. Pendidikan/Konseling
(Intervensi) e. Follow Up
Pelaksanaan

(Implementasi)

Evaluasi
Sumber : (Novianti, 2017)
(Rismalinda,2014).

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL


PADA BAYI Ny. “M” UMUR 0 HARI
DI PUSKESMAS DOLO

Nomor Register :
Tanggal masuk :06 febuari 2021 pukul 07.00 WITA
Tanggal Pengkajian : 06 februari 2021 Pukul 11.00 WITA

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR


DATA SUBJEKTIF

Identitas / Biodata

1. Identitas / Biodata Bayi


Nama : By Ny “F”
Umur bayi : 0 hari
Tanggal/Jam lahir : 06 Februari 2021/pukul 10.40 wita
Kelamin :Laki-laki
Identitas / Biodata Orang Tua
Nama ibu : Ny. “F” Nama suami : Tn. “M”
Umur : 30 tahun Umur : 40 tahun
Nikah : Menikah Nikah : Menikah
Suku : Kaili Suku : Kaili
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Wiraswasta
Alamat : Ds.Kota rindau Alamat :Ds.kota rindau

2. Riwayat Kehamilan SekarangG2PI A0


a. HPHT : 17 April 2020
b. Riwayat ANC : 3 kali di Puskesmas Dolo
c. Riwayat Imunisasi TT : 2 kali
d. Keluhan selama hamil : Tidak ada
e. Kebiasaan makan : 2x sehari
f. Merokok : Tidak Pernah
g. Kosumsi obat/jamu : Tidak Pernah
h. Komplikasi selama hamil
Ibu : Tidak ada

Janin : Tidak ada


3. Riwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas Yang Lalu
Tahun mel Umur keha Persalinan Bayi Nifas La
ahirkan milan
Tem Jenis p Penolon Penyulit JK BBL
pat artus g

40 mgg Puske Sponta Bidan Tdk ada pere 2.800 Baik B


smas n mpu gr
an
39 mgg Puske Sponta Bidan Tidak 2.900 Baik B
smas n ada laki- gr
laki

Sumber : data primer 2021

4. Riwayat Intranatal
a. Tanggal/Jam lahir : 06 februari 2021/ Jam : 10. 40WITA
b. Jenis Persilanan : Lahir spontan
c. Penolong Persalinan: Bidan dan mahasiswa
d. Tahapan Persalinan
Kala I : 3 jam
Kala II : 15 menit
Kala III : 42 menit
Kalla IV : 1 Jam

e. Ketuban
Spontan/Dipecahkan : Spontan
Warna : Jernih

f. Komplikasi Persalinan
Ibu : Tidak ada
Janin : Tidak ada

DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Bayi Baru Lahir
Nilai Apgar : 1-5 menit : 8 5:10 menit : 9

Menit Tanda Score Jumlah


nilai

0 1 2

Menit Frekuensi j ()tdk ada  <100 () >100


ke-1 antung

Usaha bern ()tdk ada ()lambat tak ter  mengisi 8


afas atur kuat

Tonus otot () lumpuh () Exi.fleksi sed  gerakan


ikit aktif

Refleks ()tdk bere  Gerakan () menangis


aksi sedikit

Warna () biru/pu () tumbuh keme  Kemera


cat rahan tangan han

Menit Frekuensi ()tdk ada ()<100  >100 9


ke-5 jantung

Usaha bern () tdk ada () lambat tak ter  Mengisi


afas atur kuat

Tonus otot () Lumpu () exi.fleksi sedi  Gerakan


h kit aktif

Refleks () tdk ber () gerakan sedik  menangi


eaksi it s

Warna () biru pu () tumbuh keme  kemerah


cat rahan tangan an

Sumber: Data Primer


2. Keadaan Umum Bayi Baru Lahir
a. Keadaan umum :Baik
1) b. Suhu : 36,50 C
c. Denyut jantung : 130 x/menit
d. Pernafasan : 40 x/menit
e. Tonus otot : Baik
f. Warna kulit : Kemerahan
g. Keadaan tali pusat : Basah
h. Berat badan :2.900 gram
i. Panjang badan :43,5 cm
j. Lingkar kepala :36 cm
k. Lingkar dada :34 cm
l. Lingkar perut :32 cm
m. LILA :10 cm

3. Pemeriksaan Fisik BBL


1) Kepala
a) Ubun-ubun : Belum menutup, tidak ada
  pencengkungan dan pencembungan
b) Caput seccadeneum : Tidak ada
c) Chepal hematoma : Tidak ada
2) Wajah : Tidak ada oedema
Tanda-tanda perslisis : Tidak ada
3) Mata
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Tanda-tanda infeksi : Tidak ada
c) Kongjungtiva : Tidak anemis
d) Sclera : Tidak ikterus
e) Kelainan pada mata : Tidak ada
4) Telinga
a) Kesimetrisan : Simetris
b) Kelainan : Tidak ada
5) Hidung
a) Kebersihan : Tidak ada
b) Palatokisis : Tidak ada
6) Mulut
a) Labia / palatoskisis : Tidak ada
b) Trush : Tidak ada
c) Sianosis : Tidak ada
d) Mukosa kering / basah : Basah
7) Leher
a) Pembengkakan : Tidak ada
b) Bejolan : Tidak ada
8) Dada
a) Bentuk dada : Simetris
b) Puting susu : Menonjol
c) Bunyi jantung : 130 x/ menit
d) Pernapasan : 40 x / menit
9) Abdomen
a) Penononjolan tali pusat saat menangis : Tidak ada
b) Distensi : Tidak ada
c) Gastrokisis : Tidak ada
d) Omfalokel : Tidak ada
10) Genetalia
Kelamin Perempuan : Vagina, uretra berlubang labia
mayora sudah menutup labia
minora
11) Anus
Berlubang : Ya
12) Tungkai Dan Kaki
a) Bentuk : Simetris
b) Gerakan : Normal
c) Kelainan : Tidak ada
13) Refleks
a) Refleks moro : Baik
b) Refleks rooting : Baik
c) Refleks walking : Baik
d) Refleks babinsky : Baik
e) Refleks grasping : Baik
f) Refleks sucking : Baik
g) Refleks tonik neck : Baik
14) Eliminasi
a) BAK : Belum ada
b) Mekonium : Belum ada

LANGKAH II. INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa : By Ny “F” umur 0 Hari spontan presentasi belakang kepala


sesuaimasakehamilan

Data Subjektif : Ibu senang dan bahagia dengan kelahiran bayinya yang ke-3

Data objektif :

1. Bayi lahir tanggal 07 Februari 2021, Pukul 10.40 WITA


2. Bayi tidak cukup bulan 39 minggu.
3. Keadaan umum bayi
a. Keadaan umum : Baik
b. Suhu : 36,50C
c. Denyut jantung : 130 x/menit
d. Pernafasan : 40 x/menit
e. Tonus otot : Baik
f. Warna kulit : Kemerahan
g. Keadaan tali pusat : Basah
h. Apgar score : 8/9
4. Antropometri
a. Berat badan : 3600 gram
b. Panjang badan : 43.5 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada :34 cm
e. Lingkar perut :32 cm
f. Lila :10 cm
5. Refleks
a. Refleks moro : Baik
b. Refleks rooting : Baik
c. Refleks graphs/plantar : Baik
d. Refleks sucking : Baik
e. Refleks swallowing : Baik
f. Refleks tonic neck : Baik
g. Refleks babynsky : Baik

Analisa Dan Interpretasi Data

Bayi lahir normal dengan berat badan 2500-4000 gram, pan


jang badan bayi normal antara 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm,
lingkar dada 30-38 cm, lingkar perut31-35 cm, denyut jantung 120-
140 x/menit,frekuensi pernafasan 40-60 x/menit,warna kulit agak k
emerahan dan licin, memiliki kuku yang agak panjang dan lemas,
menandakan bayi cukup bulan, selama masa kelahiran (Wagiyo an
Putrono, 2016 ).

LANGKAH III. DIAGNOSA MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data yang mendukung

LANGKAH IV. TINDAKAN EMERGENCY/KOLABORASI

Tidak ada data yang menunjang untuk dilakukan tindakan segere/kolabora


si.

LANGKAH V. PERENCANAAN

Tanggal : 06 februari 2021, Pukul : 10.40 WITA

Tujuan : Bayi dalam keadaaan sehat dan tidak terjadi komplikasi

Kriteria :

1. Keadaan Umum : Baik


2. Kesadaran : Composmentis
3. Denyut jantung : 120-160 x/ menit
4. Suhu : 36,05- 37oC
5. Pernafasan : 40-60 x/m
Rencana Tindakan

1. Bersihkan jalan nafas


Rasional :Dengan membersihkan jalan nafas dari lendir yang
menyumbatsaluran pernafasan dapat memperlancar
pernafasan.
2. Keringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering, kering
kan dengan hangat.
Rasional :Untuk memperthankan kehangatan bayi
3. Potong tali pusat dan ikat tali pusat
Rasional :Dengan pemotongan tali pusat dapat membantu
pernapasan dansirkulsi. Pengikatan tali pusat bergun
a untuk mencegah terjadinyainfeksi
4. Pemberian salep mata pada kedua mata bayi
Rasional : Untuk mencegah infeksi pada mata
5. Pemberian vitamin K dengan dosisi 0,5 ml pada paha kanan bag
ian luar secara IM
Rasional : Untuk mencegah terjadinya perdarahan pada otak, da
n tali pusat
6. Pemberian imunisasi Hb0 dengan dosis 0,5 ml pada paha kiri ba
gian luar secara IM
Rasional : Untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis
7. Jaga kehangatan bayi
Rasional : Agar bayi merasa nyaman dan mencegah terjadinya
hepotermi

8. Lakukan rawat gabung ibu dan bayi


Rasional :Agar terciptanya ikatan kasih sayang (Bounding
attachment)
9. Anjurkan kepada ibu untuk tetap menyusui bayinya sejak dini
Rasional: ASI pertama merupakan ASI kolostrum yang baik ba
gi system imun bayi.
10. Jelskan kepada ibu tanda bahaya bayi baru lahir
Rasional :Dengan mengetahui tanda bahaya baru lahir ibu dan
keluarga dapat mengantisipasi keadaan gawat pada bayi
11. Dokumentasikan tindakan
Rasional : Sebagai alat pencatatan dan pelaporan untuk bahan bu
kti

LANGKAH VI. IMPLEMENTASI

1. Pukul 13.35 WITA


Membersihkan jalan nafas menggunakan kasa steril pada hidun
g
dan mulut
Hasil : Jalan nafas sudah bersih dan tidak tampak lendir
2. Pukul 13.36 WITA
Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk bersih dan kering,
keringkan dengan hangat.
Hasil : Tubuh bayi sudah di keringkan dan dibersihkan dimulai
dari kepala,muka, badan dan kaki kecuali tangan
3. Pukul 13.44 WITA
Memotong tali pusat dan mengikat tali pusat
Hasil : Tali pusat telah dipotong dan di ikat
4. Pukul 14.43 WITA
Memberikan salep mata chloramphenicol pada kedua mata bayi.
Hasil : Mata bayi sudah diberikan salep mata
5. Pukul 14.44 WITA
Memberikan injeksi vitamin K dosis 0,5 ml pada paha kanan ba
gianluar secara IM
Hasil :Bayi telah diberikan vitamin K
6. Pukul 15.30 WITA
Memberikan injeksi Hb0 dosis 0,5 ml pada paha kiri bagian luar
secara IM
Hasil :Bayi telah diberikan Hb0Pukul 19Menjaga kehangatan
tubuh bayi
7. Pukul 15.32 WITA
Menjaga kehangatan bayi
Hasil : Bayi telah diberi kehangatan dengan cara memakaikan b
aju serta membendong tubuh bayi
8. Pukul 15.34 WITA
Melakukan rawat gabung pada ibu dan bayi
Hasil : Telah dilakukan rawat gabung dengan menempatkan ib
u dan bayi di satu ruangan.
9. Pukul 15.35 WITA
Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sejak dini
Hasil: Bayisudah di berikan ASI
10. Pukul 15.45 WITA
Menjelaskan pada ibu tanda bahaya bayi baru lahir,yaitu:
a. Tidak bisa menyusu
b. Kejang
c. Mengantuk atau tidak sadar
d. Frekuensi napas < 20 kali/menit .
e. Apnu ( penapasan berhenti selama > 15 detik)
f. Frekuensi napas > 60 kali/menit
g. Merintih
h. Tarikan dada bawah ke dalam yang kuat
i. Sianosi ssentral.
Hasil : Ibu telah mengetahui tanda bahaya bayi baru lahirPukul
11. Pukul 16.00 WITA
Melakukan dokumentasi tindakan yang telah di berikan
Hasil : Dokumentasi telah dilakukan

LANGKAH VII EVALUASI

1. Jalan nafas sudah bersih.


2. Tubuh bayi sudah dikeringkan.
3. Tali pusat sudah di potong dan di ikat.
4. Mata bayi telah diberi salep mata.
5. Vitamin K telah diberikan kepada bayi di paha kanan.
6. Bayi sudah diberikan Hb0 0,5 ml IM pada paha kiri.
7. Bayi sudah dipakaikan baju dan popok kain yang bersih dan kering tid
ak menggunakan gurita dan bayi di bedong tidak terlalu kuat.
8. Ibu dan bayi telah ditempatkan di satu ruangan.
9. Bayi sudah mendapatkan ASI
10. Ibu mengetahui tanda bahaya bayi baru lahir
11. Telah dilakukan dokumentasi.

Anda mungkin juga menyukai