Anda di halaman 1dari 79

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah bahwa bayi hanya menerima ASI

dari ibu tanpa penambahan cairan atau makanan padat lain, kecuali sirup yang

berisi vitamin, suplemen mineral atau obat dari sejak lahir sampai usia 6

bulan. Selain gizi lengkap yang bersifat alami, ASI juga memberikan banyak

keuntungan penting yang berdampak baik pada pertumbuhan fisik yang

sempurna, perkembangan kecerdasan dan kematangan emosional anak

(Sringati, 2016).

ASI mengandung gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan

bayi. Badan kesehatan dunia, WHO merekomendasikan bayi mendapat ASI

Eksklusif selama enam bulan. Namun, tidak semua perempuan mempunyai

kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka

dikarenakan bekerja (Depkes RI, 2020).

Ibu bekerja diluar rumah biasanya menghabiskan waktu selama 8 jam

atau lebih, hal ini berdampak ibu tidak memiliki waktu yang cukup untuk

menyusui anaknya. Keadaan tersebut diperparah dengan minimnya

kesempatan untuk memerah ASI di tempat kerja, tidak tersedianya ruang ASI,

serta kurangnya pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi. Menurut

UU no 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan waktu kerja yang telah

ditetapkan adalah 40 jam 1 minggu. Untuk ketenagakerjaan yang bekerja

selama 5 hari maka Jam kerja 8 jam dalam 1 hari sedangkan untuk jam kerja

1
2

6 hari pekerjaan dilaksanakan selama 7 jam dalam 1 hari (Kemenkes RI,

2018).

Program ASI Eksklusif di tempat kerja merupakan terobosan yang

dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif nasional. Peran berbagai pihak

termasuk dunia industri dalam mendukung pencapaian ASI Eksklusif

sangatlah penting. Selain itu, dukungan terhadap program menyusui di tempat

kerja juga merupakan bentuk pencegahan terhadap diskriminasi perempuan di

tempat kerja (Depkes RI, 2020).

Capaian Pemberian ASI Eksklusif di Indonesia secara Nasional tahun

2021 yaitu sebesar 56,9%. Angka tersebut sudah melampaui target program

tahun 2021 yaitu 40%. Persentase tertinggi di provinsi Nusa Tenggara Barat

(82,4%) dan Terendah di Provinsi Maluku (13,0%). Pencapaian ASI Ekslusif

di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2020 sebanyak 70,36% dan meningkat

ditahun 2021 yaitu 74,16%. Pada tahun 2022 pencapaian pemberian ASI

Eksklusif pada anak usia kurang dari 6 bulan sebesar 74,32% (Badan Pusat

Statistik Indonesia, 2022).

Meskipun demikian pemberian ASI EKsklusif tetap menjadi hal yang

harus diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan gizi anak. Salah satu faktor

mempengaruhi rendahnya pemberian ASI Eksklusif di Indonesia adalah ibu

yang bekerja yang mengganti pemberian ASI dengan susu formula (Depkes

RI, 2015).

Pekan ASI Sedunia (PAS) dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan

Agustus. Tema Pekan ASI Sedunia tahun 2015 ini adalah Breastfeeding and

Work, let make it work, sedangkan tema nasional adalah Mari Dukung
3

Menyusui di Tempat Kerja. Mendukung yaitu : UU Kesehatan No.39/2009

pasal 128, UU Ketenagakerjaan No. 13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah

No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus

Menyususi dan/ atau Memerah Air Susu Ibu (Depkes RI, 2015).

Peraturan yang dibuat pemerintah belum terlaksana secara

menyeluruh dan merata, sementara promosi susu formula dilakukan dengan

sangat gencar. Selain itu, kegiatan edukasi, adfokasi, dan kampanye terkait

pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) juga belum

dilakukan. Menteri Kesehatan menghimbau agar mendukung program ASI di

tempat kerja dengan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja untuk

menyusui anaknya selama waktu kerja dan atau menyediakan tempat untuk

memerah ASI berupa ruang ASI di tempat kerja. Dengan demikian, hak bayi

untuk mendapat ASI Eksklusif sampai usia enam bulan dapat diwujudkan dan

produktifitas pekerja perempuan dapat meningkat (Depkes RI, 2015).

Kabupaten Pasaman Barat memiliki cakupan ASI Eksklusif sebesar

73,6 %. Jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Pasaman

Barat sampai usia 6 bulan pada tahun 2021 sebanyak 4.730 orang dengan

kecamatan tertinggi berada di Kecamatan Pasaman dan terendah di

Kecamatan Sasak Ranah Pasisie. Kecamatan Sungai Aur merupakan

kecamatan dengan jumlah anak yang mendapat ASI Eksklusif sedikit yaitu

sebanyak 287 orang (62%) dan pada tahun 2022 menurun menjadi 55,4%

(Dinkes Pasbar, 2022).


4

Seorang ibu tidak hanya menyusui dan mengurus suami dan anak-

anaknya, terkadang juga harus bekerja dengan pekerjaan diluar rumah.

Namun, bekerja sering menjadi alasan bagi ibu untuk tidak menyusui.

Padahal, sekitar 70% perempuan indonesia adalah pekerja, baik disektor

formal maupun informal. Bekerja dan menyusui bisa seiring sejalan, asal ibu

mempunyai motivasi yang kuat dan ilmu yang cukup untuk terus menyusui

sambil bekerja. Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh ibu bekerja untuk

tetap bisa menyusui adalah dengan memberikan ASI perah pada bayinya

(Ariani, 2009).

Hasil Penelitian Rosida (2020) yang berjudul Manajemen ASIP/ASI

Perah Mempengaruhi Keberhasilan ASI Eksklusif (Studi Kuantitatif Pada Ibu

Bekerja di Instansi Pemerintah Kota Yogyakarta) menunjukkan bahwa

Pemberian ASI Perah berpengaruh terhadap keberhasilan Ibu dalam

memberikan ASI Eksklusif pada bayinya dengan nilai p value 0,000 (<0,005).

Ibu yang mengalami kegagalan dalam memberikan ASI Eksklusif

dikarenakan tidak tepatnya pelaksanaan ASI Perah dengan persentase sebesar

58,3%.

Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Wilayah kerja

Puskesmas Sungai Aur pada 10 orang Ibu bekerja hanya 3 orang dari Ibu

tersebut yang memberikan ASI perah pada bayinya, sedangkan 7 orang Ibu

lainnya menyatakan memberikan susu formula dikarenakan takut jika ASI

yang ia berikan tidak mencukupi untuk bayinya. Pemerahan ASI dilakukan

oleh ibu pada pagi hari sebelum bekerja, sebagian Ibu juga menyatakan

memerah ASI pada malam hari, ASI diperah sebanyak mungkin dan
5

dimasukkan kedalam kulkas pembeku, dan esok harinya sebelum diberikan dot

susu direndam dulu didalam air, setelah itu baru diberikan kepada Bayi.

Sedangkan ibu yang memberikan susu formula pada bayinya menyatakan tidak

tahu tentang bagaimana pelaksanaan ASI perah dan penyimpanannya serta

bagaimana memberikannya kembali terhadap bayinya.

Berdasarkan hal diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Perah terhadap Pengetahuan dan

Pelaksanaan ASI Perah Pada Ibu Bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai

Aur Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2023.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

penelitian apakah ada Pengaruh Penyuluhan tentang ASI Perah terhadap

Pengetahuan dan Pelaksanaan ASI Perah Pada Ibu Bekerja di Wilayah Kerja

Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2023?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Penyuluhan

tentang ASI Perah terhadap Pengetahuan dan Pelaksanaan ASI Perah Pada

Ibu Bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman

Barat Tahun 2023.


6

2. Tujuan Khusus.

a. Diketahui rata-rata pengetahuan responden tentang ASI Perah sebelum

diberikan penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2023.

b. Diketahui rata-rata pengetahuan responden tentang ASI Perah sesudah

diberikan penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2023.

c. Diketahui rata-rata Pelaksanaan ASI Perah oleh responden sebelum

diberikan penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2023.

d. Diketahui rata-rata pelaksanaan ASI Perah oleh responden sesudah

diberikan penyuluhan di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur

Kabupaten Pasaman Barat tahun 2023.

e. Diketahui Pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan responden tentang

ASI perah di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman

Barat tahun 2023.

f. Diketahui Pengaruh penyuluhan tentang ASI Perah terhadap pelaksanaan

ASI perah di wilayah kerja Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman

Barat tahun 2023.

D. Manfaat penelitian

1. Puskesmas.

Sebagai bahan masukan dalam penentuan kebijakan dalam program

pemberian ASI sehingga dapat meningkatkan pemberian ASI Eksklusif


7

pada ibu bekerja dan salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan

pemberian ASI perah.

2. Masyarakat.

Menambah pengetahuan ibu bekerja yang menyusui dan juga masyarakat

mengenai pemberian ASI Perah sehingga dapat melaksanakan pemberian

ASI Perah pada bayinya, dan Bayi tetap bisa mendapatkan ASI meskipun

ibu bekerja karena walau bagaimanapun ASI tetap lebih baik

dibandingkan dengan susu formula.

3. Peneliti Selanjutnya.

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai aplikasi dan penerapan ilmu yang

diperoleh selama belajar, dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar

menelaah lebih lanjut lagi variabel yang mempengaruhi pemberian ASI

Perah oleh ibu bekerja.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dari penelitian ini membahas tentang Pengaruh

penyuluhan tentang ASI Perah terhadap pengetahuan dan pelaksanaan ASI

Perah pada ibu bekerja wilayah kerja Puskesmas Sungai Aur Tahun 2023.

Penelitian ini menggunakan desain Rancangan quasi experiment design (pre

test and post test one group study). Populasi penelitian ini adalah seluruh Ibu

yang mempunyai bayi 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Aur

sebanyak 89 orang. Sampel penelitan ini diambil menggunakan tekhnik non

probability sampling yaitu purposive sampling dengan jumlah 15 orang. Data

yang sudah terkumpul diolah dan dianalisa secara komputerisasi dengan uji

wilcoxon.
8

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. ASI Eksklusif

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi

sampai usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. ASI

Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan seperti susu

formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat

seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan nasi tim

(Maryunani Anik, 2015).

ASI Eksklusif adalah pemberian air susu ibu segera setelah

melahirkan secara tepat dan benar sampai bayi berumur 6 (enam) bulan

tanpa diberikan makanan dan minuman tambahan apapun. (BKKBN,

2019).

Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif

adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam)

bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau

minuman lain.(Peraturan Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012).

2. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif Bagi Bayi

Menurut Maryunani Anik (2015), manfaat pemberian ASI bagi

bayi adalah:

a. Kesehatan

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI tetap paling baik

sepanjang masa. Oleh karena itu, bayi yang mendapat ASI Eksklusif

8
9

lebih sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. ASI

juga menghindarkan anak dari busung lapar/malnutrisi. Sebab

komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak,

karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-zat penting lainnya.

b. Kecerdasan

Manfaat bagi kecerdasan bayi antara lain, karena dalam ASI

terkandung DHA terbaik, selain laktosa yang berfungsi untuk proses

myelinisasi otak.

1) Seperti diketahui, myelinisasi otak adalah salah satu cara proses

pematangan otak agar bisa berfungsi optimal.

2) Saat ibu memberikan ASI, terjadi pula proses stimulasi yang

merangsang terbentuknya net working antar jaringan otak hingga

menjadi lebih banyak dan terjalin sempurna.

3) Ini terjadi melalui suara, tatapan mata, detak jantung, elusan,

pancaran dan rasa ASI.

c. Emosi

1) Pada saat disusui, bayi berada dalam dekapan ibu.

2) Hal ini akan merangsang terbentuknya Emotional Intelegency/ EI

3) Selain itu, ASI merupakan wujud curahan kasih sayang ibu kepada

buah hatinya.

4) Doa dan harapan yang didengungkan di telinga bayi selama proses

menyusui akan mengasah kecerdasan spirituaal anak.


10

3. Manfaat Pemberian Asi Eksklusif Bagi Ibu

Maryunani Anik (2015), menyatakan bahwa manfaat pemberian

ASI eksklusif bagi ibu adalah:

a. ASI Eksklusif adalah diet alami bagi ibu.

Dengan memberikan ASI Eksklusif, berat badan ibu yang

bertambah selama hamil, akan segera kembali mendekati berat semula.

Naiknya hormon Oxitosin selagi menyusui, menyebabkan kontraksi

semua otot polos termasuk otot uterus. Dengan demikian memberikan

ASI juga membantu memperkecil ukuran rahim keukuran sebelum

hamil.

b. Mengurangi resiko anemia.

1) Pada saat memberikan ASI, otomatis resiko perdarahan paska

bersalin berkurang.

2) Naiknya hormon oksitosin selama menyusui akan menyebabkan

semua otot polos mengalami kontraksi.

3) Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus

menghentikan perdarahan.

4) Perlu diketahui, perdarahan yang berlangsung dalam tenggang

waktu lama merupakan salah satu penyebab anemia.

5) Dengan demikian, memberikan ASI segera setelah melahirkan akan

meningkatkan kontraksi rahim, yang berarti mengurangi resiko

perdarahan
11

c. Mencegah Kanker

1) Dalam berbagai penelitian diketahui bahwa ASI dapat mencegah

kanker, khususnya kanker payudara.

2) Pada saat menyusui tersebut, hormon estrogen mengalami

penurunan.

3) Sementara tanpa aktifitas menyusui, kadar hormon estrogen tetep

tinggi dan hal inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker

payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormon

estrogen dan progesteron.

d. Manfaat Ekonomis

1) Dengan menyusui, ibu tidak perlu mengeluarkan dana untuk

membeli susu/suplemen bagi bayi.

2) Cukup dengan ASI Eksklusif, kebutuhan bayi selama 6 (enam)

bulan terpenuhi dengan sempurna.

3) Selain itu, ibu tidak perlu repot untuk mensterilkan peralatan bayi

seperti dot, cangkir, gelas, atau sendok untuk memberikan susu

kepada bayi.

4. Cara Mencapai ASI Eksklusif

Menurut Maryunani Anik, (2015), WHO dan UNICEF

merekomendasiakan langkah-langkah berikut untuk memulai dan

mencapai ASI Eksklusif, antara lain:

a. Menyusui dalam satu jam setelah kelahiran.

b. Menyusui secara eksklusif: hanya ASI. Artinya tidak ditambah

dengan makanan yang lain bahkan air putih sekalipun.


12

c. Menyusui kapan pun bayi meminta (on-demand) sesering yang bayi

mau, siang dan malam.

d. Tidak menggunakan botol susu maupun empeng.

e. Mengeluarkan ASI dengan memompa atau memerah dengan tangan,

disaat tidak bersama anak.

f. Mengendalikan emosi dan pikiran agar tenang.

5. Kandungan ASI

Menurut Maryunani Anik, (2015)

a. Protein

Protein terdapat didalam ASI merupakan protein yang

berkualitas tinggi karena mengandung asam amino esensial yang

sangat penting untuk proses pertumbuhan kembang bayi, dan sangat

menguntungkan bayi karena mudah dicerna, mengingat sistem enzim

bayi baru lahir belum begitu sempurna. Protein dalam ASI

mempunyai peranan sebagai anti infeksi.

b. Karbohidrat

Zat ara ASI dalam bentuk laktosa yang jumlahnya akan

berubah-ubah setiap hari menurut kebutuhan tumbuh kembang bayi.

Laktosa akan meningkatkan penyerapan kalsium fosfor dan

magnesium yang sangat penting untuk pembentukan tulang.

c. Lemak

Lemak yang terdapat didalam ASI merupakan campuran

fospolipid, kolestrol, vitamin A, yang berperan pada sumber lemak

dalam makanan ibu. Juga terdapat perubahan kadar sewaktu- waktu


13

merupakan mekanisme pengamanan untuk mengendalikan nafsu

minum bayi dan untuk mencegah obesitas.

d. Elektrolit

Asi mengandung elektrolit lebih rendah dibandingkan dengan

susu formula, hal ini sangat menguntungkan bayi kerena keadaan

ginjal bayi belum sempurna.

e. Mineral

ASI mengandung mineral lengkap. Total mineral selama

laktasi adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik

tergantung dari diit dan stadium laktasi. Garam organik yang terdapat

didalam ASI terutama kalsium, kalium dan natrium.

f. Air

ASI terdiri dari 88% air. Air berguna untuk melarutkan zat-zat

yang terdapat didalammya. ASI merupakan sumber air yang aman

yang akan meredakan rangsangan haus bayi.

g. Vitamin

Kadar vitamin A,C, D dan E didalam ASI lebih tinggi di

bandingkan susu formula. Beberapa vitamin lain tergantung pada

kadar vitamin yang dikosumsi oleh ibunya.

h. Immunoglobin

Immunoglobin berfungsi sebagai pelindung tubuh dari infeksi

lokal dan masuknya jasad/ antigen. Immunoglobin utama adalah

cairan sekresi.
14

6. Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI

a. Faktor tidak langsung

1) Pembatasan waktu ibu

Menyususi yang dijadwalkan akan berakibat kurang baik, karena

isapan bayi sangat berpengaruh pada rangsangan produksi ASI

selanjutnya. Jadwal menyusui yang ketat akan membuat bayi frustasi.

2) Wanita karir

Ibu yang bekerja merupakan salah satu kendala yang menghambat

pemberian ASI Eksklusif. Produksi ASI ibu bekerja memang akan

berkurang, hal ini antara lain karena tanpa disadari ibu rentan

mengalami stres akibat kecapekan dan berada jauh dari sang buah

hati.

3) Kondisi sosial budaya

Adanya budaya budaya yang terdapat di masyarakat tentang

menyusui serta mitos-mitos yang salah tentang menyusui juga dapat

mempengaruhi ibu untuk berhenti menyusui. Budaya yang ada di

masyarakat misalnya bayi diberikan makanan selain ASI sejak lahir

kemudian adanya mitos yang berkembang di masyarakat bahwa bayi

yang rewel atau menangis karena lapar sehingga harus diberikan

makanan dan minuman selain ASI sehingga ibu memilih untuk

memberikan makanan dan minuman selain ASI. Hal ini akan

menyebabkan bayi jarang menyusu karena sudah kenyang sehingga

rangsangan isapan bayi berkurang. Dukungan keluarga, teman dan

petugas kesehatan juga mempengaruhi keberhasilan menyusui. Bila


15

suami atau keluarga dapat mengambil alih sebagian tugas ibu di

rumah, ibu tentu tidak akan kelelahan. Kelelahan merupakan salah

satu penyebab berkurangnya produksi ASI.

4) Umur

Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya

lebih muda lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu

yang sudah tua. Ibu-ibu yang lebih muda atau umurnya kurang dari 35

tahun lebih banyak memproduksi ASI daripada ibu-ibu yang lebih

tua. Sedangkan ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya dapat

menghasilkan cukup ASI dibandingkan dengan yang berumur tiga

puluhan.

5) Paritas

Ibu yang melahirkan anak kedua dan seterusnya mempunyai produksi

ASI lebih banyak dibandingkan dengan kelahiran anak yang pertama.

Ibu multipara menunjukkan produksi ASI yang lebih banyak

dibandingkan dengan primipara pada hari keempat post partum.

6) Kenyamanan ibu

Faktor kenyamanan ibu yang secara tidak langsung mempengaruhi

produksi ASI meliputi puting lecet, pembengkakan dan nyeri akibat

insisi. Faktor ketidaknyamanan yang ibu rasakan sering menyebabkan

ibu berhenti untuk menyusui. Dengan berhenti menyusui maka

rangsang isapan bayi akan berkurang sehingga produksi ASI akan

menurun.
16

7) Faktor bayi

Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

mempunyai masalah dengan proses menyusui karena refleks

menghisapnya masih relatif lemah. Bayi yang sakit dan memerlukan

perawatan akan mempengaruhi produksi ASI, hal ini disebabkan

karena tidak adanya rangsangan terhadap reflek let down.

b. Faktor langsung

1) Waktu inisiasi

Inisiasi dapat dilakukan segera pada jam-jam pertama kelahiran,

dengan melakukan inisiasi menyusu dini (IMD) akan dapat

meningkatkan produksi ASI. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan

berdasarkan pada refleks atau kemampuan bayi dalam

mempertahankan diri. Bayi yang baru berusia 20 menit dengan

sendirinya akan dapat langsung mencari puting susu ibu. Selain

membantu bayi belajar menyusu kepada ibunya dan memperlancar

pengeluaran ASI, proses inisiasi diharapkan dapat mempererat ikatan

perasaan antara ibu dan bayinya, serta berpengaruh terhadap lamanya

pemberian ASI kepada bayinya. Jika Bunda ingin mengetahui

bagaimana cara inisiasi menyusui dini ini maka bisa dipelajari di cara

IMD pada bayi.

2) Frekuensi dan durasi menyusui

Bayi sebaiknya disusui secara on demand karena bayi akan

menentukan sendiri kebutuhannya. Bayi yang sehat dapat


17

mengosongkan satu payudara sekitar 5-7 menit dan ASI dalam

lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam.

3) Menyusui malam hari

Menyusui pada malam hari dianjurkan untuk lebih sering dilakukan

karena akan memacu produksi ASI, hal ini karena prolaktin lebih

banyak disekresi pada malam hari.

4) Faktor psikologis

Faktor psikologis ibu yang mempengaruhi kurangnya produksi ASI

antara lain adalah ibu yang berada dalam keadaan stress, kacau,

marah dan sedih, kurang percaya diri, terlalu lelah, ibu tidak suka

menyusui, serta kurangnya dukungan dan perhatian keluarga dan

pasangan kepada ibu.

5) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis ibu meliputi status kesehatan ibu, nutrisi, intake

cairan, pengobatan, dan merokok. Selama menyusui, seorang ibu

membutuhkan kalori, protein, mineral dan vitamin yang sangat tinggi.

Ibu yang menyusui membutuhkan tambahan 800 kalori per hari

selama menyusui. Selain kebutuhan makanan, ibu menyusui juga

memerlukan minum yang cukup karena kebutuhan tubuh akan cairan

pada ibu menyusui meningkat. Asupan cairan yang cukup 2000 cc

perhari dapat menjaga produksi ASI.

6) Tehnik Marmet

Tehnik ini termasuk faktor yang mempengaruhi produksi ASI.

Marmet merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan memijat


18

payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat optimal. Teknik

memerah ASI dengan cara marmet ini pada prinsipnya bertujuan

untuk mengosongkan ASI pada dari sinus laktiferus yang terletak di

bawah areola sehingga diharapkan dengan pengosongan ASI pada

daerah sinus laktiferus ini akan merangsang pengeluaran hormon

prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin ini selanjutnya akan

merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Makin

banyak ASI dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan

semakin banyak ASI akan diproduksi.

B. ASI Perah

1. Pengertian ASI Perah

Menurut Dr. Mudjito Hospital, (2015) ASI Perah adalah ASI yang

diambil dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan

nantinya diberikan pada bayi. ASI terbukti menjadi asupan nutrisi alami

yang paling baik diberikan kepada bayi. Jika ibu bekerja, tak lantas menjadi

kendala untuk memberikan ASI setiap hari. Kini banyak ibu bekerja

memutuskan untuk menyusui. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah

memerah ASI. Ibu bisa memerah ASI tersebut, lalu menyimpan ASI perah

(ASIP) dengan baik agar manfaatnya tak berkurang.

2. Manfaat ASI Perah

Menurut Ariani, (2010) manfaat ASI Perah adalah :

a. Bayi tetap memperoleh ASI walaupun ibu terpisah dari bayinya ( karena

bekerja, bepergian, atau sakit)


19

b. Ketika ibu membutuhkan istirahat, orang lain bisa memberikan ASI

perah pada bayinya.

c. Sangat bermanfaat pada bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR )

atau bayi yang tidak dapat menyusu langsung pada ibunya karena

berbagai masalah.

d. Menghilangkan bendungan ASI, mencegah payudara bengkak.

e. Menjaga kelangsungan produksi ASI.

f. Memudahkan bayi minum susu jika ASI terlalu deras.

g. Menunjukkan kasih sayang dan memelihara ikatan khusus ( bonding )

ibu terhadap bayi walaupun ibu tidak bersamanya.

3. Cara Pengeluaran ASI Perah

a. Memerah dengan menggunakan tangan

Memerah dengan tangan merupakan tekhnik dasar yang harus

diajarkan kepada seorang ibu 24 jam setelah bayi lahir supaya ia percaya

diri menghadapi semua masalah yang mungkin timbul seperti

memberikan susu suplemen untuk bayi yang sakit, atau tidak dapat

menyusu dengan baik, atau bila terpisah dari Ibu karena berbagai alasan

(Pollard, 2012)

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara memerah ASI

dengan tangan :

1) Cari tempat yang nyaman, aman, dan pribadi agar anda tidak

terganggu selama memerah ASI.

2) Mencuci tangan hingga bersih.


20

3) Lakukan perangsangan hormon oksitoksin agar ASI mengalir

selancar jika bayi menyusu langsung. Caranya, anda santai sambil

melihat foto bayi, mendengarkan suara bayi, membayangkan bayi,

melakukan kompres hangat pada payudara, serta melakukan pijatan

ringan berbentuk lingkaran seputar areola atau pijatan di tengkuk dan

di punggung ibu.

4) Duduk dengan nyaman dan tangan memegang wadah (gelas bermulut

lebar atau mangkuk yang telah dibersihkan dengan air panas) dekat

payudara.

5) Meletakkan ibu jari di atas areola sisi atas telunjuk di bawah areola

sisi bawah, berseberangan dengan ibu jari. Jari telunjuk bersama tiga

jari lainnya menyangga seperti mangkuk

6) Mengeluarkan ASI, dimulai dengan gerakan ibu jari dan telunjuk

menuju dinding dada. Hindari menekan terlalu dalam agar tidak

menyumbat saluran ASI. Gerakan ini diikuti dengan memerah

payudara kearah puting.

7) Lakukan gerakan yang sama mengelilingi areola.

8) Hindari memeras atau menarik puting.

9) Memerah satu payudara minimum 3-5 menit hingga aliran melambat,

lalu memerah payudara yang lain dan mengulang lagi memerah

keduanya. Dapat memakai tiap tangan untuk tiap payudara dan

menukarnya jika lelah.

10) Memerah ASI secara memadai membutuhkan totoal waktu 20-30

menit.
21

C ara-cara mengeluarkan ASI dengan menggunakan tangan

menurut Ariani ( 2010).

1) Letakkan wadah bermulut lebar yang sudah disterilkan di bawah

payudara yang diperah.

2) Pilih tempat yang tenang agar tidak terganggu. Mengeluarkan ASI

pun akan sangat terbantu apabila pikiran Ibu tidak terganggu oleh

hal–hal lain.

3) Santailah dan pikirkan sang Bayi, kondisi santai akan membuat ibu

relaks. Pikirkanlah betapa lucu dan menggemaskannya bayi ibu,

dengan memikirkan sang bayi rasa cinta Ibu kepada bayi akan

muncul. Keadaan santai dan kecintaan ibu dapat membantu

mempermudah keluarnya ASI, sebaliknya, Jika ibu stress

pengeluaran ASI akan terhambat.

4) Lakukan pijatan ringan mulai dari pangkal payudara mengarah ke

areola.

5) Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya (telunjuk dan jari tengah)

diatas garis batas areola seperti huruf C, tempatkan areola pada posisi

jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6.

6) Selanjutnya tekan kearah dada. Payudara yang diletakkan kebelakang

kearah dada akan mendesak air susu didalam payudara kearah depan.

7) Press bagian luar areola dengan ibu jari dan 2 jari lainnya dan

longgarkan tekanan.

8) Ulangi gerakan, mungkin diawal ASI tidak keluar tapi jangan

berhenti karena setelah beberapa kali gerakan ASI akan keluar.


22

9) Ulangi untuk payudara yang lain.

10) Jika diperlukan pijat payudara diantara waktu pemerahan.

11) Jika tangan Ibu kelelahan pindah ke payudara sebelahnya, kemudian

kembali kepayudara pertama.

12) Jangan khawatir jika ASI hasil perahan pertama sedikit. Dengan

latihan, Ibu akan berhasil mengeluarkan lebh banyak ASI. Jika

tekhniknya sudah benar dan Ibu sudah terlatih yakinlah memerah

ASI akan menjadi pekerjaan yang mudah.

b. Memerah dengan pompa

Pompa payudara bekerja dengan cara menyedot dan menarik

keluar air susu. Sedotan ini dibuat baik secara manual maupun dengan

tenaga listrik. Kekuatan sedotan biasanya bisa diatur. Beberapa pompa

lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain. Ada baikya

berkonsultasi dengan yang pernah menggunakannya. Beberapa pompa

biasa dilengkapi perisai plastik yang lunak yang disebut flexishield yang

dipasang kedalam selang plastik yang kaku, yang ditempatkan diarea

puting susu ibu. Perisai ini lentur dan membungkus payudara dan ketika

pompa bekerja, gerakannya meniru pengisapan bayi, oleh karenanya

perangsangan payudara dan air susu yang dikeluarkan lebih baik. Yang

harus diperhatikan, bagian-baghian dari pompa yang kontak langsung

dengan ASI harus dapat disterilkan. Pemerahan menggunakan pompa

biasanya lebih cepat dibandingkan dengan tangan. (Ariani, 2010)

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara memerah ASI

dengan pompa:
23

1) Ikuti pedoman penggunaan dari produsen pompa ASI.

2) Selalu cuci tangan setiap akan memompa.

3) Siapkan semua alat untuk memerah ASI, jaga kebersihannya. Semua

bagian yang bersentuhan dengan ASI harus dicuci dengan air panas

setiap kali habis dipakai.

4) Banyak pompa dibuat dengan ukuran sungkup berfariasi untuk

mengakomodasi puting yang lebih besar. Anda harus menggunakan

lingkaran dasar sungkup yang cocok dengan puting. Selama

pemompaan, pinggir lingkaran dasr sungkup harus berada di luar

puting dan areola. Puting harus bergerak maju mundur selama

pemompaan, tidak dicubit, tidak lukai, atau digosok. Lingkaran dasar

sungkup sekitar 21-40 mm.

5) Pompa yang isapan dan putaran/ siklusnya dapat diatur, dipasang

dengan puteran paling cepat dan isapan paling rendah. Ketia ASI

mulai keluar, isapan dapat ditinggikan dan putran direndahkan

mendekati isapan fisiologis bayi.

6) Untuk memepertahankan produksi ASI, pemompaan harus dilakukan

sampai ASI dikeluarkan semua, sekitar 15-20 menit.

7) Hentikan pemompaan ASI jika aliran ASI sudah berhenti untuk

menghindari trauma pada payudara.

4. Penyimpanan ASI Perahan

Menurut Maryunani Anik (2015)


24

a. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik klip, ±

80-100 cc.

b. ASI yang disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

tidak digunakan lagi setelah dua hari.

c. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat celcius.

d. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan dengan

merendam dalam air hangat.

e. Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :

1) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

2) Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ freezer.

3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

4) Keterangan: ASI yang dikeluarkan dapat bertahan diudara terbuka/

bebas selama 6-8 jam, di lemari es 24 jam, di lemari pendingin 6

bulan.

Menurut Saleha, (2009) ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk

beberapa saat dengan syarat berikut ini:

a. Diudara bebas/terbuka : 6-8 jam

b. Di lemari es (4 0C) : 24 jam

c. Dilemari pendingin/beku (-18 0C) : 6 bulan

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara menyimpan ASI

Perah:

a. ASI disimpan dalam wadah/ botol terbuat dari gelas dengan tutup yang

rapat (botol kecil bekas selai/ minuman bervitamn/berenergi) atau

kantong ASI yang didisain khusus untuk penyimpanan dalam freezer.


25

b. Tempat penyimpan ASI dibersihkan dulu denganair panas sebelum

digunakan.

c. Menyimpan sekitar 60-120 ml per botol atau per kantong sangat

disarankan untuk mengurangi sisa ASI.

d. Beri label pada tiap botol bertuliskan tanggal dan jam pemerahan ASI.

e. ASI yang diperah pada saat yang bersaamaan dari kedua payudara dapat

disimpan dalam wadah yang sama.

f. ASI yang disimpan lebih awal diberikan lebih dulu pada bayi (first in,

first out).

Pedoman penyimpanan ASI Menurut dr. Fransisca Handy, SpA,

(2015) :

a. Suhu ruang : 16-290C : 3-4 jam optimal

(rerata 250C) 6-8 jam dapat diterima jika

kondisi benar-benar bersih

b. Cooler box : 4-150C : 24 jam

c. Kulkas : < 40C : 72 jam optimal (di sisi paling

(refrigerator) dalam, jangan di pintu kulkas)

5-8 hari dapat diterima jika

kondisi benar-benar bersih

d. Freezer kulkas : -150C : 2 minggu

1 pintu

e. Freezer kulkas : < -180C : 3-6 bulan

2 pintu

f. Deep freezer : < -200C : 6-12 bulan


26

5. Cara Menyimpan ASI Dalam Cooler Bag

Cara Menyimpan ASI dalam Cooler Bag harus diperhatikan dengan

benar agar ASI yang disimpan tetap terjaga kebaikannya. Apabila seorang

ibu yang masih harus memenuhi kebutuhan ASI buah hati, namun suatu saat

ibu harus kerja atau melakukan perjalanan keluar kota tanpa membawa si

kecil tentunya ibu harus menyiasati kebutuhan ASI anak dengan hal berikut

agar tetap dapat menyusui buah hatinya.

Berikut adalah Cara Menyimpan ASI dalam Cooler Bag:

a. Masukkan Ice Gel yang terdapat pada Cooler Bag ke dalam freezer

apabila Ice Gel sudah tidak lagi dingin.

b. Pada tahap permulaan penggunaan atau tahap awal, bekukan Ice Gel

selama satu hari penuh atau 24 jam di dalam freezer atau kulkas untuk

hasil yang maksimal nantinya saat digunakan.

c. Untuk penggunaan yang selanjutnya, pembekuan cukup dilakukan

selama kurang lebih 8 jam, atau jika lebih lama lagi juga akan lebih

maksimal nantinya.

d. Supaya Ice Gel pada Cooler Bag dapat bertahan lama dalam

mendinginkan makanan atau minuman, sebaiknya gunakan chest

freezer atau freezer yang bersuhu minus lainnya.

e. Segera keluarkan Ice Gel setelah dibekukan di dalam freezer secara

merata.
27

f. Lalu masukkan Ice Gel yang sudah dibekukan tadi ke dalam Cooler

Bag.

g. Agar suhu di dalam Cooler Bag tetap optimal, tutup Cooler Bag dengan

rapat.

6. Penyajian ASI Perah

Menurut Ariani, (2010) cara penyajian ASI perah dapat dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Cairkan susu beku dangan cara menempatkan botol ASPer didalam

wadah yang berisi air dingin.

b. Lanjutkan dengan menggunakan air hangat hingga suhunya seperti suhu

tubuh. Atau gunakan alat penghangat botol. Jangan menggunakan

microwave untuk mencairkan dan menghangatkan ASPer karena ASPer

bisa menjadi terlalu panas atau panas tidak merata, selain itu

menggunakan microwave bisa merusak beberapa gizi pada ASI.

c. Berikan dengan menggunakan cangkir atau sendok. Sebaiknya hindari

penggunaan dot. Usahakan diberikan oleh orang lain, bukan ibu, agar

terhindar dari ‘bingung puting’.

d. Jika selama penyimpanan, lemak susu terpisah, kocoklah sampai merata.

7. Laktasi pada ibu bekerja

Menurut Maryunani Anik, (2015)

a. Bagi ibu yang bekerja di luar rumah pada masa laktasi, menyusui

merupakan masalah tersendiri, karena harus meninggalkan rumah

selama jam-jam kerja.


28

b. Sebelum berangkat bekerja, ibu harus menyusui bayi dengan kedua

payudara dan segera datang di rumah dianjurkan untuk segera

menyusui.

c. Di tempat kerja:

1) Ibu bisa mengeluarkan ASInya baik dengan tangan atau pompa.

2) Hal ini perlu untuk menghindari pembengkakan payudara dan

memberi kesempatan payudara supaya kosong, karena dengan

pengeluaran ASI berarti tetap ada rangsangan pada areola

(pengganti isapan bayi) sehingga hormon prolaktin tetap aktif

berfungsi.

3) Dengan cara demikian ASI akan tetap berlangsung/ bertahan.

d. Di tempat kerja perah ASI setiap 3 jam.

e. Bawa cooler bag. ASI dapat disimpan dalam cooler bag selama 24 jam.

f. ASI yang belum diperah tidak basi.

8. Pola penyusuan Ibu bekerja

Menurut Saleha, (2009) berikut ini adalah jadwal pemberian ASI

pada ibu yang bekerja.

a. Pukul 06.00 susui bayi sekenyang – kenyangnya.

b. Pukul 07.00 Ibu berangkat bekerja.

c. Pukul 08.00-17.00 bayi diberi ASI perahan dirumah.

d. Ibu memerah ASI pukul 10.00, 14.00 dan 16.00

e. Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor.

C. Penyuluhan Kesehatan

1. Pengertian Penyuluhan
29

Peyuluhan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan

cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat

tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan

suatu anjuran yang ada hubungannya dengan meningkatkan taraf hidup

(Waryana, 2016).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri

seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan

individu, dan masyarakat. Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan

kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus

dilaksanakan atau suatu prodak yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya

merupakan suatu proses perkembangan yang berubah secara dinamis,

yang didalamnya seseorang menerima atau menolak informasi, sikap,

maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat.

(Waryana, 2016).

2. Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan

kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai

suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat

secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan

melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara

kelompok dan meminta pertolongan. Pendidikan kesehatan tidak dapat

diberikan kepada seseorang oleh orang lain perubahan pada diri seorang

oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan

atau suatu produk yang harus dicapai (Waryana, 2016).


30

3. Tujuan Penyuluhan Kesehatan

Tujuan penyuluhan dibidang kesehatan adalah untuk

menumbuhkan perubahan yang lebih terarah dalam aktifitas/perilaku

hidup sehat. Perubahan-perubahan tersebut mencakup tingkat

pengetahuan, sikap, motif tindakan masyarakat yang pada akhirnya

membentuk masyarakat yang aktif, kreatif dan dinamis. Tujuan tersebut

harus didukung dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a. Melakukan pertemuan yang kontinyu antara penyuluh dan

masyarakat untuk mendiskusikan daya upaya peningkatan

kesehatan.

b. Hubungan yang kontinyu antara penyuluh dan masyarakat sehingga

tercipta rasa kekeluargaan yang akan mempermudah dan

memperlancar pemberian dan penerimaan informasi dalam rangka

peningkatan kesehatan.

c. Melakukan aktifitas latihan sebagai praktek peningkatan

pengetahuan dan keterampilan masyarakat.

d. Melakukan pembinaan kelompok kader sehat/yandu agar aktif

melakukan upaya kesehatan.

e. Melakukan motivasi agar masyarakat yang telah mencapai

kemajuan mau mengajak rekan-rekannya (sesama masyarakat) agar

rajin mengikuti penyuluhan dan mau mengikuti cara-cara yang

telah dipraktekkannya yang benar-benar telah mendatangkan

keberhasilan.
31

f. Melakukan kegiatan kesehatan yang mengikutkan sertakan

masyarakat dalam karya wisata, kunjungan pada pameran, lomba

kader sehat agar masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan dan

pandangannya dibidang kesehatan.

4. Prinsip Penyuluhan

Prinsip penyuluhan kesehatan adalah bekerja bersama sasaran

(klien) bukun bekerja untuk sasaran. Sasaran penyuluhan adalah

kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda dan dimulai dari apa yang

diketahui dan dimiliki oleh sasaran. Dalam melaksanakan pekerjaan harus

berkoordinasi dengan organisasi pembangunan lainnya. Selanjutnya

informasi yang disampaikan harus dua arah dan masyarakat harus ikut

dalam semua aspek kegiatan pendidikan dan penyuluhan tersebut

(Waryana, 2016).

Prinsip-prinsip penyuluhan lainnya, mengacu pada minat dan

kebutuhan masyarakat, organisasi masyarakat bawah, keragaman dan

perubahan budaya, kerjasama dan partisipatif masyarakat, demokrat

dalam penerapan ilmu, belajar sambil bekerja menggunakan metode yang

sesuai. Penyuluhan kesehatan akan efektif apabila mengacu pada minat

dan kebutuhan masyarakat. Penyuluhan kesehatan harus mengetahui

kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi dengan ketersediaan sumber

daya yang ada (Waryana, 2016).

5. Jenis Metode Penyuluhan

Penyuluhan pada prinsipnya merupakan proses komunikasi yang

memiliki kekhususan dengan cara atau metoda penyuluhan yang


32

beragam, berikut ini beberapa jenis metoda penyuluhan yang tertuang

pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Jenis-Jenis Metode Penyuluhan

Hubungan
Metode Media yang
Penyuluh dan Pendekatan
Penyuluhan digunakan
Klien
Demonstrasi Lisan, Langsung Individu
(cara, hasil) media cetak media Kelompok
terproyeksi
Ceramah, kuliah, Lisan, Langsung Kelompok
diskusi media cetak media
terproyeksi
Pertemuan-umum Lisan, Langsung Masal
media cetak media
terproyeksi
Pameran Lisan, Langsung Masal
media cetak media
terproyeksi
Pertunjukan/ Lisan Langsung, Masal
Sandiwara/Role Tak-langsung
Playing
Radio, Kaset, CD Lisan Tak-langsung Masal
TV, Filem, VCD, Lisan media Tak-langsung Masal
DVD, Filem-strip terproyeksi
Media – cetak Media cetak Tak-langsung Masal
Sumber: Waryana, (2016)

D. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu penginderaan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh


33

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga), dan

indera penglihatan (mata) (Notoadmojo, 2015).

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2015), pengetahuan seseorang terhadap

objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis

besarnya dibagi dalam 6 (enam) tingkat pengetahuan yakni:

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali (recall) materi

yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau

rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai sutau kemampuan untuk menjelaskan

secara benar objek yang di ketahui dan dapat menginterprestasikan

secara luas.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah di pelajari pada situasi dan kondisi nyata.

d. Analisis (anlysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen yang masih saling terkait dan masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (synthesis)
34

Sintesis diartikan sebagai kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

3. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan tentang kesehatan dapat diukur berdasarkan jenis

penelitiannya, kuantitatif atau kualitatif:

a. Penelitian kuantitatif

Penelitian kuantitatif pada umumnya akan mencari jawaban atas

fenomena, yang menyangkut berapa banyak, berapa sering, berapa lama,

dan sebagainya, maka biasanya menggunakan metode wawancara dan

angket (self administered).

1) Wawancara tertutup atau wawancara terbuka, dengan

menggunakan instrument (alat pengukur/ pengumpul data)

kuisioner. Wawancara tertutup adalah suatu wawancara dimana

jawaban responden atas pertanyaan yang diajukan telah tersedia

dalam opsi jawaban, responden tinggal memilih jawaban mana

yang mereka anggap paling benar atau paling tepat. Sedangkan

wawancara terbuka, dimana pertamnyaan-pertanyaan yang

diajuakan bersifat terbuka, sedangkan responden boleh


35

menjawab apa saja sesuai dengan pendapat atau pengetahuan

responden sendiri.

2) Angket tertutup atau terbuka seperti halnya wawancara, angket

juga dalam bentuk tertutup dan terbuka. Sepetinya wawancara,

angket juga dalam bentuk tertutup dan terbuka. Instrumen atau

alat ukurnya seperti wawancara, hanya jawaban responden

disampaikan lewat tulisan. Metode pengukuran melalui angket

ini sering disebut self administered atau metode mengisi

sendiri.

b. Kualitatif

Pada umumnya penelitian kualitatif bertujuan untuk menjawab

bagaimana suatu fenomena itu terjadi, atau mengapa terjadi. Metode-

metode pengukuran pengetahuan dalam metode penelitian kualitatif ini

antara lain:

1) Wawancara mendalam

Mengukur variabel pengetahuan dengan menggunakan metode

wawancara mendalam, adalah peneliti mengajukan suatu

pertanyaan sebagai pembuka yang akhirnya memancing jawaban

yang sebanyak-banyaknya dari responden.

2) Diskusi Kelompok Terfokus (DKT)

Diskusi Kelompok Terfokus atau Foccus Group Dicusion dalam

menggali informasi dari beberapa orang responden sekaligus

dalam kelompok. Jumlah kelompok dalam DKT seyogyanya tidak


36

terlalu banyak, tetapi juga tidak terlalu sedikit, antara 6 sampai 10

orang. (Notoatmodjo, 2015).

4. Berbagai cara memperoleh pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi

dua, yakni:

a. Cara tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah :

1) Coba coba salah (trial and error)

2) Secara kebetulan

3) Cara kekuasaan atau otoritas

4) Berdasarkan pengalaman pribadi

5) Cara akal sehat (common sense)

6) Kebenaran melalui wahyu

7) Kebenaran secara intuitif

8) Melalui jalan pikiran

9) Induksi

10) Deduksi

b. Cara moderen atau cara ilmiah, yakni melalui proses penelitian :

Cara baru atau moderen dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. (Notoatmodjo, 2015)


37

E. Kerangka Teori

Faktor Predisposisi :
Pengetahuan tentang ASI Perah
(dukungan informasional)

Sikap
Pekerjaan
Pendidikan
Budaya
Status Sosial Ekonomi

Faktor Pendukung : Pelaksanaan


Ketersediaan Fasilitas ASI Perah

Keterjangkauan Fasilitas

Faktor Pendorong :
Sikap dan Perilaku Petugas Kesehatan
Media Promosi
38

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Keterangan :

: Diteliti
: Tidak diteliti

Sumber: Notoadmodjo, (2015) Maryunani Anik, 2015

BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2015)

Berdasarkan kerangka teori maka kerangka konsep pada penelitian ini

adalah:

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Penelitian

Pengetahuan dan Intervensi dengan Pengetahuan dan


Ibu Pelaksanaan ASI Melakukan Pelaksanaan ASI
Bekerja Perah Sebelum Penyuluhan tentang Perah Sesudah
Penyuluhan ASI Perah Penyuluhan

B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian


39

Variabel Alat Skala


Defenisi Operasionl Cara Ukur Hasil Ukur
Penelitian Ukur Ukur
1 2 3 4 5 6
Penyuluhan Pemberian - - Dilaksanakan -
penyuluhan yang sebanyak 3 kali
dilakukan kepada Ibu
yang mempunyai bayi
0-6 bulan tentang ASI
Perah
Pengetahuan Segala sesuatu yang Wawancara Kuisioner Jumlah nilai Nomi
diketahui tentang rata-rata nal
ASI Perah pengetahuan
yang diperoleh
responden
sebelum
penyuluhan dan
sesudah
39
penyuluhan
Pelaksanaan Pelaksanaan Wawancara Kuisioner Jumlah nilai Nomi
ASI Perah Pemberian ASI perah rata-rata nal
yang dilakukan pelaksanaan
responden dimulai yang diperoleh
dari pemerahan ASI, responden
penyimpanan dan sebelum
pemberian ASI perah penyuluhan dan
kembali setelah sesudah
disimpan penyuluhan

C. Hipotesis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan Hipotesis (Ha) yaitu :

Ha1 : Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang ASI Perah

terhadap pengetahuan tentang ASI Perah pada ibu bekerja di wilayah

kerja Puskesmas Sungai Aur tahun 2023.


40

Ha2 : Terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan tentang ASI Perah terhadap

pelaksanaan ASI Perah pada ibu bekerja di Wilayah Kerja

Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2023.

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experiment design

(pre test and post test one group study), untuk menilai pengetahuan dan

pelaksanaan ASI Perah pada Ibu Bekerja di wilayah kerja Puskesmas Sungai

Aur sebelum dan sesudah penyuluhan serta menilai pengaruh penyuluhan

yang diberikan (Arikunto, 2013).

Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut:

O1 X O2 Keterangan : O1=pre-test

X = Penyuluhan

O2 = post-test
41

Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu

sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan

sebelum eksperimen (O1) disebut pre-test, dan observasi sesudah

eksperimen (O2) disebut post test. Perbedaan antara O1 dan O2 diasumsikan

merupakan efek dari treatmen atau eksperimen (Arikunto, 2013).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Sungai Aur

Kabupaten Pasaman Barat.pada bulan Februari - Maret 2023.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi
41
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai

bayi usia 0-6 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Sungai Aur

yaitu 72 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari obejek yang akan diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoadmodjo, 2015). Perhitungan

besar sampel penelitian ini dapat dicari dengan menggunakan rumus

besar sampel dari Lameshow et al.


42

Keterangan :

n1= n2= besar sampel minimal (per kelompok)

δ = simpang baku (4,04)8

Z (1-α) = nilai Z, derajat kepercayaan 95% (nilai α 0,05 adalah 1,96)

Z (1-β) = nilai Z pada kekuatan uji 90% (β = 10% adalah 1,2

Berdasarkan perhitungan di atas, maka sampel penelitian ini

penulis tetapkan sebanyak 15 orang. Untuk mengantisipasi terjadinya

drop out maka ditambahkan jumlah sampel sebesar 10% sebanyak 2

orang. Maka jumlah sampel seluruhnya sebanyak 17 orang.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Bersedia menjadi responden.

b. Ibu yang mempunyai bai usia 0-6 bulan

c. Memiliki lemari es.

Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :

a. Tidak bersedia menjadi responden

b. Tidak bekerja

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.

Kuesioner terstruktur yang diisi untuk mengetahui identitas responden (nama,


43

umur, usia kehamilan, paritas, pekerjaan, alamat dan pendidikan terakhir),

pengetahuan dan pelaksanaan ASI Perah oleh ibu bekerja.

Pengukuran tingkat pengetahuan responden dilakukan melalui

kuesioner berisi pernyataan-pernyataan yang dibuat sendiri oleh peneliti dan

telah diuji coba terlebih dahulu dengan uji validitas dan reliabilitas. Valid atau

tidaknya kuesioner yang digunakan diuji dengan uji validitas dan reliabilitas.

Butir pernyataan dinyatakan valid jika nilai r hitung yang merupakan nilai

dari corrected item total correllation > r tabel. Reliable atau tidaknya

kuesioner bila dapat mengukur dua gejala yang sama dan hasil yang diperoleh

relatif sama, metode yang dipakai yaitu uji “moment product” dengan”

reliability analisis scale”. Jenis pertanyaan untuk mengukur tingkat

pengetahuan ada dua, yakni: a) favorable, dengan pilihan jawaban Benar (B)

dengan skor satu, dan Salah (S) dengan skor nol, b) unfavorable, dengan

pilihan jawaban Benar (B) dengan skor nol dan Salah (S) dengan skor satu.

Pengukuran pelaksanaan ASI Perah dilakukan menggunakan daftar

tilik yang berisikan tentang langkah-langkah pemberian ASI Perah, dimulai

dari pemerahan, penyimpanan dan pemberian ASI perah kembali pada Bayi

menggunakan skala Likers dengan indikator selalu, sering, jarang, kadang-

kadang dan tidak pernah.

E. Metoda Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer merupakan data yang langsung didapatkan dari

responden yaitu tentang pengetahuan dan pelaksanaan ASI Perah oleh ibu
44

bekerja. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui buku-buku literature,

jurnal dan data dari Puskesmas Sungai Aur dan Dinas Kesehatan.

F. Pengolahan Data

Setelah pengumpulan data selesai, dilakukan pengolahan data :

1. Editing

Hal ini dilakukan untuk memeriksa kembali data yang diperoleh

mencakup kelengkapan/kesempurnaan data, kekeliruan pengisian data

sampel yang tidak sesuai/tidak lengkap.

2. Coding

Data yang diperoleh diberikan kode tertentu untuk memudahkan

pembacaan data.

3. Entry Data / Processing

Pemprosesan data dilakukan dengan cara mengentry data dari kuisioner

ke paket program komputer.

4. Cleaning Data

Kegiatan pengecekan kembali apakah data sudah dientri ada kesalahan

atau tidak. Lihat variabel apakah data sudah benar atau belum

(Notoadmodjo, 2015).

G. Analisis Data

Data tentang pengetahuan pada ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan

yang diperoleh pada penelitian dianalisis dengan menggunakan program


45

komputer. Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat dan analisis

bivariat.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik

responden (umur, pendidikan terakhir dan pekerjaan) serta pengetahuan

dan pelaksanaan ASI Perah.

2. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan uji beda rata-rata (uji t test). Uji t test

yang dilakukan adalah uji wilcoxon karena distribusi pengetahuan dan

pelaksanaan tidak normal setelah dilakukan uji normalitas dengan

menggunakan uji shapiro wilk. Uji ini dilakukan untuk mengetahui

apakah terdapat perbedaan pengetahuan dan pelaksanaan ASI Perah oleh

Ibu Bekerja dengan tingkat kepercayaan 95%, bermakna bila pv < 0,05

(Notoadmodjo, 2015).
46

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, 2010, Ibu Susui Aku Bayi sehat dan Cerdas dengan ASI Khazanah
Intelektual, Bandung.

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Publik. Jakarta. Rineka


Cipta

BKKBN, 2019, Kumpulan Materi Dasar Promosi, Direktorat Advokasi dan KIE
dan Direktorat Kesehatan Reproduksi, Jakarta.

Dinas Kesehatan Pasaman Barat, 2022. Profil Kesehatan Kabupaten Pasaman


Barat Tahun 2016.

Dinkes Sumatera Barat, 2021. Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Barat Tahun
2021.

Dr. Moedjito Hospital, Pengertian ASI Perah Dan Cara Memerah ASI,
http://www.linkedin.com/pulse/pengertian. Diakses 2 Maret 2017.
47

Hidayah, L. Setyaningrum H. 2018. Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang


ASI PErah dengan Sikap Terhadap ASI Perah. Jurnal Ilmiah Bidan, 3(2)
hal 1-8

Hidayat Alimul Aziz A, 2014, Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis
Data, Ed 2, Salemba Medika, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2015. Dukung Ibu Bekerja Beri ASI Eksklusif.

Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021

Maryunani Anik , 2015, Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen
Laktasi, Trans Info Media, Jakarta

Notoatmodjo, 2015, Metodologi Penelitian Kesehatan, Ed. Ref, PT. Rineka Cipta,
Jakarta.

Notoatmodjo, 2015, Ilmu Perilaku Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 15 Tahun 2013. Tata Cara
Penyediaan Fasilitas Khusus Ibu Menyusi dan/atau Memerah Air Susu
Ibu. 18 Februari. Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 441.
Jakarta

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Kementrian Kesehatan RI.


2018. Menyusui Sebagai Dasar Kehidupan. Jakarta. Kemenkes RI

Pollard Maria , 2016, ASI Asuhan Berbasis Bukti, EGC, Jakarta.

Roesli Utami 2009. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. Trubus Agrywidya

Saleha Sitti, 2009, Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas, Jakarta, Salemba
Medika.

Selvia Herlina, 2016, Bank ASI & Bank Darah, Program Studi D IV Bidan
Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Tri Mandiri Sakti,
Bengkulu.
48

Waryana, 2016, Promosi Kesehatan, Penuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat,


Nuhamedika, Yogyakarta.

Lampiran I

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth.
Calon Responden

Dengan Hormat ,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Marna
Nim : 1903015
Alamat: Sungai Aur
Menyatakan bahwa akan mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh
Penyuluhan Tentang ASI Perah Terhadap Pengetahuan dan Pelaksanaan ASI
49

Perah Pada Ibu Bekerja di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Aur Kabupaten
Pasaman Barat Tahun 2023” untuk itu saya meminta kesediaan ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini.
Penelitian ini semata-mata bertujuan untuk mengetahui Pengetahuan dan
Pelaksanaan ASI Perah Pada Ibu Bekerja, tidak akan menimbulkan kerugian
responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Apabila ibu menyetujui, maka dengan ini saya mohon kesediaan untuk
menandatangani lembar persetujuan dan menjawab pertanyaan yang diberikan.
Atas perhatian ibu sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

Sungai Aur, Januari 2023

Penulis

Lampiran II

FORMAT PERSETUJUAN
(INFORM CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Umur :
Menyatakan bersedia berperan sebagai responden penelitian yang akan
dilakukan oleh mahasiswi Program S 1 Kebidanan Universitas Sumatera Barat
yang bernama Marna dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Tentang ASI Perah
Terhadap Pengetahuan dan Pelaksanaan ASI Perah Pada Ibu Bekerja di Wilayah
Kerja Puskesmas Sungai Aur Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2023”
Demikian Persetujuan ini saya tanda tangani dengan suka rela dan tanpa
paksaan dari siapapun.
50

Sungai Aur, Januari 2023


Responden

( )

Lampiran III

KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG ASI PERAH TERHADAP
PENGETAHUAN DAN PELAKSANAAN ASI PERAH PADA IBU
BEKERJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI AUR
KABUPATEN PASAMAN BARAT
TAHUN 2023

Petunjuk Pengisian

1. Isilah identitas anda dengan benar


2. Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan menggunakan tanda checklist

A. Data Demografi

Kode Responden :
Umur :
51

Pendidikan :
Tidak sekolah/ tidak tamat SD
SD SMP
SMA PT/Akademik

Agama :
Islam Budha dll
Kristen Hindu

Jumlah Anak :
>3 ≤3

Pekerjaan :
Suku :

B. Pengetahuan

Pilihalah salah satu jawaban yang menurut Ibu benar pada option
dibawah ini!

1. Pengertian ASI Ekslusif adalah...


a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan
padat sampai usia 6 bulan

2. Berikut ini adalah cara yang tepat dilakukan untuk memerah ASI,
kecuali...
a. Memerah ASI dengan tangan
b. Memerah ASI dengan pompa
c. Memerah ASI menggunakan sendok
52

3. Langkah-langkah memerah ASI dengan tangan adalah...


a. Memijat, Menekan, Mengguncang
b. Menekan, Mengguncang, Menampung
c. Memijat, Menekan, Menampung

4. Memijat payudara untuk pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan cara...


a. Memijat dari pangkal payudara menuju puting susu
b. Memijat bagian puting susu saja
c. Memijat pada bagian pangkal susu saja

5. Penyimpanan ASI Perah dalam kulkas yang tidak Freezer (Beku) dengan
suhu -180C dapat bertahan selama...
a. 6 Bulan
b. 8 Hari
c. 4 Jam

6. Penyimpanan ASI di luar lemari es dapat bertahan selama ...


a. 4-6 Jam
b. 4 Hari
c. 1 Bulan

7. ASI yang disimpan dalam pendingin kulkas dengan suhu 40C dapat
bertahan selama...
a. 24 Jam
b. 1 Bulan
c. 6 Bulan

8. Jika tidak memiliki kulkas ibu dapat menyimpan ASI Perah di ...
a. Cooler Bag
b. Diluar ruangan saja
c. Direndam dengan air dingin
53

9. Hal yang dapat mempengaruhi pengeluaran ASI adalah kecuali ...


a. Stress
b. Tempat yang nyaman bagi Ibu
c. Melakukan dalam ruangan tertutup

10. ASI yang sudah beku dapat dicairkan kembali dengan cara...
a. Microwave dan Air Hangat
b. Dibiarkan saja dalam ruangan sampai mencair
c. Di masukkan kedalam air dingin saja

Referensi Kuisioner : Rizkiariati (2016)

C. Pelaksanaan ASI Perah


Berilah tanda checklist pada kolom dibawah ini !
Keterangan:
Sl : Selalu
Sr : Sering
Jr : Jarang
Kd : Kadang-kadang
Tp : Tidak Penah

No Kegiatan Sl Sr Jr Kd Tp
1. Mencuci Tangan
2. Letakkan wadah bermulut lebar yang sudah
disterilkan dibawah payudara yang diperah
3. Pilih tempat yang tenang agar tidak terganggu
Mengeluarkan ASI pun akan sangat terbantu
54

apabila pikiran Ibu tidak terganggu oleh hal–


hal lain
4. Santailah dan pikirkan sang Bayi, kondisi
santai akan membuat ibu relaks. Pikirkanlah
betapa lucu dan menggemaskannya bayi ibu,
dengan memikirkan sang bayi rasa cinta Ibu
kepada bayi akan muncul
5. Lakukan pijatan ringan mulai dari pangkal
payudara mengarah ke areola
6. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya
(telunjuk dan jari tengah) diatas garis batas
areola seperti huruf C , tempatkan areola pada
posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6.
7. Selanjutnya tekan kearah dada. Payudara yang
diletakkan kebelakang (kearah dada akan
mendesak air susu didalam payudara kearah
depan)
8. Press bagian luar areola dengan ibu jari dan 2
jari lainnya dan longgarkan tekanan
9. Ulangi gerakan, mungkin diawal ASI tidak
keluar tapi jangan berhenti karena setelah
beberapa kali gerakan ASI akan keluar
10. Ulangi untuk payudara yang lain
11. Jika diperlukan pijat payudara diantara waktu
pemerahan
12. Jika tangan Ibu kelelahan pindah ke payudara
sebelahnya, kemudian kembali kepayudara
pertama
13. Penyimpanan ASI Perahan dilakukan dengan
menggunakan kantung plastik (misalnya
plastik gula)
14. Di udara bebas/terbuka selama 4-8 jam
15. Di lemari es (4 0C) selama 24 jam
16. Di freezer (-18 0C) 6 bulan
17. Di Cooler bag selama 24 jam
18. Cairkan susu beku dangan cara menempatkan
botol ASI Perah didalam wadah yang berisi
air dingin
55

19. Lanjutkan dengan menggunakan air hangat


hingga suhunya seperti suhu tubuh
20. Berikan dengan menggunakan cangkir atau
sendok, sebaiknya hindari penggunaan dot,
usahakan diberikan oleh orang lain bukan ibu
agar terhindar dari ‘bingung puting’
21. Jika selama penyimpanan lemak susu terpisah
kocoklah sampai merata
22. Pukul 06.00 susui bayi sekenyang –
kenyangnya

23. Pukul 07.00 Ibu berangkat bekerja

24. Pukul 08.00-17.00 bayi diberi ASI perahan


dirumah

25. Ibu memerah ASI pukul 10.00, 14.00 dan 16.00

26. Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : ASI Perah

2. Tempat : Rumah Kader Posyandu

3. Hari/Tanggal : Januari 2023

4. Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

5. Sasaran : 17 Orang Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan


56

A. Latar Belakang

ASI mengandung gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan

bayi. Badan kesehatan dunia, WHO merekomendasikan bayi mendapat ASI

Eksklusif selama enam bulan. Namun, tidak semua perempuan mempunyai

kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka

dikarenakan bekerja (Depkes RI, 2015).

Ibu bekerja selama waktu kerja delapan jam. Ini berdampak ibu tidak

memiliki waktu yang cukup untuk menyusui anaknya. Keadaan tersebut

diperparah dengan minimnya kesempatan untuk memerah ASI di tempat

kerja, tidak tersedianya ruang ASI, serta kurangnya pengetahuan ibu bekerja

tentang manajemen laktasi.

Berdasarkan survei BPS tahun 2013, jumlah wanita bekerja terus

meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114 juta jiwa (94%), 38%

diantaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) yang 25 juta

diantaranya berada pada usia produktif (BPS, Februari 2013). secara

fisiologis kelompok pekerja perempuan mengalami siklus haid, hamil dan

menyusui yang memerlukan fasilitas agar pekerjaannya tidak terganggu dan

kondisi fisik lainnya tidak mengurangi kinerja (Depkes RI, 2015)

Oleh karena itu, program ASI Eksklusif di tempat kerja merupakan

terobosan yang dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif nasional. Peran

berbagai pihak termasuk dunia industri dalam mendukung pencapaian ASI

Eksklusif sangatlah penting. Selain itu, dukungan terhadap program menyusui

di tempat kerja juga merupakan bentuk pencegahan terhadap diskriminasi

perempuan di tempat kerja.


57

Pekan ASI Sedunia (PAS) dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan

Agustus. Tema Pekan ASI Sedunia tahun 2015 ini adalah Breastfeeding and

Work, let make it work, sedangkan tema nasional adalah Mari Dukung

Menyusui di Tempat Kerja. Mendukung yaitu : UU Kesehatan No.39/2009

pasal 128, UU Ketenagakerjaan No. 13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah

No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus

Menyususi dan/ atau Memerah Air Susu Ibu (Depkes RI, 2015).

Peraturan yang dibuat pemerintah belum terlaksana secara

menyeluruh dan merata, sementara promosi susu formula dilakukan dengan

sangat gencar. Selain itu, kegiatan edukasi, adfokasi, dan kampanye terkait

pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) juga belum

dilakukan.

Menkes menghimbau agar mendukung program ASI di tempat kerja

dengan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja untuk menyusui anaknya

selama waktu kerja dan atau menyediakan tempat untuk memerah ASI berupa

ruang ASI di tempat kerja. Dengan demikian, hak bayi untuk mendapat ASI

Eksklusif sampai usia enam bulan dapat diwujudkan dan produktifitas pekerja

perempuan dapat meningkat (Depkes RI, 2015).

Seorang Ibu tidak hanya menyusui dan mengurus suami dan anak –

anaknya, terkadang juga harus bekerja dengan pekerjaan diluar rumah. Namun,

bekerja sering menjadi alasan bagi ibu untuk tidak menyusui. Padahal, sekitar

70 % perempuan indonesia adalah pekerja, baik disektor formal maupun

informal. Bekerja dan menyusui bisa seiring sejalan, asal ibu mempunyai
58

motivasi yang kuat dan ilmu yang cukup untuk terus menyusui sambil bekerja.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh Ibu bekerja untuk tetap bisa menyusui

adalah dengan memberikan ASI perah pada bayinya (Ariani, 2009;h:125)

Pengeluaran air susu dengan jalan diperah dan penyimpanan ASI secara

aman juga merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan kepada para ibu

oleh para profesional pelayanan kesehatan untuk memberdayakan mereka

dalam memecahkan masalah mereka sendiri sekiranya ada. Keterampilan

komunikasi yang baik sangat penting dalam menyampaikan pengetahuan ini

sedemikian rupa sehingga para ibu dapat mengerti dan mengingatnya, oleh

karena itu baik komunikasi verbal maupun tertulis harus diberikan kepada

semua ibu (Polar Maria, 2016;h:84)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami konsep
tentang Pelaksanaan Pemberian ASI Perah pada Bayi.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengulang (review)
kembali tentang :

a. Pengertian ASIP dan ASI Ekslusif


b. Manfaat Pemberian ASI Eksklusif

C. Pokok Bahasan
Pengetahuan Tentang ASI Eksklusif

D. Sub Pokok Bahasan


a. Pengertian ASIP
b. Manfaat Pemberian ASIP

E. Metode
1. Ceramah
59

2. Diskusi dan tanya jawab


3. Mempraktekkan

F. Media dan Alat


1. Flip Chard

G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian
Penyaji : Marna, Amd. Keb

I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta

1. 5 menit Pembukaan

a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan


b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan meminta e. Memperhatikan
kerja sama dengan audiens

2. 20 menit Pelaksanaan Audiance


memperhatikan dan
Memberikan penyuluhan tentang :
mendengarkan
a. Pengertian ASIP dan ASI Eksklusif dengan baik
b. Cara memerah ASI
c. Penyimpanan ASIP
d. Penyajian ASIP
e. Laktasi Pada Ibu Pekerja
f. Pola Penyusuan ibu pekerja

3. 30 menit Praktek pelaksanaan cara memerah ASI, Audiance


menyimpan ASIP dan penyajian ASIP memperhatikan dan
mempraktekkan
60

dengan baik

4. 5 menit Penutup

a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab


kembali materi yang telah disampaikan pertanyaan
pada peserta b. Memperhatikan
b. Menyimpulkan kembali materi yang
telah disampaikan c. Memperhatikan
c. Memberikan motivasi kepada pasien
agar selalu memberikan ASI kepada d. Menjawab salam
Bayinya
d. Memberi salam penutup

J. Materi Penyuluhan
ASI PERAH
1. Pengertian ASI Perah dan ASI Eksklusif
Menurut Dr. Mudjito Hospital, (2015) ASI Perah adalah ASI yang diambil
dengan cara diperas dari payudara untuk kemudian disimpan dan nantinya
diberikan pada bayi. ASI terbukti menjadi asupan nutrisi alami yang paling baik
diberikan kepada bayi. Jika ibu bekerja, tak lantas menjadi kendala untuk
memberikan ASI setiap hari. Kini banyak ibu bekerja memutuskan untuk
menyusui. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memerah ASI. Ibu bisa
memerah ASI tersebut, lalu menyimpan ASI perah (ASIP) dengan baik agar
manfaatnya tak berkurang.
Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI
yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa
menambahkan dan/ atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.(Peraturan
Pemerintah RI Nomor 33 Tahun 2012)
2. Manfaat ASI Perah
Menurut Ariani, (2010;h: 47) manfaat ASI Perah adalah :
a. Bayi tetap memperoleh ASI walaupun ibu terpisah dari bayinya ( karena
bekerja, bepergian, atau sakit )
b. Ketika ibu membutuhkan istirahat, orang lain bisa memberikan ASI perah
pada bayinya.
61

c. Sangat bermanfaat pada bayi dengan berat badan lahir rendah ( BBLR )
atau bayi yang tidak dapat menyusu langsung pada ibunya karena
berbagai masalah.
d. Menghilangkan bendungan ASI, mencegah payudara bengkak.
e. Menjaga kelangsungan produksi ASI.
f. Memudahkan bayi minum susu jika ASI terlalu deras.
g. Menunjukkan kasih sayang dan memelihara ikatan khusus ( bonding ) ibu
terhadap bayi walaupun ibu tidak bersamanya.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : ASI Perah

2. Tempat : Rumah Kader Posyandu

3. Hari/Tanggal : Januari 2023

4. Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

5. Sasaran : 17 Orang Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan


62

A. Latar Belakang

ASI mengandung gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan

bayi. Badan kesehatan dunia, WHO merekomendasikan bayi mendapat ASI

Eksklusif selama enam bulan. Namun, tidak semua perempuan mempunyai

kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka

dikarenakan bekerja (Depkes RI, 2015).

Ibu bekerja selama waktu kerja delapan jam. Ini berdampak ibu tidak

memiliki waktu yang cukup untuk menyusui anaknya. Keadaan tersebut

diperparah dengan minimnya kesempatan untuk memerah ASI di tempat

kerja, tidak tersedianya ruang ASI, serta kurangnya pengetahuan ibu bekerja

tentang manajemen laktasi.

Berdasarkan survei BPS tahun 2013, jumlah wanita bekerja terus

meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114 juta jiwa (94%), 38%

diantaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) yang 25 juta

diantaranya berada pada usia produktif (BPS, Februari 2013). secara

fisiologis kelompok pekerja perempuan mengalami siklus haid, hamil dan

menyusui yang memerlukan fasilitas agar pekerjaannya tidak terganggu dan

kondisi fisik lainnya tidak mengurangi kinerja (Depkes RI, 2015).

Oleh karena itu, program ASI Eksklusif di tempat kerja merupakan

terobosan yang dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif nasional. Peran

berbagai pihak termasuk dunia industri dalam mendukung pencapaian ASI

Eksklusif sangatlah penting. Selain itu, dukungan terhadap program menyusui

di tempat kerja juga merupakan bentuk pencegahan terhadap diskriminasi

perempuan di tempat kerja.


63

Pekan ASI Sedunia (PAS) dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan

Agustus. Tema Pekan ASI Sedunia tahun 2015 ini adalah Breastfeeding and

Work, let make it work, sedangkan tema nasional adalah Mari Dukung

Menyusui di Tempat Kerja. Mendukung yaitu : UU Kesehatan No.39/2009

pasal 128, UU Ketenagakerjaan No. 13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah

No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus

Menyususi dan/ atau Memerah Air Susu Ibu. (Depkes RI, 2015)

Peraturan yang dibuat pemerintah belum terlaksana secara

menyeluruh dan merata, sementara promosi susu formula dilakukan dengan

sangat gencar. Selain itu, kegiatan edukasi, adfokasi, dan kampanye terkait

pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) juga belum

dilakukan.

Menkes menghimbau agar mendukung program ASI di tempat kerja

dengan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja untuk menyusui anaknya

selama waktu kerja dan atau menyediakan tempat untuk memerah ASI berupa

ruang ASI di tempat kerja. Dengan demikian, hak bayi untuk mendapat ASI

Eksklusif sampai usia enam bulan dapat diwujudkan dan produktifitas pekerja

perempuan dapat meningkat. (Depkes RI, 2015)

Seorang Ibu tidak hanya menyusui dan mengurus suami dan anak –

anaknya, terkadang juga harus bekerja dengan pekerjaan diluar rumah. Namun,

bekerja sering menjadi alasan bagi ibu untuk tidak menyusui. Padahal, sekitar

70 % perempuan indonesia adalah pekerja, baik disektor formal maupun

informal. Bekerja dan menyusui bisa seiring sejalan, asal ibu mempunyai
64

motivasi yang kuat dan ilmu yang cukup untuk terus menyusui sambil bekerja.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh Ibu bekerja untuk tetap bisa menyusui

adalah dengan memberikan ASI perah pada bayinya (Ariani, 2009;h:125)

Pengeluaran air susu dengan jalan diperah dan penyimpanan ASI secara

aman juga merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan kepada para ibu

oleh para profesional pelayanan kesehatan untuk memberdayakan mereka

dalam memecahkan masalah mereka sendiri sekiranya ada. Keterampilan

komunikasi yang baik sangat penting dalam menyampaikan pengetahuan ini

sedemikian rupa sehingga para ibu dapat mengerti dan mengingatnya, oleh

karena itu baik komunikasi verbal maupun tertulis harus diberikan kepada

semua ibu (Polar Maria, 2016)

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami konsep
tentang Pelaksanaan Pemberian ASI Perah pada Bayi.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengulang (review)
kembali tentang :

a. Cara memerah ASI


b. Penyimpanan ASIP
c. Penyajian ASIP
C. Pokok Bahasan
Pelaksanaan Pemberian ASI Perah

D. Sub Pokok Bahasan


a. Cara memerah ASI
b. Penyimpanan ASIP
c. Penyajian ASIP
E. Metode
a. Ceramah
65

b. Diskusi dan tanya jawab


c. Mempraktekkan
F. Media dan Alat
a. Flip Chard
b. Phantom payudara
c. Botol penyimpan ASI
d. Kom tempat ASI/ Mangkok
e. Kulkas
G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian
Penyaji : Marna, Amd. Keb

I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta

1. 5 menit Pembukaan

a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan


b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
e. Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
f. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
g. Membuat kontrak waktu dan meminta e. Memperhatikan
kerja sama dengan audiens

2. 20 menit Pelaksanaan Audiance


memperhatikan dan
Memberikan penyuluhan tentang :
mendengarkan
a. Pengertian ASIP dan ASI Eksklusif dengan baik
b. Cara memerah ASI
c. Penyimpanan ASIP
d. Penyajian ASIP
e. Laktasi Pada Ibu Pekerja
f. Pola Penyusuan ibu pekerja

3. 30 menit Praktek pelaksanaan cara memerah ASI, Audiance


66

menyimpan ASIP dan penyajian ASIP memperhatikan dan


mempraktekkan
dengan baik

4. 5 menit Penutup

a. Mengevaluasi atau menanyakan kembali a.Menjawab


materi yang telah disampaikan pada pertanyaan
peserta
b. Menyimpulkan kembali materi yang b.Memperhatikan
telah disampaikan
c. Memberikan motivasi kepada pasien c. Memperhatikan
agar selalu memberikan ASI kepada
Bayinya
d.Menjawab salam
d. Memberi salam penutup

J. Materi Penyuluhan
ASI PERAH
a. Cara Pengeluaran ASI Perah

a. Memerah dengan menggunakan tangan

Memerah dengan tangan merupakan tekhnik dasar yang harus

diajarkan kepada seorang ibu 24 jam setelah bayi lahir supaya ia percaya

diri menghadapi semua masalah yang mungkin timbul seperti

memberikan susu suplemen untuk bayi yang sakit, atau tidak dapat

menyusu dengan baik, atau bila terpisah dari Ibu karena berbagai alasan

(Pollard, 2012)

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara memerah ASI

dengan tangan:

1. Cari tempat yang nyaman, aman, dan pribadi agar anda tidak

terganggu selama memerah ASI.


67

2. Mencuci tangan hingga bersih.

3. Lakukan perangsangan hormon oksitoksin agar ASI mengalir selancar

jika bayi menyusu langsung. Caranya, anda santai sambil melihat foto

bayi, mendengarkan suara bayi, membayangkan bayi, melakukan

kompres hangat pada payudara, serta melakukan pijatan ringan

berbentuk lingkaran seputar areola atau pijatan di tengkuk dan di

punggung ibu.

4. Duduk dengan nyaman dan tangan memegang wadah (gelas bermulut

lebar atau mangkuk yang telah dibersihkan dengan air panas) dekat

payudara.

5. Meletakkan ibu jari di atas areola sisi atas telunjuk di bawah areola

sisi bawah, berseberangan dengan ibu jari. Jari telunjuk bersama tiga

jari lainnya menyangga seperti mangkuk

6. Mengeluarkan ASI, dimulai dengan gerakan ibu jari dan telunjuk

menuju dinding dada. Hindari menekan terlalu dalam agar tidak

menyumbat saluran ASI. Gerakan ini diikuti dengan memerah

payudara kearah puting.

7. Lakukan gerakan yang sama mengelilingi areola.

8. Hindari memeras atau menarik puting.

9. Memerah satu payudara minimum 3-5 menit hingga aliran melambat,

lalu memerah payudara yang lain dan mengulang lagi memerah

keduanya. Dapat memakai tiap tangan untuk tiap payudara dan

menukarnya jika lelah.


68

10. Memerah ASI secara memadai membutuhkan totoal waktu 20-30

menit.

a. Memerah dengan pompa

Pompa payudara bekerja dengan cara menyedot dan menarik

keluar air susu. Sedotan ini dibuat baik secara manual maupun dengan

tenaga listrik. Kekuatan sedotan biasanya bisa diatur. Beberapa pompa

lebih mudah dilepaskan dibandingkan yang lain. Ada baikya

berkonsultasi dengan yang pernah menggunakannya. Beberapa pompa

biasa dilengkapi perisai plastik yang lunak yang disebut flexishield yang

dipasang kedalam selang plastik yang kaku, yang ditempatkan diarea

puting susu ibu. Perisai ini lentur dan membungkus payudara dan ketika

pompa bekerja, gerakannya meniru pengisapan bayi, oleh karenanya

perangsangan payudara dan air susu yang dikeluarkan lebih baik. Yang

harus diperhatikan, bagian-baghian dari pompa yang kontak langsung

dengan ASI harus dapat disterilkan. Pemerahan menggunakan pompa

biasanya lebih cepat dibandingkan dengan tangan (Ariani, 2009).

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara memerah ASI

dengan pompa:

1) Ikuti pedoman penggunaan dari produsen pompa ASI.

2) Selalu cuci tangan setiap akan memompa.

3) Siapkan semua alat untuk memerah ASI, jaga kebersihannya. Semua

bagian yang bersentuhan dengan ASI harus dicuci dengan air panas

setiap kali habis dipakai.


69

4) Banyak pompa dibuat dengan ukuran sungkup berfariasi untuk

mengakomodasi puting yang lebih besar. Anda harus menggunakan

lingkaran dasar sungkup yang cocok dengan puting. Selama

pemompaan, pinggir lingkaran dasr sungkup harus berada di luar

puting dan areola. Puting harus bergerak maju mundur selama

pemompaan, tidak dicubit, tidak lukai, atau digosok. Lingkaran dasar

sungkup sekitar 21-40 mm.

5) Pompa yang isapan dan putaran/ siklusnya dapat diatur, dipasang

dengan puteran paling cepat dan isapan paling rendah. Ketia ASI

mulai keluar, isapan dapat ditinggikan dan putran direndahkan

mendekati isapan fisiologis bayi.

6) Untuk memepertahankan produksi ASI, pemompaan harus dilakukan

sampai ASI dikeluarkan semua, sekitar 15-20 menit.

7) Hentikan pemompaan ASI jika aliran ASI sudah berhenti untuk

menghindari trauma pada payudara.

b. Penyimpanan ASI Perahan

Menurut Maryunani Anik, (2015)

a. ASI dapat disimpan dalam botol gelas/ plastik, termasuk plastik

klip, ± 80-100 cc.

b. ASI yang disimpan dalam freezer dan sudah dikeluarkan sebaiknya

tidak digunakan lagi setelah dua hari.

c. ASI beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 derajat celcius.


70

d. ASI beku tidak boleh dimasak/ dipanaskan, hanya dihangatkan

dengan merendam dalam air hangat.

Petunjuk umum untuk penyimpanan ASI di rumah :

a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

b. Setelah diperas, ASI dapat disimpan dalam lemari es/ freezer.

c. Tulis jam, hari dan tanggal saat diperas.

d. Keterangan : ASI yang dikeluarkan dapat bertahan diudara

terbuka/ bebas selama 6-8 jam, di lemari es 24 jam, di lemari

pendingin 6 bulan.

Menurut Saleha, (2009;h:28) ASI yang dikeluarkan dapat disimpan

untuk beberapa saat dengan syarat berikut ini :

b. Diudara bebas/terbuka : 6-8 jam

a. Di lemari es (4 0C) : 24 jam

b. Dilemari pendingin/beku (-18 0C) : 6 bulan

Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015) cara menyimpan ASI

Perah adalah sebagai berikut:

a. ASI disimpan dalam wadah/ botol terbuat dari gelas dengan tutup

yang rapat (botol kecil bekas selai/ minuman bervitamn/ berenergi)

atau kantong ASI yang didisain khusus untuk penyimpanan dalam

freezer.

b. Tempat penyimpan ASI dibersihkan dulu denganair panas sebelum

digunakan.

c. Menyimpan sekitar 60-120 ml per botol atau per kantong sangat

disarankan untuk mengurangi sisa ASI.


71

d. Beri label pada tiap botol bertuliskan tanggal dan jam pemerahan ASI.

e. ASI yang diperah pada saat yang bersaamaan dari kedua payudara

dapat disimpan dalam wadah yang sama.

f. ASI yang disimpan lebih awal diberikan lebih dulu pada bayi (first in,

first out).

Pedoman penyimpanan ASI Menurut dr. Fransisca Handy, SpA, (2015)

a. Suhu ruang (16-290C) : 3-4 jam optimal

b. Rerata 250C : 6-8 jam dapat diterima jika kondisi benar-benar bersih

c. Cooler box (4-150C) : 24 jam

d. Kulkas (< 40C) : 72 jam optimal (di sisi paling (refrigerator) dalam,

jangan di pintu kulkas) 5-8 hari dapat diterima jika kondisi benar-

benar bersih

e. Freezer kulkas (-150C) : 2 minggu 1 pintu

f. Freezer kulkas (< -180C) : 3-6 bulan 2 pintu

g. Deep freezer (< -200C) : 6-12 bulan

c. Cara Menyimpan ASI Dalam Cooler Bag

Cara Menyimpan ASI dalam Cooler Bag harus diperhatikan

dengan benar agar ASI yang disimpan tetap terjaga kebaikannya. Apabila

seorang ibu yang masih harus memenuhi kebutuhan ASI buah hati, namun

suatu saat ibu harus kerja atau melakukan perjalanan keluar kota tanpa

membawa si kecil tentunya ibu harus menyiasati kebutuhan ASI anak

dengan hal berikut agar tetap dapat menyusui buah hatinya.

Berikut adalah Cara Menyimpan ASI dalam Cooler Bag:


72

a. Masukkan Ice Gel yang terdapat pada Cooler Bag ke dalam freezer apabila Ice

Gel sudah tidak lagi dingin.

b. Pada tahap permulaan penggunaan atau tahap awal, bekukan Ice Gel selama

satu hari penuh atau 24 jam di dalam freezer atau kulkas untuk hasil yang

maksimal nantinya saat digunakan.

c. Untuk penggunaan yang selanjutnya, pembekuan cukup dilakukan selama

kurang lebih 8 jam, atau jika lebih lama lagi juga akan lebih maksimal

nantinya.

d. Supaya Ice Gel pada Cooler Bag dapat bertahan lama dalam mendinginkan

makanan atau minuman, sebaiknya gunakan chest freezer atau freezer yang

bersuhu minus lainnya.

e. Segera keluarkan Ice Gel setelah dibekukan di dalam freezer secara merata.

f. Lalu masukkan Ice Gel yang sudah dibekukan tadi ke dalam Cooler Bag.

g. Agar suhu di dalam Cooler Bag tetap optimal, tutup Cooler Bag dengan rapat.

d. Penyajian ASI Perah

Menurut Ariani, (2009) cara penyajian ASI perah dapat dilakukan

dengan langkah – langkah sebagai berikut :

a. Cairkan susu beku dangan cara menempatkan botol ASPer didalam

wadah yang berisi air dingin.

b. Lanjutkan dengan menggunakan air hangat hingga suhunya seperti

suhu tubuh. Atau gunakan alat penghangat botol. Jangan menggunakan

microwave untuk mencairkan dan menghangatkan ASPer karena

ASPer bisa menjadi terlalu panas atau panas tidak merata, selain itu

menggunakan microwave bisa merusak beberapa gizi pada ASI.


73

c. Berikan dengan menggunakan cangkir atau sendok. Sebaiknya hindari

penggunaan dot. Usahakan diberikan oleh orang lain, bukan ibu, agar

terhindar dari ‘bingung puting’.

d. Jika selama penyimpanan, lemak susu terpisah, kocoklah sampai

merata.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Topik / masalah : ASI Perah

2. Tempat : Rumah Kader Posyandu

3. Hari/Tanggal : Januari 2023

4. Waktu : 09.00 – 10.00 WIB

5. Sasaran : 17 Orang Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan


74

A. Latar Belakang

ASI mengandung gizi tinggi yang sangat bermanfaat untuk kesehatan

bayi. Badan kesehatan dunia, WHO merekomendasikan bayi mendapat ASI

Eksklusif selama enam bulan. Namun, tidak semua perempuan mempunyai

kesempatan untuk memberikan ASI Eksklusif kepada bayi mereka

dikarenakan bekerja. (Depkes RI, 2015)

Ibu bekerja selama waktu kerja delapan jam. Ini berdampak ibu tidak

memiliki waktu yang cukup untuk menyusui anaknya. Keadaan tersebut

diperparah dengan minimnya kesempatan untuk memerah ASI di tempat

kerja, tidak tersedianya ruang ASI, serta kurangnya pengetahuan ibu bekerja

tentang manajemen laktasi.

Berdasarkan survei BPS tahun 2013, jumlah wanita bekerja terus

meningkat setiap tahunnya. Saat ini dari 114 juta jiwa (94%), 38%

diantaranya adalah pekerja perempuan (43,3 juta jiwa) yang 25 juta

diantaranya berada pada usia produktif (BPS, Februari 2013). secara

fisiologis kelompok pekerja perempuan mengalami siklus haid, hamil dan

menyusui yang memerlukan fasilitas agar pekerjaannya tidak terganggu dan

kondisi fisik lainnya tidak mengurangi kinerja. (Depkes RI, 2015)

Oleh karena itu, program ASI Eksklusif di tempat kerja merupakan

terobosan yang dapat meningkatkan cakupan ASI Eksklusif nasional. Peran

berbagai pihak termasuk dunia industri dalam mendukung pencapaian ASI

Eksklusif sangatlah penting. Selain itu, dukungan terhadap program menyusui


75

di tempat kerja juga merupakan bentuk pencegahan terhadap diskriminasi

perempuan di tempat kerja.

Pekan ASI Sedunia (PAS) dilaksanakan setiap tahun pada awal bulan

Agustus. Tema Pekan ASI Sedunia tahun 2015 ini adalah Breastfeeding and

Work, let make it work, sedangkan tema nasional adalah Mari Dukung

Menyusui di Tempat Kerja. Mendukung yaitu : UU Kesehatan No.39/2009

pasal 128, UU Ketenagakerjaan No. 13/2009 pasal 83, Peraturan Pemerintah

No. 33/2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan Menteri

Kesehatan No. 15 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penyediaan Fasilitas Khusus

Menyususi dan/ atau Memerah Air Susu Ibu. (Depkes RI, 2015)

Peraturan yang dibuat pemerintah belum terlaksana secara

menyeluruh dan merata, sementara promosi susu formula dilakukan dengan

sangat gencar. Selain itu, kegiatan edukasi, adfokasi, dan kampanye terkait

pemberian ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) juga belum

dilakukan.

Menkes menghimbau agar mendukung program ASI di tempat kerja

dengan memberikan kesempatan bagi ibu bekerja untuk menyusui anaknya

selama waktu kerja dan atau menyediakan tempat untuk memerah ASI berupa

ruang ASI di tempat kerja. Dengan demikian, hak bayi untuk mendapat ASI

Eksklusif sampai usia enam bulan dapat diwujudkan dan produktifitas pekerja

perempuan dapat meningkat. (Depkes RI, 2015)

Seorang Ibu tidak hanya menyusui dan mengurus suami dan anak –

anaknya, terkadang juga harus bekerja dengan pekerjaan diluar rumah. Namun,

bekerja sering menjadi alasan bagi ibu untuk tidak menyusui. Padahal, sekitar
76

70 % perempuan indonesia adalah pekerja, baik disektor formal maupun

informal. Bekerja dan menyusui bisa seiring sejalan, asal ibu mempunyai

motivasi yang kuat dan ilmu yang cukup untuk terus menyusui sambil bekerja.

Salah satu cara yang bisa dilakukan oleh Ibu bekerja untuk tetap bisa menyusui

adalah dengan memberikan ASI perah pada bayinya (Ariani, 2009).

Pengeluaran air susu dengan jalan diperah dan penyimpanan ASI secara

aman juga merupakan keterampilan dasar yang harus diajarkan kepada para ibu

oleh para profesional pelayanan kesehatan untuk memberdayakan mereka

dalam memecahkan masalah mereka sendiri sekiranya ada. Keterampilan

komunikasi yang baik sangat penting dalam menyampaikan pengetahuan ini

sedemikian rupa sehingga para ibu dapat mengerti dan mengingatnya, oleh

karena itu baik komunikasi verbal maupun tertulis harus diberikan kepada

semua ibu (Polar Maria, 2016).

B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan pasien dapat memahami konsep
tentang Pelaksanaan Pemberian ASI Perah pada Bayi.

b. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan peserta dapat mengulang (review)
kembali tentang :

a. Pengertian ASIP dan ASI Ekslusif


b. Cara memerah ASI
c. Penyimpanan ASIP
d. Penyajian ASIP
e. Laktasi Pada Ibu Pekerja
f. Pola Penyusuan ibu pekerja
C. Pokok Bahasan
Pelaksanaan ASI Perah Pada Ibu Bekerja
77

D. Sub Pokok Bahasan


a. Laktasi Pada Ibu Pekerja
b. Pola Penyusuan ibu pekerja
E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
c. Mempraktekkan
F. Media dan Alat
a. Flip Chard

G. Materi : Terlampir

H. Pengorganisasian
Penyaji : Marna, Amd. Keb

I. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan pengajar Kegiatan peserta

1. 5 menit Pembukaan

a. Mengucapkan salam a. Memperhatikan


b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topik penyuluhan c. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan penyuluhan d. Memperhatikan
e. Membuat kontrak waktu dan meminta e. Memperhatikan
kerja sama dengan audiens

2. 20 menit Pelaksanaan Audiance


memperhatikan dan
Memberikan penyuluhan tentang :
mendengarkan
a. Pengertian ASIP dan ASI Eksklusif dengan baik
b. Cara memerah ASI
c. Penyimpanan ASIP
d. Penyajian ASIP
e. Laktasi Pada Ibu Pekerja
f. Pola Penyusuan ibu pekerja
78

3. 30 menit Praktek pelaksanaan cara memerah ASI, Audiance


menyimpan ASIP dan penyajian ASIP memperhatikan dan
mempraktekkan
dengan baik

4. 5 menit Penutup

a. Mengevaluasi atau menanyakan a. Menjawab


kembali materi yang telah pertanyaan
disampaikan pada peserta
b. Menyimpulkan kembali materi yang b. Memperhatikan
telah disampaikan
c. Memberikan motivasi kepada pasien c. Memperhatikan
agar selalu memberikan ASI kepada
Bayinya
d. Memberi salam penutup d. Menjawab
salam

J. Materi Penyuluhan
ASI PERAH
a. Laktasi pada ibu bekerja

Menurut Maryunani Anik, (2015;)

g. Bagi ibu yang bekerja di luar rumah pada masa laktasi, menyusui

merupakan masalah tersendiri, karena harus meninggalkan rumah

selama jam-jam kerja.

h. Sebelum berangkat bekerja, ibu harus menyusui bayi dengan kedua

payudara dan segera datang di rumah dianjurkan untuk segera

menyusui.

i. Di tempat kerja :

4) Ibu bisa mengeluarkan ASInya baik dengan tangan atau pompa.


79

5) Hal ini perlu untuk menghindari pembengkakan payudara dan

memberi kesempatan payudara supaya kosong, karena dengan

pengeluaran ASI berarti tetap ada rangsangan pada areola

(pengganti isapan bayi) sehingga hormon prolaktin tetap aktif

berfungsi.

6) Dengan cara demikian ASI akan tetap berlangsung/ bertahan.

7) Di tempat kerja perah ASI setiap 3 jam.

8) Bawa cooler bag. ASI dapat disimpan dalam cooler bag selama 24

jam.

9) ASI yang belum diperah tidak basi.

b. Pola penyusuan Ibu bekerja

Menurut Saleha, (2009) berikut ini adalah jadwal pemberian ASI

pada ibu yang bekerja.

a. Pukul 06.00 susui bayi sekenyang-kenyangnya.

b. Pukul 07.00 Ibu berangkat bekerja.

c. Pukul 08.00-17.00 bayi diberi ASI perahan dirumah.

d. Ibu memerah ASI pukul 10.00, 14.00 dan 16.00

e. Tepat pukul 17.00 ibu meninggalkan kantor.

Anda mungkin juga menyukai