Anda di halaman 1dari 26

ANTENATALCARE DENGAN KEHAMILAN GANDA (GEMELI)

DI PUSKESMAS KARANGAWEN I

KARYA ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Kenaikan Pangkat

OLEH :

KASMINAH S.S.T
NIP : 19740606 199303 2003
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan

Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah

Asuhan Kebidanan Komunitas. Ucapan terima kasih kami tujukan kepada dosen mata kuliah

Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin yang telah memberi dorongan dan motivasi sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah ini.pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya,oleh karena itu saran

dankritik yang membangun akan selalu penyusun terima. Semoga tugas makalah ini dapat

bermanfaat bagi kami dan juga pembaca, sehingga dengan demikian dapat bermanfaat untuk

mempermudah dalam proses belajar mengajar pada Mata Kuliah Asuhan Kebidanan serta dalam

rangka menambah pengetahuan

Demak ,21 Januari 2019

KASMINAH, S.S.T
NIP.19740606 199303 2003
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... 2

DAFTAR ISI.................................................................................................. ................. 3

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. ................. .. 4

BAB II TINJAUAN TEORI......................................................................... ................. …6

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ ...................14

BAB IV PENUTUP....................................................................................... ................. 24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... ................. 25


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu

factor paling sensitive yang menggambarkan kesehatan ibu dan anak. AKI dan AKB di Indonesia

masih sangat tinggi, terbukti dengan adanyakematian ibu yang sangat bervariasi antara 5 sampai

100.000 per kelahiran hidup. Dan kematian perinatal yang berkisar antara 25 sampai 750 per

kelahiran hidup. Angka kematian ibu tersebut harus dapat ditekan menjadi 225 per 100.000

kelahiran hidup dan kematian bayi ditekan menjadi 49.8 per 1000 kelahiran hidup.

Maka dari itu pemeriksaan antenatal perlu sekali dilakukan untuk memastikan keadaan

ibu dan janin secara berkala serta untuk mengetahui secara dini apabila ada penyimpangan atau

kelainan yang ditemukan. Dengan tujuan agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilan,

persalinan dan nifas dengan baik dan selamat serta melahirkan bayi dengan sehat.

Pemeriksaan kehamilan secara berkala yang diikuti secara teknis harus dikuasai oleh

setiap pelaksana program KIA di lapangan agar kualitas pelayanan dapat terjamin. Apabila pada

ibu hamil dengan primigravida/multigravida umumnya banyak masalah yang berhubungan

dengan kehamilannya karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilannya. Oleh karena itu

penting bagi ibu hamil primigravida/multigravida untuk melakukan kemungkinan faktor resiko

tinggi bias ditemukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian kehamilan kembar (Gemelli)?

2. Apa penyebab terjadinya kehamilan kembar?

3. Jelaskan jenis –jenis hamil kembar?

4. Bagaimana penanganan pada hamil kembar?


C. Tujuan Penulisan

a) Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah dalam

memberikan sedikit pandangan mengenai kehamilan kembar dan bagaimana cara

menanganinya baik dalam kehamilan maupun proses persalinan.

b) Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu melakukan :

1. Pengkajian dan menganalisa data pada klien dengan kehamilan patologis.

2. Merumuskan diagnosa kebidanan dan menetukan prioritas masalah pada klien

dengan kehamilan patologis.

3. Menyusun rencana kebidanan.

4. Melaksanakan tindakan kebidanan.

5. Evaluasi asuhan kebidanan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI
Kehamilan Ganda adalah kehamilan dengan dua janin atau lebih intrauterin.
Kehamilan ganda dapat didefinisikan sabagai suatu kehamilan dimana terdapat dua atau
lebih embrio atau janin sekaligus. Kehamilan Ganda terjadi apabila dua atau lebih ovum
dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang dibuahi membelah secara dini hingga
membentuk dua embrio yang sama pada stadium massa sel dalam atau lebih awal.

B. FREKUENSI
Frekuensi menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal adalah:
 Gemelli (2) 1:89
 Triplet (3) 1:89
 Quadruplet (4) 1:89
 Quintuplet (5) 1:89
 Sextuplet (6) 1:89

C. ETIOLOGI

a) Ras : frekuensi kelahiran janin multipel bervariasi secara bermakna pada berbagai
kelompok etnik dan ras. Perbedaan mencolok dalam kehamilan kembar mungkin
disebabkan oleh variasi rasial kadar follicel stimulating hormone yang dapat
menyebabkan ovulasi multiple.
b) Hereditas : sebagai faktor penentu pembentukan kembar, riwayat keluarga pihak ibu
jauh lebih penting daripada riwayat pihak ayah.
c) Usia ibu dan paritas : frekuensi pembentukan meningkat dari nol saat pubertas,
yaitu saat aktivitas ovarium minimal, sehingga puncaknya pada usia 37 tahun, saat
terjadi stimulasi maksimal hormon yang meningkatkan angka ovulasi ganda.
d) Faktor gizi : dalam sebuah uji coba klinis acak tentang suplementasi asam folat
perikonsepsi, mendapatkan bahwa wanita yang mendapat suplementasi asam folat
yang mengalami peningkatan insiden gestasi multiple.
e) Gonadotropin hipofisis : faktor umum yang mengaitkan ras, usia, berat, dan
kesuburan dengan gestasi multiple mungkin adalah kadar FSH, hal ini disebabkan
oleh pelepasan mendadak gonadotropin fipofisis dalam jumlah yang lebih besar
daripada biasanya selama daur spontan pertama setelah penghentian kontrasepsi.
f) Terapi kesuburan : induksi ovulasi dengan menggunakan obat hormonal
gonadotropin ( FSH plus gonadotropin korionk ) atau klomifen secara nyata
meningkatkan kemungkinan ovulasi multiple. Faktor resiko terbentuknya janin
multiple setelah stimulasi ovarium dengan hormon gonadotropin menopause manusia
antara lain meningkatkan kadar estradiol pada hari penyuntikan gonadotropin
korionik dan sifat sperma seperti peningkatan konsentrasi dan motilitas.

D. PATOFISIOLOGIS
Fisiologis kehamilan ganda dapat terjadi karrena dua ovum yang dibuahi pada
saat hampir bersamaan atau berasal dari satu ovum yang mengalami pemecahan pada saat
dini.
Kehamilan ganda dari dua ovum – dizigotik – kembar fraternal : 2 buah sel
telur dihamilkan oleh 2 sel sperma. Kedua sel dapat berasal dari 1 ovarium atau masing-
masing dari ovarium yang berlainan. Mempunyai ciri sebagai berikut:
 Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
 Mempunyai 2 plasenta, 2 amnion dan 2 korion
 Persamaan seperti adik dan kakak
 Golongan darah tidak sama
 Cap tangan dan kaki tidak sama
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum tersebut
dikemukakan tiga bentuk yaitu :
a) Kembar dizigotik : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan
waktu sama terhadap dua ovum.
b) Superfekundasi : terjadi konsepsi terhadap ovum dengan waktu yang relatif
berdekatan oleh hubungan seksual dari suami sendiri atau orang
lainnya.
c) Superfetasi : kehamilan kedua terjadi pada waktu relatif jauh, setelah kehamilan
pertama. Syarat superfetasi adalah desidua kapsularis dan desidua
parietalis belum bersatu, sehingga masih terdapat peluang
spermatozoa untuk masuk kavum uteri, menuju tuba faloopii dan
berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
Tumbuh kembang kehamilan ganda dizigotik selalu akan mempunyai dua plasenta
dengan tempat implantasi yang relatif berbeda sehingga akan memberikan dampak pertumbuhan
janin yang berbeda.
Kehamilan ganda dari satu ovum – monozigotik kehamilan kembar identik : yang
terjadi dari sebuah sel telur dan sebuah sel sperma. Sel telur yang telah dibuahi, kemudian
membagi diri dalam 2 bagian yang masing-masing tumbuh menjadi anak. Memiliki ciri – ciri
yaitu :
 Jenis kelamin sama
 Rupanya sama (seperti bayangan)
 Golongan darah sama
 Cap kaki dan tangan sama
 Sebagian hamil ganda dalam bentuk : 1 amnion, 1 korion, 1 plasenta
 Sebagian hamil ganda lain dalam bentuk: 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion
Kejadian hamil ganda dari satu ovum lebih jarang daripada dua ovum. Selain itu, saat
pemecahannya akan menyebabkan terjadinya anomali pertumbuhan sehingga dapat terjadi
berbagai bentuk.
Morbiditas dan mortalitas hamil ganda dengan satu ovum, lebih tinggi daripada dua ovum,
berdasarkan bentuk pemecahannya dan terdapat retroplasenter sirkulasi tunggal, sehingga dapat
menimbulkan gangguan tumbuh- kembang janin lainnya. Pada kehamilan monozigotik dapat
terjadi satu jantung lebih dominan sehingga dapat menyerap darah lebih banyak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhannya.

E. DIAGNOSIS

a) Anamnesis
 Riwayat keluarga dengan kehamilan ganda
 Ibu merasa bahwa perutnya lebih besar dari kehamilan biasa dan gerakan anak
terlalu ramai
 Juga keluhan subjektif lebih banyak : perasaan berat, sesak nafas, bengkak kaki,
dll.
b) Pemeriksaan Klinis
 Besar uterus melebihi lamanya aminorea
 Uterus cepat membesar pada pemeriksaan ulangan
 Pemeriksaan berat badan bertambah cepat tanpa edema atau obesitas
 Pada Palpasi:
 Teraba 2 ballootement atau lebih
 Terdengar 2 denyut jantung janin dengan perbedaan 10 denyutan atau lebih
 Teraba banyak bagian kecil
c) Auskultasi DJJ : terdengar dua punctum maksimum DJJ.
d) Pemeriksaan USG
 Dengan USG, dipastikan terjadi kehamilan ganda :
 Dua kepala / dua bokong
 Dua punctum maksimum DJJ
 Tampak satu janin mengalami hidramnion atau tumbuh kembangnya sukar,
sehingga satu janin kecil dibandingkan yang lain.
e) Rontgen Foto Abdomen : Tampak gambaran dua janin
f) Elektrokardiogram Fetal : diperoleh dua EKG yang berbeda dari kedua janin.
F. DIAGNOSIS PASTI

a. Teraba 2 kepala
b. Teraba 2 bokong atau 2 punggung
c. Terdengar dua denyut jantung janin dengan perbedaan jumlah lebih dari 10 denyut
d. Dengan alat bantu ultasonografi dan foto abdominal akan tampak dua janin dalam
rahim

G. DIFERENSIAL DIAGNOSA
a) Hidramnion
b) Hamil dengan mola hidatidosa
c) Hamil dengan janin makrosomia
d) Kesalahan mengingat HPHT
e) Kehamilan dengan tumor ( mioma, kista ovarii )

H. PERKIRAAN KOMPLIKASI KEHAMILAN GANDA

Komplikasi Keterangan
maternal

Gejala hamil - Bertambah dan makin dini : mornig sickness, emesis


muda gravidarum – hiperemesis gravidarum

- Kejadiannya makin meningkat dibandingkan


kehamilan tunggal

Keguguran - Menurut penelitian kejadiannya makin meningkat


meningkat dibandingkan dengan hamil tunggal

Vanishing - Terutama pada hamil ganda monozigotik, dengan


syndrome hamil retroplasenter sirkulasi tunggal
ganda
- Jantung janin yang lebih berkembang akan
menyerap nutrisi dan oksigen amkin besar,
sedangkan janin lainnya mengalami degenerasi
mengecil sampai mati dan direabsorbsi

- Dapat dibuktikan dengan pemeriksaan USG


Anemia - Terjadi hemodilusi yang makin tinggi, sehingga
menyebabkan anemia relatif nyata

- Kebutuhan janin ganda terhadap asam folat makin


tinggi sehingga timbul anemia megaloblastik

Persalinan - Dengan terjadi overdistensi, maka retraksi akibat


prematur keregangan otot uterus makin dini sehingga
dimulailah proses Braxton Hicks, kontraksi makin
sering dan menjadi HIS persalinan

- Akibatnya memerlukan rawat inap dengan diberikan


kombinasi :

· Tirah baring

· Tokolitik

· Kortikosteriod

- Menimbulkan berbagi komplikasi tambahan

Hipertensi - Kejadian hipertensi pada kehamilan ganda makin


meningkat :

· Primigravida : ganda 5 kali lebih besar daripada hamil


tunggal

· Multigravida : ganda menjadi 10 kali liapt kehamilan


multigravida tunggal

- Kasus hamil ganda monozigotik, akan makin tinggi


akibatteori hiperdistensi uterus

Perdarahan - Perkembangan plasenta yang memerlukan bahan


antepartum nutrisi dan oksigen lebih tinggi, akan mencari tempat
melebar, sehingga tempat perlekatan menjadi tipis
dan luas
Hidramnion - Kejadian sekitar 12%pada hamil ganda

- Hidramnion akut dapat terjadi terutama pada hamil


ganda

Monozigotik - Dapat menimbulkan transfusi antarjanin ganda,


dengan segala risikonya

- Hidramnion pada hamil ganda sering menimbulkan


persalinan prematur

Rawat inap - Karena sering terjadi komplikasi kehamilan :

· Hiperemesis gravidarum

· Hipertensi dalam kehamilan

· Persalinan prematur

· Tumbuh kembang janin terlambat

- Lebih sering memerlukan rawat inap

I. KOMPLIKASI PADA FETUS


1) Berat badan lahir rendah, hal ini dapat disebabkan karena kelahiran prematur atau
pertumbuhan janin tehambat (PJT). Angka kejadian PJT pada kehamilan kembar
berkisar 12-47 %, terjadi pada salah satu atau kedua janin. Pertumbuhan yang
terhambat kemungkinan disebabkan oleh twin-to-twin transfusion syndrome, dimana
terjadi ketidakseimbangan aliran uteroplasental antara janin selain oleh sebab kurang
optimalnya implantasi plasenta7.
2) Fetus kompresus (fetus papiraseus) adalah janin kecil yang mengalami
pembusukan atau mumifikasi dan biasanya ditemukan pada saat melahirkan bayi
yang sehat. Penyebabnya diduga karena matinya salah satu dari bayi kembar,
kehilangan cairan ketuban atau adanya reabsorpsi dan kompresi pada janin yang
meninggal oleh janin yang tumbuh dengan baik.
Penyebab dari perbedaan pertumbuhan (berat) janin kembar sering tidak diketahui.
Pada kembar monokorionik, perbedaan tersebut sering dihubungkan dengan adanya
komunikasi vaskular plasenta yang menghasilkan ketidakseimbangan hemodinamik.
Sedangkan pada kembar dikorionik masih belum dapat ditentukan penyebab
perbedaan tersebut.Ketidak seimbangan hemodinamik ini terjadi karena terdapat
struktur anastomose arteriovena vili tunggal, tanpa adanya hubungan superfisial yang
multipel, sehingga terjadi hubungan arteriovena satu arah dari janin donor ke janin
resipien, yang akan mengakibatkan ketidakseimbangan hemodinamik (twin-to-twin
transfusion syndrome). Salah satu bentuk dari adanya twin-to-twin transfusion
syndrome adalah adanya hidramnion akut pada satu kantung dan berhentinya
pertumbuhan janin yang lain dengan disertai oligohidramnion jika terjadi antara
minggu ke-18 sampai minggu ke-26. Sedangkan bila terdiagnosis setelah minggu ke-
28, terdapat kemungkinan lahir hidup 20-45%8.Pada kehamilan kembar,
kemungkinan untuk terjadinya kematian perinatal adalah 10-12 %. Dan semua
kematian intrauterin yang terjadi pada kehamilan kembar, 73% berhubungan dengan
plasenta yang monokorion. kembar monokorionik mempunyai mortalitas perinatal
lebih tinggi. Perbedaan berat lahir, dan pertumbuhan janin terhambat dibandingkan
dengan kembar dikorionik1.
3) Anomali kongenital, Malformasi Kongenital terjadi dua kali lebih sering
dibandingkan dengan kehamilan tunggal. Kerusakan saraf, atresia saluran
pencernaan, kelaianan jantung telah dilaporkan meningkat pada kehamilan kembar.

J. PENANGANAN KEHAMILAN GANDA


a) Perawatan prenatal yang baik untuk mengenal kehamilan kembar dan mencegah
komplikasi yang timbul, dan bila diagnosis telah ditegakkan pemeriksaan ulangan
harus lebih sering ( 1 x tiap seminggu pada kehamilan lebih dari 32 minggu )
b) Setelah kehamilan 30 minggu, koitus dan perjalanan jauh sebaiknya dihindari, karena
akan merangsang partus prematurus
c) Dibandingkan dengan kehamilan tunggal, kehamilan ganda lebih mungkin terkait
dengan komplikasi kehamilan. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan
hamil kembar lebih besar sehingga terjadi difisiensi nutrisi seperti anemia dalam
kehamilan yang dapat mengganggu pertumbuhan janin dalam rahim. Ada argumen
kuat yang menyatakan bahwa pasien harus mendapat asam folat 5 mg dan satu tablet
zat besi setiap hari. Frekuensi hidraminion pada hamil kembar sekitar 10 kali lebih
besar dari kehamilan tunggal.
d) Pematangan paru janin : bila ada tanda-tanda partus prematurus yang mengancam
dengan pemberian betamethasone 24 mg/hari.
e) Dengan janin (bayi) yang relatif berat badannya lebih rendah menyebabkan
morbiditas dan kematian yang tinggi. Keluhan pada kehamilan kembar diantaranya
terasa sesak nafas, sering kencing, edema tungkai, pembesaran pembuluh darah
(varises). Untuk memperkecil kemungkinan penyulit ibu dan janin, kehamilan Ganda
penanganan yang lebih intensif dengan melakukan pengawasan hamil lebih sering,
melakukan pemeriksaan laboratorium dasar dan pengobatan intensif terhadap
kekurangan nutrisi dan preparat Fe.
f) Kehamilan kembar paling baik di lakukan operasi karena mengingat bahwa ini
merupakan persalinan patologis dimana menyangkut nyawa ibu dan kedua bayinya.
BAB III

TINJAUAN KASUS

Masuk Puskesmas tanggal : 21 Januari 2019

Tempat : Ruang KIA-KB

I. PENGKAJIAN DATA

Tanggal/Pukul : 20 Januari 2018/ 09:30 WIB

A. DATA OBYEKTIF

Biodata Ibu Biodata Suami

Nama : Ny. R Nam a :Tn. E

Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun

Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku : Jawa / Indonesia

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta

Alamat : Brambang Alamat : Brambang

Status dengan pasien : Suami

B. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan datang/dirawat

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

2. Keluhan Utama

Ibu mengeluh perutnya mules-mules sejak kemarin pagi (19 Januari 2019) serta ada
keluar lendir dan air-air sedikit dari kemaluan ibu.

3. Riwayat menstruasi

Menarche : 14 tahun Siklus : 28 hari


Lama : 5 hari Teratur : Ya

Sifat darah : Cair Keluhan : Tidak ada

4. Riwayat perkawinan

Status Perkawinan : Sah Menikah ke :1

Lamanya :1 tahun Usia pada saat kawin: 27 tahun

5. Riwayat obstetrik

Hamil Persalinan Nifas


ke tanggal Umur Jenis penolong komplikasi JK BB laktasi komplikasi
kehamilan persalinan lahir

Hamil ini

6. Riwayat kontrasepsi yang digunakan

No Jenis Pasang Lepas


kontrasepsi
Tanggal Oleh Tempat Keluhan Tanggal Oleh Tempat Alasan

Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


a. HPHT : 2 Mei 2018
b. UK : 35 minggu
c. HPL : 9 Februari 2019

d. Kunjungan ANC

Trimester I

 Frekuensi : 3 kali

Keluhan : mual di pagi hari

Komplikasi : Tidak ada


Terapi : B6 1 x 1, B12 1 x 1, Bcomb 1 x 1 tab

Trimester II

 Frekuesnsi : 3 kali

Keluhan : Tidak ada

Komplikasi : Tidak ada

Terapi : Fe 1x1, Kalk 1x1

Trimester III

 Frekuensi :2x

Keluhan : Pusing

Komplikasi : Tidak ada

Terapi : Fe 1x1, Kalk 1x1

8. Riwayat kesehatan
a) Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit menular
(hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dll), menurun (Asma, DM, Hipertensi, dll),
menahun (jantung, paru-paru, ginjal, dll).
b) Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menurun, menular dan
menahun)
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit
menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dll), menurun (Asma, DM, Hipertensi, dll),
dan menahun (jantung, paru-paru, ginjal, dll)
c) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan ada riwayat keturunan kembar dari pihak suami.
d) Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi (SC, apendiks, dll)
e) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat (amoxicillin, ampisilin, dll)

9. Pola pemenuhan kebutuhan

Sebelum Hamil Saat Hamil

a. Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari

Jenis : Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur

Porsi : 1 piring 1 piring

Pantangan : tidak ada tidak ada

Keluhan : tidak ada tidak ada

Minum

Frekuensi : 5x/hari 7x/hari

Jenis : air putih air putih, susu, teh

Porsi : 1 gelas 1 gelas

Pantangan : Tidak ada Tidak ada

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

b. Eliminasi
BAB

Frekuensi : 1x/hari 1x/hari

Warna : kuning kecoklatan kuning kecoklatan

Konsistensi : lembek lembek

Keluhan : tidak ada tidak ada

BAK

Frekuensi : 3x/hari 6x/hari

Warna : kuning jernih kuning jernih

Konsistensi : cair cair

Keluhan : tidak ada tidak ada

c. Istirahat
Tidur siang

Lama : 2jam/hari 2 jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada


Tidur malam

Lama : 8 jam/ hari 7 jam/hari

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

d. Personal Hygiene

Mandi : 2x/hari 2x/hari

Ganti pakaian : 2x/hari 2x/hari

Gosok gigi : 3x/hari 3x/hari

Keramas : 3x/minggu 3x/minggu

e. Pola seksualitas

Frekuensi : 3x/minggu 1x/minggu

Keluhan : Tidak ada Tidak ada

f. Pola aktivitas

Awal kehamilan ibu masih dapat bekerja di tempat kerja ibu seperti biasanya
tetapi setelah semakin bertambah usia kehamilannya, ibu tidak bekerja lagi.

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman


beralkohol)

Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan minum minuman
yang beralkohol.

11. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( penerimaan ibu/ suami/ keluarga terhadap
kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/ tetangga,
perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi keluarga )
 Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilan ini.
 Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilan ini.
 Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik – baik saja.
 Ibu mengatakan selalu taat dalam melaksanakaan sholat 5 waktu.
 Ibu mengatakan tidak mengikuti kegiatan social apapun.
 Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga tercukupi.
12. Pengetahuan ibu (tentang kehamilan, persalinan, nifas)
 Ibu mengatakan tidak tahu tentang pola istirahat dan aktivitas ibu hamil
 Ibu mengatakan tidak tahu tentang tanda bahaya ibu hamil
 Ibu mengatakan tidak tahu tentang nutrisi ibu hamil
13. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
 Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah aman, nyaman dan bersih
 Ibu mengatakan tidak memeliharaan hewan peliharaan dirumah ( kucing,
burung, anjing, dll).

C. DATA OBYEKTIF

1) Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Status emisional : Stabil
2) Tanda Vital
 Tekanan darah :120/90 mmHg
 Suhu : 35,8 oC
 Respirasi : 23 kali / menit
 Nadi : 83 kali / menit
 Berat badan : sebelum hamil: 58 kg
 Sesudah hamil : 64,5 kg
 Tinggi badan :156 cm
 LILA : 24 cm
3) Pemeriksaan fisik
 Kepala : Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada kelainan, rambut bersih.
 Wajah : Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi, tidak pucat, tidak ada
cloasma gravidarum, tidak ada oedema.
 Mata : Simetris, tidak ada secret, sclera putih konjungtiva merah muda,
tidak ada kelainan seperti strabismus, dan lain-lain.
 Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada gerak
cuping hidung saat bernafas, tidak ada kelainan.
 Mulut : Simetris, mukosa lembab, tidak ada karies gigi, tidak ada
perdarahan gusi, lidah bersih, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
ada kelainan seperti labioskisis, palatoskisis, labiopalatoskisis dan
lain-lain.
 Telinga : Simetris, pendengaran baik, ada gendang telingan, tidak ada
cerumen, tidak ada kelainan dan lain-lain.
 Leher : Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, paratiroid, parotis, dan
limfe tidak ada pembesaran vena jugularis.
 Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada wheezing
dan ronchi, gerakan dada teratur.
 Payudara : Simetris, corpus membesar, putting susu menonjol, areola
mammae hiperpigmentasi, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda infeksi, kolostrum belum keluar
dan lain-lain.
 Abdomen : Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak
ada bekas operasi, ada linea nigra, ada linea alba, ada striae
gravidarum.
4) Palpasi
 Leopold I : meraba bagian fundus uteri teraba bagian bundar, lunak, dan tidak
melenting (bokong). Fundus uteri teraba 2 jari dibawah prossesus
xyphoideus. TFU = 39 cm, TBJ = 4340 gram.
 Leopold II : meraba bagian kiri atas perut ibu teraba keras, bulat, dan
melenting (kepala), sedangkan bagian kanan ibu teraba keras,
memanjang, dan datar (punggung kanan).
 Leopold III : meraba bagian bawah janin ibu, teraba bundar, keras, dan
melenting (presentasi kepala).
 Leopold IV : meraba bagian bawah perut ibu diatas simfisis pubis dengan
menyatukan kedua telapak tangan, jari-jari tangan tidak dapat
disatukan (divergen) kepala masuk PAP (4/5).
5) Pemeriksaan Mc. Donald
 TFU : 39 cm TBJ: 4340 gram
 Auskultasi
 DJJ : Terdengar 2 denyut jantung janin pada 2 tempat yang berbeda
yaitu terdengar jelas dan teratur dibagian kanan bawah perut ibu
dengan jumlah 136 kali/menit dan dibagian kiri atas perut ibu
dengan jumlah 140 kali/menit.
 Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna merah
muda, tidak ada kelainan, dan lain-lain.
 Ekstremitas bawah: Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
terdapat odema pada punggung telapak kaki dan daerah os tibia,
tidak ada varices, ada reflek patella, kuku bersih warna merah
muda, tidak ada kelainan, dan lain-lain.
 Genetalia luar : Bersih, tidak ada bekas luka operasi, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan lai-lain.
 Pemeriksaan panggul : Distansia spinarum : 23 cm (24 – 26 cm)
 Distansia kristarum : 26 cm (28 – 30 cm)
 Konjugata eksterna :18 cm (18 – 20 cm)
 Lingkar panggul : 80 cm (80 – 90 cm)
6) Pemeriksaan penunjang
 Darah : Hb Sahli 10 g%
 Urine : Protein urine : protein urine dalam batas normal (negatif).
Reduksi urine: reduksi urine dalam batas normal (negatif).
7) Data penunjang

Tidak ada.

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny.”R” umur 29 tahun G1P0A0 umur kehamilan 35 minggu janin ganda
hidup intrauterine, presentasi ganda, bagian bawah janin sudah masuk PAP (1/5).
Data Dasar:

Diagnosa Subyektif:
 Ibu mengatakan berumur 33 tahun
 Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
 Ibu mengatakan tidak pernah keguguran
 Ibu mengatakan perutnya sakit
 Ibu mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelum hamil dan
saat hamil
Diagnosa Obyektif:
 KU : baik
 Kesadaran : Composmentis
 TTV

TD : 120/90mmHg N : 83 x/menit

R : 23 x/menit S : 35,8˚C

BB sebelum hamil: 59 kg

TB : 139 cm

LILA : 24 cm

B. Masalah
Diagnosa Subyektif : Ibu mengatakan perutnya sakit.
Diganosa Obyektif : Ibu tampak takut dan cemas.
III. IDENTIFIKASI DAN ANTISIPASI DIAGNOSA POTENSIAL

Tidak ada

IV. TINDAKAN SEGERA

 Mandiri
Observasi Keadaan ibu
 Kolaborasi
Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetric dan ginekologi untuk melakukan
pemeriksaan USG.
 Merujuk
Melakukan rujukan bila terjadi komplikasi.

V. PERENCANAAN

 Beritahu Ibu tentang hasil pemeriksaan.


 Beri dorongan moril pada ibu agar tidak takut dan cemas.
 Lakukan kolaborasi dengan dokter.
 Jelaskan pada Ibu tentang kehamilan kembar.
 Jelaskan pada Ibu tentang ketidaknyamanan yang dirasakan.
 Ingatkan Ibu minum tablet Fe.
 Anjurkan Ibu untuk periksa hamil.

VI. PELAKSANAAN

 Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, bahwa:


 Keadaan kehamilan ibu dan kedua janin ibu baik dan tidak ada kelainan.
 Umur kehamilan ibu memasuki 38 minggu dan sudah cukup bulan.
 Perut ibu terlihat lebih besar dari umur kehamilan karena janin dalam kandungan ibu
ada dua janin.
 Taksiran persalinan 8 Oktober 2009, tetapi tanggal ini bisa maju 1 minggu dan mundur
1 minggu.
 Kadar Hb ibu 10 g% yang menyatakan bahwa ibu anemia dan kadar protein serta kadar
reduksi urine ibu menyatakan dalam batas normal.
 Memberikan dorongan moril kepada ibu agar tidak perlu takut dan cemas dalam
menghadapi kehamilan dan persalinannya.
 Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG.
 Menjelaskan kepada ibu bahwa kehamilan kembar dapat terjadi pada ibu yang baru
pertama kali hamil. Oleh karena itu ibu tidak perlu khawatir meskipun ibu tidak
memiliki penjelasan tersebut, sehingga ibu tidak perlu bingung lagi terhadap kehamilan
kembar yang dialaminya.
 Menjelaskan kepada ibu bahwa sakit perut yang dialaminya normal dan sering disebut
sebagai tanda-tanda persalinan dan masih jarang terjadi, sehingga ibu dianjurkan
menarik napas panjang bila ada kontraksi. Ibu mengerti dan mencoba untuk
melaksanakan anjuran yang telah dijelaskan untuk mengurangi keluhannya.
 Mengingatkan ibu untuk meminum Fe secara teratur dan menjelaskan cara meminum Fe
yaitu 1 tablet sehari pada malam hari dengan air putih. Jangan diminum dengan air teh
atau kopi karena dapat menghambat penyerapan Fe, dianjurkan lebih baik diminum
dengan air jeruk.
 Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan kehamilannya secara teratur setiap 1
minggu sekali dan apabila ada keluhan. Kunjungan ulang berikutnya 1 minggu lagi.

VII. EVALUASI

 Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinnya.


 Ibu mengatakan rasa takut dan cemasnya sudah berkurang.
 Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter.
 Ibu sudah mengetahui tentang hamil kembar yang dialaminya dengan menganggukkan
kepalanya.
 Ibu sudah mengetahui bahwa ketidaknyamanan yang dirasakan tidak bersifat patologis.
 Ibu bersedia meminum tablet Fe.
 Ibu bersedia kunjungan ulang kembali.
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kehamilan kembar adalah satu kehamilan dengan dua janin. Kehamilan tersebut
selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan masyarakat. Kehamilan kembar
dapat memberikan resiko yang lebih tinggi terhapap bayi dan ibu. Faktor-faktor yang
mempengaruhi adalah bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi kehamilan 2
telurserta profertil, clomid, dan hormone gonadotropin dapat menyebabkan kehamilan
dizigotik dan kembar lebih dari dua.Ada dua jenis kehamilan ganda yaitu kehamilan
kembar monozigotik dan kehamilan dizigotik.

2. Kritik dan Saran


Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini di waktu yang akan datang. Karena meskipun makalah ini telah penulis susun dengan
baik, tentu saja masih ada kekurangan pada makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Myles. Buku Ajar Bidan. Eds.14. 2009. Jakarta : EGC


Mochtar,Rustam. Sinopsis Obstetri eds.2. 1998. Jakarta : EGC
Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan..Jakarta; Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saswita.Reni,Marisah,Rohani.2007.Asuhan kebidanan pada ibu bersalin.
Jakarta ; Salemba Medika.
Manuaba IBG. 2003. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: ECG
Rustam,Mochtar Prof. Dr. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid Edisi 2 Buku Kedokteran.Jakarta: EGC
Varney, Helen. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed 4, Vol 1. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. (Ed.). (2007). Ilmu Kebidanan (kesembilan ed.). Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Cunningham, G., Gant, N. F., Leveno, K. J., Gilstrap III, L., Hauth, J. C., & Wenstrom, K. D.
(2006). Obstetri William (21 ed., Vol. 1). Jakarta: EGC
Hakimi, M. Ilmu Kebidanan: Fisiologi Dan Patologi Persalinan. Jakarta : Yayasan essentia
Medica. 2000: Hal. 233

Anda mungkin juga menyukai