Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BAYI DENGAN BBLR


DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA

Oleh :
1. Silvy Nandya S 011913243012
2. Mega Lestari 011913243050

PROGRAM STUDI PROFESI PENDIDIKAN BIDAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan acara penyuluhan (SAP) tentang “Perawatan Bayi dengan BBLR”


di Ruang NICU RSU Haji Surabaya, telah diperiksa, dievaluasi dan disetujui oleh
pembimbing praktik dan akademik.

Surabaya, Desember 2019

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik


Program Studi Pendidikan Bidan Ruang NICU RSU Haji Surabaya
Fakultas Kedokteran UNAIR

Farida Fitriana,S.Keb.,Bd.,M.Sc Sri Rahayu,S.ST


NIP. 198607182016113201 NIP. 196712311988122012
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan Bayi dengan BBLR


,Hari/Tanggal : Jumat, 20 Desember 2019
Waktu : 30 menit (08.30-09.00 WIB)
Tempat : Ruang Tunggu NICU RSU Haji Surabaya
Sasaran : Keluarga pasien NICU dan VK di Al Aqsa Lt 3 RSU Haji
Surabaya

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM:


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit, peserta penyuluhan
diharapkan mengetahui tentang perawatan BBLR

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:


Setelah mendapatkan penyuluhan peserta penyuluhan dapat:
a) Pengertian BBLR
b) Klasifikasi BBLR
c) Etiologi BBLR
d) Manifestasi Klinis BBLR
e) Masalah – masalah kelainan pada BBLR
f) Penatalaksanaan BBLR
g) Mendemonstrasikan metode kangguru

III. MATERI
IV. Pengertian BBLR
V. Menyebutkan klasifikasi BBLR
VI. Menyebutkan penyebab BBLR
VII.Menyebutkan manifestasi klinis BBLR
VIII. Menyebutkan masalah-masalah kelainan pada BBLR
IX. Menjelaskan tatalaksana BBLR
X. MEDIA DAN METODE:
Media Penyuluhan : Leaflet dan PPT
Menggunakan metode :
a) Ceramah
b) Diskusi
c) Tanya jawab
d) Demonstrasi

XI. KEGIATAN PENYULUHAN


No Pelaksanaan Respons peserta Waktu
1 Pembukaan
a. Memberikan salam dan Membalas salam
memperkenalkan diri.
b. Menjelaskan maksud pertemuan
Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan
d. Melakukan kontrak waktu 5 menit
e. Menggali pengetahuan peserta
Menceritakan
penyuluhan
pengalaman dan
pengetahuan
2 Pelaksanaan
a) Pengertian BBLR Mendengarkan
b) Klasifikasi BBLR dan memperhatikan
c) Etiologi BBLR
d) Manifestasi Klinis BBLR
e) Masalah – masalah kelainan pada
BBLR
f) Penatalaksanaan BBLR

 Peserta antusias dan


a. Sesi tannya jawab
20 menit
aktif untuk
 Memberikan kesempatan peserta
menanyakan hal- hal
untuk bertanya seputar materi yang
yang berhubungan
telah diberikan
dengan materi yang
telah diberikan

b.Sesi demonstrasi  Peserta antusias


Cara metode kangguru melihat demonstrasi
3 Penutup a. Memperhatikan
a. Memberikan kesimpulan kesimpulan yang
b. Menutup acara dan mengucapkan salam diberikan oleh
serta terimakasih penyuluh
5 menit
b. Mendengarkan
penyuluh menutup
acara dan menjawab
salam

XII. PENGORGANISASIAN
1. Pembawa acara/ moderator : Mega Lestari
2. Penyuluh : Silvy Nandya S dan Mega Lestari
3. Fasilitator : Silvy Nandya S
4. Observer (Dosen Pembimbing)
Pembimbing :1. Farida Fitriani,S.Keb.,Bd.,M.Sc
2. Sri Rahayu,S.ST
3. Musyaidah, S.Kep.Ns

XIII. URAIAN TUGAS


1. Pembawa acara/ moderator:
a) Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada
peserta.
b) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh:
a) Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami.
b) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses
penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
a) Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta.
b) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
c) Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas.
d) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta.
e) Dokumentasi dan Absensi
f) Mencatat nama dan pertanyaan, alamat dan jumlah peserta, serta
menempatkan diri sehingga memungkinkan dapat mengamankan
jalannya proses penyuluhan
4. Pembimbing
a) Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses
penyuluhan.
b) Mengevaluasi hasil penyuluhan denga rencana penyuluhan.
c) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang dirasa tidak
sesuai dengan rencana penyuluhan.
XIV. KRITERIA EVALUASI
1. Struktur :
a) Materi tentang perawatan BBLR telah disiapkan dengan lengkap dan
dipahami
b) SAP dibuat dengan sistematis sesuai situasi dan kondisi di tempat
penyuluhan.
c) Media dalam bentuk Leaflet dan PPT dibuat dengan jelas dan dapat
dipahami oleh peserta.
d) Alat bantu simulasi telah disiapkan.
e) Daftar hadir peserta penyuluhan telah dibuat.
f) Peserta hadir kurang lebih 75% dari total jumlah peserta.
g) Tempat penyuluhan telah mendapat izin serta perlengkapan untuk
penyuluhan berupa kursi, LCD telah disiapkan oleh panitia.
h) Telah melakukan konsultasi minimal 1 kali.

2. Proses :
a) Penyuluhan dilakukan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b) Peserta memperhatikan materi yang diberikan.
c) Peserta memberikan pendapat serta pertanyaan dan menjawab dengan
benar.
d) Suasana penyuluhan kondusif.
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Hasil :
a) Ibu-ibu dapat menjelaskan pengertian BBLR
b) Ibu-ibu dapat menyebutkan Klasifikasi BBLR
c) Ibu-ibu dapat menjelaskan tatalaksana BBLR
d) Salah satu ibu dapat memperaktikkan cara metode kangguru

DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz.(2005). Pengantar ilmu keperawatan anak 1., Jakarta: Salemba


Medika.

IDAI. 2013. Perawatan metode kanguru (PMK) meningkatkan pemberian asi.


Available at : dai.or.id/artikel/klinik/asi/perawatan-metode-kanguru-pmk-
meningkatkan-pemberian-asi. Accessed 17 Desember 2019.
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Neonatal
Esensial: Pedoman Teknis Pelayanan Kesehatan Dasar. Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Manuaba. 2007. Ilmu Kebidanan Kandungan Dan Keluarga Berencana. EGC.


Jakarta.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir: Buku Panduan Praktis
Pelayanan Maternal dan Neonatal. Jakarta: EGC
Lampiran Materi
A. Pengertian BBLR
BBLR adalah Bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram terjadi
karena umur kehamilan kurang dari 37 minggu, berat badan lebih rendah
dengan semestinya sekalipun umur kehamilan cukup (Manuaba,2007).
Menurut WHO menyatakan BBLR merupakan bayi (neonatus) yang
lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau sampai
dengan 2499 gram (Hidayat,2005).
B. Klasifikasi BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1) Menurut harapan hidupnya:
a) Bayi berat lahir rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
b) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
c) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) berat lahir < 1000 gram
2) Menurut masa gestasi:
a) Prematuritas murni yaitu bayi dengan masa kehamilan kurang
dari 37 minggu dan berat badan sesuai berat badan untuk usia
kehamilan
b) Dismaturitas yaitu bayi dengan berat badan kurang dari berat
badan yang seharusnya untuk usia kehamilan.
C. Etiologi
1. Dari faktor ibu
a. umur ibu hamil kurang dari 20 minggu atau diatas 35 tahun
b. jarak kelahiran terlalu dekat
c. gizi saat hamil yang kurang
d. faktor pekerja yang terlalu berat
e. keadaan sosial
f. penyakit ibu seperti preeklampsi, perdarahan antepartum,
trauma fisik, dan diabetes mellitus.
2. Dari faktor kehamilan
a. hamil ganda
b. hamil dengan hidramnion
c. perdarahan anterpartum
d. komplikasi kehamilan
3. Dari faktor janin
a. cacat bawaaan
b. infeksi dalam Rahim
c. hidramnion
d. kehamilan ganda
3. Dari faktor pendukung
a. nutrisi
b. kebiasaan merokok dan minum alcohol

D. Manifestasi Klinis BBLR


1. Secara umum, gambaran klinis dari bayi BBLR adalah sebagai berikut:
a) Berat kurang dari 2500 gram
b) Panjang kurang dari 45 cm
c) Lingkar dada < 30 cm
d) Lingkar kepala < 33 cm
e) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
f) Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
g) Kepala tidak mampu tegak
2. Sistem Pernafasan
a) Ritme tidak teratur
b) Timbul sianosis
c) Frekuensi 60-80 /menit
3. System sirkulasi
a) Kerja jantung lemah dan lambat
b) Cenderung ditemukan aritme
c) Nadi 100-160/menit
d) Tekanan darah rendah
e) Sirkulasi perifer
4. Pengendali suhu
suhu tubuh cenderung sub normal karena produksi panas yang buruk
dan peningkatan kehilangan panas
5. Sistem pencernaan
a) Reflek menghisap lemah
b) Sering terjadi regurgitasi
6. Sistem persyarafan
a) Tangisan lemah
b) Sulit dibangunkan
F. Masalah Masalah kelainan pada bayi berat lahir rendah
1. Suhu Tubuh
a) Pusat pengatur nafas tubuh masih belum sempurna
b) Otot bayi masih lemah
c) Kemampuan metabolisme panas masih rendah
2. Pernafasan
a) Pusat pengatur pernafasan belum sempurna
b) Otot pernafasan lemah
3. Alat pencernaan makanan
a) Penyerapan makanan lemah
b) Mudah terjadi regurgitasi

G. Penatalaksaan BBLR
Perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR):
1) Pengaturan Suhu
Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami
hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan
ketat.
Prinsip untuk menjaga kehangatan tubuh bayi
· Bayi harus tetap berpakaian atau diselimuti setiap saat agar tetap
hangat walaupun dalam keadaan dilakukan tindakan. Kepala bayi
ditutup topi.
· Rawat bayi kecil diruang yang hangat
· Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda dingin
· Jangan meletakkan bayi langsung di permukaan yang dingin
· Ganti popok setiap kali basah
· Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
2) Mencegah Infeksi dengan ketat
BBLR sangat rentan dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip
pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3) Nutrisi
Memberikan bayi nutrisi adekuat, yaitu dengan ASI, refleks menelan
BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus
dilakukan dengan cermat. Apabila daya hisap belum baik, bayi di coba
menetek sedikit-sedikit. Apabila belum bias menetek, berikan ASI
dengan sendok atau pipet.
4) Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/nutrisi bayi dan erat
kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat
badan harus dilakukan dengan ketat (Saifuddin, 2002).
5) Upaya meningkatkan berat badan pada BBLR
alat pencernaan bayi BBLR belum sempurna, lambung kecil, dan enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein mencapai 3-5gr
berat badan dan kalori 110 kalori/kg berat badan sehingga pertumbuhan
dapat meningkat pada hari 2-3. Bayi akan mengalami penurunan berat
badan sekitar 10 % dan akan pulih kembali pada hari ke 10 .
Untuk meningkatkan berat badan pada bayi BBLR perlu diperhatikan
asupan nutrisinya. Apabila refleks menghisap bayi kurang, maka ASI
dapat diperas dan diberikan dengan sendok atau pipet.

H. Perawatan Metode Kanguru


Perawatan Metode Kanguru (PMK) pertama kali diperkenalkan oleh Ray
dan Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif
perawatan BBLR ditengah tingginya angka BBLR dan terbatasnya fasilitas
kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang
bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di
kantung perut ibunya untuk mencegah kedinginan sekaligus mendapatkan
makanan berupa air susu induknya.
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti
inkubator dalam perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain:
merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling
mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu
akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan
kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan
pemberian ASI, perlindungan dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih
sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, masalah
menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu
dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pada awalnya, PMK terdiri dari 3 komponen, yaitu: kontak kulit ke kulit
(skin-to-skin contact), pemberian ASI atau breastfeeding, dan dukungan
terhadap ibu (support). Literatur terbaru menambahkan satu komponen lagi
sehingga menjadi terdiri dari 4 komponen, yaitu: kangaroo position,
kangaroo nutrition, kangaroo support and kangaroo discharge. Posisi
kanguru adalah menempatkan bayi pada posisi tegak di dada ibunya, di
antara kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan telanjang hanya
mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi kontak kulit bayi
dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan dengan kain panjang
atau pengikat lainnya. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri,
dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung pengikat tepat berada di
bawah kuping bayi.
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas tetap
terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu dan bayi.
Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu meningkatkan
pemberian ASI secara langsung maupun dengan pemberian ASI perah.
Kangaroo support merupakan bentuk bantuan secara fisik maupun emosi,
baik dari tenaga kesehatan maupun keluarganya, agar ibu dapat melakukan
PMK untuk bayinya. Sedangkan kangaroo discharge adalah membiasakan
ibu melakukan PMK sehingga pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap
dapat melakukan PMK bahkan melanjutkannya di rumah. Metode ini
merupakan salah satu teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan
dapat digunakan apabila fasilitas untuk perawatan BBLR sangat terbatas.
Syarat melakukan PMK:
 Bayi tidak mengalami kesulitan bernapas
 Bayi tidak mengalami kesulitan minum
 Bayi tidak kejang
 Bayi tidak diare
 Ibu dan keluarga bersedia dan tidak sedang sakit (Kementerian
Kesehatan RI, 2012)
1. Perawatan Metode Kanguru dapat dilakukan dengan dua cara:
a) PMK intermiten: Bayi dengan penyakit atau kondisi yang berat
membutuhkan perawatan intensif dan khusus di ruang rawat
neonatologi, bahkan mungkin memerlukan bantuan alat. Bayi dengan
kondisi ini, PMK tidak diberikan sepanjang waktu tetapi hanya
dilakukan jika ibu mengunjungi bayinya yang masih berada dalam
perawatan di inkubator. PMK dilakukan dengan durasi minimal satu
jam, secara terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi
dengan PMK intermiten dapat dipindahkan ke ruang rawat untuk
menjalani PMK kontinu.
b) PMK kontinu: Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan
stabil, dan bayi harus dapat bernapas secara alami tanpa bantuan
oksigen. Kemampuan untuk minum (seperti menghisap dan menelan)
bukan merupakan persyaratan utama, karena PMK sudah dapat
dimulai meskipun pemberian minumnya dengan menggunakan pipa
lambung. Dengan melakukancPMK, pemberian ASI dapat lebih
mudah prosesnya sehingga meningkatkan asupan ASI.
2. Beberapa manfaat Perawatan Metode Kanguru
Penelitian memperlihatkan PMK bermanfaat dalam menurunkan secara
bermakna jumlah neonatus yang meninggal, menghindari bayi berat lahir
rendah dari kedinginan (hipotermia), menstabilkan bayi, mengurangi
terjadinya infeksi, meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi,
meningkatkan pemberian ASI, dan meningkatkan ikatan (bonding) antara
ibu dan bayi.
a) Manfaat PMK dalam menurunkan angka kematian neonatal (AKN)
Terdapat tiga penelitian dengan metodologi pengujian terkontrol
secara acak yang membandingkan PMK dengan perawatan
konvensional (menggunakan inkubator). Data Cochrane menunjukkan
bahwa jumlah kematian bayi yang dilakukan PMK lebih sedikit
dibandingkan bayi yang dirawat dalam inkubator. Penelitian di Addis
Abeba memperlihatkan jumlah bayi yang meninggal pada kelompok
PMK sebesar 22,5 % sedangkan pada kelompok non PMK sebesar
38% (p<0,05). Dari kepustakaan di atas jelaslah terlihat bahwa PMK
bermanfaat dalam mencegah kematian neonatal. Hal ini dapat
dijelaskan lebih lanjut dalam beberapa manfaat PMK lain di bawah
ini.
Manfaat PMK dalam menstabilkan suhu, pernafasan dan denyut
jantung bayi Berbagai penelitian menunjukkan bahwa PMK dapat
menstabilkan suhu, laju pernapasan, dan laju denyut jantung bayi
lebih cepat dari bayi yang dirawat dalam inkubator. Bayi pada PMK
merasa nyaman dan hangat dalam dekapan ibu sehingga tanda vital
dapat lebih cepat stabil. Penelitian oleh Yanuarso di RSCM
memperlihatkan bahwa dengan menggunakan metode kanguru, BBLR
akan lebih cepat mencapai kestabilan suhu tubuh dibanding BBLR
tanpa PMK.
b) Manfaat PMK dalam mengurangi infeksi
Berbagai penelitian juga telah memperlihatkan manfaat PMK dalam
mengurangi kejadian infeksi pada BBLR selama perawatan. Pada
PMK, bayi terpapar oleh kuman komensal yang ada pada tubuh
ibunya sehingga ia memiliki kekebalan tubuh untuk kuman tersebut.
Rao dalam penelitiannya menunjukkan bahwa jumlah BBLR yang
mengalami sepsis sebesar 3,9% pada kelompok PMK dan 14,8% pada
kelompok kontrol (p=0,008). Sedangkan Agudelo dalam tulisannya
menyebutkan manfaat PMK dalam menurunkan infeksi nosokomial
pada usia koreksi 41 minggu (RR 0,49, 95% CI 0,25 - 0,93). Manfaat
lainnya dengan berkurangnya infeksi pada bayi adalah bayi dapat
dipulangkan lebih cepat sehingga masa perawatan lebih singkat, dan
biaya yang dikeluarkan lebih sedikit.
c) Manfaat PMK dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
bayi
Manfaat PMK lainnya adalah meningkatkan berat badan, panjang
badan dan lingkar kepala bayi. Penelitian menunjukkan bahwa
kenaikkan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala BBLR yang
menjalani PMK lebih tinggi secara bermakna dibandingkan BBLR
yang mendapat perawatan dengan metode konvensional. Subedi
memperlihatkan bahwa kenaikan berat badan BBLR dapat mencapai
30 g/hari, sedangkan Gupta menunjukkan kenaikan berat badan yang
mirip yaitu 29 g/hari. Feldman dalam penelitiannya memperlihatkan
bahwa BBLR yang dilakukan PMK memiliki nilai perkembangan
yang lebih baik secara bermakna dibandingkan BBLR dengan metode
konvensional.
d) Manfaat PMK dalam meningkatkan keberhasilan pemberian ASI
Pada berbagai penelitian terlihat bahwa PMK sangat erat kaitannya
dengan pemberian ASI. Pada PMK, ASI dapat selalu tersedia dan
sangat mudah diperoleh. Hal ini dapat dijelaskan karena bayi dengan
PMK, terlebih pada PMK kontinu, selalu berada di dekat payudara
ibu, menempel dan terjadi kontak kulit ke kulit, sehingga bayi dapat
menyusu setiap kali ia inginkan. Selain itu, ibu dapat dengan mudah
merasakan tanda-tanda bahwa bayinya mulai lapar seperti adanya
gerakan-gerakan pada mulut bayi, munculnya hisapan-hisapan kecil
serta adanya gerakan bayi untuk mencari puting susu ibunya. Ibu
dapat menilai kesiapan menyusu bayinya dengan memasukkan jari
bersih ke dalam mulut bayi dan menilai isapan mulut bayi. Berikan
ASI saat bayi sudah terjaga dari tidurnya. Bila telah terbiasa
melakukan PMK, ibu dapat dengan mudah memberikan ASI tanpa
harus mengeluarkan bayi dari baju kangurunya.
Bayi yang mendapat PMK memperoleh ASI lebih lama dibandingkan
bayi yang mendapat perawatan dengan metode konvensional.
Perawatan metode kanguru juga meningkatkan ikatan (bonding) ibu
dan bayi serta ayah dan bayi secara bermakna. Posisi bayi yang
mendapat PMK memudahkan ibu untuk memberikan ASI secara
langsung kepada bayinya. Selain itu, rangsangan dari sang bayi dapat
meningkatkan produksi ASI ibu, sehingga ibu akan lebih sering
memberikan air susunya sesuai dengan kebutuhan bayi.
Pada PMK, pemberian ASI dapat dilakukan dengan menyusui bayi
langsung ke payudara ibu, atau dapat pula dengan memberikan ASI
perah menggunakan cangkir (cup feeding). Pemberian ASI pada bayi
yang dilakukan PMK umumnya akan diteruskan di rumah saat
dipulangkan, dan lama pemberian ASI lebih panjang. PMK juga
meningkatkan volume ASI yang dihasilkan oleh ibu (IDAI, 2013).
DAFTAR HADIR
PENYULUHAN KESEHATAN “PERAWATAN BAYI DENGAN BBLR” DI
RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA
20 Desember 2019

TANDA
NO NAMA ALAMAT
TANGAN

Anda mungkin juga menyukai