Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL DAN NEONATAL


(Kehamilan Ganda, Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan,
Kelainan Air Ketuban, Malpresentasi)

OLEH:
FILSHA DORA
NIM. 1915302081

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT, pencipta alam semesta, Wahai Dia yang
karenan-Nya terlepas simpul kesulitan, wahai Dia yang dari-Nya diperoleh jalan keluar menuju
jalan keselamatan, yang telah menganugerahkan Rahmat serta Inayah-Nya kepada saya sehingga
makalah kami dengan judul pembahasan ”Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal” ini dapat
terselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Semoga shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada hambah-Nya yang diutus sebagai rahmat bagi sekalian alam, sang
revolusioner sejati yang telah mengantarkan kita dari pengetahuan klasik sampai kepada
pengetahuan modern yaitu Baginda Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini diajukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah
“Perilaku Dan Psikologi Kesehatan Reproduksi”. Makalah ini tidak akan pernah terwujud tanpa
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Maka dari itu, saya menghaturkan banyak terima
kasih kepada semua pihak.
Tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini, masih banyak
kekurangan-kekurangan yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran
dan kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.

Pasaman Barat, Oktober 2020

FILSHA DORA
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 3

BAB II : PEMBAHASAN........................................................................... 4

A. Kehamilan Ganda...................................................................... 4

B. Kelainan pada Lamanya Kehamilan.........................................

C. Kelainan Air Ketuban............................................................... 5

D. Malpresentasi............................................................................

BAB III : PENUTUP................................................................................... 21

A. Kesimpulan............................................................................... 21

B. Saran.......................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih.
Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat
(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar
tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan
dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.
Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan kembar
memang tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa memiliki bayi
kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa dipastikan.
Faktor predisposisi dari kehamilan gameli antara lain adalah faktor bangsa, hereditas,
umur dan paritas tidak atau sedikit sekali mempengaruhi terjadinya kehamilan
kembar.Ternyata, pertumbuhan janin kembar dan tunggal menunjukkan perbedaan yang
cukup berarti. Berat badan satu janin kembar rata-rata lebih ringan 1000 gram dari janin
tunggal. Berat badan bayi kembar dua dan tiga yang baru lahir kurang dan 2500 gram dan
kembar lima kurang dad 1000 gram. Berat badan janin dari kehamilan kembar tidak sama.
Umumnya, terjadi perbedaan antara 50 sampai 1000 gram. Selain itu, terjadi pembagian
sirkulasi darah yang tidak sama. Akibatnya. pertumbuhan kedua janinnya pun berbeda
Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, patologi
kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai ibu saat hamil.
Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan membawa resiko bagi ibu.
WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari wanita yang hamil akan berkembang menjadi
komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya, serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian
besar wanita hamil di indonesia mengalami komplikasi atau masalah yang menjadi fatal,
sekitar 26% wanita dengan kelahiran hidup mengalami komplikasi. Sebagai bidan akan
menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwanya.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan ibu dan keluarga kita
sebagai bidan berada diposisi untuk meningkatkan kemampuan ibu untuk melahirkan
sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses kelhiran untuk memberikan
dukungan dan dorongan.
Perlu diingat bahwa persalinan merupakan proses yang normal, serta merupakan suatu
kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan
selalu ada xsehingga bidan harus mengamati ibu dan bayi dengan ketat sepanjang kehamilan
dan kelahiran, sehingga sangan penting bagi bidan untuk mengetahui bagaiman cara
mendeteksi dini penyulit dan komplikasi selama masa kehamilan dan masa persalinan,
sebagai upaya menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi.

B. Tujun
1. Diketahuinya tentang kehamilan kembar.
2. Diketahuinya tentang Kelainan dalam Lamanya Kehamilan
3. Diketahuinya tentang Kelainan Air Ketuban
4. Diketahuinya menjelaskan tentang Malpresentasi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehamilan Ganda
1. Pengertian Kehamilan Ganda
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau
lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet
kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet).
Hamil kembar tentunya menjadi keajaiban. Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu
dan janinnya, sejalan dengan perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan
kehamilan biasa.
Mengandung bayi kembar merupakan berita besar bagi seorang ibu. Kehamilan
kembar memang tidak pernah bisa diduga, ada yang berasumsi bahwa seorang ibu bisa
memiliki bayi kembar karena keturunan, tetapi hal tersebut juga masih belum bisa
dipastikan.

2. Etiologi
Faktor- faktor yang mempengaruhi adalah
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering
mempengaruhi kehamilan 2 telur.
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. Faktor tersebut dengan
mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau
terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh
dapat dibuahi lebih dari satu dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan ke
dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih dari satu.
c. Faktor keturunan.
d. Faktor yang lain belum diketahui.
3. Patofisiologi
a. Kehamilan kembar monozigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi dan
membelah secara dini dan membentuk dua embrio yang sama, kehamilan ini juga
disebut hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar
uniovuler, karena berasal dari satu ovum.
Cirri-cirinya adalah
1) Jenis kelamin sama
2) Rupanya sama/ memiiki wajah yang sama (seperti bayangan
3) Golongan darah sama, cap kaki dan tangan sama
4) Sebagian atau kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik, mempunyai 2
amnion, 2 karion, dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. Keadaan
ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1
korion, dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi
masih sangat tinggi.
5) Pada kembar monozigotik dapat terjadi kelainan pertumbuhan seperti kembar
siam dan insiden kelainan malformasi masih tinggi.
b. Kehamilan kembar dizigotik
Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang telah
dibuahi, sebagian besar kehamilan ganda adalah dizigotik atau kehamilan kembar
fraternal.
Cirri-cirinya adalah :
1) Jenis kelamin dapat sama atau berbeda
2) Persamaan seperti adik kakak
3) Golongan darah tidak sama
4) Cap tangan dan kaki tidak sama
5) Sebagian atau kira-kira 2/3 kehamilan kembar adalah dizigotik yang
mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 aamnion dan 2 amnion,2 korion, 1
plasenta.
4. Penatalaksanaan antepartum kehamilan kembar
Untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas pada kehamilan dengan penyulit kembar,
kita perlu :
a. Pemeriksaan antenatal lebih sering, mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-
tanda pre-eklamsi dapat diketahui dini dan penanganannya dapat dikerjakan dengan
segera. Setelah kehamilan 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang
karena dapat merupakan factor predisposisi partus prematurus.
b. Pada kehamilan kebutuhan ibu untuk pertumbuhan hamil kembar lebih besar dari
hamil tunggal, sehingga kebutuhan nutrisinya harus terpenuhi agar tidak terganggu
pertumbuhan janin dalam rahim.
c. Anemia hepokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi
2 bayi dan penambahan volema darah ibu sangat meningkat.pemberian sulfas ferosus
3×100 mg secara rutin perlu dilakukan, selain zat besi dianjurkan untuk memberikan
asam folik sebagai tambahan, yaitu 5 mg asam folat dan satu tablet zatbesi setiap hari.
d. Mencegah kelahiran janin yang terlalu preterm.
e. Mengidentifikasi gangguan pertumbuhan salah satu atau kedua janin dan janin yang
mengalaminya dilahirkan sebelum sekarat.
f. Mengeliminasi trauma janin selama persalinan dan kelahiran.
g. Mempersiapkan dokter yang ahli dalam perawatan neonates.
Disamping itu juga harus diperhatikan keadaan ibu dan janin seperti :
a. Nutrisi
Kebutuhan akan kalori, protein, mineral, vitamin, dan asam lemak esensial jauh
meningkat pada wanita dengan kehamilan multiple. Kehamilan multiple harus
mengalami pertambahan sekitar 25 kg (50 pon ), di anjurkan konsumsi energy harus
ditingkatkan sebsar 300 kkal/hari, suplementasi besi 60-100 mg/hari, asam folat 1
mg/hari.
b. Hipertensi ibu
Gangguan hipertensi akibat kehamilan jauh lebih besar kemungkinannya timbul
pada janin multiple.
c. Surveilans Antepartum
Pertumbuhan janin lebih lambat pada kehamilan multiple dibandingkan dengan
gestasi tunggal dan juga mungkin tidak sepadan di antara dua janin. Atas alsan
tersebut sepanjang trimester 3 biasanya dilakukan pemeriksaan sonografi serial,
pertumbuhan yang memadai dipastikan.ketidaksepadanan ukuran merupakan
kekhawatiran utama apabila pertumbuhan salah satu janin terhambat, penilaian
volume cairan amnion juga penting karena adanya oligohidramnion mungkin
menandakan patologi uteroplasenta dan hal ini seyogyanya mendorong kita segera
melakukan evaluasi terhadap kesejahtraan janin.
d. Pemeriksaan kesehatan janin
Pada penatalaksanaan kehamilan multiple ordo tinggi sering digunakan uji non
stress atau profil bio fisik. Kompleksitas penyulit pada kehamilan multiple serta
kemungkinan kesulitan tekhnis dalam memisahkan janin-janin sewaktu dilakukan
pemeriksaan antepartum tampaknya membatasi manfaat metode-metode ini.
e. Velosimetri Doppler
Evaluasi resistensi vascular dengan Doppler dapat digunakan untuk menilai
kesejahtraan janin. Meningkatnya resistensi disertai berkurangnya kecepatan diastolic
sering menyertai pertumbuhan janin yang terhambat. Hasil-hasil pemeriksaan
Doppler pada kembar dua dan triplet sama dengan pada janin tunggal dan karenya
dapat digunakan dengan cara serupa.
f. Mencegah pelahiran preterm
Sebagai upaya untuk memperpanjang gestasi pernah digunakan beberapa tekhnik
antara lain tirah baring, terutama rawat inap di rumah sakit, pemberian obat
betamimetik profilaktik, dan cervical cerclage (pengikatan serviks) profilaktik.
g. Terapi tokolitik
Terapi tokolitik pada wanita dengan gestasi multiple menimbulkan resiko yang
lebih tinggi di bandingkan kehamilan tunggal,sebagian karena peningkatan volume
plasma dan kebutuhan kardiovaskular akan menyebabkan pasien rentan terhadap
edema paru setelah mendapat hidrasi dan terapi beta-mimetik.
h. Kortikosteroid untuk pematangan paru janin
Tidak terdapat bukti yang memuaskan bahwa kortikostiroid bermanfaat bagi janin
multipel . sebagai contoh Turrentine dkk.(1996) tidak menemukan perbedaan hasil
akhir neonates antara 21 pasangan kembar yang mendapat terapi kortikosteroid
optimal dan 63 pasangan kembar yang tidak mendapat terapi.
i. Prediksi peraslinan preterm
Secara prospektif menapis lebih dari 50 faktor resiko protensial untuk persalinan
premature pada 147 kehamilan kembar dan mendapatkan bahwa hanya panjang
serviks dan fibronektin janin yang dapat memprediksi pelahiran preterm. Pada usia
gestasi 24minggu,panjang serviks yang lebih dari 25mm merupakan predictor terbaik
akan terjadinya pelahiran sebelum 32 minggu, dan pada 28 mingggu, fibronektin
janin yang positif merupakan pretiktor terbaik.
j. Pematangan paru
Berdasarkan pengukuran rasio lesitin-sfingomieli, kematangan paru biasanya
berlangsung serentak di antara kembar ( levenu,dkk1984). Selain itu,walaupun rasio
ini biasanya besarnya lebih lebih dari 2 setelah 36 minggu pada janin tunggal, pada
kehamilan mutipel rasio tersebut sudah tercapai pada sekitar 32 minggu. Namun ,
pada sebagian kasus mungkin terjadi kesenjangan fungsi paru yang mencolok, ketika
janin yang paling kecil dan paling mengalami stress akan lebih cepat matang.
k. Penatalaksanaan menuggu pada pecah ketuban
Gestasi kembar di sertai ketuban pecah dini di berikan pinatalaksanaan menuggu
seperti pada kehamilan tunggal. Mercer,dkk.(1993). Membandingkan hasil akhir
kehamilan kembar dan tunggal yang mengalami ketuban pecah dini pada gestasi 19-
36 minggu dan mendapatkan bahwa persalinan terjadi lebih dini pada kehamilan
kembar. Secara spesifik, median waktu dari pecahnya ketuban sampai lahir adalah 1,1
hari pada kembar dibandingkan 1,7 hari pada janin tunggal lebih dari 90% bayi dari
kedua kelompok lahir dalam 7 hari setelah ketuban pecah.
l. Penundaan lahirnya kembar kedua
Pernah di laporkan kasus-kasus dengan 1 atau lebih janin multipel lahir secara
sangat premature, dan karena aktifitas uterus terhenti,kehamilan di biarkan berlanjut
sampai lahirnya janin yang lain beberapa hri atau bahkan beberapa minggu kemudian.
Trivedi dan gillett (1998) mengkaji literature inggris dan mendapatkan 45 laporan
kasus kelahiran asinkron pada gestasi multipel umumnya kelahiran pertama terjadi
akibat ketuban pecah dini dan angka kelangsungan hidup bagi para janin ini sanat
kecil.

B. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan


1. Prematur
a. Definisi
Partus prematurus adalah persalinan pada umur kehamilan kurang dari 37 minggu
atau berat badan lahir rendah 500-2499 gram. Factor resiko persalinan premature
akan meningkat kejadiannnya pada keadaan-keadaan sebagai berikut :
b. Karakteristik Pasien
Kejadian prematuritas pada sebuah kehamilan akan dipicu oleh karakteristik
pasien :status sosial ekonomi yang rendah, termasuk didalamnya penghasilan rendah,
pendidikan yang rendah sehingga mempengaruhi pola nutrisi yang rendah; umur.
Kehamilan pada usia 16 tahun dan primigravida > 30 tahun; riwayat pernah
melahirkan premature; pekerjaan fisik yang berat, tekanan mental (stress) atau
kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan kejadian prematur; merokok lebih dari 10
batang sehari; penggunaan obat bius atau kokain.
c. Factor predisposisi
Beberapa factor penyebab akan menambah keadaan prematuritas antara lain;
infeksi saluran kemih; penyakit ibu seperti hipertensi dalam kehamilan, asma,
penyakit jantung, kecanduan obat, kolestasis, Anemia; keadaan yang menyebabkan
distensi uterus berlebihan yaitu kehamilan multiple, hidromnion, diabetes,
isoimunisasi Rh; perdarahan antepartum; infeksi umum pada ibu; tindakan bedah
selama kehamilan; kehamilan dengan AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim).
d. Pengelolaan Kehamilan Dengan Resiko Persalinan Prematur
1) Mendidik ibu dengan resiko tinggi agar mengenal tanda persalinan dini yang
harus diwaspadai sebelum kehamilan 37 minggu dimana gejalanya seperti saat
haid, nyeri pinggang, merasa tekanan pada jalan lahir meningkat, adanya lender
bercampur darah dari kemaluan.
2) Pengawasan ibu dengan resiko tinggi untuk premature setelah kehamilan berumur
> 20 minggu dengan cara menanyakan adanya persalinan, jika tanda-tanda
tersebut ada maka periksa keadaan serviks terhadap adanya dilatasi ostium
internum atau eksternum, kemajuan persalinan.
3) Bila ditemukan adanya perubahan serviks dan his pasien harus dirawat.
4) Bila ada persalinan, diberikan terapi : istirahat rebah dengan posisi miring kiri
untuk peredaran darah ke uterus, memberi cairan, mengobati bakteri uri tak
bergejala dan memeriksa kemungkinan infeksi setiap 6-8 minggu, mengurangi
stress, istirahat, perbaikan gizi, tidak melakukan hubungan seksual setelah 20
minggu pada ibu resiko tinggi, pemantauan kemungkinan adanya kontraksi rahim.
e. Pengobatan
Penatalaksanaan dalam mengobati prematuritas lebih ditujukan untuk mencegah bayi
lahir premature dan jika harus lahir fungsi tubuh terutama paru-paru sudah matang,
tindakannnya antara lain :
1) Tokolitik dengan menggunakan magnesium sufat : dosis awal 4 gram IV
dilanjutkan dengan 1-3 gram perjam. Efek samping yang ditimbulkan yaitu
depresi pernafasan, untuk antidotumnya berupa calsi glukonas; golongan β2
adrenegric untuk merangsang respon β2 pada otot polos uterus sehingga terjadi
relaksasi dan hilangnya kontraksi. Jenis obatnya yaitu tarbutalin dengan dosisi
0,25 mg permenit diberikan dibawah kulit setiap 30 menit maksimum 3 kali, atau
Ritodrin diberikan secara infuse intravena maksimum 0,35 mg permenit sampai 6
jam kontraksi hilang dengan dosisi pemeliharaan secara oral mg setiap 2-6 jam.
2) Pematangan paru janin dengan pemberian kortiko steroid diberikan pada umur
kehamilan 28-34 minggu dan 24 jam sebelum persalinan, pemberian surfaktan.
3) Metode kanguru untuk merawat bayi premature.
Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan asasi bayi berat lahir rendah
dengan menyediaakan situasi dengan kondisi yang mirip dengan rahim
ibu.nKeuntungan metode kanguru: meningkatkan hubungan emosional ibu-bayi,
menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung dan pernafasa, mengurangi stres pada
ibu dan bayi, mengurangi lama menangis pada bayi, memperbaiki keadaan
emosional ibu denga bayi, meningkatkan produksi ASI, menurunkan resiko
terinfeksi selama perawatan di rumah sakit,mempersingkat masa lama di rumah
sakit.Kriteria bayi untuk metode kanguru: berat badan kurang atau sama dengan
2000 gram, tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai, refleks dan
koordinasi hisap dan menelan baik, perkembangan selama diinkubator baik,
kesiapan dan keikut sertaan orang tua, sangan mendukung keberhasilan

2. Postmatur
a. Defenisi
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih.
Istilah lainnya yaitu serotinus. Menentukan kehamilan postmatur dengan
menggunakan rumus neagle dihitung dari HPHT dan berdasarkan taksiran persalinan
(280 hari atau 40 minggu) dari HPHT. Pemeriksaaan USG sangat membantu taksiran
umur kehamilan dan lebih akurat.
b. Etiologi
1) Faktor potensial berupa defenisi hormone adenokortikotrtopik (HCHT) pada fetus
atau defenisi enzim sulfatase plasenta, kelainan sistem saraf pusat pada janin
seperti pada anansefalus; terdapatnya faktor yang mengganggu ibu maupun anak
dan plasenta dengan gambaran klinis: menghilangnya lemak subkutan, kulit
kering, keriput, atau retak-retak, pewarnaan mekonium pada kulit, umbilikus dan
selaput ketuban, kuku dan rambut panjang, bayi malas.
2) Komplikasi yang terjadi: kematian janin dalam rahim akibat insufisiensi plasenta
karena menuanya plasenta, kematian neonatus yang tinggi, asfiksia. Penilaian
kesejahteraan janin harus dilakukan seperti: evaluasdi cairan amnion dengan
amniosentesis atau USG untuk melihat adanya hidramnion, pantau perubahan
denyut jantung janin, menentukan scoring dari USG untuk melihat pernafasan
janin, tonus, pergerakan fetus dan jumlah cairan amnion.
c. Pengelolaan
Pengelolaan dibagi menjadi
1) Ekspektatif: syaratnya keadaan janin baik dengan dasar 60% kehamilan akan
berakhir dengan persalinan spontan pada usia kehamilan 40-41 minggu dan 80%
pada kehamilan 43 minggu
2) Aktif: tanpa melihat keadaan serviks induksi harus dilakukan pada fetus yang
memiliki resiko untuk mengalami dismaturitas atau bila kehamilan mencapai 44
minggu, syaratnya dilakukan pengawasab intrapartum yang lebih ketat. Induksi
dilakukan dengan tetesan oksitosin perinfus atau dengan pemakaina preparat
prostaglandin.

3. Intra Uterine Growth Retaldation (IUGR)


a. Defenisi
IUGR adalah berat badan bayi baru kurang dari persentil 10 untuk usia kehamilan
bayi, dalam artian bayi baru lahir berukuran labih kecil dengan usia kehamilannya.
Penyebab IUGR dibedakan menjadi 3 faktor, yaitu :
1) Maternal/ibu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit ginjal kronik, riwayat
diabetes millitus, penyakit jantung dan pernafasan, malnutrisi dan anemia,
onfeksi, pecandu alkohol, obat-obat tertentu, dan perokok.
2) Uterus dan plasenta: penurunan aliran daraha dari uterus ke plasenta, plasenta
abruption, plasenta previa, infark plasenta.
3) Faktor janin antara lain: janin kembar, penyakit infeksi, kelainan konginitalo,
kelainan kromosom, pajanan teratogen.
b. Manifestasi Klinik
Bayi-bayi lahir IUGR biasanya tampak kurus, pucat dan berkulit keriput:tali
puxsat umumnya tampak rapuh dan layu dibandingkan pada bayi normal yang tebal
ndan kuat; Intra Uterine Growth Syndrom (IUGR) muncul sebagai akibat dari
berhentinya pertumbuhan jaringan atau sel.
c. Pencegahan
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mencegah IUGR, adalah sebagai berikut:
usahakan hidup sehat, hindari stres selama kehamilan, hindari mengkonsumsi obat-
obatan yang tidak dianjurkan selama hamil, olahraga teratur, hindarai alkohol, rokok
dan narkoba, periksakan kehamilan secara rutin.
d. Prognosis
Pada kasus-kasus IUGR yang sangat parah dapat berakibat janin lahir mati
(stillbirth) atau jika bertahan hidup dapat memiliki efek buruk jangka panjang dalam
masa kanak-kanak nantinya. Kasus IUGR dapat muncul sekalipun ibu dalam kondisi
sehat.
e. Diagnosis
Untuk menegakan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan dengan menanyakan
riwayat ibu apakah faktot-faktor ibu seperti dijelaskan diatas ada atau tidak, periksa
tinggi fundus uteri (TFU) apakah sesuai atau tidak dengan usia kehamilan,lakukan
ultranonograf (USG) fetomaternal, periksa denyut jantung janin dengan
menggunakan doppler velocimetry.

4. Intra Uterine Fetal Death (IUFD)


a. Defenisi
Intra Uterine Fetal Death/kematian janin dalam rahim yaitu kematian yang terjadi
saat UK lebih dari 20 minggu dimana janin sudah mencapai ukuran 500 gram atau
lebih (Nasdaldy).
b. Etiologi
Penyebab IUFD sering kali dipicu oleh: ketidak cocokan rhesus darah ibu dan
janin, ketidak cocokan golongan darah ibu dan janin, gerakannya janin terlalu aktif,
penyakit pada ibu, kelainan kromosom, trama saat hamil, infeksi pada ibu, kelainan
bawaan pada janin, perdarahan anterpartum, penyakit saluran kencing, penyakit
endokrin, malnutrisi dan lain-lain.
c. Diagnosa
Penetapan diagnosa diperoleh dengan cara:
1) Anamnesis
Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin
sangat berkurang. Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan
bertambah kecil atau kehamilan tidak seperti biasanya. Atau wanita belakangan
ini merasakan perutnya sering menjadi keras dan merasakan sakit seperti mau
melahirkan.
2) Inspeksi
Tidak terlihat gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada
ibu yang kurus.
3) Palpasi
a) Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba
gerakanan janin.
b) Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada tulang
kepala janin.
4) Auskultasi
Baik memamakai setetoskop monoral maupun dengan Deptone akan terdengar
DJJ.
5) Reaksi kehamilan
Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam
kandungan.
d. Penanganan
1) Bila disangka telah terjadi kematian janin dalam rahim jangan terlalu terburu-buru
bertindak sebaiknya observasi dulu dalam 3-4 minggu
2) Biasanya selam masih menunggu ini 70-90% akan terjadi persalinan yang spontan
3) Bila setelah 3 minggu kematian janin dalam kandungan atau 1 minggu setelah
diagnosa. Partus belum mulai lakukan induksi partus.
4) Induksi inpartus dapat dimulai dengan pemberian estrogen atau langsung dengan
pemberian oksitosin drip atau tanpa amniotomi.

C. Kelainan Air Ketuban


1. Ketuban Pecah Sebelum Waktunya
a. Pengertian
Ketuban pecah sebelum waktunya atau sering disebut ketuban pecah dini ( KPD)
atau ketuban pecah prematur (KPP) adalah keluarnya cairan dari jalan lahir atau
vagina sebelum proses persalinan. Ketuban pecah prematur pada preterm yaitu
pecahnya membran chorio amnoin sebelum onset persalinan usia kehamilan kurang
dari 37 minggu.
b. Etiologi. 
Masih belum diketahui secara jelas sehingga usaha preventif tidak da[pat
dilakukan, kecuali dalam usaha menekan infeksi. Faktor-faktor yang berhubungan
dengan meningkatnya insiden KPD adalah sbb
1) Fisiologi selaput amnion atau ketuban yang abnormal
2) Inkompetensi serviks
3) Infeksi vagina atau serviks
4) Kehamilan ganda
5) Polihirdramnion
6) Trauma
7) Distensi uteri
8) Stres maternal
9) Stress fetal
10) Infeksi
11) Serviks yang pendek
12) Prosedur medis
c. Patofisiologi
Pengaruh ketuban pecah dini terhadap ibu dan janin adalah sebagai berikut
1) Prognosis ibu
a) Infeksi intrafartal dalam persalinan. Jika terjadi infeksi dan kontraksi saat
ketuban pecah, dapat menyebabkan sepsis yang selanjutnya dapat
mengakibkan meningkatnya angka morbiditas dan mortalitas.
b) Infeksi masa nifas
c) Partus lama
d) Perdarahan postpartum
e) Meningkatkan tindakan operatif obstetri ( khususnya SC)
f) Morbilitas dan mortalitas maternal
2) Pronogsis janin
a) Prematuritas
b) Penurunan tali pusat
c) Hipoksia dan asfeksi sekunder (kekurangan oksigen pada bayi)
d) Sindrom defornitas janin terjadi akibat oligohidramnion. Diantaranya terjadi
hipoplasia paru, depornitas, ekstremitas dan pertumbuhan janin terhambat.
e) Morbiditas dan mortalitas perinatal
d. Penatalaksanaan
Langkah-langkah dalam penatalaksaan KPD adalah sbb
1) Penatalaksanaan KPD bergantung pada umur kehamilan dan tanda infeksi
intrauteri.
2) Sebaiknya pasien dengan KPD dirawat di RS dan melahirkan bayi yang berumur
> 37 minngu dalam 24 jam dari pecahnyaketuban untuk meminimalkan resiko
infeksi intrauteri.
3) Tindakan konservatif (mempertahankan kehamilan) kolaborasi dengan dokter
diantaranya dalam pemberian antibiotik dan cegah infeksi, topolisis, pemantangan
paru, evitelisasi, monitoring fetal dan maternal. Tindakan aktif (terminasi atau
mengakhiri kehamilan) yaitu dengan SC ataupun partus pervaginam
4) Dalam penetapan langkah penatalaksanaan kegiatan yang dilakukan apakah
langkah conservatif ataukah aktif, sebaiknya perlu mempertimbangkan usia
kehamilan, kondisi ibu dan janin, fasilitas perwatan intensif, kondisi, waktu dan
tempat perawatan, fasilitas/kemampuan monitoring, kondisi/status imunologi ibu,
dan kemampuan finansial keluarga.
2. Polihidramnion
a. Pengertian
Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan
dimana air ketuban melebihi 2000 ml. Hidramnion akut adalah penambahan air
ketuban secara mendadadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapar pada
kehamilan yang agak muda. Bulan ke-5 dan 6. Hidramnion kronis adalah
penambahan air ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan
lanjut. Diagnosis pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Insiden hidramnion adalah 1 % dari semua kehamilan.
Sampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak kasus
hidramnion berhubungan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan
sistem saraf puasat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion 
dapat terjadi karena hal-hal berikut.
1) Produksi air ketuban bertambah
Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban dapat
bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya urine janin dan
cairan otak anensefalus.
2) Pengaliran air ketuban terganggu
Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan
yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi oleh
usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam peredaran
darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janin tidak bisa menelan
seperti pada atresia esofagus dan anensefalus
b. Prognosis
Prognosis oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin. Bila yterjadi
kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan janin, bahkan bisa
terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertas karena tekanan-tekanan. Bila
terjadi pada kehamilan akan terjadi cacat bawaan, cacat karena tekanan, atau kulit
menjadi tebal dan kering. Selain itu, dapat mengakibatkan kelainan muskuloskeletal
(sistem otot).
Oligohiramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang kurang dari 24
minggu dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-paru. Ada 3 kemungkinan
yang dapat terjadi, yaitu
1) Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan paru-paru
terhambat.
2) Trbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-paru.
3) Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada
pertumbuhan dan perkembangan paru-paru.
c. Penatalaksanaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan dilakukan pada
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis janin yang tidak baik.
Kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi pada oligohidramnion, oleh
karena itu persalinan SC merupakan pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion.
Pertimbangan untuk melakukan SC adalah sebagai berikut
1) Indeks kantung hidramnion (ICA) 5 cm atau kurang
2) Deselerasi frekuesnsi detak jantung janin
3) Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan poster

3. Oligohidramnion
Jika air ketuban kurang 500cc, disebut oligohidramnion. Oligohidramnion kurang
baik untuk pertumbuhan janin karena pertumbuhan dapat terganggu oleh perlekatan
antara kulit janin dan amnion atau karena janin mengalami tekanan dinding rahim.
a. Gambaran Klinis
1) Rahim lebih kecil sesuai dengan tuanya kehamilan
2) Bunyi jantung anak sudah terdengar sebelum bulan ke-5 dan terdengar lebih jelas
dengan stetoskop.
3) Pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu dan sering berakhir dengan partus
prematurus.
4) Ibu merasa nyeri diperut pada tiap pergerakan anak
5) Persalinan lebih lama dari biasanya
6) Sewaktu his akan terasa sakit sekali
7) Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali, bahkan tidak ada yang keluar

D. Malpresentasi
1. Defenisi
Pengertian Malpresentasi adalah semua presentasi janin selain vertex,sedangkan
Malposisi adalah kepala janin relative terhadap pelvix dengan oksiput sebagai titik
referensi,masalah: janin yang dalam keadaan malpresntasi dan malposisi kemungkinan
menyebabkan partus lama atau partus macet
2. Presentasi  Oksifut Posterior
a. Pengertian
Pada  letak belakang kepala biasanya ubun- ubun kecil akan memutar ke depan dengan sendirinya
dan janin lahir secara spontan.  Kadang -kadamg UUK  tidak  berputar  kedepan tetapi tetap berada di
belakang, yang disebut  POSITIO OCIPUT  POSTERIOR.  Dalam  mengahadapi persalinan d imana
UUK terdapat di belakang kita harus sabar, sebab rotasi kedepan kadang-kadang baru terjadi di dasar
panggul.
b. Etiologi
1) Sering dijumpai pada panggul andropoid, endroid dan kesempitan midpelvis.
2) Letak  
3) punggung  janin dorsoposterior
4) Putar paksi salah satu tidak berlangsung pada :
a) Perut gantung
b) Janin kecil atau janin mati
c) Arkus pubis sangat luas
d) Dolichocephali
e) Panggul sempit
c. Patofisiologi
Kelahiran janin dengan ubun- ubun  kecil dibelakang  menyebabkan regangan yang besar  pada
vagina dan perineum, hal ini disebabkan karena kepala yang sudah dalam keadaan fleksi maksimal tidak
dapat menambah fleksinya  lagi.  Selain itu seringkali fleksi kepala tidak dapat maksimal, sehingga
kepala lahir melalui pintu bawah panggul dengan sirkumferensia frontooksipitalis yang lebih besar
dibandingkan dengan sirkumferensia suboksipito bregmatika. Oleh sebab  itu persalinan pada
umumnya  berlangsung  lama, yang mengakibatkan kerusakan  jalan  lahir  lebih  besar,  dan kematian
perinatal  lebih tinggi bila dibandingkan dengan keadaan di mana  ubun- ubun  kecil berada di depan.
3. Presentasi puncak kepala
a. Pengertian
Presentasi puncak kepala adalah keadaan dimana puncak kepala merupakan
bagian terendah, hal ini terjadi apabila derajat defleksinya ringan.
Presentasi puncak kepala  adalah presentasi kepala dengan defleksi/ekstensi
minimal dengan sinsiput merupakan bagian  terendah. 
Presentasi puncak kepala adalah bagian terbawah janin yaitu puncak kepala, pada
pemeriksaan dalam teraba UUB yang paling rendah, dan UUB sudah berputar ke
depan
b. Etiologi
Menurut statistik hal ini terjadi pada 1% dari seluruh persalinan. Letak defleksi
ringan dalam buku synopsis Obstetri Fisiologi dan Patologi (2002) biasanya
disebabkan:
1) Kelainan panggul (panggul picak
2) Kepala bentuknya bundar
3) Anak kecil atau mati
4) Kerusakan dasar panggul
c. Patofisiologi
Pada kehamilan normal, kepala janin pada waktu melewati jalan lahir berada
dalam keadaan fleksi tetapi pada kasus ini fleksi tidak terjadi sehingga kepala dalam
keadaan defleksi, jadi yang melewati jalan lahir adalah sirkumferensia
frontooksipitalisdengan titik perputaran yang berada di bawah simfisis ialah glabella
(Sarwono,2005).
d. Penanganan
1) Dapat ditunggu kelahiran spontan
2) Episiotomi
3) Bila 1 jam dipimpin mengejan tak lahir, dan kepala bayi sudah didasar panggul,
maka dilakukan  ekstraksi forcep. Usahakan lahir pervaginam karena kira-kira 75
% bisa lahir spontan. Bila ada indikasi ditolong dengan vakum/forsep biasanya
anak yang lahir di dapati caput daerah UUB (Mochtar, 2002).
4. Presentasi dahi
a. Pengertian
Persentase dahi adalah keadaan dimana kedudukan kepala berada diantara fleksi
maksimal,sehingga dahi merupakan bagian terendah. Pada umumnya presentasi dahi
ini hanya bersifat sementara, dan sebagian besar akan berubah menjadi presentasi
muka atau belakang kepala.
b. Etiologi
Sebab terjadinya presentasi dahi pada dasarnya sama dengan sebab terjadinya
presentasi muka yaitu:
1) Panggul sempit
2) Janin besar
3) Multiparitas
4) Kelainan janin (anansefalus)
c. Patofisiologi
Karena kepala turun melalui pintu atas panggul dengan sirkumferensia
maksilloparietalis (35cm) yang lebih besar daripada lingkar pintu atas panggul maka
janin dengan berat dan besar normal tidak bisa lahir secara pervaginam kecuali janin
yang kecil masih mungkin lahir spontan. Hal itu bisa mengakibatkan persalinan lama,
robekan jalan lahir yang lebih luas dan kematian perinatal.
d. Penanganan
Presentasi dahi dengan ukuran panggul dan janin yang normal, tidak akan dapat
lahir spontan per vaginam, sehingga harus dilahirkan dengan seksio sesarea. Pada
janin yang kecil dan panggul yang luas pada garis besarnya sikap dalam mengahadapi
persalinan presentasi dahi sama dengan sikap dalam menghadapi presentasi muka.
Bila persalinan menunjukkan kemajuan, tidak perlu dilakukakn tindakan.
Demikian pula bila harapanpresentasi dahi dapat berubah menjadi presentasi
belakang kepala atau presentasi muka.
Jika pada akhir kala I kepala belum masuk kedalam kedalam rongga panggul,
dapat diusahakan mengubah presentasi dengan parasat thorn, tetapi jika tidak
berhasil, sebaiknya dilakukan SC. Meskipun kepala sudah masuk ke rongga panggul,
tetapi bila kala II tidak mengalami kemajuan sebaiknya dilakukan SC.
Penanganan lain yaitu : jika janin mati dan pembukaan lengkap dilakukan
kraniotomi.
5. Presentasi muka
a. Pengertian
Letak muka adalalah letak kepala dengan defleksi maksimal, hingga occiput
mengenai punggung dan muka terarah kebawah. Presentasi muka dikatakan primer
apabila sudah terjadi sejak masa kehamilan, dan dikatakan sekunder bila baru terjadi
pada waktu persalinan.
b. Etiologi
Pada umumnya penyebab terjadinya presentasi muka adalah keadaan- keadaan
yang memaksa terjadinya defleksi kepala atau keadaan-keadaan yang menghalangi
terjadinya defleksi kepala. Yaitu karena:
1) Panggul sempit
2) Janin besar
3) Multiparitas
4) Perut gantung
5) Kelainan janin (anensefalus)
6) Lilitan tali pusat.

c. Patofisiologi
Pada umumnya persalinan pada presentasi muka berlangsung tanpa kesulitan. Hal
ini dapat dijelaskan karena kepala masuk ke dalam panggul dengan sirkumferensia
trakeloparietal yang sedikit lebih besar dari pada sirkumferensia
suboksipitobregmatika. Tetapi kesulitan dapat terjadi karena  adanya kesempitan
panggul dan janin besar yang merupakan penyebab terjadinya presentasi muka karena
kepala menagalami defleksi.
d. Penanganan
Pada persalinan dengan presentasi muka harus dilakukan pemeriksaan yang teliti
untuk menentukan adanya disproporsi sefalopelvik dan apabila ada harus dilakukan
seksio sesarea. Dan indikasi lain dilakukannya Sc yaitu posisi mento posterior
persistens dan sulitnya kepala turun dalam rongga panggul (CPD). Dan apabila
pembukaan belum lengkap, dan tidak ada tanda- tanda CPD, dilakukan drip oksitosin
dan lakukan persalinan sama dengan persalinan vertex.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kehamilan ganda atau hamil kembar adalah kehamilan dengan dua janin atau
lebih. Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet
kembar empat (quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet
Kehamilan kembar dibagi 2:
1. Kehamilan ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada kehamilan dizigotik dapat terjadi :
a. Jenis kelaminnya kebetulan sama.
b. Umumnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-
spermatozoa yang berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:
a. Kembar Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan
waktu yang sama terhadap 2 ovum.
b. Superfekundasi : konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang
relatif berdekatan.
c. Superfetasi :  kehamilan kedua terjadi pada waktu yang relatif jauh setelah
kehamilan pertama. Syaratnya decidua kapsularis dan decidua parietalis belum
bersatu sehingga memungkinkan spermatozoa dapat mencapai tuba dan berhasil
terjadi konsepsi serta diikuti dengan implantasinya.
2. Kehamila kembar monozigotik
Kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau
disebut juga identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar
adalah monozigotik, mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang
2 plasenta menjadi 1. keadaan ini tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik.
2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2 amnion. Pada kehamilan kembar
monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.
Premature yaitu persalinan yang berlangsung pada usia kehamilan 20-37 
minggu dipertimbangkan sebagai persalinan prematur dan terjadi pada kurang lebih
10% persalinan di Amerika Serikat. Kendati program pencegahan persalinan
prematur, terapi farmakologis untuk persalinan premature dan upaya mengenali
faktor risiko persalinan prematur telah digalakkan,angka persalinan prematur tidak
berubah selama 40 tahun terakhir.
Kehamilan post matur adalah kehamilan yang berlangsung lebih lama dari 42
minggu, dihitung berdasarkan rumus naegle, dengan siklus haid rata- rata 28 hari.
Selain itu ada juga yang dihitung 42 minggu dari HPHT dan ada pula dihitung 42
minggu.Partusnya disebut partus postmaturus atau serotinus dan bayinya disebut
postmaturitas atau serotinus.
Kematian janin dalam kandungan disebut Intra Uterin Fetal Death (IUFD),
yakni kematian yang terjadi saat usia kehamilan lebih dari 20 minggu atau pada
trimester kedua. Jika terjadi pada trimester pertama disebut keguguran atau abortus. 
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari
rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan

B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa dalam memberikan
pelayanan kebidanan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Bina
Pustaka sarwono

Cunningham, Garry dkk. 2006. Obstetric Williams. Jakarta.EGC

Varney, Helen dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta. EGC

Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta. Nuha
Medika

Sofian, Amru. 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Dan Patologi. Jakarta. EGC

Marmi dkk. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar

Nugroho, Taufan. 2012. Obstetric Dan Gynekologi Untuk Kebidanan dan Keperawatan.
Yogyakarta. Nuha Medika

Kurniawati, Desy. 2009. Obstetric Dan gynekologi. Yogyakarta. Tosca Entreprise

Feryanto, Ahmad. 2011. Asuhan Kebidan Patologis. Jakarta : Salemba medika

Anda mungkin juga menyukai