Disusun Oleh :
Sartika Pertiwi Nugroho
P1337424818036
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-
Nya kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Klinik Kebidanan.
Dalam penulisan makalah ini kami mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini :
1. Ibu Sri Rahayu, SKp.Ns, S.Tr.Keb, M.Kes selaku Kepala Jurusan
Poltekkes Kemenkes Semarang.
2. Ibu Ida Ariyani, S.SiT, M.Kes selaku Kepala Program Studi Profesi
Poltekkes Kemenkes Semarang.
3. Ibu Dr. Melyana Nurul W, SSiT, M.Kes selaku Pembimbing Institusi stage
kolaborasi yang senantiasa membimbing penulis dengan baik dan sabar.
4. Ibu Sri Minarti, STR.Keb selaku Pembimbing Lahan Praktik yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis selama praktik dilahan.
5. Orang tua yang telah memberikan kasih sayang dan dukungan sehingga
terselesaikan laporan ini.
6. Dan semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
meminta kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Penulis
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan seminar kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil
Patologi Pada Ny.K Usia 36 Tahun G2P1A0 Usia Hamil 32 minggu dengan
Hipertensi Gestasional di Puskesmas Ngesrep ” telah disetujui dan disahkan
pada:
Hari :
Tanggal :
Mengetahui
Pembimbing Institusi
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Tujuan ......................................................................................................... 2
C. Ruang Lingkup ........................................................................................... 3
D. Manfaat ...................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori Medis ................................................................................. 4
B. Tinjauan Teori Kebidanan .......................................................................... 17
BAB III TINJAUAN KASUS ................................................................................ 21
BAB IV PEMBAHASAN ...................................................................................... 32
BAB V PENUTUP
A. Simpulan .................................................................................................... 38
B. Saran ........................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara nasional, akes masyarakat terhadap kesehatan ibu cenderung
membaik. Tren angka kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah
berhasil diturunkan dari 390/100.000 menjadi 359/100.000 kelahiran hidup
(data SDKI tahun 2012). Walaupun demikian, Indonesia masih harus
bekerja keras untuk dapat mencapai target Millenium Development Goals
(MDG) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut peraturan Kementrian Kesehatan Masyarakat no 97 tentang
pelayanan kesehatan kehamilan, Hipertensi merupakan salah satu penyakit
kronis yang diderita oleh ibu hamil yang tidak terdokumentasi dengan baik
di pelayanan kesehatan. Sehingga tidak ditemukan angkanya secara
nasional.
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensi merupakan
penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang
sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi bayi
yang akan dilahirkan. Karena tidak ada gejala atau tanda khas sebagai
peringatan dini (Kemenkes, 2013). Hipertensi yang berhubungan dengan
kehamilan ada berbagi macam dan dengan definisi yang berbeda serta
penanganan yang berbeda (Raynor, Marsyall, 2017).
Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, HDK,
infeksi, partus lama/macet dan abortus. Kematian ibu di Indonesia tetap
didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, HDK
dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematianibu telah berubah,
perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan
proporsi HDK semakin meningkat. Lebih dari 30% kematian ibu di
Indonesia pada tahun 2010 disebabkan oleh HDK (Kementerian
Kesehatan, 2014).
1
2
Jumlah kasus kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015
sebanyak 619 kasus, mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan
jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 yang mencapai 711 kasus. Dengan
demikian Angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami
penurunan dari 126,55 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2014
menjadi 111,16 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Penyebab
kematian ibu di provinsi Jawa Tengah antara hipertensi, perdarahan,
gangguan sistem peredaran darah, infeksi, dan lain-lain (Profil Jateng,
2015). Jumlah kasus kematian ibu di Semarang pada tahun 2016 tercatat
32 kasus sebesar 21% diantara kasus kematian pada kehamilan disebabkan
oleh preeklamsi yang peyebabnya diawali dari hipertensi gestasional
(profil kesehatan Semarang 2016).
.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu menerapkan teori, konsep, dan prinsip, kolaborasipada kasus
kasuskebidanan terutama pada kasus patologi dan komplikasi dan
mampu mengintegrasikan kebijakan yang ada di lahan
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan penapisan/screening awal kasus kasus patologi
dan komplikasi maternal neonatal (hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir)
b. Mampu melakukan stabilisasi pada kasus kasus patologi dan
komplikasi maternal neonatal (hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir)
c. Mampu melakukan kolaborasi penaganan kasus kasus patologi dan
komplikasi maternal neonatal (hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir)
d. Mampu memberikan asuhan lanjut (follow up care) kasus patologi
dan komplikasi dengan pendekatana holistik (hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir)
3
C. Ruang Lingkup
Waktu : 14 januari 2019 s.d 2 februari 2019
Tempat : Puskesmas PONED Ngesrep Kota Semarang
D. Manfaat
1. Bagi Masyarakat
Dapat menambah pengetahuan masyarakat dalam peningkatan
pengetahuan system kolaborasi pemecahan kasus dalam kebidanan
2. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan.
Dapat menjadi pilihan alternatif bagi tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan antenatal care yang berkualitas .
3. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi referensi dalam proses pembelajaran mahasiswa terkait
kolaborasi penanganan kasus dalam kebidanan.
4. Bagi Penulis
Menambah dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan
kemampuan untuk mengaplikasikan teori dan praktik pada kasus nyata
dalam memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
2) Hipertensi Gestasional
Hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria
dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalin,
kehamilan dengan preeklamsi tetapi tanpa proteinuria.
(Prawirohardjo, 2010)
3) Preeklamsia
Perkembangan hipertensi yang disertai proteinurea, edema
berlebihan, atau keduanya. Preekalmsia terjadi setalah 20 minggu
kehamilan dan umumnya terjadi pada :
a) Primigravida, khususnya pada usia < 17 tahun atau >35 tahun.
b) Riwayat prreklamsia dalam keluarga
c) Kehamilan kembar
d) Molahidatidosa
4) Eklamsia
Kejadian kejang pada pasien yang mengalami preekamsia
5) Superimposed (Preekalmsia/Eklmsia)
Merupakan preekamsia atau ekalmsia pada ibu yang
menderita penyakit hipertensi vaskular kronis atau penyakit ginjal.
6) Sindrome HELLP
Merupakan sindrome saat kehamilan yang meliputi
hipertensi disertai hemolisis, peningkatan enzim hati, trombosit
rendah (Morgan Geri, 2009)
d. Faktor Risiko
Hipertensi dalam kehamilan merupakan gangguan multifaktorial.
Beberapa faktor risiko dari hipertensi dalam kehamilan adalah (Katsiki
N et al., 2010) :
1) Faktor maternal
a) Usia maternal
Usia yang aman untuk kehamilan dan persalinan adalah
usia 20-30 tahun. Komplikasi maternal pada wanita hamil
3
e. Diagnosis
1) Hipertensi kronik
Jika tekanan darah sebelum kehamilan 20 minggu tidak
ketahui, sulit membedakan antara preekamsia dan hipertensi
kronik, tangani karena hipertensi selama kehamilan.
2) Proteinuria
a) Sekret vagina atau cairan amnion dapat mengkontaminasi urine ,
sehingga terdapat prtein uria
b) Kateterisasi tidak dianjurkan karena dapat mengakibatkan
infeksi
c) Infeksi kandung kencing, anemia berat, payah jantung, partus
lama juga dapat menyebabkan proteinurea.
d) Darah dalam urine, skistosomiassis, kontaminasi darah vagian
dapat menhasilkan proteinurea positif palsu
Pada ginjal, hipertensi menyebabkan vasospasme arteriol
aferen yang menurunkan aliran darah ginjal, menimbulkan
hipoksia dan edema sel endotelial kapiler glomerulus.
glomeruloendoteliosis (kerusakan endotel glomerulus)
memungkinkan protein plasma, terutama dalam bentuk albumin,
tersaring masuk ke dalam urine, menyebabkan terjadinya
proteinuria. kerusakan ginjal diperlihatkan dengan penurunan
bersihan kreatinin dan peningkatan serum kreatinin serta kadar
asam urat. oliguria terjadi jika kondisi tersebut memburuk yang
merupakan tanda-tanda adanya preeklamsia berat dan kerusakan
ginjal. (Fraser, 2009)
3) Kejang dan koma
Eklamsia harus di diagnosis diferensial den gan epilepsi,
malaria selebral, trauma kepala, penyakit serebrofaskuler,
intoksikasi (alkohol, obat, racun), kelainan metabolisme (asidosis),
meningitis, ensefalitis, ensefalopati, intoksikasi air, histeria, dll.
(Saifudin, 2009)
6
f. Pencegahan
Menurut (Saifudin, 2009) pencegahan hipertensi :
1) Pembatasan klaori, cairan, dan diit rendah garam tidak dapat
mencegah hipertensi karewna kehamilan, malah dapat
membahayakan janin.
2) Manfaat aspirin, kalsium, dan lain-lain dalam mencegah
hipertensi kareewna kehamilan belum terbukti.
3) Yang lebih perlu adalah deteksi dini dan penanganan cepat tepat.
Kasus harus ditindak lanjuti secara reguler dan diberi penerangan
yang jelas, bila mana harus kembali ke pelayanan kesehatan.
Dalam rencana pendidikan kelurga harus dilibatkan sejak awal.
4) Pemasukan cairan yang terlalu banyak dapat menyebabkan edema
paru.
Menurut (Morgan Geri, 2009) pencegahan hipertensi :
1) Perawatan pranatal yang baik
a) Anjurkan kunjungan yang teratur.
b) Periksa BB, TD, dan urine setiap kunjungan paranatal
2) Motivasi diit yang baik mencakup :
a) Penambahan BB yang adekuat sebesar 9-18 kg
b) Diit tinggi protein , seimbang, baik
g. Penatalaksanaan
1) Riwayat Awal
a) Waspada terhadap riwayat dibawah ini :
(1) Abrupsio sebelumnya
(2) Persalinan prematur
(3) IUFGR
(4) Bayi lahir mati
(5) Hipertensi bila mengkonsumsi pil KB
(6) Riwayat hipertensi dalam keluarga
(7) Preeklamsi pada kehamilan sebelumnya
(8) Hipertensi sebelumnnya, saat ini teratasi
7
g) Pathway
Metabolisme Absorbsi
(karbohidrat, lemak, (Glomerulus (-) Protein Urine
Hamil protein)
Preeklamsia
Hasil Pemeriksaan :
Penurunan Bersihan kreatinin
Peningkatan serum kreatinin
2. Kolaborasi
a. Pengertian
Kolaborasi adalah hubungan saling berbagi tanggung jawab
(kerjasama) dengan rekan sejawat atau tenaga kesehatan lainnya dalam
memberi asuhan pada pasien dalam praktiknya,kolaborasi dilakukan
dengan mendiskusikan diagnosis pasien serta bekerjasama dalam
penatalaksanaaan dan pemberian asuhan.masing –masing tenaga
kesehatan dapat saling berkonsultasi dengan tatap muka langsung atau
melalui alat komunikasi lainnya dan tidak perlu hadir ketika tindakan
dilakukan.petugas kesehatan yang ditugaskan menangani pasien
bertanggung jawab terhadap keseluruhan penatalaksanaan asuhan.
Pelayanan kebidanan kolaborasi adalah pelayanan yang dilakukan
oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara
bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan
pelayanan kesehatan.tujuan pelayanan ini adalah berbagi otoritas dalam
pemberian pelayanan berkualitas sesuai ruang linkup masing-masing.
(Uswatun, 2015)
b. Kolaborasi dalam Pelayanan Kebidanan
Dalam praktik playanan kebidanan, layanan kolaborasi adalah
asuhan kebidanan yang di berikan kepada klien dengan tanggung jawab
bersama semua pemberi playanan yang terlibat. misalnya:
bidan,dokter,atau tenaga kesehatan profesional lainya.Bidan merupakan
anggota tim.Bidan menyakini bahwa dalam memberi asuhan harus tetap
menjaga,mendukung, dan menghargai proses fisiologis
manusia.rujukan yang efektif di lakukan untuk menjamin kesejahteraan
ibu dan bayinya .bidan adalah praktisi yang mandiri. Bidan juga
bekerjasama dalam mengembangkan kemitraan dengan anggota
kesehatan lainya. Dalam melaksanakan tugasnya, bidan melakukan
kolaborasi,konsultasi, dan perujukan sesuai dengan kondisi pasien,
kewenangan dan kemampuanya.
13
b. Rujukan Kebidanan
Sistem rujukan dalam mekanisme pelayanan obstetri adalah suatu
pelimpahan tanggung jawab timbal-balik atas kasus atau masalah
kebidanan yang timbul baik secara vertikal,maupun horizontal. Rujukan
vertikal,maksudnya adalah rujukan dan komunikasi antara satu unit ke
unit yang telah lengkap. Misalnya dari rumah sakit kabupaten ke rumah
sakit provinsi atau rumah sakit tipe C ke rumah sakit tipe B yang lebih
spesialistik fasilitas dan personalianya. Rujukan horizontal adalah
konsultasi dan komunikasi antar unit yang ada dalam satu rumah
sakit,misalnya antara bagian kebidanan dan bagian ilmu kesehatan anak
(Syafrudin,2009).
c. Jenis Rujukan
Terdapat dua jenis isitilah rujukan yaitu, (Pudiastuti,2011) :
1) Rujukan Medik yaitu pelimpahan tanggungjawab secara timbal
balik atas satu kasus yang timbal balik secara vertikal maupun
horizontal kepada yang lebih berwenang dan mampu menanganinya
secara rasional.
Jenis rujukan medik :
a) Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium lebih
lengkap
b) Konsultasi penderita untuk keperluan diagnosa, pengobatan,
tindakan operatif dan lain-lain.
c) Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk
meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat.
2) Rujukan Kesehatan yaitu hubungan dalam pengiriman, pemeriksaan
bahan atau spesimen ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap.
d. Tujuan Rujukan
1) Setiap penderita mendapat perawatan dan pertolongan yang sebaik
baiknya.
2) Menjalin kerjasama dengan cara pengiriman penderita atau bahan
laboratorium dari unit yang kurang lengkap ke unit yang lengkap
15
fasilitasnya.
3) Menjalin pelimpahan pengetahuan dan keterampilan (Transfer
knowledge and skill) melalui pendidikan dan latihan antara pusat
pendidikan dan daerah (Syafrudin,2009).
e. Langkah-Langkah Rujukan
1) Menentukan kegawatdaruratan penderita
a) Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan
penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau
kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang terdekat,oleh karena itu mereka belum tentu
dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan
b) Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas
c) Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan
tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan
kasus yang ditemui sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh
ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk
2) Menentukan tempat rujukan.
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas
pelayanan yang mempunyai kewenangan dan fasilitas terdekat
yang termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak
mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3) Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga.
4) Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a) Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk
b) Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
c) Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong
penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
Dijabarkan persiapan penderita yang harus diperhatikan dalam
melakukan rujukan yaitu dengan melakukan BAKSOKU yang
16
f) Kendaraan (K)
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk
merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu
pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk.
mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
g) Uang (U)
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah
yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan
bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan selama ibu
dan/atau bayi baru lahir tinggal di fasilitas rujukan.
a. PENGKAJIAN:
Tanggal : 14 Januari 2019 Jam : 09.00 WIB
b. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny.K 1. Nama :Tn I
2. Umur : 36 tahun 2. Umur : 38 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : D1 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Ngesrep Banyumanik 7. Alamat : Ngesrep Banyumanik
c. DATA SUBYEKTIF
1. ALASAN DATANG:
Ibu mengatakanbahwa ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ini
merupakan jadwal ANC ibu.
2. KELUHAN UTAMA:
Ibu mengatakan pusing dan mudah lelah sejak 2 hari yang lalu
Uraian Keluhan Utama :
-
21
22
3. RIWAYAT KESEHATAN:
a. Penyakit/kondisi yang pernah atau sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang mengarah ke
penyakit jantung (jantung berdebar-debar apabila kerja berat) ,
hipertensi (tekanan darah tinggi), hepatitis, malaria, asma (sesak
napas apabila kerja berat atau kelelahan), DM (apabila terjadi luka,
maka lama sembuhnya), TBC (batuk lebih dari satu bulan dan batuk
darah), PMS (keputihan yang berbau, gatal, dan terasa panas), HIV/
AIDS (apabila diare atau sakit lama tidak sembuh sembuh), campak
dan lain sebagainya. Sekarang ibu dalam keadaan sehat tanpa
memiliki riwayat penyakit di atas.
b. Riwayat penyakit dalam Keluarga (menular maupun keturunan) :
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis,
malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS. Dalam keluarga tidak
ada riwayat kembar maupun cacat bawaan.
4. RIWAYAT OBSTETRI
a. Riwayat Haid:
Menarche : 12 tahun
Siklus : ±28 hari
Warna darah : Merah
Lama : ± 7 hari
Leukhorea : Menjelang haid
Nyeri Haid : Terkadang mengalami nyeri saat menjelang haid
Banyaknya : Hari ke 1-3, ganti pembalut 3-4 x/hari, penuh
1
Hari ke 4-5, ganti pembalut 3 x/hari, 1- 12 penuh
1
Hari ke 6-7, ganti pembalut 2-3 x/hari, 2 penuh
2) HPHT : 28 - 5 - 2018
3) HPL : 4 - 3 – 2019
4) Gerak janin
Pertama kali : ibu mengatakan mulai merasakan
gerak janin sejak usia kandungan 16
minggu
Frekuensi dalam 12 jam : mengatakan merasakan gerak janin
>11 kali dalam 12 jam
5) Tanda bahaya : Hipertensi
6) Kekhawatiran khusus : Ibu mengatakan memiliki kekhawatiran
khusus yaitu berat badannya berlebih apakah bayinya dapat lahir
normal atau tidak
7) ImunisasiTT : ibu mengatakan telah di imunisasi TT
sebanyak 5 kali
8) ANC :5x
Riwayat ANC :
Suplement & Fe
ANC TINDAKAN/
Tanggal Tempat (Jenis, Jml & aturan MASALAH
Ke PENDKES
minum)
PP test (+) , Makan
sedikit tapi sering
1 Agustus B6 X 2x1 (10 mg)
1 BPM Mual Minum air putih hangat
2018 Vit. C X 1x1 (80 mg)
Perbanyak makan sayur
dan buah
SF XXX 1x1 (60mg) Istirahat yang cukup
8 Agustus
2 BPM Kalk X 1x1(500 mg) t.a.k Perbanyak buah dan
2018
Vit.C X 1x1 (80mg) sayur
2 Fe XXX 1x1 (60 mg) Penkes minum Fe tang
3 september BPM Kalk X 1x1(500 mg) t.a.k benar, Istirahat cukup
2018 Vit.C X 1x1 (80 mg) Mengurangi beban berat
Fe XXX 1x1 (60 mg) Hb : 12 gr/dL, Golda : B,
2 Otober
PKM Kalk X 1x1 (500 mg) t.a.k Protein Urin : (-) , HbsAg
2018
4 Vit.C X 1x1 (80 mg) : (-)
3 Fe XXX 1x1 (60 mg)
Penkes tentang tanda
5 November BPM Kalk X 1x1(500 mg) t.a.k
bahaya kehamilan
2018 Vit.C X 1x1(80 mg)
24
d. DATA OBYEKTIF:
1. PEMERIKSAAN FISIK:
a. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik Tensi : 140/90 mmHg
Kesadaran : Composmentis Nadi : 84x/menit
BB lalu/ Skrg : 116 kg/128 kg Suhu /T : 36,5
TB : 165 cm RR : 20x/menit
LILA : 36 cm IMT : 116
= 42,6
1,652
b. Status present
Kepala : Mesocephal, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
rambut tidak mudah dicabut
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip dan
tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada
sinusitis
Mulut : Mukosa bibir lembab, lidah bersih, gigi tidak karies,
29
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi:
Muka : tidak ada cloasma gravidarum
Mamae : membesar, areola menghitam, payudara simetris,
putting menonjol
Abdomen : membesar sesuai umur kehamilan, terdapat linea
nigra dan striae gravidarum
Vulva : Ada tanda Chadwick
2) Palpasi
Leoplod I : Bagian fundus uteri teraba satu bagian bulat dan
30
2. Pemeriksaan penunjang :
Tidak dilakukan
e. ANALISA
1. Diagnosa kebidanan
Pada Ny K Usia 36 Tahun G2P1A0Usia Hamil 32 Mgg Janin Tunggal
Hidup Intrauterine, Letak Membujur Presentasi Kepala U PuKa
Dengan hipertensi gestasional
2. Diagnosa Masalah
Ibu merasa pusing, ibu belum mengetahui penyebab pusing
3. Kebutuhan tindakan segera
-
4. Diagnosa potensial
Pre eklamsi, eklamsia,gawat janin
5. Antisipasi
Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan rujukan ke RS
31
f. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 14 Januari 2019 Pukul : 09.15 WIB
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaannya bahwa ibu mengalami tekanan
darah tinggi dalam kehamilannya, tetapi kondisi bayinya masih sehat.
Menjelaskan penyebab ibu mengalami pusing di karenakan tekanan
darah ibu yang tinggi akibat dari berat badan ibu yang berlebih ( lemak
tubuh mempersempit alirah darah) sehingga pasokan oksigen ke otak
menjadi menurun menyebabkan tubuh kurang oksigen dan mudah lelah.
Hasil : Ibu dapat menyebutkan kembali pusing yang dialami
2. Memberitahu ibu mengenai diit makanan pada ibu hamil dengan obesitas
yaitu sedikit makan makanan yang mengandung karbohidrat,
memperbanyak makanan yang tinggi serat dan protein, serta berhenti
makan setelah jam 19.00 WIB, Memperbanyak minum air putih, dan
menghindari makanan cepat saji / mengandung lemak tinggi.
Hasil : ibu mengerti mengenai penjelasan yang disampaikan dan dapat
menyebutkan kembali makanan yang harus dihindari
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter umum untuk ANC terpadu
Hasil : Advice dokter : ibu di rujuk di RS untuk mendapatkan
pemeriksaan dan terapi dari dokter SpoG dikarenakan tekanan darah
tinggi dan berat badan yang obesitas.
4. Memotivasi ibu untuk ANC selanjutnya di RS / dokter SpoG agar
kondisinya terpantau dengan baik dan mencegah adanya komplikasi serta
merencanakan persalinan ibu untuk di RS
Hasil : Ibu bersedia untuk ANC dan bersalin di RS
5. Memotivasi ibu umtuk rutin control 1 minggu sekali / apabila ada
keluhan
Hasil : Ibu bersedia untuk rutin kontrol kehamilanya
6. Memotivasi ibu untuk tetap tenang / sugesti yang baik baik pada
kehamilannya agar semua berjalan lancar / tidak terjadi komplikasi
7. Melakukan dokumentasi pada buku KIA, register dan les hamil
Hasil : Sudah di catat di buku KIA, register dan les hamil.
BAB IV
PEMBAHASAN
32
33
proteinuria dan TD, rawat jalan 1x seminggu, menunggu persalinan aterm dan
jika keadaan memburuk lanjut tangani sebagai preeklamsia. Akan tetapi pada
kasus Ny.K saat bidan melakukan ANC terpadu dengan dokter umum di
Puskesmas, advice dokter menyarankan untuk ibu periksa hamil selanjutnya
pada dokter SpOG saja untuk meminimalisir komplikasi atau mendapatkan
terapi dan penanganan yang tepat.
Kemudian merencanakan asuhan ibu bersalin dengan merujuk ke RS
dengan pertimbangan pemantauan tekanan darah & protein urin selama hamil
serta pemantauan selama nifas atau menyusui. Hal ini dikarenakan menurut
Prawirohardjo 2010, hipertensi gestasional (transient hypertensi) adalah
hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai proteinuria dan
hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascabersalin, kehamilan dengan
preeklamsi tetapi tanpa proteinuria. Jika lebih dari 3 bulan mengalami
hipertensi harus dilakukan penanganan lebih lanjut seperti pemeriksaan
laboratorium darah untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan ginjal.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Asuhan kebidanan Pada Ibu Hamil Patologi Pada Ny.K Usia 36 Tahun
G2P1A0 Usia Hamil 32 minggu dengan Hipertensi Gestasional di Puskesmas
Ngesrep diberikan sesuai dengan teori.
Dalam kasus, Ny.K berusia 36 tahun dimana usia Ny.K ini termasuk
dalam usia beresiko untuk hamil yaitu usia diatas 35 tahun. Faktor penyebab
terjadinya hipertensi kehamilan karena adanya riwayat keluarga pernah
mengalami preeklamsi/eklamsi, penyakit yang diderita ibu seperti penyakit
ginjal, diabetes, dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil. Penegakan
diagnosa dilakukan dengan menilai tekanan darah ibu yaitu 140/90 mmHg
dan pada pemeriksaan umum indeks massa tubuh ibu sebesar 42,6 (obesitas),
pemeriksaan protein urin hasilnya adalah negatif. Dalam kaitannya dengan
penegakan diagnosa preeklamsi ibu tidak mengalami preeklamsi tetapi ibu
mengalami hipertensi gestasional.
Ibu hamil telah diberitahu keadaanya dan disarankan mengenai diit
makanan yang harus dilakukan selama hamil ini. Telah dilakukan kolaborasi
dengan dokter umum sehingga ibu hamil mendapat asuhan yang sesuai. Serta
telah diberikan beberapa motivasi seperti memotivasi ibu untuk ANC
selanjutnya di RS/ dokter SpoG agar kondisinya terpantau dengan baik dan
mencegah adanya komplikasi serta merencanakan persalinan ibu untuk di RS,
memotivasi ibu umtuk rutin control 1 minggu sekali/ apabila ada keluhan dan
memotivasi ibu untuk tetap tenang/ sugesti yang baik baik pada kehamilannya
agar semua berjalan lancar/ tidak terjadi komplikasi.
B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan meningkatkan pengetahuan mengenai masalah kesehatan
terutama ibu hamil. Klien diharapkan dapat melakukan kunjungan selama
38
39
masa hamil sesuai dengan anjuran bidan dan lebih bersikap kooperatif.
Sehingga dapat mengantisipasi keadaan gawat darurat yang mungkin
timbul.
2. Bagi Lahan Praktek
Bidan diharapkan melaksanakan asuhan sesuai dengan kondisi pasien
dan mengembangkan kembali program-program KIA serta memberikan
pelayanan yang sesuai standar dan evidence based.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan mampu mengembangkan hasil penelitian
untuk proses pendidikan dan menjadi bahan evaluasi untuk proses studi
berikutnya.
4. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan hasil penelitian atau teori
berdasarkan evidence based dan dapat mengaplikasikan asuhan
kebidanan ketika sudah bekerja kelak serta memperbaiki segala bentuk
kesenjangan sehingga dapat memberikan pelayanan yang sesuai standar.
DAFTAR PUSTAKA
Arsani, L. P. (2017). Kadar Protein Urin pada Trimester II dan III di Puskesmas
2 Denpasar Barat. Denpasar: E Jurnal. Poltekkes-Denpasar.ac.id.
Fraser, D. M. (2009). Myles Buku Ajar Bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Nuryani. (2013). Hubungan Pola Makan, Sosial Ekonomi, Antenatal Care dan
Karakteristik Ibu Hamil dengan Kasus Preeklamsi di Kota Makasar .
Makasar: Vol.2 No.2 hal 104-112.
40
41