Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS JURNAL

Disusun untuk memenuhi tugas:

Perkembangan Peserta Didik

Dosen Pengampu :

Maziyyatul Muslimah M.Pd.I

Disusun Oleh :

Adina Riyani 932506018

Achmad Syukrillah 932501218

Ahmad Rijal Al Maliki 932501218

Mukhammad Irfa’ Hasan 932503018

Sofi Zumrotul Ummah 932504518

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KEDIRI

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik berupa analisis jurnal dengan judul “ Hubungan Antara Dukungan Sosial
DenganPenyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan”. Makalah ini telah kami tulis dengan
semaksimal mungkin. Terlepas dari itu kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini dapat memberimanfaat dan inspirasi bagi pembacanya.
HASIL ANALISIS JURNAL

Judul Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian Diri Remaja


di Panti Asuhan
Nama Jurnal Jurnal Psikologi Pitutur
Peneliti Fani Kumalasari , Latifah Nur Ahyani
Volume, Edisi Volume 1 No. 1
Tahun Juni 2012
Analisis Data Analisis kuantitatif dengan uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi, uji
linieritas hubungan
Metode Penelitian Metode Statistika dengan teknik korelasi product moment
Latar Belakang Masa remaja dianggap sebagai masa labil yaitu di mana individu
berusaha mencarijati dirinya dan mudah sekali menerimainformasi dari
luar dirinya tanpa ada pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980). Remaja
yang berusaha menemukan identitas dirinya dihadapkan pada situasi
yangmenuntut harus mampu menyesuaikan diribukan hanya terhadap
dirinya sendiri tetapi juga pada lingkungannya, dengan demikian
remaja dapat mengadakan interaksi yang seimbang antara diri dengan
lingkungan sekitar.
Begitu juga pada remaja yang tinggal dipanti asuhan, lingkungan panti
asuhan menjadi lingkungan sosial yang utama dalam mengadakan
penyesuaian diri. Keberadaannya di panti asuhan membuat mereka
mampu belajar mendapatkan pengalaman bersosialisasi pertama
kalinya baik dengan teman-teman panti atau pengasuh. Remaja
dituntut dapat berkembang dan menyesuaikan diri agar menjadi modal
utama mereka ketika berada dalam masyarakat luas. Apabila remaja
tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka remaja
akan memiliki sikap negatif dan tidak bahagia.
Remaja membutuhkan dukungan dari lingkungan. Dukungan sosial
yang diterima remaja dari lingkungan, baik berupa dorongan semangat,
perhatian, penghargaan, bantuandan kasih sayang membuat remaja
menganggap bahwa dirinya dicintai, diperhatikan, dan dihargai oleh
orang lain. Jika individu diterima dan dihargai secara positif, maka
individu tersebut cenderung mengembangkan sikap positif terhadap
dirinya sendiri dan lebih menerima dan menghargai dirinya sendiri.
Sehingga remaja mampu hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat
luas secara harmonis
Berdasarkan berbagai uraian di atas,maka penulis tertarik melakukan
penelitiantentang Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan
Penyesuaian Diri Pada Remaja.
Hasil Penelitian 1. Uji Validitasa
a. Skala Penyesuaian Diri
Item skala penyesuaian diri dari 45 itemterdapat 13 item yang
gugur dengan koefisien-0,019 sampai 0,141 dan 32 item yang
valid dengan koefisien validitas berkisar antara 0,206 sampai
0,728.
b. Skala Dukungan Sosial
Sedangkan item skala Dukungan Sosial dari 60 item terdapat
13 item yang gugur dengan koefisien-0,030 sampai 0,196
dan47 item yang valid dengan koefisien validitas berkisar
antara 0,227 sampai 0,762.
2. Hasil Uji Reliabilitas Perhitungan
reliabiitas dimulai setelah dilakukan uji validitas, kemudian item
yang valid dicari koefisiennya dengan teknik Cronbach Alpha
3. Uji Asumsi
Hasil uji normalitas pada variabel dukungan sosial menunjukkan
nilai K-S-Z sebesar 0,953 dengan p sebesar 0,324 (p>0,05),
sedangkan uji normalitas pada variabel penyesuaian diri
menunjukkan nilai K-S Z sebesar 0,709 dengan p sebesar
0,696(p>0,05). Dari uji asumsi yang telah dilakukan ini
menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki sebaran data
normal.
4. Uji Linieritas Hubungan
Hasil uji linieritas di atas menunjukkan linieritas antara dukungan
sosial dengan penyesuaian diri. Hal ini ditunjukkan dengan hasil
dari deviasi linieritas (p>0,05) yaitu sebesar 0,182 yang artinya dari
uji asumsi yang telah dilakukan memiliki hubungan linier.
5. Uji Hipotesis.
Uji hipotesis dengan teknik korelasi Product Moment hasilnya
adalah rxy sebesar 0,339 dengan p sebesar 0,011 (p<0,05), berarti
ada hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri.
Semakin tinggi dukungan sosial maka semakin tinggi penyesuaian
diripada remaja dan semakin rendah dukungan sosial maka semakin
rendah pula penyesuaian diri pada remaja. Untuk itu hipotesis yang
diajukan oleh penulis diterima
Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan
menunjukkan hasilnya adalah rxy sebesar 0,339 dengan p sebesar
0,011 (p<0,05) berarti ada hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Hipotesis yang diajukan
diterima.
Kesesuaian Kurang sesuai karena tidak menjelaskan secara rinci mengenai
dengan Tema pertumbuhan dan perkembangan bayi dari aspek biologis, kognitif,
motorik, maupun afektif pada fase remaja.Pembahasan jurnal ini
mengerucut pada hubungan antara dukungan sosial dengan
penyesuaian diri remaja di Panti Asuhan. Jadi jika dijadikan sumber
refrensi yang utama kurang cocok. Namun bisa digunakan sebagai
refrensi tambahan
Volume 1 No.1, Juni 2012

Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan


Penyesuaian Diri Remaja Di Panti Asuhan
Fani Kumalasari
Alumni Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Latifah Nur Ahyani


Staf Pengajar Fakultas Psikologi Universitas Muria Kudus

Abstract

The purpose of this study is to investigate empirically the relationship


between social support with adjustment in adolescents in an orphanage. The
subjects of this study are adolescents between the ages of 13 to 18 years in
the Orphanage Darul Hadlonah Kudus. Method sampling using Quota Non
Random Sampling.
Measuring tool used is the scale of social support have been prepared
on aspects raised by Sarafino in Oktavia, L (2002, p.17-18) which includes
emotional support, support award, instrumental support, and support
information. While the adjustment scale of self-prepared on aspects raised
by Pramadi (1996, h.240) which covers aspects of Self Knowledge and Self
Insight, aspect Objectifity Self Acceptance and Self, the aspect of Self
Development and Self Control, Satisfaction aspect.
Based on the analysis of research data with Product Moment by SPSS
15.0 for Windows obtained from both the correlation coefficient rxy
amounted to 0.339 with p of 0.011 (p <0.05) this means the hypothesis is
accepted and showed relationship between social support with adolescent
adjustment in an orphanage.
Keywords: Personal Adjustment, Social Support

Masa remaja dianggap sebagai masa seimbang antara diri dengan lingkungan
labil yaitu di mana individu berusaha mencari sekitar.
jati dirinya dan mudah sekali menerima Penyesuaian diri menuntut kemampuan
informasi dari luar dirinya tanpa ada remaja untuk hidup dan bergaul secara wajar
pemikiran lebih lanjut (Hurlock, 1980). terhadap lingkungannya, sehingga remaja
Remaja yang berusaha menemukan identitas merasa puas terhadap diri sendiri dan
dirinya dihadapkan pada situasi yang lingkungannya (Willis, 2005). Penyesuaian
menuntut harus mampu menyesuaikan diri diri akan menjadi salah satu bekal penting
bukan hanya terhadap dirinya sendiri tetapi dalam membantu remaja pada saat terjun
juga pada lingkungannya, dengan demikian dalam masyarakat luas. Penyesuaian diri juga
remaja dapat mengadakan interaksi yang merupakan salah satu persyaratan penting
bagi terciptanya kesehatan jiwa dan mental

21
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

individu. Banyak remaja yang tidak dapat negativis, takut melakukan kontak dengan
mencapai kebahagiaan dalam hidupnya orang lain, lebih suka sendirian, menunjukkan
karena ketidak mampuannya dalam rasa bermusuhan dan lebih egosentrisme.
menyesuaikan diri, baik dengan lingkungan Remaja membutuhkan dukungan dari
keluarga, sekolah, pekerjaan dan masyarakat lingkungan. Dukungan sosial yang diterima
pada umumnya. Sehingga nantinya cenderung remaja dari lingkungan, baik berupa dorongan
menjadi remaja yang rendah diri, tertutup, semangat, perhatian, penghargaan, bantuan
suka menyendiri, kurang adanya percaya diri dan kasih sayang membuat remaja
serta merasa malu jika berada diantara orang menganggap bahwa dirinya dicintai,
lain atau situasi yang terasa asing baginya. diperhatikan, dan dihargai oleh orang lain.
Begitu juga pada remaja yang tinggal di Jika individu diterima dan dihargai secara
panti asuhan, lingkungan panti asuhan positif, maka individu tersebut cenderung
menjadi lingkungan sosial yang utama dalam mengembangkan sikap positif terhadap
mengadakan penyesuaian diri. Keberadaannya dirinya sendiri dan lebih menerima dan
di panti asuhan membuat mereka mampu menghargai dirinya sendiri. Sehingga remaja
belajar mendapatkan pengalaman mampu hidup mandiri ditengah-tengah
bersosialisasi pertama kalinya baik dengan masyarakat luas secara harmonis (Kartika, D,
teman-teman panti atau pengasuh. Remaja 1986, dalam jurnal psikologi, Vol.1 No.2, h.1-
dituntut dapat berkembang dan menyesuaikan 12)
diri agar menjadi modal utama mereka ketika Berdasarkan berbagai uraian di atas,
berada dalam masyarakat luas. Apabila maka penulis tertarik melakukan penelitian
remaja tidak dapat menyesuaikan diri dengan tentang Hubungan Antara Dukungan Sosial
lingkungannya, maka remaja akan memiliki Dengan Penyesuaian Diri Pada Remaja.
sikap negatif dan tidak bahagia. Tujuan Penelitian
Penelitian Hartini, N, 2000 (Jurnal Penelitian ini bertujuan untuk menguji
Dinamika Sosial, vol 1, no.1, h.109-118) yang secara empirik hubungan antara dukungan
hasil penelitiannya menunjukkan gambaran sosial dengan penyesuaian diri pada remaja di
kebutuhan psikologis anak Panti Asuhan panti asuhan.
Putra Immanuel Surabaya memiliki Tinjauan Pustaka
kepribadian yang inferior, pasif, apatis, Penyesuaian diri didefinisikan sebagai
menarik diri, mudah putus asa, penuh dengan interaksi yang kontinyu dengan diri sendiri,
ketakutan dan kecemasan. Sehingga anak yaitu apa yang telah ada pada diri sendiri,
panti asuhan akan sulit menjalin hubungan tubuh, perilaku, pemikiran serta perasaan,
sosial dengan orang lain. Disamping itu, dengan orang lain dan dengan lingkungan
mereka menunjukkan perilaku yang (Calhoun, 1990). Penyesuaian diri juga dapat

22
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

diartikan sebagai penguasaan, yaitu memiliki dirinya, ia bersikap realistik yang


kemampuan untuk membuat rencana dan kemudian mengarah pada penerimaan diri.
mengorganisasi respon-respon sedemikian c. Aspek self development dan self control,
rupa, sehingga bisa mengatasi segala macam yaitu kendali diri berarti mengarahkan diri,
konflik, kesulitan dan frustrasi-frustrasi secara regulasi pada impuls-impuls, pemikiran-
efisien (Sunarto dan Hartono, 1994). pemikiran, kebiasaan, emosi, sikap dan
Menurut Mappiare (1982) penyesuaian tingkah laku yang sesuai. Kendali diri bisa
diri merupakan suatu usaha yang dilakukan mengembangkan kepribadian kearah
agar dapat diterima oleh kelompok dengan kematangan, sehingga kegagalan dapat
jalan mengikuti kemauan kelompoknya. diatasi dengan matang.
Seorang individu dalam melakukan d. Aspek satisfaction, yaitu adanya rasa puas
penyesuaian diri lebih banyak mengabaikan terhadap segala sesuatu yang telah
kepentingan pribadi demi kepentingan dilakukan, menganggap segala sesuatu
kelompok agar tidak dikucilkan oleh merupakan suatu pengalaman dan bila
kelompoknya. Sedangkan (Kartono, K, 2000) keinginannya terpenuhi maka ia akan
menyebutkan penyesuaian diri adalah usaha merasakan suatu kepuasan dalam dirinya.
manusia untuk mencapai harmoni pada diri Menurut Soeparwoto, dkk (2004) faktor
sendiri dan pada lingkungan, sehingga rasa penyesuaian diri dikelompokkan menjadi dua
permusuhan, dengki, iri hati, prasangka, bagian yaitu faktor internal dan faktor
depresi, kemarahan dan lain-lain emosi eksternal.
negatif sebagai respon pribadi yang tidak 1. Faktor internal
sesuai dan kurang efisien bisa dikikis habis. a. Motif, yaitu motif-motif sosial seperti
Menurut Alberlt & Emmons dalam motif berafiliasi, motif berprestasi dan
Pramadi (1996) ada empat aspek dalam motif mendominasi.
penyesuaian diri, yaitu: b. Konsep diri remaja, yaitu bagaimana
a. Aspek self knowledge dan self insight, remaja memandang dirinya sendiri, baik
yaitu kemampuan mengenal kelebihan dan dari aspek fisik, psikologis, sosial maupun
kekurangan diri. Kemampuan ini harus aspek akademik. Remaja dengan konsep
ditunjukkan dengan emosional insight, diri tinggi akan lebih memiliki kemampuan
yaitu kesadaran diri akan kelemahan yang untuk melakukan penyesuaian diri yang
didukung oleh sikap yang sehat terhadap menyenangkan dibanding remaja dengan
kelemahan tersebut. konsep diri rendah, pesimis ataupun
b. Aspek self objectifity dan self acceptance, kurang yakin terhadap dirinya.
yaitu apabila individu telah mengenal c. Persepsi remaja, yaitu pengamatan dan
penilaian remaja terhadap objek, peristiwa

23
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

dan kehidupan, baik melalui proses kognisi c. Kelompok sebaya. Hampir setiap remaja
maupun afeksi untuk membentuk konsep memiliki teman-teman sebaya dalam
tentang objek tertentu. bentuk kelompok. Kelompok teman sebaya
d. Sikap remaja, yaitu kecenderungan remaja ini ada yang menguntungkan
untuk berperilaku positif atau negatif. pengembangan proses penyesuaian diri
Remaja yang bersikap positif terhadap tetapi ada pula yang justru menghambat
segala sesuatu yang dihadapi akan lebih proses penyesuaian diri remaja.
memiliki peluang untuk melakukan d. Prasangka sosial. Adanya kecenderungan
penyesuaian diri yang baik dari pada sebagian masyarakat yang menaruh
remaja yang sering bersikap negatif. prasangka terhadap para remaja, misalnya
e. Intelegensi dan minat, intelegensi memberi label remaja negatif, nakal, sukar
merupakan modal untuk menalar. diatur, suka menentang orang tua dan lain-
Manganalisis, sehingga dapat menjadi lain, prasangka semacam itu jelas akan
dasar dalam melakukan penyesuaian diri. menjadi kendala dalam proses penyesuaian
Ditambah faktor minat, pengaruhnya akan diri remaja.
lebih nyata bila remaja telah memiliki e. Hukum dan norma sosial. Bila suatu
minat terhadap sesuatu, maka proses masyarakat benarbenar konsekuen
penyesuaian diri akan lebih cepat. menegakkan hukum dan norma-norma
f. Kepribadian, pada prinsipnya tipe yang berlaku maka akan mengembangkan
kepribadian ekstrovert akan lebih lentur remaja-remaja yang baik penyesuaian
dan dinamis, sehingga lebih mudah dirinya.
melakukan penyesuaian diri dibanding tipe Penyesuaian diri remaja di panti asuhan
kepribadian introvert yang cenderung kaku merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh
dan statis. remaja untuk mempertemukan tuntutan diri
2. Faktor eksternal sendiri dengan lingkungan, baik secara aktif
a. Keluarga terutama pola asuh orang tua. maupun pasif yang melibatkan respon mental
Pada dasarnya pola asuh demokratis dan tingkah laku, sehingga tercapai hubungan
dengan suasana keterbukaan akan lebih yang harmonis antara diri sendiri dengan
memberikan peluang bagi remaja untuk lingkungan tempat tinggalnya yaitu panti
melakukan proses penyesuaian diri secara asuhan (Prasetyo, E dan Ningtias, Y, 2007).
efektif. Bagi remaja yang tinggal di panti
b. Kondisi sekolah. Kondisi sekolah yang asuhan, lingkungan panti asuhan merupakan
sehat akan memberikan landasan kepada lingkungan sosial utama yang mereka kenal,
remaja untuk dapat bertindak dalam sehingga remaja perlu melakukan
penyesuaian diri secara harmonis. penyesuaian diri sesuai dengan lingkungan

24
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

dimana remaja berada yaitu panti asuhan dan dukungan sosial itu selalu mencakup dua hal
sesuai kebutuhan yang dituntut dari yaitu :
lingkungan tersebut agar proses pencapaian a. Jumlah sumber dukungan sosial yang
keharmonisan dalam mengadakan hubungan tersedia, merupakan persepsi individu
yang memuaskan bersama orang lain dan terhadap sejumlah orang yang dapat
lingkungannya dapat tercapai. Orang lain diandalkan saat individu membutuhkan
yang dimaksudkan yaitu pengasuh dan teman- bantuan (pendekatan berdasarkan
teman sesama penghuni panti asuhan. Di panti kuantitas).
asuhan juga terdapat aturan-aturan dan b. Tingkatan kepuasan akan dukungan sosial
larangan-larangan tertentu yang telah yang diterima, berkaitan dengan persepsi
ditetapkan yang harus dipatuhi oleh setiap individu bahwa kebutuhannya akan
remaja penghuni panti asuhan (Prasetyo, E terpenuhi (pendekatan berdasarkan
dan Ningtias, Y, 2007). kualitas).
Rook dalam Smet (1994) mengatakan Hal di atas penting dipahami oleh
bahwa dukungan sosial merupakan salah satu individu yang ingin memberikan dukungan
fungsi dari ikatan sosial, dan ikatan-ikatan sosial karena menyangkut persepsi tentang
sosial tersebut menggambarkan tingkat keberadaan (availability) dan ketepatan
kualitas umum dari hubungan interpersonal. (adequancy) dukungan sosial bagi seseorang.
Ikatan dan persahabatan dengan orang lain Dukungan sosial bukan sekedar pemberian
dianggap sebagai aspek yang memberikan bantuan, tetapi yang penting adalah
kepuasan secara emosional dalam kehidupan bagaimana persepsi si penerima terhadap
individu. Saat seseorang didukung oleh makna dari bantuan tersebut. Hal itu erat
lingkungan maka segalanya akan terasa lebih hubungannya dengan ketepatan dukungan
mudah. Dukungan sosial menunjukkan pada sosial yang diberikan, dalam arti bahwa orang
hubungan interpersonal yang melindungi yang menerima sangat merasakan manfaat
individu terhadap konsekuensi negatif dari bantuan bagi dirinya karena sesuatu yang
stres. Dukungan sosial yang diterima dapat aktual dan memberikan kepuasan.
membuat individu merasa tenang, Menurut Sarafino dalam Oktavia, L
diperhatikan, dicintai, timbul rasa percaya diri (2002) dukungan sosial terdiri dari empat
dan kompeten. jenis yaitu :
Sarason dalam Kuntjoro (2002) a. Dukungan emosional.
mengatakan bahwa dukungan sosial adalah Dukungan ini melibatkan ekspresi rasa
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang- empati dan perhatian terhadap individu,
orang yang dapat diandalkan, menghargai dan sehingga individu tersebut merasa nyaman,
menyayangi kita. Sarason berpendapat bahwa dicintai dan diperhatikan. Dukungan ini

25
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

meliputi perilaku seperti memberikan lingkungan, baik secara aktif maupun pasif
perhatian dan afeksi seta bersedia yang melibatkan respon mental dan tingkah
mendengarkan keluh kesah orang lain. laku, sehingga tercapai hubungan yang
b. Dukungan penghargaan. harmonis antara diri dengan lingkungannya.
Dukungan ini melibatkan ekspresi yang Untuk mengukur penyesuaian diri remaja,
berupa pernyataan setuju dan penilaian penulis menggunakan skala yang disusun
positif terhadap ide-ide, perasaan dan berdasarkan aspek penyesuaian diri yaitu
performa orang lain. aspek self knowledge dan self insight, aspek
c. Dukungan instrumental. self objectifity dan self acceptance, aspek self
Bentuk dukungan ini melibatkan bantuan development dan self control, aspek
langsung, misalnya yang berupa bantuan satisfaction yang dikemukakan oleh Pramadi
finansial atau bantuan dalam mengerjakan (1996, h.240). tingkat penyesuaian diri remaja
tugastugas tertentu. diperoleh dari perolehan skor hasil pengisian
d. Dukungan informasi. skala. Semakin tinggi skor yang diperoleh
Dukungan yang bersifat informasi ini dapat dari skala penyesuaian diri maka semakin
berupa saran, pengarahan dan umpan balik tinggi penyesuaian dirinya. Sebaliknya,
tentang bagaimana cara memecahkan semakin rendah skor yang diperoleh maka
persoalan. semakin rendah penyesuaian diri remaja.
Hipotesis Dukungan sosial merupakan hubungan
Berdasarkan uraian teori di atas, maka interpersonal yang di dalamnya berisi
penulis mengajukan hipotesis sebagai pemberian bantuan yang melibatkan aspek-
berikut: aspek yang terdiri dari informasi, perhatian
Ada hubungan positif antara dukungan emosi, penilaian dan bantuan instrumental
sosial dengan penyesuian diri remaja. yang diperoleh individu melalui interaksi
Semakin tinggi dukungan sosial yang dengan lingkungan, dimana hal itu memiliki
diberikan maka semakin tinggi penyesuaian manfaat emosional atau efek perilaku bagi
diri remaja. Begitu pula sebaliknya, semakin penerima, sehingga dapat membantu individu
rendah dukungan sosial yang diberikan maka dalam mengatasi masalahnya. Untuk
semakin rendah penyesuaian diri remaja. mengukur dukungan sosial remaja, penulis
menggunakan skala dukungan sosial yang
Metode Penelitian disusun berdasarkan empat jenis dukungan
Definisi Operasional Variabel sosial menurut Sarafino dalam Oktavia, L
Penyesuaian diri merupakan suatu usaha (2002, h.17-18) yaitu dukungan emosional,
yang dilakukan oleh individu untuk dukungan penghargaan, dukungan
mempertemukan tuntutan diri sendiri dengan instrumental, dukungan informasi. Semakin

26
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

tinggi skor yang diperoleh dari skala Item skala penyesuaian diri dari 45 item
dukungan sosial maka semakin tinggi terdapat 13 item yang gugur dengan
dukungan sosialnya. Sebaliknya, semakin koefisien -0,019 sampai 0,141 dan 32 item
rendah skor yang diperoleh maka semakin yang valid dengan koefisien validitas
rendah dukungan sosialnya. berkisar antara 0,206 sampai 0,728.
Populasi dan Metode Pengambilan Sampel b. Skala Dukungan Sosial
Adapun populasi dalam penelitian ini Sedangkan item skala Dukungan Sosial
adalah seluruh remaja yang tinggal di Panti dari 60 item terdapat 13 item yang gugur
Asuhan Darul Hadlonah Kudus yang berusia dengan koefisien -0,030 sampai 0,196 dan
antara 13 sampai 18 tahun. Teknik 47 item yang valid dengan koefisien
pengambilan sampel yang digunakan adalah validitas berkisar antara 0,227 sampai
teknik Quota non random sampling. Adapun 0,762.
jumlah remaja yang tinggal di Panti Asuhan Hasil Uji Reliabilitas
Darul Hadlonah ± 63 orang. Mereka masih Perhitungan reliabiitas dimulai setelah
duduk dibangku SMP dan SMU. Disini dilakukan uji validitas, kemudian item yang
subyek yang akan diambil penulis untuk valid dicari koefisiennya dengan teknik
dijadikan sampel penelitian sebanyak 55 Cronbach Alpha.
orang. a. Reliabilitas Skala Penyesuaian Diri
Metode Pengumpulan Data Hasilnya menunjukkan bahwa penyesuaian
Data dalam penelitian ini dikumpulkan diri mempunyai reliabilitas Alpha (rtt)
dengan menggunakan metode skala. Skala sebesar 0,812 dan pada putaran kedua
yang digunakan dalam penelitian ini ada dua mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar
macam yaitu skala yang mengungkap 0,914.
:penyesuaian diri dan dukungan sosial b. Reliabilitas dukungan sosial
Metode Analisis Data Hasilnya menunjukkan bahwa pada
Analisis data yang digunakan dalam putaran pertama dukungan sosial
penelitian ini adalah metode statistika. mempunyai reliabilitas Alpha (rtt) sebesar
Metode statistika yang dipakai dalam 0,911 dan pada putaran kedua mempunyai
penelitian ini adalah teknik Korelasi Product reliabilitas Alpha (rtt) sebesar 0,933. Hasil
Moment. secara lengkap dapat dilihat pada lampiran
B-2.
Hasil Penelitian Uji Asumsi
Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Normalitas Sebaran
Hasil Uji Validitas Hasil uji normalitas pada variabel
a. Skala Penyesuaian Diri dukungan sosial menunjukkan nilai K-S Z

27
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

sebesar 0,953 dengan p sebesar 0,324 perubahan fisik, kepribadian, maupun


(p>0,05), sedangkan uji normalitas pada perilaku sosial. Disinilah remaja mulai
variabel penyesuaian diri menunjukkan nilai dituntut dapat berperan dengan lingkungan
K-S Z sebesar 0,709 dengan p sebesar 0,696 sekitarnya. Remaja selain bisa beradaptasi
(p>0,05). Dari uji asumsi yang telah juga harus mampu menyesuaikan dirinya
dilakukan ini menunjukkan bahwa kedua secara psikologis. Karena pada masa ini
variabel tersebut memiliki sebaran data remaja mulai berinteraksi dengan lingkup
normal. yang lebih luas. Namun kenyataannya masih
Uji Linieritas Hubungan banyak remaja yang kesulitan dalam
Hasil uji linieritas di atas menunjukkan penyesuaian dirinya diberbagai lingkungan.
linieritas antara dukungan sosial dengan Menurut Hurlock (1980, h.213) salah
penyesuaian diri. Hal ini ditunjukkan dengan satu tugas perkembangan masa remaja yang
hasil dari deviasi linieritas (p>0,05) yaitu tersulit adalah yang berhubungan dengan
sebesar 0,182 yang artinya dari uji asumsi penyesuaian sosial. Untuk mencapai tujuan
yang telah dilakukan memiliki hubungan dari pola sosialisasi, remaja harus membuat
linier. banyak penyesuaian baru. Bagi remaja yang
Uji Hipotesis. tinggal di panti asuhan, lingkungan panti
Uji hipotesis dengan teknik korelasi asuhan merupakan lingkungan sosial yang
Product Moment hasilnya adalah rxy sebesar utama dalam mengadakan penyesuaian diri.
0,339 dengan p sebesar 0,011 (p<0,05), Penyesuaian diri mrupakan suatu usaha yang
berarti ada hubungan antara dukungan sosial dilakukan oleh remaja untuk mempetemukan
dengan penyesuaian diri. Semakin tinggi tuntutan diri sendiri dengan lingkungan yang
dukungan sosial maka semakin tinggi melibatkan respon mental dan tingkah laku,
penyesuaian diri pada remaja dan semakin sehingga tercapai hubungan yang selaras dan
rendah dukungan sosial maka semakin rendah harmonis antara diri dengan lingkungannya
pula penyesuaian diri pada remaja. Untuk itu (Schneiders dalam Pramadi, 1996, h.334).
hipotesis yang diajukan oleh penulis diterima. Untuk mencapai penyesuaian diri yang
maksimal, remaja di panti asuhan juga
Diskusi memerlukan dukungan sosial dari orang-
Penelitian ini subyek remaja yang orang terdekat dilingkungannya yaitu dari
mengisi skala berusia antara 13-18 tahun. pengasuh dan teman-teman sesama penghuni
Remaja pada usia ini merupakan masa panti asuhan. Hurlock (1980, h.214)
peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. mengatakan bahwa remaja dapat memperoleh
Setiap tahap perkembangannya remaja dukungan sosial dari teman sebaya, berupa
pastinya mengalami berbagai perubahan, baik perasaan senasib yang menjadikan adanya

28
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

hubungan saling mengerti, simpati yang tidak asuhan. Hal ini menunjukkan bahwa
didapat dari orang tuanya sekalipun. dukungan sosial berpengaruh terhadap
Dukungan dari orang-orang terdekat berupa penyesuaian diri pada remaja. Sedangkan dari
kesediaan untuk mendengarkan keluhan- sumbangan efektif variabel dukungan sosial
keluhan remaja akan membawa efek positif menunjukkan hasil 11,5%. Hal ini
yaitu sebagai pelepasan emosi dan menunjukkan bahwa dukungan sosial hanya
mengurangi kecemasan. Sehingga dalam hal memberikan pengaruh yang kecil terhadap
ini remaja merasa dirinya diterima dan penyesuaian diri pada remaja di panti asuhan.
diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya. Berarti masih terdapat 88,5% variabel-
Menurut House dalam Smet (1994, variabel lain yang mempengaruhi penyesuaian
h.136) dukungan sosial merupakan hubungan diri. Misalnya : kondisi lingkungan, penentu
interpersonal yang didalamnya berisi kultural, kondisi fisik, penentu psikologis,
pemberian bantuan yang melibatkan aspek- perkembangan dan kematangan pada remaja
aspek yang terdiri dari informasi, perhatian dan lain-lain.
emosional, penghargaan dan bantuan Berdasarkan kategori variabel dukungan
instrumental yang diperoleh individu melalui sosial pada remaja di panti asuhan diperoleh
interaksi dengan lingkungan. Masing-masing data 3 remaja (5,45%) memiliki tingkat
dukungan tersebut memiliki manfaat bagi si dukungan sosial sangat tinggi, 17 remaja
penerima nantinya. Sehingga dapat membantu (30,91%) memiliki tingkat dukungan sosial
remaja dalam mengatasi masalahnya yaitu tinggi, 20 remaja (36,36%) memiliki tingkat
mengurangi stress, kecemasan atau berbagai dukungan sosial sedang, 9 remaja (16,36%)
tekanan lainnya. Apabila remaja di panti memiliki tingkat dukungan sosial rendah dan
asuhan mendapat cukup banyak dukungan 6 remaja (10,91%) memiliki tingkat dukungan
sosial dari lingkungannya baik dari pengasuh sosial sangat rendah, sedangkan kategori
maupun teman-teman di panti asuhan dalam tingkat penyesuaian diri diperoleh data 2
bentuk apapun akan membuatnya mampu remaja (3,64%) memiliki tingkat penyesuaian
mengembangkan kepribadian yang sehat dan diri sangat tinggi, 14 remaja (25,45%)
memiliki pandangan positif, sehingga dirinya memiliki tingkat penyesuaian diri tinggi, 25
memiliki kemampuan untuk mengadakan remaja (45,45%) memiliki tingkat
penyesuaian diri secara harmonis, baik penyesuaian diri sedang, 11 remaja (20%)
terhadap diri sendiri maupun lingkungan. memiliki tingkat penyesuaian diri rendah dan
Berdasarkan hasil penelitian dan 3 remaja (5,45%) memiliki tingkat
analisis data yang dilakukan menunjukkan penyesuaian diri sangat rendah.
bahwa ada hubungan antara dukungan sosial
dengan penyesuian diri remaja di panti

29
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan 2. Bagi Pengasuh di Panti Asuhan.
analisis data yang dilakukan menunjukkan Hendaknya pengasuh lebih memperhatikan
hasilnya adalah rxy sebesar 0,339 dengan p anak-anak asuhnya khususnya remaja yang
sebesar 0,011 (p<0,05) berarti ada hubungan mengalami kesulitan dalam penyesuaian
antara dukungan sosial dengan penyesuaian dirinya. Selain mendapatkan bimbingan
diri remaja di panti asuhan. Hipotesis yang remaja di panti asuhan juga membutuhkan
diajukan diterima. dukungan. Maka dari itu pengasuh
Saran diharapkan bisa meluangkan waktunya
Berdasarkan hasil penelitian yang telah secara optimal dan memberikan dukungan-
diperoleh, ada saran yang ditujukan kepada dukungan kepada anak-anak asuhnya
pihak tertentu, yaitu : sehingga remaja merasa dirinya
1. Bagi Remaja di Panti Asuhan. diperhatikan, diterima dan disayangi semua
Remaja diharapkan dapat memahami arti lingkungan panti.
penting dari penyesuaian diri dan dapat 3. Bagi Penelitian Selanjutnya.
mengambil nilai-nilai yang positif Bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan
misalnya tidak menggantungkan diri pada dengan penyesuaian diri hendaknya
orang lain, bertanggung jawab dan dapat memperhatikan faktor-faktor lain yang
menempatkan diri sebagai mana mestinya, mempengaruhi penyesuaian diri, misalnya:
sehingga mudah menyesuaikan diri konsep diri, sikap, intelegensi, kepribadian,
dimanapun mereka berada dan mampu kondisi sekolah, teman sebaya dan lain
mengembangkan kepribadiannya pada diri sebagainya.
secara optimal.

30
Jurnal Psikologi Pitutur
Volume 1 No.1, Juni 2012

Daftar Pustaka

Effendi, R.W dan Tjahyono, E. 1999.


Hubungan Antara Perilaku Coping dan Pramudiani, D. 2001. Kualitas Hidup
Dukungan Sosial Dengan Kecemasan Penderita Penyakit Jantung Pasca
Pada Ibu Hamil Anak Pertama. Anima, Serangan Jantung Ditinjau Dari
Volume 14. Nomor. 54. Halaman 214 – Dukungan Sosial dan Interval Waktu.
227. Psikodimensia (Kajian Ilmiah
Psikologi). Volume 1. Nomor 2.
Hartini, N. 2000. Deskripsi Kebutuhan Halaman 118 – 122.
Psikologi Pada Anak Panti Asuhan.
Jurnal Dinamika Sosial. Volume 1. Santrock, J.W. 2002. Live Span Development
Nomor 1. Halaman 109-118. (Perkembangan Masa Hidup). Edisi
kelima. Alih bahasa : Chausairi, A.
Hurlock, E.B. 1980. Psikologi Perkembangan Jakarta : Erlangga.
Suatu Pendekatan Rentang Kehidupan.
Jakarta : Erlangga. Septanti, Y. 2009. Hubungan Antara
Dukungan Sosial Dengan Penyesuaian
Kartika, D. 1986. Dukungan Sosial dan Diri Pada Masa Pensiun Diperumahan
Perilaku terhadap Orang Lain. Jurnal Papan Bestari Pasuruhan. Anima
Psikologi XXIII. Nomor 1. Halaman 1 – (Kajian Ilmiah Fakultas Psikologi
12. UNISULA ).

Oktavia, L dan Basri, A.S. 2002. Hubungan Shinta, E. 1995. Perilaku Coping dan
Antara Dukungan Sosial Yang Diterima Dukungan Sosial Pada Pemuda
Secara Nyata dengan Ada atau Penganggur Studi Deskriptif Terhadap
Tidaknya Gangguan Depresi Pasca Pemuda Penganggur Diperkotaan.
Persalinan Pada Ibu Dewasa Muda. Jurnal Psikologi Indonesia. Nomor 1.
Jurnal Psikologi Sosial. ISSN 0853- Halaman 1 -7.
3997. Volume 8. Nomor 1. Halaman
15-18. Smet, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta :
PT Grasindo.
Pramadi, A. 1996. Hubungan Antara
Kemampuan Penyesuaian Diri Willis, S dan Sofyan. 2005. Remaja dan
Terhadap Tuntutan Tugas dan Hasil Masalahnya. Bandung : CV. Alfabeta.
Kerja. Anima. Volume XI. Nomor 43.
Halaman 237 – 245 (Jurnal Penelitian
kajian ilmiah Fakultas Psikologi
Universitas Surabaya).

31
Jurnal Psikologi Pitutur

Anda mungkin juga menyukai