Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi bila

dibandingkan dengan negara Association of South East Asia Nations

(ASEAN) lainnya. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait

dengan masa kehamilan, persalinan dan nifas. Survei Demografi dan

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menyebutkan bahwa AKI mengalami

peningkatan yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup dari tahun 2007 yang

hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup. Dan pada tahun 2015 AKI menurun

kembali mencapai angka 305 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2015).

Penyebab kematian ibu di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu penyebab

langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung kematian ibu di

Indonesia adalah perdarahan (20%), hipertensi dalam kehamilan (32%),

infeksi masa nifas (31%) partus lama/macet (3%) dan abortus (4%).

Sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah anemia dalam kehamilan,

malaria, Tuberculosis, dan penyakit jantung (Kemenkes RI, 2012). Menurut

catatan dan perhitungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(Kemenkes RI) proporsi kematian tidak langsung ini cukup signifikan yaitu

mencapai sekitar 22% (Kemenkes RI, 2013).

Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai kadar hemoglobin yang

kurang dari 11 gr/dl (Irianti dkk, 2013). Anemia adalah suatu keadaan tubuh

memiliki jumlah sel darah merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel

1
2

darah merah itu mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa

oksigen ke seluruh jaringan tubuh (Proverawati, 2011).

Anemia pada kehamilan terjadi karena adanya hemodilusi. Hemodilusi

disebabkan karena peningkatan yang tidak proporsional dalam hasil volume

darah. Pada saat hamil tubuh memerlukan darah hingga (30%) lebih banyak

daripada ketika tidak hamil. Jika tubuh tidak memiliki cukup zat besi, tubuh

tidak dapat membuat sel-sel darah merah. Hal inilah yang membuat ibu hamil

harus mendapatkan tambahan asupan zat besi (Proverawati, 2011).

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2015 prevalensi anemia di

Indonesia sebesar (21,7%) dan prevalensinya hampir sama antara anemia ibu

hamil di perkotaan (20,2%) dan pedesaan (23,3%). Berdasarkan data Profil

Kesehatan Provinsi Bengkulu tahun 2013 prevalensi kejadian anemia tercatat

sebanyak 168 orang ibu hamil dengan anemia dari total ibu hamil 7.251 orang

(2,31%). Pada tahun 2014 terjadi peningkatan pada kasus anemia menjadi 279

orang ibu hamil dari total 7.093 orang (3,93%) dan pada tahun 2015 terjadi

peningkatan kembali kasus anemia menjadi 1.398 orang dari total jumlah ibu

hamil 7.322 orang (19,1%).

Data Kabupaten Seluma tahun 2015 jumlah cakupan ibu hamil yang

mendapatkan tablet Fe3 (90 tablet) hanya 2.453 (59,65%) dari 4.109 ibu

hamil, dan pada tahun 2016 sebanyak 3.026 (74,16%) dari 4.081 ibu hamil.

Akan tetapi tetap saja ada ibu hamil yang mengalami anemia, pada tahun 2015

terdapat 945 (23,11%) ibu hamil dengan anemia dan pada tahun 2016 terdapat

1060 (25,85%) ibu hamil dengan anemia (Dinas Kesehatan Seluma, 2016).
3

Sebagian besar anemia di Indonesia penyebabnya adalah kekurangan zat

besi. Pemberian zat besi pada ibu hamil merupakan salah satu syarat

pelayanan kesehatan K4 pada ibu hamil. Dimana jumlah suplemen zat besi

yang diberikan selama kehamilan ialah sebanyak 90 tablet (Fe3). Selain

digunakan untuk pembentukan sel darah merah, zat besi juga berperan sebagai

salah satu komponen dalam membentuk myoglobin (protein yang membawa

oksigen ke otot), kolagen (protein yang terdapat pada tulang, tulang rawan,

dan jaringn penyambung), serta enzim (Kemenkes RI, 2013).

Dampak anemia dalam kehamilan bervariasi, mulai dari keluhan yang

sangat ringan hingga gangguan kelangsungan kehamilan (abortus, partus

immature atau premature), gangguan proses persalinan (inersia, atonia, partus

lama, perdarahan atonis), gangguan pada masa nifas (sub involusi Rahim,

daya tahan terhadap infeksi dan stress, kurangnya produksi ASI) dan

gangguan janin (abortus, dismaturitas, BBLR, dan kematian perinatal)

(Rukiyah dkk, 2011).

Bidan mempunyai peran penting dalam menangani anemia dalam

kehamilan agar tidak terjadi dampak yang mengakibatkan kematian maternal

dan neonatal. Peran bidan menurut standar pelayanan kebidanan pada

antenatal pada pelayanan standar 6, bidan mempunyai wewenang dalam

pengelolaan anemia pada kehamilan. Persyaratan standar yang harus

dilakukan bidan diantaranya melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada kehamilan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku (Kemenkes RI, 2015). Kemudian peran bidan
4

menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor

1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan,

kewenangan yang dimiliki bidan yaitu pemberian tablet Fe pada ibu hamil.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah di atas, maka masalah penelitian adalah

masih tingginya angka kejadian anemia di Kabupaten Seluma (12,8%), maka

pertanyaan penelitiannya adalah Bagaimana memberikan asuhan kebidanan

pada ibu hamil dengan anemia ringan?.

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil anemia ringan

dengan tujuh langkah Varney.

2. Tujuan Khusus

a. Melaksanakan pengkajian data subjektif pada ibu hamil dengan anemia

ringan.

b. Melaksanakan pengkajian data objektif pada ibu hamil dengan anemia

ringan.

c. Menegakkan analisa pada ibu hamil dengan anemia ringan.

d. Merencakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia ringan.

e. Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

anemia ringan.

f. Mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

anemia ringan.
5

g. Mendokumentasikan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan anemia ringan.

D. Manfaat Penulisan

1. Bagi Akademik

Laporan tugas akhir ini dapat memberikan informasi ilmiah sebagai

tambahan sumber kepustakaan dan referensi yang bermanfaat bagi

mahasiswa kebidanan mengenai penatalaksanaan asuhan kebidanan pada

ibu hamil TM III dengan anemia ringan.

2. Bagi Lahan Praktik

Digunakan sebagai masukan fasilitas pelayanan dan untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan keterampilan dalam melakukan

asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan.

3. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan dan informasi dalam menerapkan

asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III dengan anemia ringan.

Anda mungkin juga menyukai