Anda di halaman 1dari 6

86 | Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.

2 (2018) 86-91

FAKTOR RISIKO KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL (STUDI DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS SLAWI KAB. TEGAL)
Natiqotul Fatkhiyah
STIKes Bhakti Mandala Husada
Jalan Cut Nya Dhien Desa Kalisapu Kec. Slawi Kab. Tegal 52416
email:natirozak@gmail.com

Abstrak

Anemia merupakan suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut
oksigen ke sekitar tubuh. Anemia merupakan indikator gizi buruk dan kesehatan yang buruk.Tujuan
penelitian adalah menganalisis faktor risiko kejadian anemia meliputi umur, paritas dan usia kehamilan.
Jenis penelitian yaitu penelitian observasional dengan rancangan case control. Populasi kasus dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan anemia, sedangkan populasi kontrolnya adalah ibu hamil
yang tidak mengalami anemia. Pemilihan sampel pada kelompok kasus sebanyak 30 ibu dan kelompok
kontrol sebanyak 30 orang dengan menggunakan tehnik accidental sampling, analisis data menggunakan
uji Chi square dan Odd ratio. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan positif faktor umur (p=0,029,
OR=1,55-2,43) dan paritas (p=0,001, OR=1,55-2,43) dengan kejadian anemia dalam kehamilan

Kata kunci: anemia, ibu hamil, umur, paritas

Abstract

Anemia is a condition in which the number and size of red blood cells or hemoglobin concentration
is below the normal limit value, as a result can interfere with the capacity of the blood to carry oxygen
around the body. Anemia is an indicator of malnutrition and poor health. The aim of the study is to
analyze the risk factors for anemia, including age, parity and gestational age. This type of research is
observational research with case control design. The case population in this study were all pregnant
women with anemia, while the control population was pregnant women who did not experience anemia.
The sample selection in the case group was 30 mothers and the control group was 30 people using
accidental sampling technique, data analysis using Chi square test and Odd ratio. The results showed
that there was a positive relationship between age factors (p = 0.029, OR = 1.55-2.43) and parity (p =
0.001, OR = 1.55-2.43) with the incidence of anemia in pregnancy

Keywords: anemia, pregnant women, age, parity

pelayanan kesehatan termasuk pelayanan


I. PENDAHULUAN prenatal dan obstetri yang rendah pula
Angka Kematian Ibu (AKI) (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014).
mencerminkan risiko yang dihadapi ibu Menurut WHO, 40 % kematian ibu di
selama kehamilan dan melahirkan yang negara berkembang berkaitan dengan anemia
dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam
sosial ekonomi, keadaan kesehatan yang kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
kurang baik menjelang kehamilan, kejadian dan perdarahan akut bahkan tidak jarang
berbagai komplikasi pada kehamilan dan keduanya saling berinteraksi. Frekuensi ibu
kelahiran, tersedianya dan penggunaan hamil dengan anemia di Indonesia relatif
fasilitas pelayanan kesehatan termasuk tinggi yaitu 63,5%, sedangkan di Amerika
pelayanan prenatal dan obstetri. Tingginya 6%. Kekurangan gizi dan perhatian yang
angka kematian ibu menunjukkan keadaan kurang terhadap ibu hamil merupakan
sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas
Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.2 (2018) 86-91 | 87

predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di kasus). Faktor penyebab kematian ibu yaitu
Indonesia (Saifudin, 2008). perdarahan (22,93%), hipertensi (28,10%),
Anemia dalam kehamilan sendiri adalah infeksi (3,6%), gangguan sistem peredaran
suatu kondisi ketika kadar hemoglobin ibu darah (4.93%) dan lain-lan (42,33%) (Dinkes
<11 gram% pada trimester kedua. Nilai batas Provinsi Jawa Tengah, 2015).
tersebut dan perbedaannya dengan nilai pada Ibu hamil dengan anemia dapat
wanita tak hamil terjadi karena hemodilusi, mengakibatkan perdarahan, mekanisme
terutama pada trimester dua. Keluhan lemah, terjadinya perdarahan pada ibu hamil yang
pucat, dan mudah pingsan padahal tekanan mengalami anemia yakni pada saat hamil,
darah masih dalam batas normal perlu bila terjadi anemia dan tidak tertangani
dicurigai sebagai anemia defiensi besi. Oleh hingga akhir kehamilan maka akan
sebab itu, pemeriksaan hematokrit dan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu
hemoglobin harus menjadi pemeriksaan dengan anemia, saat postpartum akan
darah rutin selama pengawasan antenatal. mengalami atonia uteri. Hal ini disebabkan
Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan karena oksigen yang dikirim ke uterus
ialah 800mg, 300mg untuk janin dan plasenta kurang berkontraksi dengan adekuat
dan 500mg untuk pertambahan erosit ibu. sehingga timbul atonia uteri yang
Dengan demikian, ibu membutuhkan mengakibatkan perdarahan banyak
tambahan sekitar 2-3 mg besi/hari. Perlu (Manuaba, 2010).
diingat, ada beberapa kondisi yang Jumlah oksigen dalam darah yang kurang
menyebabkan defiensi kalori-besi, misalnya menyebabkan otot-otot uterus tidak
infeksi kronik, penyakit hati, dan thalasemia. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan
Efek samping berupa ganggun abdomen gangguan atau hambatan pada pertumbuhan
setelah pemberian suplemen besi oral janin baik sel tubuh
menurunkan kepatuhan pasien. maupun sel otak. Anemia gizi dapat
Kenyataannya, rata-rata hanya 15 tablet yang mengakibatkan kematian janin didalam
dikonsumsi oleh wanita hamil selama kandungan, abortus, cacat bawaan, BBLR
kehamilan (Mangkuji, 2010: 47). dan anemia pada bayi yang dilahirkan. Hal
Anemia pada kehamilan merupakan ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas
masalah kesehatan nasional karena ibu dan kematian perinatal secara bermakna
mencerminkan nilai kesejahteraan sosial lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita
ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya anemia berat dapat meningkatkan risiko
sangat besar terhadap kualitas sumber daya morbitas maupun mortalitas ibu dan bayi,
manusia (Manuaba, 2010). Angka anemia kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai prematur juga lebih besar (Waryana, 2010).
yang cukup tinggi. Menurut WHO kejadian Faktor-faktor yang berhubungan dengan
anemia ibu hamil berkisar antara 20% sampai kejadian anemia diantaranya paritas dan
89% dengan menetapkan 11 gram sebagai umur. Paritas mempengaruhi , kehamilan
dasarnya. Hoo Swie Tjiong menemukan usia diatas 35 tahun memerlukan tambahan
angka anemia kehamilan 3,8% pada trimester zat besi untuk meningkatkan jumlah sel
I, 13,6% trimester II, dan 24,8% trimester III darah merah ibu dan membentuk sel darah
(Manuaba, 2002). Menurut data Riskesdas merah janin, jika persediaan Fe minimal
(2013) prevelensi anemia sebesar 37,1% ibu maka setiap kehamilan akan menguras
hamil berisiko mengalami anemia, meskipun persediaan Fe dalam tubuh dan
hal tersebut merupakan perubahan fisiologis meningkatkan kejadian anemia kehamilan.
sistem hematologi selama kehamilan. Namun Semakin sering ibu mengalami kehamilan
hal ini menunjukan masalah kesehatan dan persalinan akan makin banyak
masyarakat (BPPK, 2014). kehilangan zat besi dan berisiko mengalami
AKI di provinsi Jawa Tengah sebesar anemia (Manuaba, 2010)
126,55/100.000 kelahiran hidup (711 kasus) Ibu hamil yang menginjak trimester 3,
terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2013 maka volume darah dalam tubuh wanita akan
sebesar 118.62/100.000 kelahiran hidup (688 meningkat 35%, tersebut ekuivalen dengan
88 | Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.2 (2018) 86-91
450 mg zat besi untuk memproduksi sel terbanyak adalah preeklamsia 21 (21,8%)
darah merah. Sementara persentase wanita orang, serotinus 12 (12,5%) orang,
hamil dari keluarga miskin terus meningkat hiperemesis Gravidarum 9 (9,3%) orang,
seiring bertambahnya usia kehamilan (8% anemia 8 (8,3%) orang, letak Sungsang 9
anemia di trimester I, 12% anemia di (9,3%) orang, abortus 7 (7,2%) orang,
trimester II, dan 29% anemia di trimester III) blighted ovum 6 (6,2%) orang, dan kasus
(Fatimah dalam Departemen Gizi dan lainnya 24 (25%) orang.
Kesmas, 2012). Penanggulangan anemia Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi
pada ibu hamil dilaksanakan dengan faktor risiko kejadian anemia dalam
memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil kehamilan berdasarkan usia, umur kehamilan
selama periode kehamilannya. Cakupan ibu dan paritas ibu hamil.
hamil mendapat Fe di Provinsi Jawa Tengah
pada Tahun 2014 yakni sebesar 92,5% lebih II. METODE PENELITIAN
tinggi jika dibandingkan dengan cakupan Jenis penelitian ini adalah penelitian
pemberian tablet Fe 90 di indonesia yaitu observasional dengan menggunakan desain
sebesar 85,1 % per tahun ( Kemenkes RI, case control (Notoatmodjo, 2012). Penelitian
2015). Sedangkan program pencegahan ini dilaksanakan pada bulan Desember 2017
anemia pada ibu hamil, dengan memberikan di wilayah kerja Puskesmas Slawi Kabupaten
suplemen zat besi sebanyak 90 tablet selama Tegal. Populasi dalam penelitian ini adalah
masa kehamilan. Namun banyak ibu hamil seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas
yang menolak atau tidak mematuhi anjuran Slawi Kabupaten Tegal pada bulan Juli-
ini karena berbagai alasan (Kemenkes, 2012). September 2017 sebanyak 285 ibu hamil dan
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia yang mengalami anemia sebanyak 30 ibu
tahun 2010 prevalensi anemia pada ibu hamil hamil. Besar sampel pada penelitian dengan
sebesar 24,5%. Keadaan ini mengindikasikan jumlah sebanyak 30 ibu hamil dengan
bahwa anemia gizi besi masih menjadi anemia sebagai kasus dan 30 ibu hamil
masalah kesehatan masyarakat.Sedangkan normal sebagai kontrol. Analisis data
berdasarkan Riskesdas (2013) prevalensi menggunakan uji statistik Chi-Square dengan
anemia ibu hamil di Indonesia sebesar nilai signifikansi 95%. Kemudian ditentukan
37,1%. Berdasarkan data rekam medik yang nilai OR (Odd Ratio) untuk mengetahui
didapat dari RSUD dr. Soesilo Slawi besarnya faktor risiko kejadian anemia pada
Kabupaten Tegal pada bulan Januari-Maret ibu hamil.
tahun 2016, terdapat 96 ibu hamil. Kasus

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Karakteristik Responden
Tabel 1. Hasil Analisis Data Faktor Usia Ibu
Kasus Kontrol Kasus Kontrol p OR
Umur
N % N % Mean Mean
15-19 2 0.06 0 0 26.67 27.80
20-24 4 0.13 13 43,33
25-29 6 20.00 6 20.00
30-34 8 26,67 8 26,67 0,029 1,55-2,43
35-39 5 0.16 2 0.06
40-44 5 0.16 1 0.03
Jumlah 30 100 30 100

Rata-rata umur responden pada kelompok lebih banyak pada kelompok umur 30-34
kasus berusia 26,67 tahun dan pada tahun dengan jumlah sebanyak 8 orang
kelompok kontrol berusia 27,80 tahun. (26,67%), dan distribusi
Distribusi responden pada kelompok kasus
Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.2 (2018) 86-91 | 89

responden pada kelompok kontrol lebih emosi yang cenderung labil, kesiapan
banyak pada kelompok umur 20-24 tahun psikologis yang belum matang
dengan jumlah sebanyak 13 orang (43,33%). sehingga mudah mengalami
Tabel 2. Hasil Analisis Data Faktor Paritas keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap
Kasus p OR
Kontrol pemenuhan kebutuhan zat gizi terkait
Paritas dengan penurunan daya tahan tubuh
N % N % serta berbagai penyakit yang sering
Risiko 18 60,0 2 6,7 menimpa diusia ini. Sedangkan pada
tinggi ≥4
2,13- umur >35 tahun mempunyai risiko
Risiko 12 40,0 28 93,3 0,001
5,52 untuk hamil karena pada usia ini, alat
rendah <
4 reproduksi ibu hamil sudah menurun
Jumlah 30 100 30 100 dan kekuatan untuk mengejan saat
melahirkan sudah berkurang sehingga
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa distribusi anemia pun terjadi pada saat ibu hamil
responden pada kelompok kasus lebih umur >35 tahun. Jadi semakin muda
banyak pada paritas ≥4 dengan jumlah dan semakin tua usia ibu untuk hamil
sebanyak 18 orang (60,0%), dan distribusi akan cenderung dapat mengalami
responden pada kelompok kontrol lebih kejadian anemia.
banyak pada paritas <4 dengan jumlah Umur ibu yang ideal dalam
sebanyak 28 orang (93,33%). kehamilan yaitu pada kelompok umur
20-35 tahun dan pada umur tersebut
Tabel 3. Distribusi frekuensi responden menurut usia
kehamilan
kurang beresiko komplikasi kehamilan
serta serta memiliki reproduksi yang
Usia Kasus Kontrol sehat.Hal ini terkait dengan
Kehamilan N % N %
hamil.Sebaliknya pada kelompok
0-14 7 23,33 3 10,0
umur < 20 tahun beresiko anemia
15-27 15 50,0 20 66,7
28-40 8 26,67 7 23,3
sebab pada kelompok umur tersebut
Jumlah 30 100 30 100 perkembangan bilogis yaitu
reproduksi belum optimal. Selain itu,
Dari tabel 3 dapat diketahui bahwa kehamilan pada kelompok usia diatas
distribusi responden pada kelompok kasus 35 tahun merupakan kehamilan yang
dan kontrol lebih banyak pada kehamilan beresiko tinggi. Wanita hamil dengan
trimester II (usia kehamilan 15-27 minggu) umur diatas 35 tahun juga akan rentan
dengan jumlah sebanyak 15 orang (50,0%) anemia. Hal ini menyebabkan daya
pada kasus dan 20 ibu (66,7%) pada kontrol. tahun tubuh mulai menurun dan
mudah terkena berbagai infeksi selama
Pembahasan masa kehamilan (Manuaba, 2007).
3) Hubungan umur ibu dengan kejadian 4) Hubungan Paritas dengan anemia
anemia Pada penelitian ini didapatkan ada
Berdasarkan hasil uji Chi Square hubungan paritas dengan kejadian
diketahui bahwa terdapat hubungan anemia, paritas adalah jumlah anak
usia ibu dengan kejadian anemia hidup dan mati yang dilahirkan oleh
(p=0,006), dengan nilai odd ratio ibu (Winkjosastro, 2007). Makin sering
1,55-2,43. Dari hasil penelitian seorang wanita mengalami kehamilan
didapatkan bahwa mayoritas dan melahirkan akan makin banyak
responden dalam penelitian ini yaitu kehilangan zat besi
ibu hamil pada usia 20 tahun dan 35 dan semakin menjadi anemia
tahun masing-masing sebanyak 4 (Manuaba ,2007). Berdasarkan paritas
orang. Hal ini menunjukkan bahwa responden dari hasil penelitian
umur <25 tahun secara biologis dan didapatkan bahwa sebanyak ibu hamil
psikologisnya belum optimal dengan yang mempunyai riwayat paritas
90 | Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.2 (2018) 86-91
terbanyak yaitu pada paritas 2 yaitu dengan materi penyuluhan berupa
sebanyak 10 orang (52,6%). Ada bahaya anemia dalam kehamilan,
kecendrungan bahwa semakin banyak manfaat dan efek samping
jumlah kelahiran (paritas), maka akan mengkonsumsi tablet besi, konsumsi
semakin tinggi angka kejadian anemia. makanan yang banyak mengandung zat
Sehingga ibu yang mengalami besi serta makanan dan minuman yang
kehamilan dan persalinan yang sering dapat mengganggu maupun
pada akan mengalami kehilangan zat mempercepat penyerapan zat besi.
besi dan terjadinya anemia. Dari Selain itu diharapkan selalu melakukan
penelitian ini semua ibu hamil yaitu ibu pengukuran LILA setiap bulannya
hamil pada trimester III yaitu sebanyak kepada ibu hamil yang melakukan
19 orang (100%). Hal ini usia pemeriksaan, sehingga dapat
kehamilan dapat mempengaruhi mengetahui dan melakukan deteksi dini
terjadinya anemia. Pada ibu hamil yang status gizi ibu hamil apakah KEK atau
menginjak trimester ketiga volume dak serta untuk mengurangi faktor
darah dalam tubuh wanita akan risiko anemia pada ibu hamil.
meningkat sampai 35 %, ini ekuivalen Selain upaya dari tenaga kesehatan,
dengan 450 mg zat besi untuk keluarga juga berperan penting dalam
memproduksi sel-sel darah merah. penanganan anemia, upaya yang dapat
Namun berdasarkan penelitian yang dilakukan adalah meningkatkan peran
dilakukan oleh Qudsiyah (2012) serta seluruh anggota keluarga dalam
didapatkan bahwa tidak terdapat peningkatan kesadaran dan tindakan
hubungan yang positif antara paritas ibu hamil dalam upaya pencegahan
dengan kejadian anemia pada ibu anemia pada saat kehamilan dengan
hamil, hal ini dapat di pengaruhi oleh cara memperbanyak konsumsi bahan
faktor lain yang dapat memicu makanan yang banyak mengandung
terjadinya anemia pada ibu hamil. sumber zat besi. Selalu mengingatkan
Paritas adalah banyaknya bayi yang dan memberikan motivasi atau
dilahirkan seorang ibu, baik melahirkan dorongan kepada ibu hamil untuk
yang lahir hidup ataupun lahir mengkonsumsi tablet zat besi secara
mati.Resiko ibu mengalami anemia teratur. Karena kebutuhan zat besi yang
dalam kehamilan salah satu cukup banyak pada saat eratur. Karena
penyebabnya adalah ibu yang sering kebutuhan zat besi yang cukup banyak
melahirkan dan pada kehamilan pada saat hamil, maka kecukupan zat
berikutnya ibu kurang memperhatikan besi dari konsumsi makanan sehari-hari
asupan nutrisi yang baik dalam saja terkadang kurang memenuhi, maka
kehamilan.Hal ini disebabkan karena perlu adanya asupan tambahan yakni
dalam masa kehamilan zat gi izi akan berupa tablet zat besi untuk memenuhi
terbagi untuk ibu dan untuk janin yang kebutuhan zat besi didalam tubuh ibu
dikandung (Herlina, 2009). hamil. (Diana S., 2015)
Kecenderungan bahwa semakin banyak
jumlah kelahiran (paritas), maka akan IV. SARAN
semakin tinggi angka kejadian anemia 1. Bagi tenaga kesehatan diharapkan
(Wahyudin, 2004). dapat memberikan penyuluhan
Untuk mengatasi masalah anemia tentang anemia dan komplikasi yang
upaya kesehatan yang dapat dilakukan terjadi akibat anemia sehingga ibu
petugas kesehatan salah satunya dapat hamil dapat mencegah anemia.
melakukan penambahan frekuensi 2. Bagi ibu hamil agar dapat
pemeriksaan anemia pada remaja dan merencanakan kehamilan dengan baik
WUS yang bisa dilakukan menjadi yaitu pada usia reproduksi sehat dan
setahun 2 kali atau lebih. Peningkatan periode paritas yang aman
penyuluhan pada kelas ibu hamil
Natiqotul Fatkhiyah / Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.2 (2018) 86-91 | 91

DAFTAR PUSTAKA Prawiroharjdo, Sarwono. 2008. Ilmu


Badan Penelitian dan Pengembangan Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Kesehatan (BPPK). 2014. Riset Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Wahyuddin, 2006, Studi Kasus Kontrol
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Faktor Biomedis Terhadap Kejadian
(Kemenkes RI). Anemia Ibu Hamil di Puskesmas
Diana Sukmaningtyas, Bejo Raharjo, Anisa Bantimurung Maros, Vol. 25 No. 2.
Catur W., 2015. Hubungan Antara Jurnal Medika Nusantara
Tingkat Pengetahuan dan Status Gizi Ibu . Depkes RI,. 2009. Profil Kesehatan
Hamil dengan Kejadian Anemia di Indonesia tahun 2008. Jakarta : Depkes
Puskesmas Gatak Kab. Sukoharjo, Jurnal RI. Dinas Kesehatan Provinsi Jateng.
Kesehatan Universitas Muhamadiyah 2009. Profil Kesehatan Jawa Tengah
Surakarta. tahun 2007. Jawa Tengah
Kemenkes RI. 2012. Pedoman pelayanan Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan
antenatal terpadu. Jakarta : Direktur pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat. Medika
Manuaba. 2010. Ilmu kebidanan, penyakit Mangkuji, 2007. Asuhan Kebidanan
kandungan. Jakarta : EGC. Antenatal. Jakarta: EGC
Notoadmodjo, S. 2012. Metodologi Kementrian Kesehatan RI (2016). Profil
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Kesehatan Indonesia tahun 2015.
Cipta.
Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Djamilus, Herlina, 2008, Faktor Risiko Indonesia.
Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Wilayah
Manuaba. 2008. Ilmu kebidanan, Penyakit
Kerja Puskesmas Bogor, Artikel, from :
Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC
http://www.
motekar.tk/topik/pengkajian- Saifudin, Abdul Bari. (2008). Buku Acuan
anemiapada-ibu-hamil.html Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: JNPKKR- POGI
Wiknjosastro, 2007, Ilmu Kebidanan edisi
ketiga Cetakan ke 7, Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai