Anda di halaman 1dari 5

KEKERASAN DALAM PACARAN

Oleh Ilsa Nelwan


Jaringan Relawan Independen

Apakah pacaran itu?


            Pacaran adalah suatu tahap dalam relasi romantis diantara manusia, dimana
dua orang bertemu secara sosial dengan tujuan saling menilai kecocokan satu sama
lain. sebagai calon untuk menjadi pasangan dalam relasi intim. Suatu bentuk
perkenalan dengan melakukan aktivitas sosial berdua saja atau dengan orang lain.

Apa saja bentuk kekerasan dalam pacaran?


Beberapa tanda kekerasan dalam pacaran termasuk:
 Memaksa melakukan hubungan seks pada waktu perempuan tidak mau.
 Menyatakan bahwa perempuan harus mau berhubungan seks karena sudah
diajak nonton/makan/jalan jalan.
 Bersikap cemburu berlebihan termasuk terus menuduh berselingkuh
 Bersikap sangat mengendalikan, misalnya menentukan baju apa yg harus
dipakai, melarang bertemu dengan teman teman atau keluarga, atau menuntut
mencek HP, email dan media sosial pasangan perempuan.
 Terus menerus mengecek pasangan perempuan dan marah bila tidak dicek
 Merendahkan pasangan perempuan, termasuk penampilan (Baju, makeup,
rambut, berat badan) kecerdasan, kegiatan.
 Mencoba memisahkan pasangan perempuan dari orang lain termasuk
dengan menghina mereka.
 Menyalahkan pasangan perempuan tentang perilaku kekerasannya dan
membuat daftar bagaimana pasangan membuatnya melakukan kekerasan.
 Menolak bertanggung jawab tentang tindakannya.
 Meminta maaf dan janji untuk berubah berkali kali.
 Memiliki sifat cepat marah, sehingga pasangan perempuan tidak tahu perilaku
atau kata kata yang menjadi masalah.
 Tidak mau diputuskan atau membuat pasangan perempuan merasa bersalah
kalau meninggalkannya.
 Mengancam untuk menelepon yang berwajib (polisi, petugas deportasi,
pelayanan sosial anak) sebagai cara untuk mengontrol perilaku pasangan.
 Melarang pasangan melakukan cara kontrasepsi, atau ke klinik untuk itu.
 Melakukan kekerasan fisik seperti memukul, mendorong, menampar.

             Tidak ada satupun perilaku diatas yang bisa diterima. Walaupun seorang
laki laki hanya melakukan beberapa, tetap saja itu adalah kekerasan. Tidak pernah
bisa diterima untuk seseorang memukul anak perempuan atau atau melakukan
kekejaman dengan cara apapun. Relasi yang sehat terdiri atas “trust” / kepercayaan,
penghargaan, kesetaraan dan kompromi. Suatu catatan penting, kenalilah dirimu,
sayangilah dirimu agar bisa menyayangi pasanganmu dengan benar.
Kekerasan dalam pacaran
di Indonesia

       Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) pada tahun 2016


mengungkapkan pengalaman hidup perempuan yang mengalami kekerasan dengan
usia 15 tahun keatas. Kekerasan fisik dan seksual dan dialami perempuan yang
belum menikah, cukup tinggi, hampir 43 persen. Bentuk kekerasan yang dialami,
kekerasan seksual yang hampir 35 persen jauh lebih tinggi bila dibandingkan
kekerasan fisik yang kurang dari 20 persen. Data ini menunjukkan bahwa banyak
korban kekerasan diantara perempuan yang belum menikah. Pelaku kekerasan
tersebut bisa orang terdekat seperti pacar, rekan kerja, teman, tetangga atau orang
asing yang tidak dikenal.

            Kekerasan dalam pacaran atau dating violence adalah tindak kekerasan


terhadap pasangan yang belum terikat pernikahan meliputi kekerasan fisik,
emosional, ekonomi dan pembatasan aktivitas. Kekerasan ini sering terjadi, namun
kurang mendapat sorotan sehingga korban maupun pelakuya tidak menyadarinya. 

Kekerasan dalam pacaran, laporan tahunan Komnas perempuan 2020

               Kekerasan terhadap perempuan dalam ranah pribadi terjadi dalam


berbagai bentuk. Melalui bentuk-bentuk kekerasan dalam hubungan perempuan
dengan orang terdekat, dapat menggambarkan kekerasan yang terjadi pada korban.
Diagram berikut menggambarkan bentuk-bentuk tersebut adalah kekerasan
terhadap istri

Bentuk Kekerasan Terhadap


Perempuan diranah KDRT (N=11.105)

Kekerasan dalam pacarana


Sumber: https://www.komnasperempuan.go.id/reads-catatan-tahunan-kekerasan-
terhadap-perempuan-2020.
(KTI) berkontribusi hampir 60% di ranah KDRT, kekerasan terhadap anak
perempuan (KTAP) lebih dari 20%, kekerasan dalam pacaran (KDP) 16%.
Disamping itu ada kekerasan yang dilakukan oleh mantan suami dan mantan pacar,
kekerasan yang terjadi pada pekerja rumah tangga, dan ranah personal lainnya.
CATAHU tahun 2020 terdapat catatan khusus dalam data ini, Kekerasan terhadap
Anak Perempuan (KTAP) melonjak sebanyak 2.341 kasus, tahun sebelumnya
sebanyak 1.417.

Berikut bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran:


1. Kekerasan fisik seperti memukul, menampar, menendang, mendorong,
menceng -kram dengan keras pada tubuh pasangan dan serangkaian tindakan
fisik yang lain.
2. Kekerasan emosional atau psikologis seperti mengancam, memanggil
dengan sebutan yang mempermalukan pasangan menjelek-jelekan dan lainnya.
3. Kekerasan ekonomi seperti meminta pasangan untuk mencukupi segala
keperluan hidupnya seperti memanfaatkan atau menguras harta pasangan.
4. Kekerasan seksual seperti memeluk, mencium, meraba hingga memaksa
untuk melakukan hubungan seksual dibawah ancaman.
5. Kekerasan pembatasan aktivitas oleh pasangan banyak menghantui
perempuan dalam berpacaran, seperti pasangan terlalu posesif, terlalu
mengekang, sering menaruh curiga, selalu mengatur apapun yang dilakukan,
hingga mudah marah dan suka mengancam.
Pemahaman yang terbatas mengenai diri dan relasi mengakibatkan banyak
perempuan menganggap pembatasan aktivitas merupakan hal yang wajar, bahkan
bentuk kepdulian dan perasaan saying dari pasangan.

Bagaimana kekerasan dalam pacaran dimulai?


Biasanya kekerasan dalam pacaran dimulai dengan kekerasan emosional dan
verbal. Dia mulai membuat julukan yang buruk tentang pasangan perempuannya
terus menerus mengecek dan menuntut waktu. Ini adalah cara sang pacar
menguasai dan mengendalikan pasangan. Selanjutnya ada tindakan tindakan lain
yang lebih serius seperti menampar, menguntit dan menggunakan cara kontrasepsi
atau perlindungan terhadap penyakit menular seksual.

Kekerasan dalam pacaran bisa terjadi pada kencan pertama. Kalau seorang kencan
membayar untuk acara kencan itu, tidak berarti dia bisa menuntut hubungan seks.
Setiap kegiatan seksual yang dilakukan tanpa kesepakatan Bersama   adalah
kekerasan seksual.

Apa yang disebut kekerasan digital?


Suatu bentuk kekerasan dengan menggunakan teknologi, khususnya sms atau
media sosial. Kekerasan digital sering terjadi di kalangan anak muda tetapi bisa saja
terjadi pada siapa saja yang menggunakan teknologi, seperti telepon pintar atau
computer.
Yang termasuk kekerasan digital:

 Panggilan telepon atau sms yang tidak diinginkan


 Pelecehan dalam media sosial
 Tekanan untuk mengirim foto telanjang atau pribadi (disebut “sexting”)
 Menggunakan teks atau media sosial untuk ngecek, menghina, atau
mengendalikan pasangannya boleh bertemu atau berteman dengan siapa saja
 Menuntut password pasangan di media sosial atau emal.
 Menuntut jawaban segera atas sms, email, dan telepon darinya.

Dalam suatu relasi yang sehat kedua pasangan menghormati batas batas. Kalau
seorang perempuan merasa tidak nyaman, tidak perlu mengirimkan foto. Sekali kirim
foto yang terbuka, seorang perempuan tidak bisa mengendalikan siapa yang akan
melihat. Dia bisa kirim foto itu pada siapapun.

Kiat mencegah Kekerasan dalam Pacaran


Kiat mencegah kekerasan dalam pacaran
Kiat untuk perempuan yang belum menikah dan sedang mempersiapkan diri untuk
menjalin hubungan dengan calon pasangan:

 Mengenal calon pasangan dengan menyeluruh sebelum memulai relasi


khusus.
 Jangan terlalu cepat mengambil keputusan dan lebih bijak dalam memilih
pasangan,
 Berani mengambil sikap dengan mengatakan ‘tidak’ dan menghentikan
hubungan ketika menerima tindak kekerasan,
 Membangun komitmen sebelum memulai sebuah hubungan,
 Memperkenalkan pasangan kepada keluarga untuk menimbulkan rasa
sungkan dari pasangan terhadap keluarga,
 Pentingnya keterlibatan peran orangtua, serta orang terdekat dalam
mengawasi dan menjaga anak, keluarga, teman maupun orang yang kita kenal
dari bahaya kekerasan dalam pacaran.

Mengakhiri kekerasan terhadap perempuan merupakan kunci untuk mendorong


kesetaraan gender dan memungkinkan perempuan untuk berpartisipasi sepenuhnya
dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial. Perempuan merupakan penentu
terciptanya generasi yang akan datang, untuk itu mari lindungi perempuan dari
segala bentuk kekerasan demi menghasilkan generasi muda yang baik dan
berkualitas.

Pencegahan: Kurangi faktor risiko, tingkatkan faktor pelindung


Pemberdayaan remaja melalui keluarga, teman, dll (termasuk teladan seperti guru,
pelatih, mentor, dan pimpinan kelompok) untuk mengajak hidup sehat dan
menerapkan relasi sehat. Penting untuk memberikan ruang, seperti di komunitas
sekolah dengan tidak ada toleransi terhadap kekerasan dalam pacaran sebagai
norma perilaku. Perlu ada pesan yang jelas bahwa memperlakukan orang dengan
kekerasan tidak bisa diterima, dan aturan ini perlu ditegakkan untuk menjaga
keamanan para siswa.

Apa yang terjadi bila anak perempuan


tidak menghentikan KDP?
Tetap berada dalam relasi dengan kekerasan bisa berakibat jangka panjang
terhadap kesehatan mental maupun fisik, termasuk rasa sakit menahun, depresi
atau kecemasan.
Pasangan pelaku kekerasan juga bisa menekan untuk melakukan hubungan seks
tanpa perindungan atau mencegah menggunakan kontrasepsi. Kadang kadang anak
perempuan   berpikir bahwa kekerasan itu akan berakhir bila ia hamil. Kekerasan
sebenarnya malah meningkat bila seorang gadis hamil. Anak perempuan perlu
mencari informasi dan menanyakan pada ahlinya bagaimana mencegah kehamilan,
bagaimana mencegah penularan penyakit menular seksual.

Daftar Pustaka :

1. Dating Violence and abuse


dalam https://www.womenshealth.gov/relationships-and-safety/other-types/dating-
violence-and-abuse diakses 5052020
2. Learn about dating abuse dalam https://www.breakthecycle.org/learn-about-
dating-abuse diakses 6052020
3. Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional 2016
dalam https://www.bps.go.id/pressrelease/2017/03/30/1375/satu-dari-tiga-
perempuan-usia-15—64-tahun-pernah-mengalami-kekerasan-fisik-dan-atau-
seksual-selama-hidupnya.html diakses Juni 2017
4. Waspada kekerasan dalam pacarana
dalam https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/31/1669/waspada-
bahaya-kekerasan-dalam-pacaran diakses 6052020
5. Catatan tahunan kekerasan terhadap
perempuan https://www.komnasperempuan.go.id/reads-catatan-tahunan-
kekerasan-terhadap-perempuan-2020 diakses 20022020

Anda mungkin juga menyukai