TINJAUAN PUSTAKA
A. Dysmenorrhea
1. Definisi Dysmenorrhea
Dysmenorrhea berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno, dys (sulit,
nyeri, abnormal), meno (bulan), dan rrhea (aliran atau arus). Dengan demikian,
dysmenorrhea berarti aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi yang disertai
nyeri (Anurogo & Wulandari, 2011). Dysmenorrhea adalah nyeri saat menstruasi
dengan rasa kram dan terpusat di abdomen bawah. Keluhan nyeri haid dapat
terjadi bervariasi mulai dari yang ringan sampai berat (Prawirohardjo, 2011).
Nyeri ini dapat menyebar ke bagian belakang (punggung) atau bagian paha
yang bersifat siklik yang terjadi sebelum atau selama menstruasi (Norwitz & Jhon,
2008).
ginekologi yang paling umum dialami perempuan dari berbagai tingkat usia.
Dysmenorrhea merupakan kejadian yang paling banyak terjadi dalam tiga tahun
Sedangkan yang terjadi pada masa akhir kehidupan reproduksi perempuan dikenal
hari pertama menstruasi. Nyeri ini terpusat pada bagian abdomen bawah dengan
tingkat nyeri yang beragam. Nyeri ini bersifat fisiologis, namun apabila nyeri
9
10
tersebut.
2. Klasifikasi Dysmenorrhea
a. Dysmenorrhea Primer
patologi pada panggul. Dismenore ini berhubungan dengan siklus ovulasi dan
& Iwan (2013) dysmenorrhea primer biasa terjadi pada tahun-tahun pertama
saat perempuan berusia 25 tahun atau setelah hamil dan melahirkan pervaginam
(Lowdermilk, 2005).
b. Dysmenorrhea Sekunder
Anurogo & Wulandari (2011) hampir semua yang memengaruhi pelvic viscera
(bagian organ panggul yang lunak) dapat mengakibatkan nyeri pelvis siklik.
3. Etiologi Dysmenorrhea
untuk menstimulasi kontraksi uterus selama menstruasi. Jumlah PGF2α lebih tinggi
dari nilai normal pada remaja yang mengalami dysmenorrhea (Varney, 2007).
iskemia uterus (penurunan suplai darah ke uterus). Saat terjadi iskemia uterus,
maka akan menghasilkan metabolit anaerob yang menstimulasi neuron nyeri tipe
berdasarkan klasifikasinya:
a. Dysmenorrhea Primer
1) Faktor endokrin
F2α sehingga menyebabkan kontraksi otot polos. Jika kadar prostaglandin yang
memasuki peredaran darah berlebihan maka akan terjadi efek lain seperti mual,
2) Kelainan organik
(sumbatan saluran jalan lahir), mioma submukosa bertangkai (tumor jinak yang
4) Faktor konstitusi
5) Faktor alergi
dilakukan, ada hubungan antara dysmenorrhea dengan biduran, migran, dan asma.
b. Dysmenorrhea Sekunder
1) Endometriosis
2) Fibroid
3) Adenomiosis
Siklus menstruasi yang normal 21-25 hari, dihitung dari hari pertama
menstruasi sampai bulan berikutnya. Lama menstruasi dilihat dari darah keluar
sampai bersih, antara 2-5 hari. Darah yang keluar hanya sehari belum dikatakan
sebagai menstruasi, begitupula darah yang keluar >10 hari, dapat dikatakan
sebagai gangguan.
pembalut. Jika darah yang dikeluarkan sangat banyak dan cepat makan enzim
d. Merokok (Smoking)
menunjukkan bahwa wanita perokok mengalami nyeri perut yang lebih berat saat
menstruasi tiba.
ibu atau saudara perempuan yang menderita endometriosis memiliki resiko lebih
(Sadiman, 2017).
g. Kegemukan (Obesity)
lemak pada perempuan obesitas. Timbunan lemak ini memicu pembuatan hormon,
kadar estrogen yang dapat memicu lepasnya prostaglandin (zat yang membuat
dysmenorrhea (Anurogo & Wulandari, 2011). Menarche pada usia lebih awal
(<12 tahun) menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi secara optimal dan
15
6. Patofisiologi Dysmenorrhea
kehamilan. Setelah ovulasi dan sel telur tidak dibuahi, maka prostaglandin
membatasi pasokan darah ke jaringan endometrium yang pada saatnya akan rusak
dan mati. Uterus akan berkontraksi sehingga memeras jaringan dan endometrium
akan meluruh. Akibat kontraksi ini, oksigen ke jaringan akan berkurang dan
menyebabkan rasa sakit atau kram selama mentruasi yang dikenal dengan
terjadi selama dua hari pertama menstruasi (Anurogo & Wulandari, 2011).
7. Penatalaksanaan Dysmenorrhea
a. Terapi Farmakologis
2011).
serta kram uterus. Penggunaan pil ini sangat efektif untuk mengatasi nyeri
b. Terapi Non-Farmakologis
1) Relaksasi
ketegangan atau stress yang membuat individu memiliki rasa kontrol terhadap
dirinya. Relaksasi yang efektif dilakukan ketika seseorang tidak terdistraksi oleh
2) Distraksi
seseorang menerima input sensorik yang cukup atau berlebih, dengan demikian
maka seseorang itu akan megabaikan bahkan tidak menyadari rasa nyerinya.
Distraksi mengarahkan perhatian kepada suatu hal yang lain, dengan demikian
akan mengurangi kesadaran akan adanya nyeri (Potter & Perry, 2010).
3) Musik
respon relaksasi. Penting untuk membiarkan seseorang memilih jenis musik yang
berkonsentrasi terhadap suara music dan tidak terganggu (Potter & Perry, 2010).
4) Kompres hangat
alirah darah lokal. Pemberian rasa sensasi hangat dapat mengurangi nyeri dan
5) Akupunktur
kombinasi dari berbagai cara tersebut (Murray & Pissorno, 1991 dalam Prasetyo,
2010)
18
6) Akupresur
7) Biofeedback
kulit dan sebuah unit amplifier yang mentransformasikan data berupa tanda visual
seperti lampu berwarna. Kemudian klien mengenali tanda tersebut sebagai respon
8) Massage Effleurage
dua pola gerakan melingkar dari simfisis pubis hingga titik di atas umbilicus
(Varney, 2008).
9) Olahraga
8. Fisiologis Nyeri
persepsi, dan modulasi (McCalley & Pasero, 1999 dalam Potter & Perry, 2010)
19
a. Transduksi
dari stimulus ini dapat diubah menjadi energy listrik, perubahan ini disebut
impuls yang melewati serabut saraf nyeri perifer yang ada di pancaindera, maka
b. Transmisi
nyeri yang terdapat di sekita serabut nyeri menyebarkan “pesan” adanya nyeri dan
menyebabkan inflamasi (Renn & Dorsey, 2005). Serabut nyeri masuk ke medulla
spinalis melawati tulang belakang dan beberapa rute hingga berakhir di gray
sinapsis dari saraf perifer aferen (pancaindera) ke sistem saraf spinotalamik (Wall
melewati medulla spinalis. Ketika impuls nyeri naik ke medulla spinalis, thalamus
korteks.
20
c. Persepsi
dengan persepsi nyeri. Persepsi adalah salah satu poin dimana seseorang sadar
d. Modulasi
Gambar 1
Verbal Descriptor Scale (VDS)
21
Skala ukur ini merupakan sebuah garis yang tersusun dalam jarak yang
sama sepanjang garis. Kalimat pendeskripsi ini di urutkan dari tidak ada nyeri
sampai nyeri paling hebat. Klien diminta untuk menunjukkan nyeri yang
Gambar 2
Numeric Rating Scale (NRS)
Klien menilai nyeri dengan skala 0-10. Angka 0 diartikan sebagai tidak
ada rasa nyeri sedangkan 10 diartikan nyeri paling berat yang dirasakan klien.
Skala ini efektif untuk mengkaji intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
intervensi teraupetik (Prasetyo, 2010). Klasifikasi skala nyeri ini terbagi dalam
1-3 : Terasa kram perut bagian bawah yang masih dapat ditahan, masih bisa
4-6 : Terasa kram pada perut bagian bawah yang menjalar ke pinggang,
7-9 : Terasa kram berat pada perut bagian bawah yang menyebar tidak hanya ke
10 : Terasa kram yang berat sekali pada perut bagian bawah yang menyebar ke
pinggang, kaki dan punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit
kepala, badan tidak bertenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari tempat
tidur, tidak kuat beraktivitas dan terkadang sampai pingsan. (Potter &
Gambar 3
Comparative Pain Scale
Menurut Rich (2014) dalam Husna (2017) skala ini menggunakan angka 0-
Tabel 1
Klasifikasi Comparative Pain Scale
d. Skala Nyeri Wajah/ Wong Baker Pain Rating Scale/ Face Pain Rating
Scale
Gambar 4
Wong Baker Pain Rating Scale
24
wajah, lalu meminta klien untuk memilih wajah yang sangat mencerminkan nyeri
B. Massage Effleurage
pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon, atau ligamentum tanpa menyebabkan
gerakan atau pun perubahan posisi sendi yang bertujuan untuk meredakan nyeri,
melekat pada bagian-bagian tubuh yang digosok dengan ringan dan menenangkan.
Massage effleurage merupakan teknik relaksasi yang aman, mudah, tidak perlu
biaya, tidak memiliki efek samping dan dapat dilakukan sendiri atau dengan
mengurangi kelelahan
nyeri
pubis
melalui umbilicus
(Indrayani, 2016).
konsep gate control theory. Berdasarkan teori ini, serabut taktil kulit dapat
menghambat sinyal nyeri dari area tubuh yang sama atau area lainnya. Stimulasi
serabut taktil kulit dapat dilakukan dengan beberapa teknik masase, rubbing,
Impuls nyeri berjalan terus dari uterus sepanjang serabut saraf C untuk
serabut saraf yang lebih besar (Serabut A Delta). Serabut A Delta akan menutup
gerbang sehingga cortex cerebri tidak menerima pesan nyeri karena sudah
diblokir oleh counter stimulasi dengan teknik effleurage sehingga persepsi nyeri
serabut saraf yang berdiameter luas. Teknik ini memfasilitasi distraksi dan
Hal ini mempercepat pertukaran darah yang kurang oksigen dan zat-zat buangan
C. Kompres Hangat
darah dan meningkatkan alirah darah lokal. Pemberian kompres hangat ini lebih
efektif bagi beberapa orang untuk mengurangi nyeri dan memberikan kesembuhan
dalam jaringan
nyeri reumatik pada persendian. Selain itu juga dapat mengurangi berat badan.
hidrokolator. Hidrokolator adalah alat elektrik yang diisi air, digunakan untuk
beberapa alat kompres dengan bobot bervariasi yang cocok untuk menutupi
seluruh bagian tubuh. Selain itu juga untuk mencegah nyeri dan memulihkan
sirkulasi darah, serta sebagai salah satu sarana pemanasan sejenak (warning up)
kering. Kelebihan kompres ini adalah dengan kepanasannya yang tinggi tidak
akan mencederai kulit. Kompres ini berguna untuk menghilangkan nyeri dan
penyusutan otot-otot.
29
c. Tuang air panas ke dalam 2 botol kaca kecil, lalu tutup botol dengan
rapat
d. Lapiskan kedua botol kaca tersebut dengan 3 lapis kain (handuk good
morning)
didapatkan suhu 50 oC
sama, maka dapat disimpulkan bahwa suhu tidak berubah setelah 20 menit,
sehingga botol kaca yang dilapisi 3 lapis kain (handuk good morning) masih tetap
dalam air hangat, botol yang berisi air hangat, atau bantal pemanas yang khusus
sesuai agar tidak terlalu panas. Suhu yang disarankan untuk kompres hangat
adalah 40-50oC dan tidak lebih dari 20 menit, kecuali atas saran dokter. Hal yang
harus diperhatikan adalah tidak langsung meletakan sumber panas ke kulit karena
dapat menyebabkan luka bakar atau iritasi (Riyani & Ade, 2016 dalam Muawanah
2017).
menstimulasi neuron nyeri tipe C (Anurogo & Wulandari, 2011). Salah satu cara
yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri menstruasi yaitu dengan melakukan
kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan mengurangi atau
sangat efektif untuk menurunkan nyeri atau spasme otot. Nyeri akibat memar,
spasme otot, dan arthritis berespon baik terhadap peningkatan suhu karena dapat
peningkatan suhu yang disalurkan melalui kompres hangat dapat meredakan nyeri
prostaglandin yang akan menimbulkan nyeri lokal (Price & Wilson, 2005).
31
dan peningkatan permeabilitas kapiler. Respon dari panas inilah yang digunakan
sebagai terapi pada berbagai kondisi yang terjadi di dalan tubuh. Panas
melakukan kompres > 30 menit dapat mengakibatkan kongesti jaringan dan klien
akan beresiko mengalami luka bakar karena pembuluh darah tidak dapat membuat
panas secara adekuat melalui sirkulasi darah (Kozier dan Gleniora, 2009).
32
D. Kerangka Teori
disusun dari berbagai teori (Siswanto, dkk, 2019). Kerangka teori dalam penelitian
ini adalah :
Menstruasi
Sel endometrium
terkelupas
Pelepasan prostaglandin
(F2α)
Vasodilatasi
Massage effleurage Aliran darah ke uterus
berkurang (iskemia)
Melancarkan aliran darah
Melancarkan aliran darah ke uterus
ke uterus Dysmenorrhea
Penurunan
Penurunan
dysmenorrhea
dysmenorrhea
Sumber : (Anurogo & Wulandari, 2011: Smeltzer & Bare, 2003: Price &
Wilson, 2005).
Gambar 5
Kerangka Teori
33
E. Kerangka Konsep
visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya,
atau antara variabel yang satu dengan variabel yang lainnya dari masalah yang
ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Massage Effleurage
Penurunan
Dysmenorrhea
Kompres Hangat
Gambar 6
Kerangka Konsep
F. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep.
Sedangkan variabel independen adalah variabel bebas, sebab atau variabel resiko
G. Hipotesis
instrumen kerja dari suatu teori dan bersifat spesifik yang siap diuji secara empiris
(Hikmawati, 2017). Menurut Siswanto, dkk (2010) terdapat dua jenis hipotesis
H. Definisi Operasional
atau memanipulasi suatu variabel. Definisi operasional memberi batasan atau arti
suatu variabel demgan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk
Tabel 2
Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Nyeri yang
dirasakan saat
Tingkat
menstruasi dengan
nyeri dengan
rasa kram dan Numerical
Wawancara nilai atau
terpusat di abdomen Rating
Dysmenorrhea dan skor Rasio
bawah sebelum dan Scale
observasi penurunan
setelah diberi (NRS)
nyeri antara
perlakuan yang
0-10
diketahui dari skala
ukur nyeri
Metode pemijatan
dengan mengusap
jari-jari tangan pada
Wawancara Dilakukan
Massage bagian abdomen
dan Check list massage Nominal
effleurage membentuk pola
observasi effleurage
dua lingkaran untuk
mengurangi nyeri
selama 20 menit
Memberikan
kompres hangat
menggunakan botol
kaca yang diisi air
panas yang baru
mendidih (85oC)
dan dibungkus
dengan 3 lapis kain Wawancara Dilakukan
Kompres
(handuk good dan Check list kompres Nominal
hangat
morning) sehingga observasi hangat
suhu permukaannya
menjadi 50oC,
kemudian
ditempelkan pada
abdomen bawah
yang terasa nyeri
selama 20 menit
Sumber : (Prawirohardjo, 2011: Indrayani, 2016: Riyani & Ade, 2016)