Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA

“PERAN BIDAN DALAM KELUARGA DI DALAM NEGERI”

DI SUSUN OLEH:
1. CRISTINA ELISABETH T (P07124320003)
2. AYU SORAYA (P07124320005)
3. KARTIKA WAHYU K (P07124320009)
4. WIWID WIDURI (P07124320016)
5. ARUM RATNANINGTYAS (P07124320017)
6. DWI LARASATI (P07124320021)
7. SUCI NURIPA (P07124320025)
8. ICHSA MIYANTI (P07124320027)
9. SRI SULASTRI (P07124320040)
10. VITRA ESTI WULANDARI (P07124320047)
11. NOVA VEBRIANI (P07124320048)
12. ENI KURNIATI (P07124320050)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN YOGYAKART
A
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai tepat pa

da waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuh

i tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membant

u dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Saya sadar makalah ini belum

sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh karena itu kritik dan saran ya

ng membangun sangat dibutuhkan.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan s

emua pihak.

Yogyakarta ,16 Januari 2021

Kelompok 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan guna tercapainya

kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang,

menyangkut fisik, mental, maupun sosial budaya dan ekonomi. Bidan

merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki posisi penting dan

strategis terutama dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka

kesakitandan kematian bayi (AKB).

Pelayanan kebidanan yang diberikan lebih banyak ditujukan pada

kesehatan ibu dan anak, baik kesehatan fisik maupun psikologisnya. Ibu dan

anak ini berada didalam suatu keluarga yang ada didalam suatu masyarakat.

Bidan sebagai pelaksana utama yang memberikan pelayanan kebidanan,

diharapkan mampu memberikan pelayanan yang bermutu dan terjangkau oleh

masyarakat. Bidan juga tinggal didalam suatu masyarakat dikomunitas

tertentu oleh karena itu dalam memberikan pelayanan tidak hanya

memandang ibu dan anak sebagai individu tetapi juga mempertimbangkan

factor lingkungan dimana ibu tinggal.

Dalam upaya untuk mengurangi permasalahan kesejahteraan sosial

yang salah satu komponennya adalah kemiskinan keluarga dengan kasus

kehamilan, maka pemerintah Indonesia melalui Kementerian Sosial

mengeluarkan sebuah program yaitu Program Keluarga Harapan (PKH).

Tujuan utama PKH bagi ibu hamil adalah untuk meningkatkan taraf hidup
keluarga dan meningkatkan kunjungan antenatalcare (K1-K4) ke pelayanan

kesehatan untuk menekan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan,

persalinan dan nifas.

Peran pendamping PKH sebagai fasilitator yang bertugas untuk

mengkoordinasikan sumber daya yang ada di sekitar kelompok masyarakat

untuk menciptakan kelompok dan mengembangkannya melalui sosialisasi

program PKH untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan subsidi uang

sesuai dengan haknya.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana peran bidan dalam keluarga di dalam negeri?

C. Tujuan

Untuk mengetahui peran bidan dalam keluarga di dalam negeri.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Peran Bidan

Bidan merupakan tenaga pelayanan kesehatan profesional yang

berfokus pada pelayanan kesehatan perempuan dan anaknya. Bidan sebagai

pendamping perempuan dalam menjalankan fungsi dan proses reproduksinya

agar dapat berlangsung aman dan memuaskan, anak yang dilahirkan dapat

bertumbuh dan berkembang dengan sehat, cerdas dan produktif. Kehidupan

alamiah seorang perempuan merupakan suatu proses yang dilalui mulai sejak

janin didalam kandungan, masa bayi, anak, masa remaja, masa dewasa/pra

konsepsi, konsepsi dan kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi, nifas dan

menyusui, masa interval dan berakhir pada masa klimakterium/menopause.

Bidan mempunyai peran penting dan strategis dalam mengawal

kehidupan perempuan dan anaknya agar memperoleh pelayanan kebidanan

yang berkualitas. Dalam rangka menjamin kualitas tersebut diperlukan bidan

yang kompeten dan memahami kebutuhan perempuan. Sehubungan dengan

hal itu maka institusi pendidikan kebidanan diharapkan mampu

mempersiapkan bidan yang kompeten tersebut.

Seorang bidan harus dapat mengimplementasikan usaha pencegahan

penyakit sebagai bentuk tugas dan tanggung jawabnya. Lima tingkatan

pencegahan itu adalah :


1. Health Promotion (Promosi Kesehatan). Promosi kesehatan adalah

mempertinggi nilai kesehatan. Promosi kesehatan termasuk dalam

pencegahan primer. Seorang bidan harus bisa melaksanakan promosi

kesehatan dalam upaya promotif.

Beberapa contoh ruang lingkup bidan dalam hal ini adalah :

a. Melakukan pemeriksaan antenatal care kepada ibu hamil

b. Konseling atau pendidikan kesehatan di masyarakat, dapat juga dalam

bentuk pendidikan kesehatan

c. Menganjurkan kepada masyarakat agar melakukan pemeriksaan

kesehatan secara berkala

2. Spesific protection (Perlindungan Khusus). Arti dari perlindungan khusus

adalah memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit. Ini

juga termasuk dalam pencegahan primer.

Contoh tugas dan tanggung jawab bidan diantaranya dalam perlindungan

khusus adalah :

a. Menganjurkan ibu membawa anaknya ke posyandu atau tempat yang

memberikan pelayanan imunisasi

b. Mempromosikan kepada ibu agar dapat menjaga kebersihan perorangan

di dalam keluarga

c. Menganjurkan kepada Pasangan Usia Subur untuk melakukan KB

3. Early diagnosis and Promt Treatment (Diagnosis dini dan pengobatan

segera). Diagnosis dini dan pengobatan segera mengandung arti agar

mengenal dan mengetahui penyakit pada tingkat awal serta mengadakan


pengobatan yang tepat dan segera. Diagnosis dini sudah masuk ke tahap

pencegahan sekunder. Hal ini menjadi poin penting bagi seorang bidan

untuk mengeliminasi keterlambatan yang sering menjadi masalah.

Keterlambatan itu adalah terlambat mengenali, terlambat mengambil

keputusan, dan terlambat merujuk. Sehingga wajib bagi bidan untuk dapat

mengenal lebih awal dan melakukan pengobatan segera.

Beberapa contoh implementasinya adalah :

a. Pemberian MgSO4 pada kasus pre eklamsi dan eklamsi

b. Pemberian oksitosin ketika terjadi kasus-kasus saat persalinan

4. Dissability Limitation (Pembatasan Ketidakmampuan). Pembatasan

ketidakmampuan adalah pembatasan kecacatan dengan berusaha untuk

menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu

penyakit. Pencegahan sekunder ini juga perlu dikuasai oleh bidan.

Beberapa upaya bidan dalam pembatasan kecacatan adalah :

a. Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sesuai dengan

wewenang bidan, dengan memenuhi semua hak-hak pasien.

b. Melakukan pendampingan pada pasien untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan secara sempurna, baik dalam hal yang masih wewenang

bidan ataupun dalam melakukan rujukan ketempat-tempat pelayanan

kesehatan yang lebih canggih (rumah sakit yang mampu mengatasi

penyakit pasien secara tuntas dan sempurna).

5. Rehabilitation (Rehabilitasi). Rehabilitasi adalah tahap pemulihan,

dilakukan ketika seorang ibu setelah menjalani proses reproduksinya agar


tetap sehat. Tujuannya adalah untuk berusaha mengembalikan seperti

keadaan semula seperti sebelum hamil dan bersalin.

Beberapa peran bidan dalam pencegahan tersier ini adalah :

a. Memberikan semangat kepada ibu agar tetap ibu tetap bersemangat

dalam memulihkan kesehatan

b. Memberikan keyakinan dan menumbuhkan kepercayaan diri untuk

bersosialisasi dengan masyarakat

c. Mencari dukungan kepada keluarga dan masyarakat agar dapat

memberi dukungan untuk kesehatan ibu dan bayinya

d. Memberikan pendidikan kesehatan untuk membentuk perilaku hidup

bersih dan sehat.

Seorang bidan adalah tenaga kesehatan yang sangat dekat dengan masy

arakat dan berada di lini terdepan dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak. H

amil dan bersalin adalah suatu proses alamiah, bukan penyakit, sehingga bida

n harus paham betul secara keseluruhan tentang perempuan. Kehidupan manu

sia adalah suatu proses kehidupan yang berkesinambungan. Bidan yang mem

punyai tanggung jawab terhadap perkembangan daur hidup mulai dari bayi, b

alita, anak, remaja, dewasa, menikah, bereproduksi, hingga lanjut usia. Bidan

tidak hanya melingkupi persalinan, kehamilan saja, namun dapat berperan di t

iap masing-masing tahap perkembangan anak hingga lanjut usia sejak dalam

kandungan. Mengingat besarnya tanggung jawab dan peran bidan, maka dari i

tu bidan perlu memperluas wawasan dan memahami siklus daur hidup manusi

a.
Peran Bidan tidak hanya mampu melakukan pencegahan dalam lima tin

gkatan pencegahan tetapi bidan juga berperan sebagai pelaksana, pengelola, p

endidik dan peneliti.

1. Peran sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan mempunyai 3 kategori tugas yaitu

mandiri, kolaborasi dan merujuk.

a. Tugas Mandiri

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan yang diberikan.

2) Memberikan pelayanan dasar pada anak remaja dan wanita

pranikah dengan melibatkan klien.

3) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama

kehamilan normal.

4) Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa

persalinan normal dengan melibatkan klien/keluarga.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir.

6) Memberikan asuhan kebidanan pada klien pada masa nifas

dengan melibatkan klien/keluarga.

7) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang

membutuhkan pelayanan keluarga berencana.

8) Memberikan asuhan kebidanan pada wanita gangguan

sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan

menopause.
9) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan

melibatkan keluarga

b. Tugas Kolaborasi

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai dengan fungsi kolaborasi dengan

melibatkan klien dan keluarga.

2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

risiko tinggi dan pertolongan pertama pada keadaan

kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi.

3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa

persalinan dengan ririko tinggi dan keadaan kegawatan yang

memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga.

4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas

dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan klien dan keluarga.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

risiko tinggi dan yang mengalami komplikasi, serta

kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama

dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan

keluarga.
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko

tinggi dan yang mengalami komplikasi, serta

kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi

dengan melibatkan keluarga

c. Tugas Ketergantungan

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan

kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan

keluarga.

2) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada hamil dengan risiko tinggi dan

kegawatdaruratan.

3) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu

dengan melibatkan klien dan keluarga.

4) Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan

rujukan pada ibu dalam masa nifas dengan penyulit tertentu

dengan kegawatdaruratan dengan melibatkan klien dan

keluarga.

5) Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan

konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga.


6) Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan

kelainan tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan

konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien/keluarga.


2. Peran sebagai pengelola

a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan

kebidanan untuk individu dan keluarga, kelompok khusus, dan

masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/klien.

b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan

dan program sektor lain wilayah kerjanya melalui peningkatan

kemampuan dukun bayi, kader kesehatan, dan tenaga kesehatan

lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

3. Peran sebagai pendidik

a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan pada individu

dan keluarga dan, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang

penanggulangan masalah kesehatan masyarakat khususnya yang

berhubungan dengan kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

b. Melatih dan membimbing kader termasuk mahasiswa bidan serta

membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya

4. Peran sebagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang

kesehatan baik secara mandiri maupun secara kelompok

a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.

b. Menyusun rencana kerja pelatihan.

c. Melaksanakan investigasi sesuai rencana.

d. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi.

e. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut.


f. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan

mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.

B. Asuhan Kebidanan Pada Keluarga

Asuhan kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang

merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik

kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi masalah

kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan.

1. Peran Bidan dalam Pelayanan Kebidanan

Dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, terdapat beberapa

peranan yang penting yang dapat dilakukan oleh bidan, antara lain sebagai

berikut.

a. Health Monitor

Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan

terutama yang terkait dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data

secara obyektif, serta berperan untuk membuat keluarga sadar akan

akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

b. Pemberi Pelayanan pada Anggota Keluarga yang Sakit

Bidan berperan sebagai pemberi pelayanan pada keluarga dengan

memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang

memerlukan.
c. Koordinator Pelayanan Kesehatan Keluarga

Bidan dapat berperan sebagai koordinator pelayanan kesehatan

keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait dengan praktik

kebidanan. Dalam hal ini, bidan berperan mengkoordinasikan

pelayanan kesehatan keluarga khususnya terkait dengan praktik

kebidanan, baik secara berkelompok maupun individual.

d. Sebagai Fasilitator

Bidan berperan sebagai fasilitator yaitu mampu menjadikan

pelayanan kesehatan khususnya dalam lingkup kebidanan yang mudah

dijangaku oleh keluarga serta mampu mencarikan cara pemecahan

masalahnya.

e. Pendidik Kesehatan

Bidan sebagai pendidik kesehatan yaitu untuk mengubah perilaku

keluarga dari perilaku yang kurang/ tidak sehat menjadi perilaku sehat.

f. Sebagai Penyuluh dan Konsultan

Bidan sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam

memberikan petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.

Dalam melaksanakan perannya ini, seorang bidan tidak dapat bekerja

sendiri, melainkan perlu berkolaborasi atau bekerja sama dengan

profesi lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan pada keluarga

yang komprehensif, efektif dan efisien (Setiadi, 2008).


2. Tanggung Jawab Bidan dalam Asuhan Kebidanan pada Keluarga

Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan asuhan kebidanan pada

keluarga mempunyai tanggung jawab, antara lain sebagai berikut :

a. Memberikan asuhan/pelayanan secara langsung

Pelayanan secara langsung harus diberikan secara intermiten

khususnya yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan tugas

dan kewenangan Bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di

rumah (dalam konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota

keluarga tersebut dalam upayan memberikan kesadaran bahwa semua

anggota keluarga mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap

kesehatan. Dengan demikian, pendidikan kesehatan menjadi intervensi

utama dalam pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan komunitas pada

keluarga.

b. Pendokumentasian proses asuhan kebidanan

Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan

selama dalam keluarga sangat penting terutama untuk melihat kemajuan

status kesehatan keluarga khususnya dan kemajuan keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya.

Dokumentasi yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga

evaluasi, di samping mampu memberikan gambaran tentang

perkembangan status kesehatan keluarga juga dapat membantu keluarga

sebagai klien untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan

masalah secara realistik.


c. Koordinasi dengan tim pelayanan kesehatan lain dan manajemen

kasus

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan atau

berkolaborasi dengan profesi kesehatan lain dalam memberikan

pelayanan kepada keluarga, sehingga masalah kesehatan yang dihadapi

keluarga tersebut dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan

tanggung jawab bidan dalam manajemen kasus adalah kemampuan

untuk mengkaji masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas

masalah, mengidentifikasi cara mengatasi masalah dengan penyusunan

rencana dan mengimplementasikan rencana tersebut secara sistematis.

d. Menentukan frekuensi dan lamanya asuhan/pelayanan kebidanan

Frekuensi asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah

intensitas kunjungan yang dilakukan selama periode waktu tertenu

dalam proses asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan lamanya

asuhan/pelayanan kebidanan adalah lamanya waktu asuhan pelayanan

kebidanan yang dilakukan di rumah atau di dalam keluarga. Selama

proses ini, keluarga senantiasa dilibatkan dalam dari perencanaan

sampai menentukan prioritas rencana rencana tindakan yang akan

diimplementasikan. Bidan juga harus memperkirakan alokasi waktu dan

frekuensi yang kemungkinan berbeda ketika harus berkolaborasi ketika

harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan/profesi lain.

3. Tujuan asuhan kebidanan pada keluarga


Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan

akhir yang diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan

pada keluarga yang diberikan. Karena dengan meningkatnya status

kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan pula

produktivitas keluarga terebut dan dengan meningkatnya produktivitas

keluarga, maka kesejahteraan keluarga akan semakin meningkat. Secara

lebih rinci tujuan asuhan kebidanan pada keluarga adalah sebagai berikut

(Setadi, 2008).

a. Tujuan umum

Secara umum, tujuan asuhan kebidanan pada keluarga adalah untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam

meningkatkan, mencegah dan memelihara kesehatan mereka sehingga

status kesehatannya semakin meningkat serta mampu melaksanakan

tugas-tugas mereka secara produktif.

b. Tujuan khusus

Secara khusus, asuhan kebidanan pada keluarga ditujukan untuk :

1) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi

masalah kesehatan yang dihadapi khususnya yang berkaitan dengan

kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi

masalah kesehatan dasar dalam keluarga.

3) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil

keputusan yang tepat.


4) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan

pelayanan terhadap anggota keluarga yang sakit .

5) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka

meningkatkan mutu hidup keluarga.

4. Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan pada Keluarga

Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh bidan

dalam memberikan asuhan kebidanan/pelayanan kesehatan, antara lain

sebagai berikut.

a. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan

Dalam konteks ini, keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai fokus

utama pengkajian dalam pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga

dipandang sebagai sistem yang saling berinteraksi dengan

memperhatikan dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan

fungsi keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan pelayanan

kesehatan serta dengan lingkungannya.

b. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status

sehat adalah menjadi tujuan utamanya melalui peningkatan status

kesehatan keluarga khususnya dengan program kesehatan ibu, bayi baru

lahir, dan anak agar keluarga dapat meningkatkan produktivitas dan

kesejahteraannya.

c. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan

kesehatan keluarga.
d. Dalam memberikan asuhan kebidanan pada keluarga, bidan harus

mampu melibatkan peran aktif dari semua anggota keluarga mulai dari

mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan kebutuhan

keluarga dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang

dihadapinya.

e. Diupayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat promotif

dan preventif dengan tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

f. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu

memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.

g. Sasaran pelayanan asuhan kebidanan pada keluarga adalah keluarga

secara keseluruhan.

h. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan pada

keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving

approach) dengan menggunakan proses asuhan kebidanan pada

keluarga.

i. Kegiatan essensial dalam memberikan asuhan kebidanan keuarga

adalah penyuluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan

dasar.

j. Pemberian pelayanan/asuhan diutamakan kepada keluarga yang

mempunyai risiko tinggi terhadap masalah kesehatan teruatam masalah

kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak.

Keluarga-keluarga yang tergolong mempunyai risiko tinggi dalam

kesehatan antara lain sebagai berikut :


1) Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur, dengan

masalah sebagai berikut :

a) Tingkat sosial ekonomi rendah.

b) Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan

sendiri.

c) Keluarga dengan penyakit keturunan.

2) Keluarga dengan ibu risiko tinggi kebidanan, yaitu sebagai berikut :

a) Ibu hamil dengan usia terlalu muda atau terlalu tua (35 tahun).

b) Ibu hamil dengan anemia/kekurangan gizi.

c) Primipara atau multipara.

d) Riwayat persalinan dengan komplikasi.

3) Keluarga dengan kondisi anak sebagai berikut :

a) Lahir prematur.

b) Berat badan rendah atau sulit bertambah/naik.

c) Lahir dengan cacat kongenital.

d) Ibu menderita penyakit menular, dan sebagainya.

5. Langkah-langkah dalam asuhan Kebidanan pada keluarga

Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh bidan dalam memberikan

asuhan kebidanan pada keluarga antara lain sebagai berikut :

a. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga,

dengan cara :

1) melakukan kontak sosial yang memandang keluarga sebagai sistem

di mana mereka hidup di masyarakat yang mempunyai struktur


organisasi kemasyarakatan tersendiri, sehingga sebelum melakukan

dengan kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan dan

menjelaskan maksud dan tujuan terlebih dahulu kepada struktur

kemasyarakatan yang ada.

2) menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu

keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan mereka.

3) menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan

kesehatan yang dirasakan oleh keluarga.

4) membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.

b. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan

keluarga.

c. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga,

dengan melakukan pengelompokan data.

d. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu

pada tipologi dan sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria.

e. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk

melaksanakan tugas- tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

f. Menentukan skala prioritas masalah kesehatan keluarga dengan

mempertimbangkan dampaknya terhadap kesehatan keluarga.

g. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga sesuai dengan

urutan prioritas masalah yang telah disusun dengan langkah-langkah

yang sistematis.
h. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan pada keluarga

sesuai dengan rencana yang telah disusun.

i. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

j. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan

merumuskan kembali rencana asuhan kebidanan yang baru.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan

implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan

dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan

yang dialami keluarga dengan pendekatan asuhan kebidanan.

B. Saran

Diharapkan agar dapat meningkatan pengetahuan tentang peran bidan

dikeluarga.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, 2016, Profil Kesehatan

Kabupaten Buleleng Tahun 2016, Buleleng : Dinas Kesehatan Kabupaten

Buleleng

2. Turrahmi, Hirfa. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

3. Azissah D, Wulandari D. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Peran

Bidan Dalam Pemantauan dan Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan di

wilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu. J Keperawatan

Silampari. 2018;2(1):184-202

4. Keintjem F, Losu FN. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Motivasi

Ibu Hamil Melakukan Kunjungan Antenatal di Puskesmas Kauditan

Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmiah Bidan.

2014;2(2):34-40

5. Supradewi Indra. 2018. Bidan Mengawal Generasi Penerus Sejak Awal

Kehidupan. Jurnal Ilmiah Bidan.

6. Soepardan, Suryani. 2008. Konsep Kebidanan. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

7. Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Pusat Pendidikan Sumber

Daya Manusia Kesehatan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan

Sumber Daya Manusia Kesehatan Edisi 2018.

Anda mungkin juga menyukai