Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Sains
Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
Disusun oleh :
SITI ROHMANAH
07.15.02.00.008
TAHUN 2016
LEMBAR PERSETUJUAN
PUSKESMAS NYOMPOK
Disusun oleh
SITI ROHMANAH
07.15.02.00.008
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui tim pembimbing Skripsi untuk diujikan
Menyetujui,
Pembimbing
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun Oleh :
SITI ROHMANAH
07.15.02.00.008
Mengetahui,
Ketua program Studi Diploma IV Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju
iii
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 07150200008
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan tidak melakukan
plagat hasil karya orang lain. Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan
tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari
pihak manapun.
(Siti Rohmanah)
07150200008
iv
LEMBAR RIWAYAT HIDUP
Biodata Diri
Agama : Islam
Status : Mahasiswi
Riwayat Pendidikan
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
berjudul “Persepsi dan Peranan Orang Tua Terhadap Pernikahan Dini di Wilayah
2. Dr. Dr. dr. HM. Hafizurrachman, MPH selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
4. Hidayani, SKM, MKM selaku ketua program Studi DIV Kebidanan Sekolah
7. Seluruh Staff Dosen Program Studi DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
8. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril, materil serta doa
dan dukungan
xi
10. Teman-teman DIV Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia
Maju (STIKIM.)
dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
xii
PPROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
SKRIPSI, JULI 2016
SITI ROHMANAH
NPM 07150200008
ABSTRAK
Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada wanita dengan usia
kurang dari 16 tahun dan pada pria usia kurang dari 19 tahun. Persepsi dan
peranan orang tua dianggap memberikan pengaruh terhadap pernikahan dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan peranan dan persepsi
orang tua terhadap kejadian pernikahan dini di wilayah kerja Puskesmas
Nyompok Serang Banten Tahun 2016. Penelitian menggunakan desain cross
sectional pada bulan November-Desember 2016 terhadap orang tua yang
menikahkan anaknya di wilayah kerja Puskesmas Nyompok. Teknik sampling
penelitian ini adalah accidental sampling. Hasil peneltian ini diperoleh kejadian
pernikahan dini sebanyak 57,4% dan hasil uji statistic chi-Square ada hubungan
antara persepsi dan peranan orang tua terhadap pernikahan dini P-value < 0,05.
Saran untuk Puskesmas Nyompok Perlu adanya penyuluhan kepada orang tua dan
remaja tentang dampak negatif dari pernikahan dini dan bagi yang sudah menikah
usianya kurang dari 20 tahun sebaiknya menunda kehamilan, diadakan
penyuluhan kesehatan reproduksi bagi remaja di lingkungan sekolah lebih di
tingkatkan dengan bekerja sama dengan pihak KUA dan lintas sektoral.
xiii
PPROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
SKRIPSI, JULI 2016
SITI ROHMANAH
NPM 07150200008
ABSTRAK
Marriage a young age is a marriage made in women aged less than 16 years and in
men aged less than 19 years. Perception and the role of parents is considered to
give effect to early marriage. The purpose of this study was to determine the
relationship and the role of parents' perceptions of the incidence of early marriage
in Puskesmas Nyompok Serang Banten Year 2016. The study used cross sectional
design in November-December 2016 to parents who marry off their children in
Puskesmas Nyompok. Mechanical sampling this study was accidental sampling.
The results of this research obtained incidence of early marriage as much as
57.4% and the statistical test Chi-Square there is a connection between the
perception and the role of parents of early marriages P-value <0.05. Suggestions
for Puskesmas Nyompok Need for counseling to parents and teens about the
negative impact of early marriage and for married younger than 20 years should
delay pregnancy, held reproductive health education for young people in the
school environment is improved by cooperating with the KUA and cross-cutting.
Bibliography: 42 (2008-2016)
DAFTAR ISI
1
xiv
PERSEMBAHAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
xiv
xv
PENELITIAN
xv
xvi
xvi
xvii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRA
xvii
xviii
DAFTAR TABEL
xviii
xix
DAFTAR GAMBAR
xix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses perjalanan hidupnya. Untuk menikah ada dua hal yang harus di
dilihat dari faktor usia. Akan timbul permasalahan jika pernikahan dilakukan
di usia yang sangat muda yaitu menikah dini yang secara fisik dan mental
pernikahan yang langgeng dan hanya terjadi satu kali dalam kehidupan kita.2
Fenomena remaja yang menikah atau kawin muda sering terjadi dan
mendapat perhatian yang cukup besar dikalangan para pemerhati anak dan
remaja. Pernikahan dini atau kawin muda sendiri adalah pernikahan yang
1
Noni Arni, 2007 Kuatnya Tradisi Salah Satu Penyebab Pernikahan Dini.Yogyakarta:Lkis
2
Muhammad Fauzul Adim, 2002 Indahnya Pernikahan Dini. Jakarta: PT Linggar Pena.
1
2
anak-anak atau remaja yang berusia dibawah 19 tahun. Pernikahan dini (early
Amerika Latin.
dipaksakan, hubungan seksual pada usia dini, kehamilan pada usia muda, dan
Prevalensi tinggi kasus pernikahan pada usia dini tercatat di Nigeria (79
negara Amerika latin dan karibia (29%) perempuan muda menikah saat
berusia 16 tahun adalah buta huruf (57,1%) atau pekerja rumah tangga
3
UNICEF, 2001 early marriage child spouses http://www.unicef-irc-org/publication/pdf/digest7e.pdf (diakses
tanggal 10 oktober 2016 : pukul 15:45 WIB)
2
3
(92,4%), yang berisiko 2 kali untuk mengalami keguguran spontan dan 4 kali
(SDKI) 2012 melaporkan bahwa dari 6.341 perempuan usia 15-19 tahun,
12,8% dari mereka sudah menikah dan dari 6.681 perempuan usia 20-24
tahun, 59,2% diantaranya sudah menikah. Usia 15-24 tahun oleh UNFPA
dianggap sebagai pemuda dan 15-19 tahun sebagai remaja akhir, sehingga
jelas bahwa remaja berdasarkan SDKI 2012 menikah pada usia muda.
tahun telah menikah pertama kali. Menurut UU No. 1 Perkawinan tahun 1974
4
S.Shawky and W. Milaat, 2000 Early Teenage Marriage and subsequent outcome
http://www.popline.org/node/245654 (diakses pada tanggal 10 0ktober 2016 : pukul 15 : 20 WIB)
3
4
ke-37 negara dengan presentase pernikahan dini yang tinggi di dunia, serta
peringkat kedua di kawasan Asia Tenggara. Ada sekitar 2 juta dari 7,3
sekolah. Jumlah ini akan diperkirakan akan meningkat menjadi 3 juta orang
5
Jones,2012Hasil%20pernikahan%20usia%20dini%20BKKBN%PPT_RS%20[Read-Only](1).pdf (di akses
dari tanggal 8 november 2016 : pukul 08:15 WIB)
6
Lumonggalubis, Namora. 2013. PsikologiKesproWanita&PerkembanganReproduksinya. Jakarta : PT.
KencanaPrenadaMedia Group
4
5
di tahun 2030. Propinsi Banten salah satu tempat tertinggi yang angka
pernikahan dini nya cukup tinggi yaitu 6,5% (BKKBN 2014 ).KUA
Kabupaten Serang mencatat Tahun 2014 ada 47,6% pasangan yang menikah
Tahun 2002 pasal 1 ayat 1 “Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan” dan
usia menikah pertama yaitu 21 tahun. Saat ini banyak pernikahan yang
Selain itu kasus pernikahan siri Aceng Fikri dan Fani Oktora, gadis berusia 18
tahun yang setelah empat hari menikah lalu langsung diceraikan.8 Hal ini
antara lain rendahnya kemampuan ekonomi, hal ini dapat dilihat dari mata
sedangkan yang wanita hanya menjadi ibu rumah tangga. Maka Orang tua
7
Lia mardiana,2015 faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku orang tua yang menikahkn anaknya pada
usia dini di jawilan serang(tidak dipublikasi)
8
Rosliati dkk,2013Persepsi Orang Tua terhadap Pernikahan Dini di Kelurahan Garuntang Kecamatan Bumi
Waras Kota Bandar Lampung Tahun.(www.e-jurnal.com/2015/09perepsi-orang -tua-terhadap-
pernikahan.html diakses dari 20 november2016 23:05 )
5
6
yang tak mampu membiayai hidup dan sekolah terkadang mengizinkan sang
anak untuk menikah dini. Dilihat dari tingkat pendidikan, banyaknya anak
yang kurang termotivasi dalam melanjutkan sekolah, dan tidak sedikit pula
yang terbentur karena kurangnya biaya. Selain itu dilihat dari segi tradisi atau
mengikuti tradisi di daerah tempat mereka tinggal, bahwa bila sudah ada yang
melamar sanganak harus segera diterima jika tidak, akan lama mendapatkan
dijodohkan atau dikawinkan akan terlanjur tua dan tidak ada yang bersedia
meminang. Dari segi agama, orang tua berpendapat bahwa menikah lebih dini
pemaksaan akan kematangan dan kedewasaan cara berpikir anak, dari segi
9
Rosliati dkk,2013Persepsi Orang Tua terhadap Pernikahan Dini di Kelurahan Garuntang Kecamatan Bumi
Waras Kota Bandar Lampung Tahun.(www.e-jurnal.com/2015/09perepsi-orang -tua-terhadap-
pernikahan.html diakses dari 20 november2016 23:05 )
6
7
kebidanannya.10
yang tidak dapat melanjutkan sekolah dan harus membantu keadaan ekonomi
keluarga, dapat diarahkan untuk melakukan aktivitas ekonomi yang positif dan
apabila terlalu jauh dalam bergaul. Menanamkan nilai agama pada anak sejak
dampak apa saja yang dapat ditimbulkan karena pernikahan dini. Kebiasaan
masih tergolong cukup tinggi, maka dari itu peneliti melakukan survey di
Puskesmas Nyompok.11
10
Ahjayati rahim, 2013peranan orang tua terhadap pendidikan karakter remaja putri menurut islam.
.http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/peran-orang-tua-dalam-mendidik-anak.html. diakses tgl 20
november 2016 20:00
11Zulfa Fikriana Rahma, 2011 Resiko Pada Remaja Akibat Pernikahan Dini
http://modalyakin.blogspot.co.id/2012/03/jurnal-resiko-pada-remaja-akibat.html (diakses pada tanggal 10
0ktober 2016 pukul 20 : 20 WIB)
7
8
2013 45
2014 53
2015 77
luar nikah, 10 orang karena masih kuatnya persepsi orang tua terhadap adat
istiadat,4 orang karena faktor ekonomi. Diduga dari masalah masalah tersebut,
dan Peranan Orang Tua terhadap Pernikahan Dini di wilayah kerja Puskesmas
B. Rumusan Masalah
Persepsi dan Peranan Orang Tua Terhadap Pernikahan Dini di Wilayah Kerja
12
Data KUA kecamatan Kopo-Serang
8
9
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Banten
2. Tujuan Khusus
2016
2016
9
10
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan bagi desa bahwa
sehingga dapat mencapai keluarga yang matang baik secara fisik dan
mental dan juga aparat desa mengetahui akibat pernikahan dini sehingga
pernikahan dini.
Penelitian ini dapat menjadi dasar bagi peneliti lain untuk dijadikan
pernikahan dini.
E. Ruang Lingkup
10
11
bulan juli 2016 dengan sasaran peneliti adalah orang tua yang menikahkan
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung dengan yang lain dan begitu
kehidapan kemasyarakatan.
b. Peranan dalam konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
12
13
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur masyarakat. 13
dalam suatu keluarga atau rumah tangga, dan sudah layaknya apabila
13
Soekanto, 2012 Sosilogi : Suatu pengantar, Jakarta : Raja Grafindo Persada
14Sri
lestari, 2012 psikologi kelyarga: penanaman dan nilai dan penanganan dalam keluarga. Jakarta: kencana
media group
13
14
orang itu mencurahkan perhatian dan bimbingan untuk mendidik anak agar
”orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap
sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak
bimbingan kepada anak-anaknya, tokoh ibu dan ayah sebagai pengisi hati
15
H. Hendi Suhendi dan Ramdani Wahyu. 2011. Pengantar Studi Sosiologi Keluarga. Bandung: Pustaka setia
16Munir, zaldy 2010 peranan dan fungsi orang tua dalam mengembangkan kecerdasan emosional
anak.https://www.scribd.com/document/157122309/Jurnal-Pola-Asuh di akses pada tanggal 12 desember
pukul20.12 WIB.
14
15
Orang tua perlu memberikan contoh dan teladan bagi anak, baik
tua perlu lebih sabar dan mengerti tentang perubahan anak.Orang tua
terlindungi.
15
16
terbaik.
Menurut Maulana dkk dalam Indah Pratiwi (2010:15), peran orang tua
adalah seperangkat tingkah laku dua orang ayah-ibu dalam bekerja sama
tertentu baik berupa bentuk tubuh maupun sikap moral dan spiritual serata
tua adalah pola tingkah laku dari ayah dan ibu berupa tanggung jawab
kehidupan bermasyarakat.17
17
Maulana, dkk. (dalam Indah Pratiwi. 2010) http://digiliduni.ac.id/943/3/BAB.II.pdfdi akses pada
tanggal 4 desember 2016 jam 21:30 WIB
16
17
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi
keluarganya.
keluarganya.
17
18
6
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
19
Suranto.2010 Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
18
19
adalah pengetahuan tentang apa yang ditangkap oleh alat indera baik itu
mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar
sebagai reseptor.
2) Alat indera atau reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus disamping
itu harus pula ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan
pusat kesadaran. Selain itu alat indera sebagai alat untuk mengadakan
syarat agar terjadi persepsi, yaitu objek atau stimulus yang di persepsi, yang
merupakan syarat fisik alat indera dan syaraf-syaraf serta pusat susunan
syarat psikologis.
20
Evitasari, Nur. 2012. Persepsi Orang Tua Siswa TerhadapPelaksanaan Program Sekolah Gratis Di SDN 1
Suka Jaya Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat Tahun Pelajaran 2011-
2012.Skripsi FKIP Universitas Lampung.
19
20
pengetahuan, dan sikap orang tua mengenai suatu hal yang terbentuk dari
pengalaman atau data-data melalui alat inderanya. Orang tua terdiri dari
seorang Ayah dan Ibu dari anak-anak. Mereka yang tentunya memiliki
karena anak memiliki hak untuk diurus dan dibina oleh orang tuanya hingga
bahwa “Orang tua adalah pendidik menurut kodrat yakni pendidik pertama
dan utama karena secara kodrati anak manusia dilahirkan oleh orang tuanya
layanan oang tua (terutama Ibu) bayi (anak manusia) itu dapat hidup dan
berkembang makin dewasa”. Oleh karena itu, orang tua harus berusaha
(Notoatmodjo, 2010)22
21
Hadikusuma,Hilman 2007.Hukum Perkawinan Indonesia. Bandung:Mandar Maju
22
Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
20
21
lingkungan yang ada di sekitarnya maupun tentang hal yang ada dalam diri
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu.
yang berasal dari diri sendiri. Dalam hal ini yang menjadi objek adalah
a). Seleksi
b). Interpretasi
23
Sunaryo, 2014.Psikologi Untuk Keperawatan Jakarta: EGC.
21
22
yaitu orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain,
24
Alex, Sobur, 2011. Psikologi Umum. Bandung : CV Pustaka Setia
22
23
ingat apa yang kita persepsikan, juga kita tata ke dalam pola
yang bermakna bagi kita. Pola tentu benar atau logis dari segi
objektif tertentu.
pada saat itu, dan sebagainya pada diri kita (Sobur, 2011: 449-
451).
23
24
diproses dan yang lain tidak. Dengan kata lain berarti bahwa
Dengan kata lain persepsi memberikan arti pada berbagai data dan
24
25
dengan apa yang telah diserap. Tindakan ini bisa tersembunyi dan
rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat kita bagi menjadi dua
tersebut.
mempengaruhi persepsinya.
dalam persepsinya.
pengalaman pribadinya.
25
26
sekali berbeda.
mempengaruhi persepsi.
mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat
realitas dirinya.
kurang intens.
perhatiannya.
c. Kontras; Hal lain yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian.
26
27
hati-hati.
Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka
tertentu.
tetapi hal-hal baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa
a. Faktor Fungsional
b. Faktor Struktural
Yaitu faktor yang timbul atau dihasilkan dari bentuk stimulasi dan
c. Faktor Situasional
27
28
d. Faktor personal
460-462).
keadaan lingkungan yang ada disekitarnya serta tentang hal – hal yang ada
persepsi.
(pusat saraf atau pusat kesadaran). Dari otak dibawa melalui saraf
25
Sunaryo, (2014).Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
28
29
dalam persepsi. Menurut Maramis yang dikutip oleh Sunaryo (2013) terdapat
a). Ilusi
reseptor (alat indra) seseorang, yang terjadi pada keadaan sadar atau
palsu.
29
30
c). Depersonalisasi
perasaan bahwa pribadinya sudah tdak seperti biasa lagi, tidak menurut
d). Derealisasi
Yaitu gangguan pada tubuh yang disarafi oleh susunan saraf yang
gangguan emosi.
g). Agnosia
(Sunaryo, 2014).
30
31
saat ini
eksternal
2009)26
1. Sangat Setuju: SS
26
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
31
32
2. Setuju: S
3. Ragu-ragu: R
3. Tidak Setuju:TS
kuesioner ≥ T mean.
2.3.1 Pengertian
wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada pria usia kurang dari19
2012).29
mengikat dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan
27
Azwar, S.2010.Sikap Manusia teori dan Pengukurannya.Yogyakarta: PustakaPelajar
28
Romauli, 2010.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika
29
Kumalasari, intan dan iwan andhyantoro, 2012,Kesehatan Reproduksi Untuk Mahasiswa Kebidanan dan
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
32
33
adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 2
berlaku.30
1. Faktor ekonomi
3. Faktor pendidikan
33
34
usia muda.
4. Faktor keluarga
pacar yang sudah sangat dekat, membuat orang tua ingin segera
ekonomi
dari status perkawinan, status janda lebih baik dari pada perawan tua.
34
35
1. Faktor individu
35
36
2. Faktor keluarga
membantukeluarga istrinya.
36
37
a. Adat istiadat
37
38
tersebut.
38
39
2. Desakan ekonomi
Pernikahan usia muda terjadi karena keadaan keluarga yang hidup di garis
3. Tingkat pendidikan
muda.
Banyak dari remaja yang menganggap kalau mereka menikah muda, tidak
perlu lagi mencari pekerjaan atau mengalami kesulitan lagi dalam hal
5. Media massa
39
40
6. Agama
Dari sudut pandang agama menikah di usia muda tidak ada pelarangan
2. Peraturan budaya
3. Kecelakaan
40
41
4. Keluarga cerai
A. Secara fisiologis
komplikasi
B. Secara psikologis
32
Surbakti, M.A, 2009 Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
41
42
kematangan dalam bidang sosial ekonomi juga akan semakin nyata. Pada
1. Kesehatan perempuan
42
43
kali bila jumlah mitra seks 6/ lebih atau bila berhubungan seks
terkena serviks
2. Kualitas anak
angka perceraian
d. Perselingkuhan
43
44
emosional
2.4 Hasil Penelitian Terkait Peranan dan Persepsi Orang Tua Terhadap
telah dilakukan, diketahui bahwa persepsi orang tua (sikap) sebesar 55,5% dan
faktor penyebab pernikahan dini (pergaulan bebas) sebesar 60%, dan faktor
yaitu persepsi orang tua tentang pernikahan dini (reliabilitas 0.9510), dan
hasil pengolahan dengan Product Moment dari Pearson untuk analisis korelasi
diketahui bahwa r hitung 0.461 dan r table 0.312 dengan taraf kepercayaan
0.05, maka dapat diperoleh hasil bahwa uji r hitung lebih besar dari r table,
kecemasan terhadap masa depan anak Artinya jika persepsi orang tua tentang
33
Rosylayati, dkk, 2013 Persepsi Orang Tua Terhadap Pernikahan Dini di Kelurahan
Garuntang.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=289021&val=7237&title=PERS
EPSI%20ORANG%20TUA%20TERHADAP%20PERNIKAHAN%20DINI%20DI%20KELURAHA
N%20GARUNTANG.
44
45
pernikahan dini adalah positif maka akan diikuti oleh kecenderungan akan
tua memiliki peran yang baik dalam memberikan pendidikan seks pranikah
pada remaja yaitu 43 responden 69,4%, peran orang tua dikategorikan cukup
ada 13 responden 21,9% dan orang tua yang memiliki peran kurang 6
adat.36 Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi pernikahan dini yaitu faktor
faktor ini yang akan membangun konsep dari penelitian. Untuk penelitian ini,
34
Nur Fauziah Gamal, 2010
UBUNGANPersepsiOrangTuaTentangPernikahanDlniDenganKecemasanTerhadapMasaDepanAnak.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/280/1/NUR%20FAUZIAH%20GAMAL-PSI.pdf
35
Delvi N, 2015 Hubungan Peran Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikanseks Pranikah Dengan Perilaku
Seks Pranikah Pada Siswa Kelas X Di Smk N 2 Sewon Bantul
Yogyakarta.http://opac.unisayogya.ac.id/380/1/DELVI%20NIRMAJANTI%20%28201410104043%29%20NA
SKAH%20PUBLIKASI.pdf.
36
Romauli, 2009.Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika
37
Noorksiani, T. 2009 Kesehatan Usia Lanjut Dengan Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika
45
46
untuk variabel yang mendukung peranan dan persepsi orang tua terhadap
46
BAB III
ANALISIS
3.1 KerangkaTeori
Tingkat pendidikan
Adat istiadat
Reproduksi.
Kerangka Teori 2 :
Individu
47
48
konsep dalam penelitian ini akan menjelaskan hubungan peranan orang tua,
persepsi orang tua, pendidikan dan adat istiadat terhadap penikahan dini di
48
3.4 Definisi Operasional
3 Persepsi Seperangkat tingkah laku dua Kuesioner Lembar ceklis 1=baik jika jumlah skor ≥ Ordinal
orang ayah-ibu dalam bekerja mean 25,4
sama dan bertanggung jawab 2= tidak Baik jika jumlah
berdasarkan keturunannya skor
sebagai tokoh panutan anak ≤ median 25,3
2. Peranan Kemampuan KK menjawab Kuesioner Lembar ceklis 1= berperan jika jumlah skor Ordinal
dengan benar atas pertanyaan ≥ mean 28,9
yang diajukan oleh penelitian 2=tidak berperan jika jumlah
tentang pernikahan dini skor ≤ median 28,8
47
50
50
50
tahun 2016.
tahun 2016.
105
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
suatu saat (poin time approach). Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui
2016.
Tahun 2016.
71
4.3.2 Populasi dan sampel
a. Populasi
b. Sampel
94 0rang
menggunakan rumus
𝑁
n = 1+𝑁 (𝑑)2
keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
52
d = tingkat kepercayaan 0,1
1500
n = 1+1500 (0,1)2
1500
n= 16
n = 93,75 = 94
tahun
53
mengukur ketepatan instrumen yang digunakan dalam suatu
Untuk table t α = 0,05 derajat kebebasan (df = n-2). Jika hasil nilai
hitungnya < r table, berarti tidak valid. Hasil uji kuesioner penelitian
ini memiliki r table untuk n = 20 adalah 0,444 jadi untuk nilai correct
item total correlation dibawah nilai 0,444 dinyatakan tidak valid. Dari
Tabel 4.1
Hasil uji validitas instrument penelitian variable persepsi
Hasil uji
Keputu
Variable Nilai r table (correct item total
san
correlation)
Persepsi 2 0,444 0,729 Valid
Persepsi 3 0,444 0,736 Valid
Persepsi 4 0,444 0,885 Valid
Persepsi 5 0,444 0,582 Valid
Persepsi 6 0,444 0,673 Valid
Persepsi 8 0,444 0,729 Valid
Persepsi 9 0,444 0,736 Valid
Persepsi 10 0,444 0,885 Valid
Persepsi 11 0,444 0,582 Valid
Persepsi 12 0,444 0,673 Valid
54
Tabel 4.2
Hasil uji validitas instrument penelitian variable peranan
Hasil uji
Nilai r
Variable (correct item total Keputusan
table
correlation)
Peranan 1 0,444 0,829 Valid
Peranan 2 0,444 0,695 Valid
Peranan 3 0,444 0,870 Valid
Peranan 4 0,444 0,799 Valid
Peranan 5 0,444 0,578 Valid
Peranan 6 0,444 0,514 Valid
Peranan 7 0,444 0,507 Valid
Peranan 8 0,444 Valid
0,646
Peranan 9 0,444 0,727 Valid
Peranan 10 0,444 0,953 Valid
Peranan 11 0,444 0,718 Valid
Peranan 12 0,444 0,793 Valid
hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan alat ukur yang sama. Uji reabilitas
penelitian ini setelah kuesioner disebarkan, dari hasil uji SPSS maka dapat
55
Tabel 4.3
Hasil uji reliabilitas instrument penelitian
Hasil Uji
Variabel Nilai r table Keputusan
(cronbach’s alpha)
Persepsi 0,444 0,914 Reliabel
Puskesamas Nyompok.
b. Data entri/input
56
atau tidak. Kemudian Peneliti melakukan pengecekan kusiner
(SPSS) 18.
57
komputer (procesing), maka langkah selanjutnya yang dilakukan
a. Univariate
Keterangan:
a. Bivariat
program SPSS.
58
Untuk tabel nilai α (alpha) tergantung dari tujuan dan kondisi
nilai α sebesar 5%. Oleh karena itu, peneliti dalam penelitian yang
sebagai berikut:
59
Penyajian data dalam bentuk teks dilakukan untuk
b. Tabel
master tabel dan tabel distribusi frekwensi, dimana data disusun dalam
memberikan gambaran.
60
BAB V
Tangerang
Serang.
Serang.
Nyompok, desa Cidahu, desa Carenang, desa Babakan Jaya, dan desa
Gabus.
61
Tabel 5. 1 Luas Wilayah Desa/Kelurahan
Nyompok 3450
Cidahu 582
Carenang 314
Gabus 306
ini melatar belakangi masyarakat yang religius, berazas gotong royong dan
62
5.3 Data Umum Puskesmas Nyompok
f) Pengobatan.
5.4 VISI
Sekitarnya
5.5 MISI
dan fungsinya”
kesehatan
63
Mengoptimalkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan
profesioanal
64
BAB VI
HASIL PENELITIAN
6.1 Analisis Univariat
yang diteliti yaitu persepsi dan peranan orang tua terhadap pernikahan dini.
Data ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Jumlah dalam
Tabel 6.1
Distribusi Frekuensi pendidikan orang tua terhadap pernikahan dini di
wilayah kerja Puskesmas Nyompok Serang tahun 2016
No Pendidikan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Tidak tamat SD 34 36,2
2 SD 41 43,6
3 SMP 9 9,6
4 SMA 8 8,5
5 Perguruan Tinggi 2 2,1
Total 94 100.0
Berdasarkan table 6.1 diatas menunjukkan bahwa dari 94
Tabel 6.2
Distribusi Frekuensi pendapatan orang tua terhadap pernikahan dini di
wilayah kerja Puskesmas Nyompok Serang tahun 2016
No Pendapatan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Rendah 42 44,7
2 Sedang 37 39,4
3 Tinggi 15 16.0
Total 94 100.0
71
Berdasarkan table 6.2 diatas menunjukkan bahwa dari 94
Tabel 6.3
Distribusi Frekuensi Adat istiadat orang tua terhadap pernikahan dini di
wilayah kerja Puskesmas Nyompok Serang tahun 2016
No Adat istiadat Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 53 56,4
2 Tidak 37 43,6
Total 94 100.0
Berdasarkan table 6.3 diatas menunjukkan bahwa dari 94
Tabel 6.4
Distribusi Frekuensi Kejadian pernikahan dini di wilayah kerja puskesmas
Nyompok Serang tahun 2016
No Pernikahan dini Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Ya 54 57.4
2 Tidak 40 42.6
Total 94 100.0
(57,4%).
72
6.1.5 Distribusi Frekuensi Persepsi
Tabel 6.5
Distribusi Frekuensi persepsi dan peranan orang tua terhadap
pernikahan dini di wilayah kerja Puskesmas Nyompok Serang tahun
2016
No Persepsi Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Setuju 55 58.5
2 Tidak setuju 39 41.5
Total 94 100.0
Tabel 6.3
Distribusi Frekuensi persepsi dan peranan orang tua terhadap
pernikahan dini di wilayah kerja Puskesmas Nyompok, Serang tahun
2016
No Peranan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Berperan 50 53.2
2 Tidak berperan 44 46.8
Total 94 100.0
variable penelitian yang independen (persepsi dan peranan orang tua) dan
73
variable dependen (pernikahan dini)untuk mengetahui hubungan persepsi dan
Tabel 6.6
Hubungan persepsi terhadap terhadap pernikahan dini di wilayah
kerja Puskesmas Nyompok, Serang tahun 2016
Pernikahan dini Total
P Value OR
Persepsi Tidak YA
F % F % F %
Sutuju 16 29,1 39 70,9 55 100
0,003 3,900
Tidak setuju 24 75,0 15 38,5 39 100
Total 40 42,6 54 57,4 94 100
Hasil uji statistic diperoleh p value = 0,003 dalam hal ini p value<
0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi orang tua
analisis diperoleh nilai OR = 3,900 yang artinya orang tua yang presepsi
74
6.2.2 Hubungan Peranan terhadap pernikahan dini
Tabel 6.5
Hubungan Peranan ibu terhadap pernikahan dini di wilayah kerja
Puskesmas Nyompok Serang tahun 2016
Pernikahan dini Total P
OR
Peranan Tidak YA Value
F % F % F %
Berperan 13 26.0 37 74.0 40 100
Tidak 27 61.4 17 38.6 54 0,001 4.520
100
berperan
Total 40 42.6 54 57.4 94 100
Hasil uji statistic diperoleh p = 0,001 dalam hal ini p < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peranan orang tua terhadap
diperoleh nilai OR = 4,250 yang artinya orang tua yang berperan 4 kali
tidak berperan..
75
BAB VII
PEMBAHASAN
pembahasan hasil penelitian ini akan disajikan mulai dari kelebihan penelitian
antara lain peneliti adalah seorang pegawai tidak tetap (PTT/bidan desa) yang
yang akurat, selain bidan desa peneliti juga memegang porgram PKPR
sama dengan bidan desa yang lain untuk melakukan penelitian ini dalam hal
pernikahan dini.
76
karena penelitian ini berhubungan erat dengan pelayanan KIA dimana
Data diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh orang tua yang
apabila ada yang kurang jelas tanpa mempengaruhi jawaban yang akan
77
7.2 Hasil Analisa Univariat
(57,4%) .
wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada pria usia kurang dari
38
Romauli, 2010, Op.Cit.
106
tingginya angka kejadian pernikahan dini di wilayak kerja Puskesmas
.
7.2.2 Persepsi
Waras Kota Bandar Lampung Tahun 2013 diketahui bahwa persepsi orang
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Gamal
39
Rosilayati, dkk , 2013. Persepsi orang tua terhadap pernikahan dini di kelurahan Garuntang,
Jurnal, diakses pada tanggal 03 Januari 2017,
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=289021&val=7237&title=PERSEPSI%20ORA
NG%20TUA%20TERHADAP%20PERNIKAHAN%20DINI%20DI%20KELURAHAN%20GARUNTANG.
40
Gamal, 2014, hubungan persepsi orang tua terhadap pernikahan dini dengan kecemasan masa
depan anak, diaksaes pada tanggal 21 januari 2017,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/280/1/NUR%20FAUZIAH%20GAMAL-
PSI.pdf.
107
Persepsi sebagai interpretasi terhadap berbagai sensasi sebagai
bahwa persepsi adalah pengetahuan tentang apa yang ditangkap oleh alat
gadis lebih baik menikah lebih dini dari pada menjadi orang tua, dan dengan
itu, orang tua beranggapan jika anak remajanya (remaja putri) sudah
menikah bisa mengurangi beban ekonomi dan juga merasa tenang terhadap
nikah.
7.2.3 Peranan
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Merta
(2015) bahwa dari 194 responden, yang berperan sebanyak 110 orang
41
Evitasari, Nur. 2012. Op.Cit
108
(56,7%) sedangkan orang tua yang tidak berperan pernah sebanyak 84
orang (43,3%).42
dipisah-pisahkan, karena yang satu tergantung dengan yang lain dan begitu
sudah baligh (mestruasi) itu dianggap sudah dewasa, jika sudah ada yang
melamar adalah hal yang biasa dan sudah waktunya untuk menikahkan
ada 39 (70,9%) dari 55 responden orang tua yang persepsi baik anaknya
42Merta, 2015, Hubungan dukungan keluarga dengan motivasi remaja terhadap pernikahan dini di desa sukowono
kecamatan sukowono kabupaten Jember, diakses pada tanggal 21 Januari 2017,
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/65873
43
Soekanto, 2012, Op.Cit.
109
Hasil uji statistic chi square diperoleh p value = 0,003 dalam hal
ini p value < 0,05 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara persepsi
Serang tahun 2016 dengan nilai derajat hubungan atau OR sebesar 3,9
yang berarti orang tua yang mempunyai persepsi baik berpeluang 3,9 kali
tidak baik.
persepsi orang tua tentang pernikahan dini diperoleh nilai rho lebih kecil
ditolak dan secara statistik ada hubungan antara persepsi orang tua
Maja Lebak Kota Rangkas Bitung diperoleh nilai p value 0,04 sehingga
pernikahan dini.45
45
Yuningih, 2014 Faktor-faktor yang berhubungan terhadap pernikahan dini di wilayah Maja,
Lebak
110
Definisi persepsi orang tua adalah kesan, penafsiran, anggapan,
pengetahuan, dan sikap orang tua mengenai suatu hal yang terbentuk dari
bepengaruh dalam pernikahan dini.selain itu, factor lain yang bisa memicu
pernikahan dini adalah hal yang wajar dan bukan sesuatu yang tabu,
sehingga orang tua tidak berpikir panjang ketika anaknya ingin menika di
perkotaan saja namun sudah banyak terjadi di pedesaan hal ini memebuat
orang tua merasa khwatir bila anak gadisnya terjerumus kedalam hal yang
anak menjadi alasan orang tua untuk segera menikahkan anaknya, para
orang tua beranggapan tidak ada hal lain yang lebih di prioritaskan
mengurus anak.
sudah ada yang melamar dan membawakan uang lamaran jika ditolak
46
Hadikusuma,Hilman 2007. Op. Cit
111
adalah hal yang pamali, sehingga mau tidak mau akan menerima lamaran
tersebut walaupun anaknya masih berusia kurang dari 20 tahun, hal ini
kemudian ada 27 (61,4%) dari 54 responden orang tua yang tidak berperan
Hasil uji statistic diperoleh p = 0,001 dalam halini p < 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara peranan orang tua terhadap
diperoleh nilai OR = 4,250 yang artinya orang tua yang berperan 4 kali
tidak berperan..
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Merta (2015)
bahwa hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,005 dalam hal ini nilai p <
47
Merta, 2015, op.Cit.
112
Desiyanti (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Faktor-Faktor
pernikahan dini.48
orang tua yang dihubungkan pula dengan tingkat pendidikan orang tua.
48
Desiyanti, 2015, Op.cit
49
Sri lestari, 2012, Op.Cit
113
Peneliti juga berasumsi bahwa kategori pola asuh orang tua yang
bisa menjalani kehidupannya di masa depan. Pola asuh orang tua yang
seperti ini akan berdampak pada kurangnya peran serta orang tua dalam
dahulu, yaitu dilakukan pada usia yang begitu dini dan mereka merasa tidak
mereka berfikir anaknya sudah dewasa dan sudah waktunya untuk bisa
pergi bersama teman dekat nya, hal ini tidak menutup kemungkinan
terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti hamil diluar nikah, sehingga
oleh orang tua kepada anaknya sehingga anak terutama usia remaja yang
lebih mengarah pada perilaku seks bebas sehingga yang dapat berujung
pada pernikahan dini dan sebagai akibat dari pola asuh orang tua yang
114
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
persepsi dan peranan orang tua terhadap pernikahan dini di wilayah kerja
2. Hasil uji statistik hubungan persepsi diperoleh p = 0,003 dalam hal ini p
< 0,05 artinya ada hubungan persepsi terhadap pernikahan dini di wilayah
115
3. Hasil uji statstik hubungan peranan diperoleh p = 0,001 dalam hal ini p ˂
hubungan yaitu variabel persepsi dan peranan Artinya, persepsi orang tua
pernikahan dini.
8.2 Saran
dampak negatif dari pernikahan dini dan bagi yang sudah menikah
71
8.2.2 Bagi Orang Tua
tentang dampak dari pernikahan dini agar orang tua bisa berfikir dua
66
DAFTAR PUSTAKA
Ahjayati rahim, 2013 Peranan orang tua terhadap pendidikan karakter remaja
putri menurut islam.
.http://jurnalilmiahtp2013.blogspot.co.id/2013/12/peran-orang-tua-dalam-
mendidik-anak.html. diakses tgl 20 november 2016 20:00
Nur Fauziah Gamal, 2010 Hubungan Perseps iOrang Tua Tentang Pernikahan
Dlni Dengan Kecemasan Terhadap Masa Depan Anak.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/280/1/NUR%20
FAUZIAH%20GAMAL-PSI.pdf
71
Lumonggalubis, Namora. 2013. Psikologi Kespro Wanita & Perkembangan
Munir, zaldy 2010 peranan dan fungsi orang tua dalam mengembangkan
kecerdasan emosional
anak.https://www.scribd.com/document/157122309/Jurnal-Pola-Asuh di
akses pada tanggal 12 desember pukul20.12 WIB.
Noni Arni, 2007 Kuatnya Tradisi Salah Satu Penyebab Pernikahan Dini.
Yogyakarta: Lkis.
Nrfauziah Gamal, 2014, hubungan persepsi orang tua terhadap pernikahan dini
dengan kecemasan masa depan anak, diaksaes pada tanggal 21 januari
2017,
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/280/1/NUR%2
0FAUZIAH%20GAMAL-PSI.pdf.
72
S.Shawky and W. Milaat, 2010 Early Teenage Marriage and subsequent outcome
http://www.popline.org/node/245654 (diakses pada tanggal 10 0ktober
2016 : pukul 15 : 20 WIB)
Suranto.2010 Komunikasi Sosial Budaya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sri lestari, 2012 psikologi kelyarga: penanaman dan nilai dan penanganan dalam
keluarga. Jakarta: kencana media group
Surbakti, M.A, 2009 Kenalilah Anak Remaja Anda. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo
Zulfa Fikriana Rahma, 2011 Resiko Pada Remaja Akibat Pernikahan Dini
http://modalyakin.blogspot.co.id/2012/03/jurnal-resiko-pada-remaja-
akibat.html (diakses pada tanggal 10 0ktober 2016 pukul 20 : 20 WIB
73
74