Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan,dimana

yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisiks,

mental, sprititual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara social dan ekonomis.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)

tahun 2012 didapatkan data Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat dari 228

per100.000 kelahiran hidup (SDKI 2007) menjadi 359 per 100.000 kelahiran

hidup. Sementara itu,AKI di Indonesia Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebanyak

190 per100.000 kelahiran hidup (WHO, 2014). Penyebab kematian ibu di

Indonesia Tahun 2012 adalah 30,1% perdarahan, 26,9% hipertensi dalam

kehamilan, 5,6% infeksi, 1,8% partus lama dan 1,6% abortus. Sedangkan pada

tahun 2013 penyebab kematian ibu di Indonesia adalah 30,3% perdarahan,

27,1% hipertensi dalam kehamilan dan 7,3% infeksi (Depkes,2014).

Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia mencapai 32 per 1000 kelahiran

hidup (SDKI,2012). Pada tahun 2013 AKB di Indonesia mencapai 25 per 1.000

kelahiran hidup (WHO, 2014). Pada tahun 2015 AKB di Indonesia menurun

menjadi 14 per 1.000 kehairan hidup (Depkes,2014). Penyebab kematian bayi di

Indonesia pada Tahun 2007 adalah 37% gangguan pernafasan, 34%

prematuritas, 12% sepsis, 7% hipotermi, 6% kelainan darah/ikterus, 3% post

matur, 1% kelainan kongenital(Riskesdas,2007). Sementara target yang harus

1
dicapai sesuai kesepakatan MDGs pada tahun 2015 yaitu, AKI adalah 102 per

100.000 kelahiran hidup, dan AKB adalah 23 per 1.000 kelahiran

(Depkes,2012).

Untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna maka

deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko perlu lebih ditingkatkan terutama

di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Dengan cara pemantauan

dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali pemeriksaan

selama kehamilan (Hanafiah, 2006).

Anemia khususnya pada ibu hamil sepertinya masih merupakan

masalah klasik yang tidak pernah bisa ditangani dan memiliki dampak yang

serius pada ibu dan bayi. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil

dengan kadar hemoglobin (Hb) < 11g/dl pada trimester I dan III, sedangkan

pada trimester II kadar Hb < 10,5g/dl (Kemenkes RI, 2013). Sebagian besar

penyebab anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah kekurangan zat besi.

Kebutuhan yang meningkat pada masa kehamilan, rendahnya asupan zat besi

merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya anemia defisiensi besi. Volume

darah pada saat hamil meningkat 50%, karena kebutuhan meningkat untuk

mensuplai oksigen dan makanan bagi pertumbuhan janin.

Anemia dalam kehamilan merupakan masalah yang perlu

mendapat penanganan khusus oleh karena prevalensinya yang masih tinggi.

Berbagai negara termasuk Indonesia melaporkan angka prevalensi anemia pada

wanita hamil masih tinggi. Badan Kesehatan Dunia (World Health

Organizatin/WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu hamil yang mengalami

anemia sekitar 35-75% serta semakin meningkat seiring dengan bertambahnya

2
usia kehamilan. Kemenkes RI (2020), melaporkan bahwa menurut laporan

Riskesdas 2018 sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami anemia dan

persentase ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan data Riskesdas

tahun 2013 yaitu 37,1%.

Anemia atau lebih sering disebut kurang darah di mana kadar sel

darah merah berada di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya

zat gizi untuk pembentukan darah misalnya zat besi, asam folat dan vitamin

B12, tetapi yang paling sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi

(Rukiyah, 2010). Hal ini akan menimbulkan gangguan pertumbuhan hasil

konsepsi, sering terjadi immaturitas, prematuritas, cacat bawaan atau janin lahir

dengan berat badan yang rendah (Depkes RI, 2008).

Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian

intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah

infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan

prematuritas, ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat

persalinan dapat mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan

post partum karena atonia uteri (Manuaba, 2007).

Data dari World Health Organization (WHO) 2010, secara global

prevalensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8%.

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia meningkat dibandingkan dengan

2013, pada tahun 2013 sebanyak 37,1% ibu hamil anemia sedangkan pada tahun

2018 meningkat menjadi 48,9% (Riskesdas, 2018).

Gizi ibu hamil adalah makanan sehat dan seimbang yang harus

dikonsumsi selama masa kehamilan. Saat hamil, disamping kebutuhan ibu

3
hamil itu sendiri, kebutuhan zat gizi janin juga harus diperhatikan. Kebutuhan

gizi pada saat kehamilan mengalami peningkatan hingga 68%

dibandingkan dengan sebelum hamil. Pada dasarnya, semua zat gizi

mengalami peningkatan kebutuhan namun yang seringkali kekurangan adalah

energi, protein dan berbagai mineral contohnya zat besi.

Pemenuhan kebutuhan zat gizi ibu hamil sangat penting, maka

jika kebutuhannya tidak terpenuhi akan menghambat pertumbuhan ibu dan

janin sekaligus menyebabkan berbagai masalah gizi. Masalah yang sering

terjadi pada ibu hamil yaitu anemia dan KEK (Proverawati, 2009).

Menurut data Riskesdas (2018), pada bagian cakupan tablet

tambah darah (TTD) ibu hamil yang memperoleh TTD ≥ 90 butir yaitu

38,1% yang mengonsumsi ≥ 90 butir, sisanya yaitu 61,9% mengonsumsi < 90

butir. Data tersebut berarti bahwa 61,9% ibu hamil tidak mengonsumsi TTD

sesuai anjuran.

Anemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Ada faktor

langsung dan tidak langsung. Faktor langsungnya yaitu kecukupan konsumsi

tablet tambah darah, jarak kehamilan, paritas, status gizi, serta penyakit

infeksi. Penyebab terjadinya anemia yang utama adalah kurangnya asupan

zat besi dalam makanan atau tablet tambah darah. Kejadian anemia

diakibatkan oleh kekurangan asupan zat besi (Rahmawati, 2012).

Anemia pada ibu hamil yang disebabkan oleh kekurangan zat

besi biasa disebut dengan anemia gizi besi atau AGB. Anemia gizi besi

memang biasa diderita oleh ibu hamil, wanita menyusui dan wanita usia
4
subur. Kekurangan zat gizi besi atau defisiensi zat besi di Indonesia

merupakan masalah defisiensi yang harus ditanggulangi secara serius.

Kementerian Kesehatan mengeluarkan Peraturan Menteri

Kesehatan no.8 tentang TTD. Kementerian kesehatan pun menetapkan

kebijakan guna menanggulangi atau mencegah anemia, dengan cara

pemberian TTD dengan harapan agar seluruh wanita usia subur khususnya

ibu hamil mudah menjangkau TTD dan mendapat asupan zat besi yang

cukup.

Penulis melakukan pengkajian awal pada Ny.Y tanggal 3 Januari

2022 ditemukan, ibu hamil usia 30 tahun G3P2A0H2 usia kehamilan 28

minggu dan pada saat pemeriksaan fisik ditemukan adanya gangguan

mengenai Hb Ny.Y yaitu 9 gr/dl. Hal tersebut tidak sesuai dengan batas

normal kadar Hb pada ibu hamil yaitu > 11 gr%. Selain itu kenaikan berat

badan p e r b u l a n pada Ny.Y yaitu 1 kg,sedangkan minimalnya setiap

bulan penambahan berat badan pada ibu hamil adalah 2 kg per bulan, hal ini

tidak sesuai dengan penambahan berat badan berdasarkan Indeks Masa

Tubuhnya (IMT) yang seharusnya penambahan berat badan 11,3-15,9 kg

selama kehamilan (Sukarni, 2013).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah pada klien diatas, penulis tertarik

melakukan asuhan kebidanan kepada Ny. Y dengan judul “Asuhan

Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia Sedang Di Wilayah Kerja

Puskesmas Tanjung Pati Tahun 2022”.


5
1.3 Tujuan

1.1.1 Tujuan Umum

Mampu memberikan asuhan kebidanan Ibu Hamil pada Ny.Y

G3P2A0H2 hamil 28 mgg dengan Anemia Sedang di wilayah kerja

Puskesmas Tanjung Pati.

1.1.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu

hamil dengan anemia

b. Mampu memberikan asuhan dan pendidikan kesehatan kepada ibu

hamil dengan anemia

c. Mampu memberikan ibu terapi tablet FE sesuai dengan kebutuhan

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Anemia Pada Kehamilan

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar

hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar hemoglobin

< 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau

menurunnya hemoglobin,sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk

kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama

kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari

10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ).

Anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk baik pada ibu maupun

janin. Anemia pada kehamilan akan menyebabkan terganggunya oksigenasi

maupun suplai nutrisi dari ibu terhadap janin. Akibatnya janin akan

mengalami gangguan penambahan berat badan sehingga terjadi BBLR.

Menurut Manuaba (Manuaba. 2012.) anemia ringan akan mengakibatkan

kelahiran prematur dan BBLR, sedangkan anemia berat selama masa

kehamilan akan meningkatkan risiko mortalitas dan morbiditas baik pada ibu

maupun pada janin. Maka dengan demikian, BBLR yang ditemukan termasuk

ke dalam dismaturitas, atau bayi kecil masa kehamilan (KMK) artinya berat

janin tidak sesuai dengan usia kehamilan. Apabila bayi yang dilahirkan

7
memiliki berat lahir yang rendah,

selain risiko komplikasi pada saat setelah dilahirkan, juga berakibat

meningkatkan gangguan pada pertumbuhan selanjutnya.

Secara fisiologis, ibu hamil akan mengalami hemodilusi atau

pengenceran darah yang disebabkan karena meningkatnya kebutuhan suplai

darah untuk janin yang dikandungnya. Dikatakan mengalami anemia apabila

kadar Hb ibu hamil kurang dari 11 gr/dl.

Proses Pembentukan Sel Darah Merah

Anemia adalah kekurangan sel darah merah (eritrosit), yang pada

umumnya sebagai akibat dari kekurangan zat besi dari konsumsi makanan

atau kehilangan darah yang berlebihan dan tidak mampu diganti dari

konsumsi makanan. Defisiensi lainnya juga dapat menyebabkan Anemia,

termasuk defisiensi vitamin B12, vitamin B6, atau asam folat yang lebih

dikenal dengan istilah Anemia megaloblastik. Vitamin E atau

perdarahan/hemoragi juga dapat menyebabkan Anemia yang lebih dikenal

dengan Anemia hemolitik (Sandjaja, 2009).

Anemia merupakan suatu keadaan dimana rendahnya konsentrasi

hemoglobin (Hb) atau hematokrit berdasarkan nilai ambang batas (referensi)

yang disebabkan oleh rendahnya produksi sel darah merah (eritrosit) dan Hb,

meningkatnya kerusakan eritrosit (hemolisis), atau kehilangan darah yang

berlebihan (Citrakesumasari, 2012).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar eritrosit

8
atau kadar hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I dan IlI , kadar

hemoglobin atau kadar eritrosit < 10,5 gr% pada trimester II. Anemia adalah

kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin,

sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital

pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi Anemia

adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00

gridl (Sarwono, 2010).

Fisiologi Anemia pada ibu hamil

Secara fisiologis, ibu hamil akan mengalami hemodilusi atau

pengenceran darah yang disebabkan karena meningkatnya kebutuhan suplai

darah untuk janin yang dikandungnya. Dikatakan mengalami anemia

apabila kadar Hb ibu hamil

9
kurang dari 11 gr/dl (Depkes RI. 2006, Depkes RI. 2003).

Patofisiologi

Anemia adalah suatu kondisi dimana tubuh kekurangan zat besi dan

biasanya terjadi secara bertahap. Adapun beberapa tahapan-tahapan tersebut

pada stadium 1 Tubuh kehilangan zat besi melebihi ukuran, yang

menghabiskan cadangan zat besi dalam tubuh terutama disumsum tulang.

Stadium 2 Cadangan zat besi dalam tubuh yang berkurang tidak dapat

memenuhi kebutuhan untuk pembentukan sel darah merah yang

mengakibatkan produksi Hb lebih sedikit. Pada stadium 3 terjadi penurunan

kadar Hb dan haematokrit. Stadium 4, tubuh tidak dapat memenuhi

kebutuhannya untuk pembentukan sel darah merah. Maka sumsum tulang

belakang akan berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi tersebut,

dengan cara mempercepat proses pembelahan sel dan menghasilkan sel darah

merah baru yang sangat kecil (Mikrositik). Dan pada Stadium 5, kekurangan

zat besi semakin buruk, dan gejala-gejala anemia akan timbul atau dirasakan.

Maka penambahan zat besi pada ibu hamil sangat diperlukan, untuk memenuhi

kebutuhi pembentukan sel darah pada janin dan plasenta.

Klasifikasi Anemia pada Kehamilan

Menurut Proverawat (2009), anemia dalam kehamilan diklasifikasikan

menjadi 4 yaitu: Anemia defisiensi besi adalah tubuh yang mengalami

kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatan untuk anemia ini dengan

pengonsumsian tablet penambah darah. Anemia megaloblastik ini disebabkan

karena tubuh kekurangan asam folat dan defisiensi vitamain B12, walaupun

anmia ini jarang terjadi. Pada anemia Hipoplastik ini disebabkan oleh sumsum
10
tulang belakang yang tidak dapat mencukupi sel-sel darah baru. Dan pada

anemia Hemolitik ini dapat disebabkan oleh penghancurah sel darah merah yang

terlalu cepat dari pembuatannya. Dan anemia yang dialami oleh partisan

termasuk dalam Anemia Defisiensi Besi.

2.2 Macam-macam Anemia

2.2.1 Anemia Defisiensi Besi

Anemia Defisiensi Besi adalah anemia yang terjadi akibat

kekurangan zat besi dalam darah,artinya konsentrasi hemoglobin

dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel

darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah. Jika

simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti

orang tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-

gejala fisiologis. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun

tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam

sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah

batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi besi ( Masrizal,

2007).

2.2.2 Anemia Megaloblastik Dalam Kehamilan

Anemia Megaloblastik Dalam Kehamilan adalah anemia yang

disebabkan karena defisiensi asam folat.

2.2.3 Anemia Hipoplastik Pada Wanita Hamil

11
Anemia Hipoplastik pada Wanita Hamil adalah anemia yang

disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel

darah merah. Dimana etiologinya belum diketahui dengan pasti

kecuali sepsis, sinar rontgen,racun dan obat- obatan.

2.2.4 Anemia Hemolitik

Anemia Hemolitik yaitu anemia yang disebabkan karena

penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat, yaitu penyakit

malaria( Wiknjosastro, 2005).

2.3 Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil

Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi,

kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit–penyakit kronik

(Mochtar, 2004). Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang

dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan

keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan

dalam darah : penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada

penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. Darah

bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau

hipervolemia.

Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika dibandingkan

dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Di mana

pertambahan tersebut ada lah sebagai berikut : plasma 30%, sel darah 18%,

dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri

12
secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut.

Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat

dalam masa hamil, karena sebagai akibat hipervolemia tersebut, keluaran

jantung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan

apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga

tekanan darah tidak naik (Wiknjosastro, 2005 ).

Selama hamil volume darah meningkat 50 % dari 4 ke 6 L, volume

plasma meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai

hematokrit. Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat

besi. Kenaikan volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi

dari uteroplasenta. Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma

dan penambahan eritrosit ke dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada

trimester kedua ( Smith et al., 2010 ).

Volume darah Ibu akan meningkat secara progresif pada kehamilan 6

– 8 minggu dan akan mencapai maksimum pada kehamilan mendekati 32 –

34 minggu.. Peningkatan volume darah meliputi volume plasma, sel darah

merah dan sel darah putih. Volume plasma meningkat 40 – 50%, sedangkan

sel darah merah meningkat 15 – 20 % yang menyebabkan terjadinya anemia

fisiologis (keadaan normal Hb 12 gr% dan hematokrit 35 %). Oleh

karena adanya hemodilusi, viskositas darah menurun kurang lebih 20%.

2.4 Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Ibu hamil dengan keluhan lemah, pucat, mudah pingsan, dengan

13
tekanandarah dalam batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi besi.

Dan secara klinis dapat dilihat tubuh yang pucat dan tampak lemah

(malnutrisi). Untuk memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak,

maka dikerjakan pemeriksaan kadar hemoglobin dan pemeriksaan darah tepi.

Pemeriksaan Hemoglobin dengan spektrofotometri merupakan standar

( Wiknjosastro, 2005). Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata

berkunang kunang, mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat

(Sin sin, 2008).

Menurut soebroto (2009) gejala anemia pada ibu hamil diantaranya adalah
:

1. Cepat lelah
2. Sering pusing
3. Mata berkunang-kunang
4. Lidah luka
5. Nafsu makan menurun
6. Konsentrasi hilang
7. Napas pendek
8. Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda

2.5 Derajat Anemia Pada Ibu Hamil

Menururt Word Health Organzsation (WHO) anemia pada ibu hamil

adalah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11 % . Anemia pada ibu hamil di

Indonesia sangat bervariasi, yaitu:

2.5.1 Tidak anemia : Hb >11 gr%,

2.5.2 Anemia ringan : Hb 9-10.9gr%

14
2.5.3 Anemia sedang: Hb 7-8.9gr%

2.5.4 Anemia berat : Hb < 7 gr% ( Depkes, 2009).

2.6 Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan

Pengaruh anemia pada kehamilan Trimester II dan trimester III, berat

badan kurang, plasenta previa, eklamsia, ketuban pecah dini, dapat

menyebabkan terjadinya partus premature, perdarahan ante partum, gangguan

pertumbuhan janin dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian,

gestosis dan mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga

kematian ibu (Mansjoer dkk, 2008).

2.7 Penanganan Anemia Pada Ibu Hamil

Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet

mengandung 200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat. Untuk ibu hamil,

minumlah 1 (satu) tablet tambah darah paling sedikit selama 90 hari masa

kehamilan dan 40 hari setelah melahirkan. (Proverawati, Atikah, 2011).

2.8 Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil

Pengertian Kehamilan

kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang

terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi imigrasi spermatozoa dan ovum,

terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot, terjadi nidasi pada uterus,

pembentukan placenta serta tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.

15
Kehamilan tidak selalu berjalan dengan baik melainkan banyak faktor yang

dapat mempengaruhi kehamilan yang kemudian mengakibatkan peningkatan

angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB)

Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan dimana kondisi ibu yang

menyebabkan janin tidak dapat tumbuh kembang secara optimal. Tak

jarang, ini menyebabkan kematian ibu dan janin. Beberapa faktor yang

mempengaruhi terjadinya risiko pada kehamilan adalah penyakit tekanan

darah tinggi saat hamil (preeklamsi), kejang saat hamil (eklamsia),

anemia, dan penyakit jantung serta riwayat obstetrik yang buruk (Maulana,

2008).

Usia ibu ketika hamil dan melahirkan, Ibu yang terlalu muda (kurang

dari 20 tahun) dan terlalu tua (di atas 35 tahun), Frekuensi melahirkan telah

empat kali melahirkan atau lebih, riwayat kehamilan serta adanya kelainan

struktur organ reproduksi wanita. Faktor dari bayi seperti kelainan letak janin,

janin ganda dan janin besar. Termasuk kelompok yang berisiko tinggi dan

menambah peluang kematian ibu semakin besar (Sumarjati, 2005).

16
Tanda Kehamilan

Menurut Manuaba (2010) tanda kehamilan dibagia menajadi 3

bagian,yaitu:

1. Tanda tidak pasti kehamilan

a. Amenorea (tidak dapat haid)

Gejala ini sangat penting untuk mengatahui apakah wanita

hamil atau tidak. Dengan cara menghitung HPHT (haid pertama

haid terahir). Terlambat datang bulan atau menstruasi karena

terjadinya pembuahan pada sel telur sehingga datang bulan atau

mentruasi terhenti (Naviri, 2011).

b. Mual dan muntah

Mual muntah ini biasanya terjadi pada trimester pertama. Pada

waktu tersebut ibu hamil akan merasa lebih sensitif terhadap

baubauan tajam dan kemudian merasa mual dan muntah (Naviri,

2011). Hal tersebut sangat khas pada ibu hamil, karena biasanya

terjadi pada pagi hari dan biasa disebut dengan “morning

sickness” (Manuaba, 2010).

c. Mengidam (ingin makanan khusus)

Ibu hamil biasanya merasakan mual dan muntah sehingga

menginginkan makanan tertentu yang tak biasa khususnya

makanan yang berasa asam dan segar untuk meredam atau

meredakan rasa mual (Naviri, 2011) Hal ini biasanya terjadi pada

bulan-bulan pertama dan akan mengahilang dengan bertambahnya

17
usia kehamilan. Mengidam ini tidak terjadi pada semua ibu hamil

(Manuaba, 2010).

d. Pingsan

Pada ibu hamil biasanya mudah lelah dan tak bersemangat

biasanya menjadi salah satu tanda kehamilan karena terjadinya

peningkatan hormon progesteron pada awal kehamilan (Naviri,

2011). Pingsan ini terjadi saat ibu berada tempat-tempat ramai

yang sesak dan padat. Biasanya hal ini hilang sesuai kehamilan 16

minggu.

e. Anoreksia (tidak selera makan)

Tidak selera makan biasanya terjadi pada trimester pertama.

Biasanya anoreksia ini dampak dari mual dan muntah yang

mengakibatkan ibu tidak selera makan, tetapi setelah itu nafsu

makan akan timbul kembali.

f. Mamae akan menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini sangat lah wajar untuk ibu hamil. Mamae akan

membesar disebabkan oleh hormon estrogen dan progesteron yang

merangsang duktus dan alveoli payudara membesar. Biasanya

peningkatan hormon yang menyebabkan payudara membesar

18
terjadi setelah 1 minggu haid terlambat. Payudara menjadi lebih

mengencang (Naviri, 2011).

g. Miksi sering

Semua ibu hamil akan mengalami hal ini. Sering buang air

kecil yang disebabkan oleh kandug kemih yang tertekan oleh

uterus yang mulai membesar. Hal ini terjadi pada trimester

pertama dan pada akhir kehamilan yang disebabkan oleh

tertekannya kandung kemih oleh kepala janin.

19
Tanda kemungkinan kehamilan

a. Perut membesar

Pembesaran pada perut akan semakin betambah dengan

bertambahnya usia kehamilan. Biasanya pembesaran ini akan terlihat

setelah usia kehamilan 14 minggu.

b. Uterus membesar

Pada saat uterus bertambah besar, akan semakin terlihat bentuk,

besar, dan konsistensi dari rahim. Saat dilakukan pemeriksaan dalam

akan teraba bahwa uterus membesar dan bentuknya semakin lama

semakin bundar. Nidasi menyebabkan tumbuh kembang uterus

menjadi besar, pembesaran sesuai dengan umur kehamilan dan dapat

diraba diatas simpisis pubis. (Manuaba, 2011).

c. Tanda Hegar

Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak,

terutama daerah ismus. Pada minggu-minggu pertama ismus uteri akan

mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Pada trimester pertama

ismus akan menjadai lunak dan panjang.

d. Tanda Chadwick

Tanda Chadwick adalah perubahan warna pada daerah tertentu

seperti pada vulva, vagina, dan serviks. Perubahan warna ini

disebabkan oleh pengaruh hormon estrogen.

e. Tanda Piscaseck

Uterus mengalami pembesaran, kadang-kadang pembesaran tidak

20
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini

menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol

jelas kearah pembesaran.

f. Tanda Braxton-Hicks

Bila uterus dirangsang akan mengalami kontraksi, tanda khas

ini sangat khas pada masa kehamilan. Perubahan keseimbangan antara

ekstrogen, progesteron dan oksitosin hipovisis dapat menimbulkan

kontraksi otot uterus. Krontraksi ini tidak sakit namun semakin tua

kehamilan maka semakin tinggi frekuensinya dan akhirnya menjadi

kontraksi untuk persalinan.

g. Teraba Ballotemen

Ballotemen ini merupakan fenomena bandul atau pantulan

balik saat pemeriksaan. Hal ini adalah tanda adanya janin. Ketukan

yang mendadak pada uterus menyebabkan janin bergerak dalam cairan

ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan pemeriksa. Hal ini harus

ada pada pemeriksaan kehamilan karena perabaan bagian seperti

bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan miomauter

(Naviri, 2011).

h. Reaksi kehamilan positif

Cara yang khas yang biasanya dipakai adalah hmnan chorionic

gonadotropin pada kehamilan muda, air kencing pertama pada pagi

hari. Dengan test ini dapat membantu menentukan diagnosa

kehamilan.

21
Tanda Pasti Kehamilan

Kehamilan pasti sudah dapat ditetapkan pada umur yang relative

muda. Oleh karena itu kehamilan pasti dapat ditegakkan melalui pemeriksaan

USG dapat diketahui terdapat “fetal plate”, kantung gestasi, rahim membesar.

Dengan metode konvensional kepastian hamil diketahui teraba bagian janin,

terdengar denyut jantung janin dan teraba gerakan janin (Yulaikah, 2008).

Klasifikasi Masa Kehamilan

Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu:

a. Perubahan Pada Trimester Pertama. Ibu merasa tidak sehat dan sering

membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasa kecewa, menolak,

cemas dan sedih. Seringkali biasanya pada awal kehamilannya, ibu

berharap untuk tidak hamil. Pada trimester pertama, ibu akan selalu

mencari tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya benar-benar hamil. Ada

ibu yang cenderung merahasiakan, ada juga yang sengaja memamerkan.

b. Perubahan Pada Trimester Kedua. Ibu akan merasa lebih sehat karena

sudah beradaptasi dan terbiasa dengan peningkatan hormone. Perut mulai

besar, ibu sudah menerima kehamilannya, sudah dapat merasakan

pergerakan janinnya, libido kembali meningkat.

c. Perubahan Pada Trimester Ketiga. Sering disebut periode menunggu dan

waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran

bayinya. Kadang-kadang ibu hamil merasa khawatir bahwa bayinya akan

lahir sewaktu- waktu. Hal ini menyebabkan ibu meningkatkan

22
kewaspadaannya. Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya

fisikyang akan timbul pada waktu melahirkan (Saryono, 2010).

Pemeriksaan Kadar Haemoglobin (Hb)

Diantara metode yang paling sering digunakan di laboratorium dan

paling sederhana adalah metode sahli, dan yang lebih canggih adalah

sianmethaemoglobin. Pada metode sahli, haemoglobin dihidrolisis dengan

HCl menjadi globin ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada diudara

dioksidasi menjadi ferriheme yang segera bereaksi dengan ion Cl membentuk

ferrihemechlorid yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna coklat.

Warna yang terbentuk ini dibandingkan dengan warna standar (hanya dengan

mata telanjang).

Untuk memudahkan perbandingan, warna standard dibuat konstan,

yang diubah adalah warna hemin yang terbentuk. Perubahan warna hemin

dibuat dengan cara pengenceran sedemikian rupa hingga warnanya sama

dengan warna standar. Disamping faktor mata, faktor lain misalnya

ketajaman, penyinaran dan sebagainya dapat mempengaruhi hasil

pembacaan.Metode yang lebih canggih adalah metode sianmethaemoglobin.

Pada metode ini haemoglobin dioksidasi oleh kalium ferrosianida menjadi

methaemoglobin yang kemudian bereaksi dengan ion sianida (CN²ˉ)

membentuk sianmethaemoglobin yang berwarna merah. Intensitas warna

dibaca dengan fotometer dan dibandingkan dengan standar. Karena yang

membandingkan alat elektronik, maka hasilnya lebih objektif

(Widyastuti,2014)

23
2.8.1 Nutrisi ibu hamil

Gizi pada waktu hamil harus ditingkatkan hingga 300 kalori perhari

(Kusmiyati, 2009). Sebaiknya 55% didapatkan dari umbi-umbian serta nasi

sebagai sumber karbohidrat, lemak nabati, dan hewani 35%, serta 10%

berasal dari sayur dan buah-buahan. Kekurangan dan kelebihan nutrisi dapat

menyebabkan kelainan yang tidak diinginkan pada wanita hamil tersebut.

Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus partus prematurus,

inersia uteri, hemoragic postpartum, sepsis puerperalis dan sebagainya

(Winkjosastro, 2005).

Ada pemeriksaan antropometrik untuk mengetahui gizi ibu hamil

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa I,

2002).

TFU (cm) Usia Kehamilan Taksiran Berat Janin

20 20 minggu 1240 gram

23 24 minggu 1705 gram

26 28 minggu 2170 gram

30 32 minggu 2790 gram

33 36 minggu 3225 gram

Tabel 2.4 Pertambahan berat badan janin sesuai dengan umur

kehamilan Sumber : (Supariasa I, 2002).

Selain ada pemeriksaan antropometrik, yang dapat digunakan untuk

mengetahui status gizi ibu hamil, ada penilaian lain yang digunakan untuk

menilai status gizi ibu hamil (Kusmiyati, 2008) yaitu berat badan dilihat

24
dari quatelet atau Index Masa Tubuh (IMT).

Kenaikan berat badan tergantung dari berat badan sebelum

kehamilan karena penting dari segi kesehatan bagi ibu dan bayi. Apabila

mempunyai berat badan yang berlebihan sebelum kehamilan, maka

pertambahan yang dianjurkan harus lebih kecil dari ibu dengan berat badan

ideal, yaitu antara 12,5 - 17,5 kg hal ini dikarenakan akan mempunyai

resiko untuk menjadi diabetes gestasional (kenaikan kadar gula darah

karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklampsia

(keracunan kehamilan dimana terjadi peningkatan tekanan darah).

Demikian pula sebaliknya, pada wanita yang berat badannya

sebelum hamil kurang, maka ketika hamil ia perlu menambah berat badan

yaitu sebanyak 14 - 20 kg dari berat ibu hamil yang sebelum hamil

memiliki berat badan normal. Apabila terjadi asupan gizi yang kurang

sudah jelas akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan seperti

BBLR(berat badan lahir rendah) dan gangguan kehamilannnya (Mintarsih,

2006).

Dengan adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat

badan yaitu sekitar 12,5 kg. Berdasarkan Huliana peningkatan tersebut

adalah sebanyak 15% dari sebelumnya. Proporsi pertambahan berat badan

tersebut yaitu janin 25-27%, placenta 5%, cairan amnion 6%, ekspansi

volume darah 10%, peningkatan lemak tubuh 25-27%, peningkatan cairan

ekstra seluler 13%, pertumbuhan uterus dan payudara 11%.

Cara menghitung IMT.

IMT = Berat badan (kg) : (Tinggi badan (cm) /100)2

25
IMT (kg/m2) Total kenaikan berat badan Selama trimester 2 dan

yang disarankan

Kurus 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu

(BMI <18,5)

Normal (BMI 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

18,5-22,9)

Overweight(IMT 6,8-11,3 kg 0,3 kg/minggu

23-29,9)

Obesitas 5,6 - 6,8 kg 0,2 kg/minggu

(BMI > 30)

Bayi kembar 15,9-20,4 kg 0,7 kg/minggu

Tabel 2.5 Peningkatan berat badan selama kehamilan Sumber: (Sukarni,

2013)

Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering

dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir

rendah, gangguan kekuatan rahim saat kelahiran (kontraksi), dan

perdarahan setelah persalinan (Sukarni, 2013).

Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau

komplikasi dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga

terjadi kesulitan dalam persalinan.

26
Nutrisi pada ibu hamil sangat menentukan status kesehatan ibu

dan janinnya. Hal yang harus diperhatikan ibu hamil yaitu makanan

yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu seimbang, mengandung

unsur- unsur sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung

(Saifuddin, 2010).

Di trimester III, ibu hamil membutuhkan bekal energy yang

memadai. Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai

cadangan energy untuk persalinan kelak (Syafrudin, Karningsing,

2011).

Menurut (Syafrudin, Karningsing, 2011)Kebutuhan nutrisi

pada ibu hamil trimester III secara garis besar adalah sebagai berikut :

A. Kalori

Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar

70.000-

80.000 kkal, dengan pertambahan berat badan sekitar 12,5

kg.

Pertambahan kalori ini diperlukan terutama pada 20 minggu

terakhir. Untuk itu, tambahan kalori yang diperlukan setiap hari

sekitar 285-300 kkal.

Tambahan kalori diperlukan untuk pertumbuhan jaringan

janin dan plasenta serta menambah volume darah serta cairan

amnion (ketuban). Selain itu kalori juga berguna sebagai

cadangan ibu untuk keperluan melahirkan dan menyusui.

27
Agar kebutuhan kalori terpenuhi, maka diperlukan konsumsi

makanan dari sumber karbohidrat dan lemak. Karbohidrat bisa

diperoleh melalui serelia (padi-padian), dan produk olahannya,

kentang, gula, kacang-kacangan, biji-bijian dan susu. Sementara

untuk lemak, bisa mengonsumsi mentega, susu, telur, daging,

alpukat, dan minyak nabati.

B. Protein

Protein merupakan salah satu unsur gizi yang sangat

dibutuhkan oleh ibu hamil guna memenuhi asam amino untuk

janin. Penambahan volume darah dan pertumbuhan mamae serta

jaringan uterus. Selain fungsi tersebut, protein juga berfungsi

sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh, pengatur

dan sumber energy.Sumber protein yaitu protein hewani (daging,

ikan, telur, udang, kerang), protein nabati (tahu, tempe, kacang-

kacangan).

C. Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per hari.

Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi

pengembangan otot dan rangka.

D. Vitamin

Kebutuhan vitamin pada umumnya meingkat selama hamil,

vitamin diperlukan untuk mengatur dan membantu metabolism

karbohidrat dan protein.

E. Zat Besi Fe

28
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil terutama pada

trimester II, karena pada trimester ini memiliki kemampuan

perkembangan yang semakin pesat yaitu terjadi perkembangan

tumbuh kembang organ janin yang sangat penting. Pemberian

tablet zat besi dimulai setelah rasa mual dan muntah hilang, satu

tablet sehari selama minimal 90 hari yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya anemia dalam kehamilan.

F. Asam Folat

Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400

mg perhari. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia

megalostik pada ibu hamil. Asam folat telah terkandung di dalam

tablet Fe, 1 tablet mengadung zat besi 60 mg dan asam folat 500

µg.

G. Air

Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat

pengkajian. Air untuk membantu sistem pencernaan makanan

dan membantu proses metabolisme dalam tubuh. Ibu hamil

dianjurkan untuk mengkonsumsi air 2-3 liter air per hari.

2.8.2 Imunisasi

Vaksinasi dengan toksoid tetanus dianjurkan untuk dapat

menurunkan angka kematian bayi kerena infeksi tetanus,

vaksinasi TT dilakukan minimal dua kali selama hamil dan 5 kali

seumur hidup (Manuaba, 2007).

2.8.3 Kebersihan dan Pakaian

29
Kebersihan harus dijaga selama hamil. Baju hendaknya

longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain yang

tumitnya tinggi sebaiknya jangan dipakai, karena tempat titik

berat wanita hamil berubah sehingga mudah tergelincir atau

jatuh. Mammae yang bertambah besar juga membutuhkan BH

yang lebih besar dan cukup menyangga payudara

(Wiknjosastro, 2005).

2.8.4 Istirahat dan Rekreasi

Melakukan pekerjaan yang berlebihan disaat hamil memang

menjadi salah satu penyebab dari berkurangnya kemampuan tubuh

dalam memenuhi kebutuhan gizi untuk ibu dan janin yang

dikandungnya. Cadangan energi terkuras habis untuk memenuhi

aktivitas ibu hamil. Energi yang seharusnya bisa didapat dari

konsumsi makanan ternyata tidak didapatkan, karena kehamilan

dianggap biasa saja. Akibatnya, seorang ibu hamil bisa mengalami

anemia dalam kehamilan (Daulay, 2007).

2.8.5 Perawatan Payudara

Ibu hamil hendaknya selalu merawat tubuhnya, khususnya

dalam hal merawat payudara baik selama masa kehamilan maupun

setelah bersalin selain akan menjaga bentuk payudara juga akan

memperlancar pengeluaran ASI (Wiknjosastro, 2005). Karena

pengeluaran ASI sangat berpengaruh untuk ibu yang ingin menyusui

secara eksklusif.

30
2.9 Tanda Bahaya Kehamilan

2.9.1 Perdarahan pervaginam

Tiap perdarahan keluar dari liang senggama pada ibu hamil

setelah 28 minggu disebut perdarahan antepartum.

2.9.2 Sakit kepala yang hebat

Sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan

beristirahat.

2.9.3 Pengelihatan kabur

Yaitu pada perubahan visual mendadak, misalnya pandangan

kabur atau berbayang. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai

dengan sakit kepala yang hebat.

2.9.4 Bengkak di wajah dan jari tangan

Bengkak yang muncul pada muka dan tangan, tidak hilang

setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik lain.

2.9.5 Keluar cairan pervaginam

Merupakan tanda bahaya karena dapat menyebabkan

terjadinya infeksi langsung pada janin. Pecahnya selaput ketuban juga

dapat diikuti dengan keluarnya bagian kacil janin seperti tali pusat,

tangan, atau kaki. Oleh karena itu bila saat hamil ditemukan ada

pengeluaran cairan apalagi bila belum cukup bulan harus segera

datang ke rumah sakit dengan fasilitas memadai.

2.9.6 Gerakan janin tidak terasa

Bila gerakan janin mulai berkurang bahkan tidak ada sama

sekali. Kemungkinan nya adalah kematian janin dalam rahim. Janin

31
mati terlalu lama dalam menimbulkan gangguan pada ibu. Bahaya

yang terjadi berupa gangguan pembekuan darah, disebabkan oleh zat-

zat berasal dari jaringan mati yang masuk ke dalam darah ibu.

2.9.7 Nyeri perut yang hebat

Apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan

jika disentuh sedikit saja dan terasa sangat keras seperti papan serta

disertai perdarahan pervaginam. Ini menandakan terjadinya solusio

placenta (Kusmiyati Yuni, Wahyuningsih Heni, 2009)

2.9.8 Skor Poji Rochyati

Tabel 2.7 Skor Poji Rochyati

I III IV

Triwulan
Masalah / Faktor Resiko SKOR
II III.1III.2

Skor Awal Ibu Hamil


2 2

I Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4

Terlalu tua hamil I ≥35 Tahun 4

Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4

Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4

Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4

Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4

Terlalu tua umur ≥ 35 Tahun 4

Terlalu pendek ≥145 cm 4

Pernah gagal kehamilan 4

32
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum

b. uri dirogoh 4

c. diberi infus/transfuse 4

Pernah operasi sesar 8

II Penyakit pada ibu hamil


4
a. Kurang Darah b. Malaria,

c. TBC Paru d. Payah Jantung 4

e. Kencing Manis (Diabetes) 4

f. Penyakit Menular Seksual 4

Bengkak pada muka / tungkai dan tekanan


4
darah tinggi.

Hamil kembar 4

Hydramnion 4

Bayi mati dalam kandungan 4

Kehamilan lebih bulan 4

Letak sungsang 8

Letak Lintang 8

III Perdarahan dalam kehamilan ini 8

Preeklampsia/kejang-kejang 8

JUMLAH SKOR

Cara Pemberian SKOR:

a. Skor 2: Kehamilan Risiko Rendah (KRR)

Untuk umur dan paritas pada semua ibu hamil sebagai skor awal

b. Skor 4: Kehamilan Risiko Tinggi (KRT)

Untuk tiap faktor risiko

33
c. Skor 8: Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST)

Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang,

perdarahan antepartum dan pre-eklamsia berat / eklamsia (Poedji

Rochjati, 2003). (Poedji Rochjati, 2003).

Jumlah skor :

1) Jumlah skor 2 : KRR

2) Jumlah skor 6-10 : KRT

3) Jumlah skor >12 : KRST

34
BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

TERHADAP NY.Y 30 TAHUN G3P2A0H2 DENGAN ANEMIA SEDANG

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG PATI TAHUN 2022

HARI/TGL : Senin /3 Januari 2022

PUKUL : 10.00 WIB

Subjektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny.Y Nama Suami : Tn.I

Umur : 30 tahun Umur : 42 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku : Minang Suku : Minang

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaaan : Swasta

Alamat : Gurun Alamat : Gurun

2. Alasan Berkunjung : Ibu ingin memeriksakan kehamilannya

35
Keluhan utama : Ibu mengeluh sering pusing,sering mengantuk,lemas,

dan sering sakit kepala

3. Riwayat Obstetri

a.Riwayat Menstruasi

1) Usia Menarche : 12 tahun

2) Siklus haid : 28 hari

3) Lama haid : 5-7 hari

4) Banyak : 2-3 kali ganti pembalut

5) Teratur/ tidak : Teratur

6) Keluhan : Tidak ada

b.Riwayat Perkawinan

1) Perkawinan ke : 1 (satu)

2) Status perkawinan : sah

3) Umur waktu menikah : suami 35 th

Istri : 23 th

4) Lama nikah baru hamil : 1 bulan

c. Riwayat Kontrasepsi

1) Jenis kontrasepsi : kondom

2) Lama pemakaian : 3 tahun

3) Keluhan : tidak ada

4) Alasan berhenti : ingin punya anak lagi

d. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu : Normal dan

melahirkan spontan

e. Riwayat Kehamilan Sekarang

36
1) HPHT : 5-6-2022 (TP : 12-3-2022)

2) TM I : ANC :2x

Tempat : Puskesmas dan BPM

Keluhan : mual

Anjuran : banyak istirahat, makan sedikit tapi sering

Obat-obatan : multi vitamin, as.folat, FE, kalk

3) TM II : ANC :2x

Tempat : puskesmas

Keluhan : pusing,sering sakit kepala,suka ngantuk

Anjuran : banyak istirahat,banyak makan buah, sayur

dan

protein yang tinggi

Obat-obatan : FE,kalk,multi vitamin

4) TM III : ANC :1x

Tempat : puskesmas

Keluhan : pusing

Anjuran : banyak istirahat,banyak makan buah, sayur

dan

protein yang tinggi

Obat-obatan : FE,kalk,multi vitamin

4.Riwayat Kesehatan

1) Sistemik

Hipertensi : Tidak Ada

37
Diabetes Melitus : Tidak Ada

Jantung : Tidak Ada

Asma : Tidak Ada

Kelainan darah : Tidak Ada

Dll : Tidak Ada

1) Menular : Tidak Ada

2) Keturunan : Tidak Ada

3) Menular seksual/HIV AIDS : Tidak Ada

4) Riwayat alergi obat ibu : Tidak Ada

5) Riwayat trasnfusi darah : Tidak Ada

6) Riwayat operasi : Tidak Ada

7) Riwayat keturunan kembar : Tidak Ada

5.Pola Kegiatan Sehari-Hari

a. Nutrisi

Makan:

Frekuensi : 3 x sehari

Menu : nasi, sayur, lauk pauh, buah

Porsi : 1 piring sedang

Keluhan : tidak ada

Minum:

Frekuensi : 6-8x sehari

Jenis : air putih, teh manis

Keluhan : tidak ada

38
b. Eliminasi

BAB

Frekuensi : 1x sehari

Konsisten : lembek

Keluhan : tidak ada

BAK

Frekuensi : 5-8 kali sehari

Warna : kuning jernih

Keluhan : tidak ada

c. Istirahat dan tidur

Tidur siang : 1-2 jam

Tidur malam : 6-8 jam

Keluhan : tidak ada

d. Personal higiene

Mandi : 2 x sehari

Keramas : 2 x seminggu

Gosok gigi : 2 x sehari

Perawatan payudara : Ada

Ganti pakaian dalam : setiap merasa lembap

Ganti pakaian luar : 2 x sehari

e. Olahraga : Jalan pagi 1x seminggu

f. Pekerjaan ibu sehari-hari : Mengerjakan pekerjaan rumah

g. Rekreasi : ada

h. Teknik pergerakan ibu : Normal

39
i. Kebiasaan ibu/suami yang merugikan kesehatan

- Merokok : suami merokok

- Minum minuman berakohol : Tidak Ada

- Minum jamu : Tidak Ada

- Minum obat bebas : Tidak Ada

- Lain-lain : Tidak Ada

1. Data Psikososial, Sosia, Cultural, Spiritual

a. Penerimaan kehamilan ibu/suami/keluarga : Baik

b. Hubungan ibu dengan suami/keluarga : Baik

c. Budaya yang merugikan kehamilan : Tidak Ada

d. Spritual ibu dan suami : Baik

2. Persiapan Persalinan

Tempat : Puskesmas / polindes

Penolong : Bidan

Biaya : uang tabungan

Kendaraan : Motor

Donor darah : ada

Pengambil keputusan : suami

Objektif

1. Data umum :

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : composmentis

40
Tinggi badan : 154 cm

BB sebelum hamil : 50 kg

BB sekarang : 58 kg

LILA : 25 cm

Tanda-tanda vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Suhu : 36,5 0c

Pernafasan : 18 x/menit

2. Data khusus :

Kepala : rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada

pembengkakan, tidak ada ketombe

Wajah : tidak oedema,sedikit pucat, tidak ada closma

gravidarum

Mata : konjungtiva pucat, sklera putih bersih

Mulut &gigi : sedikit pucat, bibir lembab, lidah merah muda, tidak

ada karies

Leher : tidak ada pembesaran abnormal pada kelenjar tiroid

dan limfe

Payudara : Inspeksi : payudara ki/ka simetris , puting susu

41
ki/ka menonjol, hiperpegmentasi pada aerola

Palpasi: tidak ada massa/ benjolan, kolostrum ki/ka

negatif

Abdomen : Inspeksi : tidak ada bekas operasi, tidak

terdapat linea nigra dan strie gravidarum

Palpasi :

Leopold I : 3 jari atas pusat (26 cm), pada fundus

uteri Teraba bundar,lembek dan tidak melenting

Leopold II : Teraba bagian memanjang keras seperti

papan disebelah kanan, dan teraba bagian kecil janin

disebelah kiri

Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat,keras

dan melenting

Leopold IV : Konvergen (bagian terendah janin belum

Masuk PAP).

Auskultasi : denyut jantung janin 148 x/menit

Ekstremitas : Atas : Tidak oedem dan tidak sianosis

Bawah : Tidak odem , tidak varises, dan tidak

sianosis , reflek patela kiri dan kanan positif

Genetalia : Tidak dilakukan

42
3. Pemeriksaan labor :

HB : 9 gr%

HIV : negatif

Sifilis : negatif

Hepatitis B : negatif

Assesment

Diagnosa : Ibu G3P2A0H2 usia kehamilan 28 minggu, keadaan umum ibu anemi

sedang

Masalah : suami merokok

Kebutuhan :

1. Informasi hasil pemeriksaan

2. Informasi tentang keluhan yang dirasakan ibu

3. Penkes tentang :

a. Nutrisi

b. Tanda – tanda bahaya kehamilan TM III

c. Bahaya asap rokok bagi ibu hamil

d. Banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi protein, sayuran

dan buah

4. Kunjungan ulang

Masalah/ diagnosa potensial : Ibu hanil dengan anemia sedang

Tindakan segera kolaborasi dan rujukan : konsul gizi

43
Planning

1. Informasikan hasil pemeriksaan

2. Berikan penjelasan tentang keluhan yang dirasakan ibu

3. Berikan penkes tentang :

a. Nutrisi

b. istirahat

c. Tanda – tanda bahaya kehamilan

d. Bahaya asap rokok bagi ibu hamil

e. Banyak mengkonsumsi makanan yang tinggi protein,sayuran dan buah

4. Jadwalkan kunjungan ulang bersama suami

Catatan pelaksanaan:

1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan

Evaluasi : ibu mendengarkan penjelasan dengan baik

2. Memberi ibu konseling tentang nutrisi dan pola istirahat

Evaluasi : ibu mengerti serta mampu mengulangi apa yang disampaikan

3. Memberi ibu konseling tentang bahaya asap rokok terhadap kesehatan ibu

dan janin

Evaluasi : ibu mengerti dan mau menyampaikan hal tersebut kepada

suaminya

4. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi

protein,sayuran dan buah serta selalu mengkonsumsi tablet FE minimal 90

tablet selama kehamilan

5. Evaluasi : ibu mengerti serta mampu mengulangi apa yang disampaikan

44
6. Memberi jadwal kunjungan ulang ibu beserta suami untuk menjelaskan

tentang bahaya asap rokok terhadap kesehatan ibu dan janin

Evaluasi : suami ibu mengerti dan tidak akan merokok didalam rumah serta

tidak merokok disekitar ibu

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penulis melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. Y dan dapat ditarik

kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan bidan terhadap ibu pada

masa kehamilan sebagai deteksi dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi

dapat dihindari atau ditanggulangi. Pada saat pemeriksaan terdapat kesenjangan

yaitu keadaan Hb Ny. Y yang kurang dari batas normal dan kenaikan berat

badan yang kurang pada bulan ini yaitu hanya1 kg dalam 1 bulan, sesuai dengan

teori (Wiknjosastro 2005) bahwa anemia yang dialami Ny Y termasuk anemia

sedang.

Pada kenaikan berat badan terjadi kesenjangan dengan teori (Sukarni

2003) tentang kenaikan berat badan yang di anjurkan. Diberikan asuhan untuk

meningkatkan Hb yaitu dengan istirahat yang cukup dan makan yang tinggi

karbohidrat dan protein serta minum tablet Fe secara teratur tiap malam. Serta

45
menganjurkan Ny Y untuk mengatur pola makanan yang baik untuk memenuhi

kebutuhan ibu hamil sehingga berat badan ibu naik normal setiap bulannya.

4.2 Saran

Penulis ingin menyumbangkan saran di akhir penulisan makalah ini dalam

mengupayakan peningkatan pelayanan kesehatan ibu hamil dengan anemia,

yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten 50 kota

Diharapkan dapat membantu dalam menjalankan program pemerintah

untuk menurunkan aki dan akb di Kab.50 Kota.

2. Bagi Puskesmas Tanjung Pati

Diharapkan dapat membantu memberikan asuhan kebidanan pada ibu

hamil dengan anemia di wilayah UPTD Puskesmas Tanjung Pati.

46
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari, Saifuddin. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta: Bina Pustaka.

Adriaansz, Wiknjusastro dan Waspodo. (2007). Buku Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Materna dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Depkes RI. (2007). Pelayanan Antenatal.(2012). Profil Kesehatan Indonesia 2014

Direktorat Bina Kesehatan Ibu. (2015). SDGs (Sustainable Development Goals).

Target MDGs.Jakarta: The National Clinic Training Network (JNPK-KR).

Kemenkes RI. (2010a). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Kemenkes dan JICA

(Japan International Cooperation Agency).

Kemenkes RI. (2013). Pelayanan Antenatal Care.

47
Kusmiyati Yuni, Wahyuningsih Heni, S. (2008). Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta:

Fitramaya.

Manuba Ida Ayu, M. I. B. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.

(M. Ester, Ed.) (2nd ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Manuaba, I.B.G.,I.A. Chandranita Manuaba, dan I.B.G. Fajar Manuaba. (2007).

Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Mintarsih, S. (2006).

Berat Badan dan Nutrisi Pada Wanita Hamil.

Saifuddin. (2006). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.(2010). Buku Acuan Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo. (2011b). Untaian Materi Penyuluhan KIA (Ibu dan Anak) (1st

ed.). Jakarta: CV Trans Info Media.

Tarwoto, Wasnidar. (2007). Buku Saku Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan

Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media.

Varney Helen, Kriebs Jan M, G. C. L. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. (E.

Wahyuningsih, Ed.) (4th ed.). Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Walyani, E. S. (2014). Materi Ajar Kebidanan (1st ed.). Yogyakarta: PT Pustaka

Baru Press. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal & Neonatal (1st

ed.). Yogyakarta: PT Pustaka Baru Press.

48
49
50
51

Anda mungkin juga menyukai