Asuhan Kebidanan pada Ny. Y Di PMB Dewi Purnama Sari Tahun 2021
NPM : 1920020055
DEPARTEMEN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan pada Ny. Y Di PMB Dewi Purnama Sari Tahun 2021
Oleh:
NAMA : Dewi Purnama Sari
NPM : 19200200055
Tanggal,........................2021
Mengetahui,
o
s
N
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan pada Ny. Y Di PMB Dewi Purnama Sari Tahun 2021
Oleh:
NAMA : Dewi Purnama Sari
NPM : 19200200055
Tanggal,................................2021
Menyetujui,
KBK Dosen Komunitas dan Ilmu Teknologi KBK Dosen Pencegahan dan Deteksi Dini
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Mengesahkan,
(
N
a
m
a
D
o
s
e
n
)
N
I
D
N
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
segera pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir ,nifas, dan KB
Penatalaksanaan).
a. Penulis
mengenai manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan
b. Institusi Pendidikan
c. Lahan Praktek
teori yang ada, serta dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi untuk
lahan praktek.
d. Pasien / Klien
nifas dan bayi baru lahir terutama bagi wanita usia subur (20-30 tahun) dan
tenaga kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KEHAMILAN
1. Pengertian atau definisi kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional (FOGI),
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester I berlangsung dalam
12 minggu, trimester II 15 minggu (minggu ke-13 hingga minggu ke-
27), dan trimester III 13 minggu, minggu ke-28 hingga ke-40. (9)
Kehamilan adalah mulai dari ovulasi sampai partus lamanya
280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).(10)
Pembagian kehamilan dibagi dalam 3 trimester : trimester I,
dimulai dari konsepsi sampai tiga bulan (0-12minggu); trimester II,
dimulai dari bulan keempat sampai enam bulan (13-28minggu);
trimester III dari bulan tujuh sampai Sembilan bulan (29-42minggu).
(10)
b. Sistem Darah
c. Sistem pernapasan
26,6-29,0 : overweight
>29,0 : obese
1) Kala I
Terdiri dari fase laten dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan 3
cm dan fase aktif pembukaan 4 cm hingga lengkap. Lama pada
primigravida ±13 jam dan multigravida ± 7 jam.
2) Kala II
k. Mengeluarkan Plasenta
37) Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.
Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan
penegangan tali pusat selama 15 menit:
Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M
Menilai kandung kemih dan dilakukan keteterisasi
kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptik
jika perlu.
Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya.
Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu
30 menit sejak kelahiran bayi.
38) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
Memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan hati-
hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin.
Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan
disinfeksi tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina
dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari
tangan atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau
steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
l. Pemijatan Uterus
39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
m. Menilai Pendarahan
40) Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa
plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan
plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.
41) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan
segera menjahit laserasi.
n. Melakukan Prosedur Pascapersalinan
42) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan
baik.
43) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5% membilas kedua tangan yang
masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat
tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
44) Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau
steril atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan
simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang
bersebrangan dengan simpul mati yang pertama.
46) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan
klorin 0,5%.
47) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
48) Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.
49) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan pendarahan
pervaginam:
2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.
Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.
Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.
Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan
perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.
Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan,
lakukan penjahitan dengan anestesia lokal dan
menggunakan teknik yang sesuai.
50) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
51) Mengevaluasi kehilangan darah.
52) Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama pascapersalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperatur tubuh ibu setiap jam selama 2 jam
pertama pascapersalinan.
Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak
normal.
o. Kebersihan dan Keamanan
53) Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi.
54) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai.
55) Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat
tinggi. Membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah.
Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
56) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan
ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu
minuman dan makanan yang diinginkan.
57) Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih.
58) Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
p. Dokumentasi
60) Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang). (9)
5. Partograf
a. Pengertian partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama
persalinan. Tujuan utama penggunaan partograf adalah untuk
mencatat hasil observasi dan keamjuan persalinan san mendeteksi
apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat dilakukan deteksi secara dini setiap
kemungkinan terjadi partus lama. Jika digunakan secara tepat
dan konsisten, partograf akan membantu penolong persalinan
untuk mencatat kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin,
asuhan yang diberikan selam persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat sehingga secara dini
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan membuat
keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Penggunaan
partograf secara rutin akan memastikan ibu dan janin telah
mendapatkan asuhan persalinan secara aman dan tepat waktu.
Selain itu, dapat mencegah terjadinya penyulit yang dapat
mengancam keselamatan jiwa mereka. Pencatatan pada partograf
dimulai dari fase aktif ketika pembukaan serviks 4cm. (9)
b. Cara Pengisian Partograf
1) Cara Pengisian Halaman Depan Partograf
a) Informasi tentang ibu
Lengkapi bagian awal (atas) partograf secara teliti
pada saat memulai asuhan persalinan. Catat waktu
kedatangan dan perhatikan kemungkinan ibu datang
dalam fase laten persalinan. Catat waktu terjadinya pecah
ketuban.
b) Keselamatan dan kenyamanan janin
(1) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Dengan menggunakan metode seperti yang
diuraikan pada bagian pemeriksaan fisik, nilai dan
catat denyut jantung janin setiap 30 menit. Kisaran
normal DJJ terpapar pada partograf diantara garis
tebal angka 180 dan 100. Tetapi penolong sudah harus
waspada bila DJJ dibawah 120 atau diatas 160. Catat
dengan memberi titik pada garis yang sesuai angka lalu
hubungkan titik yang satu dengan yang lain dengan
garis yang tidak terputus.
(2) Warna dan adanya air ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan pemeriksaan
dalam dan nilai warna air ketuban jika selapiut
ketuban pecah. Catat temuan- temuan didalam kotak
yang sesuai dibawah jalur DJJ. Gunakan lambang-
lambang berikut:
U : Ketuban utuh (belum pecah)
J : Ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.
M : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
mekonium.
D : Ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur
darah.
K : Ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
(kering).
(3) Molase (penyusupan tulang kepala janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang
seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
dengan bagian keras panggul ibu. Setiap kali
melakukan pemeriksaan dalam, nilai penyusupan
kepala janin. Catat temuan dikotak yang sesuai
dibawah lajur air ketuban. Gunakan lambang-lambang
sebagai berikut:
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura
dengan mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling
bersentuhan
2 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling tumpang
tindih, tapi masih dapat dipisahkan.
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan
tidak dapat dipisahkan.
c) Kemajuan Persalinan
(1) Pembukaan Serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks setiap 4 jam
(lebih sering dilakukan jika ada tanda-tanda penyulit).
Saat ibu berada dalam fase aktif persalinan, catat pada
partograf hasil temuan dari setiap pemeriksaan. Tanda
“X” harus ditulis digaris waktu yang sesuai dengan
lajur besarnya pembukaan serviks. Beri tanda untuk
temuan-temuan dari pemeriksaan dalam yang
dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan
digaris waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap
pemeriksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
(2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin.
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam (setiap 4
jam), atau lebih sering jika ada tanda-tanda bahaya
nilai dan catat, turunnya bagian terbawah atau
presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya
bagian terbawah atau presentasi janin baru terjadi
setelah pembukaan serviks sebesar 7 cm.Kata-kata
“Turunnya Kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5,
tertera di sisi yang sama dengan angka pembukaan
serviks. Berikan tanda “O” pada garis waktu yang
sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5
bagian, tuliskan tanda “O” dinomor 4, hubungkan
tanda “O” dari setiap pemeriksaan dengan garis tidak
terputus.
(3) Garis waspada dan garis bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4
cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan
lengkap diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm
perjam. Pencatatan selama fase aktif persalinan harus
dimulai digaris waspada. Jika pembukaan serviks
berada disebelah kanan garis bertindak, maka
tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus
dilakukan. Ibu harus tiba ditempat rujukan sebelum
garis bertindak terlampaui.
d) Jam dan Waktu
(1) Waktu mulainya fase aktif persalinan
Dibagian bawah partograf tertera kotak-kotak yang
diberi angka 1-16. Setiap kotak menyatakan waktu satu
jam sejak dimulainya fase aktif persalinan.
(2) Waktu aktual saat pemeriksaan dilakukan
Dibawah lajur kotak untuk waktu mulainya fase
akltif, tertera kotak-kotak untuk mencatat waktu
aktual saat pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak
menyatakan satu jam penuh dan berkaitan dengan dua
kotak tiga puluh menit pada lajur kotak diatasnya atau
lajur kontraksi dibawahnya. Saat ibu masuk dalam fase
aktif persalinan, catat pembukaan serviks digaris
waspada, kemuadian catat waktu aktual pemeriksaan
ini dikotak waktu yang sesuia.
e) Kontraksi Uterus
Dibawah lajur waktu partograf terdapat lima jalur
kotak dengan tulisan “kontraksi per 10 menit” disebelah
luar kolom paling kiri. Setiap kotak menyatakan satu
kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam
satuan detik. Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi
dalam waktu 10 menit dengan mengisi angka pada kotak
satu kali 10 menit, isi 3 kotak. Beri titik-titik di kotak yang
sesuai untuk kontraksi, 20detik. Beri garis-garis di kotak
yang sesuai untuk kontraksi diantara 20-40 detik. Isi penuh
kotak yang sesuai untuk kontraksi > 40 detik
f) Obat-obatan dan cairan yang diberikan
(1) Oksitosin
(2) Obat-obatan lain dan cairan
g) Kesehatan dan kenyamanan ibu
(1) Nadi, tekanan darah dan suhu
Nilai nadi setiap 30 menit, dan beri tanda titik.
Nilai dan catat tekanan darah setiap 4 jam dan beri
tanda panah (↕).
Nilai dan catat suhu ibu setiap 2 jam.
(2) Volume urine, protein atau aseton
Ukur dan catat jumlah urine minimal tiap 2 jam. Atau
setiap ibu berkemih.
2) Pencatatan pada lembar belakang partograf
Halaman belakang partograf merupakan bagian untuk
mencatat hal yang terjadi selama proses persalinan dan
kelahiran serta tindakan yang dilakukan sejak persalinan kala
I hingga kala IV (termasuk bayi baru lahir), itulah sebabnyaa
bagian ini disebut catatan persalinan.Dokumentasi ini sangat
penting untuk membuat keputusan klinik, terutama
pemantauan kala IV. Selain itu catatan persalinan dapat juga
digunakan untuk memantau, menilai sejauh mana telah
dilakukan asuhan persalinan.Lembar pertograf ini diisi
setelah seluruh proses persalinan selesai. Cara pengisian
lembar belakang partograf adalah:
a) Data dasar
Data dasar ini terdiri atas tanggal, nama bidan,
tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat
rujukan dan pendamping saat merujuk. Isi data pada
masing-masing tempat yang telah disediakan. Atau
dengan memberi tanda pada kotak yang sesuai.
b) Kala I
Kala I terdiri pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah yang dihadapi,
penatalaksanaan dan hasil penatalaksanaan.
Pertanyaan ini diisi jika terdapat masalah lainnya
dalam persalinan.
c) Kala II
Kala II terdiri atas episiotomi, pendamping
persalinan, gawat janin, distosia bahu, masalah
penyerta, penatalaksanaaan, dan hasilnya. Beri tanda
centang (√) pada kotak disamping jawaban yang sesuai.
Untuk pertanyaan nomor 13, jika jawaban “Ya”, tulis
indikasinya. Sedangkan untuk nomor 15 dan 16 jika
jawaban “Ya”, isi jenis tindakan yang dilakukan.
Untuk pertanyaan nomor 14 jawaban bida diisi lebih
dari 1, sedangkan untuk masalah lain hanya diisi jika
terdapat masalah lain pada kala II.
d) Kala III
Kala III terdiri atas lama kalan III, pemberian
oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, fundus,
plasenta lahir lengkap, plasenta tidak lahir > 30 menit,
laserasi, atonia uteri, jumlah pendarahan, masalah
penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban
pada tempat yang disediakan. Untuk nomor 25, 26, dan
28 lingkari jawaban yang sesuai.
e) Bayi baru lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan
panjang badan, jenis kelamin, penilaian kondisi bayi
baru lahir, pemberian ASI, masalah penyerta, serta
penatalaksanaan terpilih dan hasilnya. Isi jawaban
pada tempat yang tersedia dan beri tanda pada kotak
yang disediakan. Untuk pertanyaan nomor 36 dan 37
lingkari jawaban yang sesuai, dan untuk nomor 38
jawaban bisa lebih dari satu.
f) Kala IV
Kala IV berisi data tentang tekanan darah, nadi,
suhu, tinggi fundus, kontraksi uterus, kandung kemih,
dan pendarahan. Pengisian pemantauan kalan IV
dilakukan setiap 15 menit pada 1 jam pertama, dan
setiap 30 menit pada 1 jam berikutnya. Isi setiap kolom
sesuai dengan hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan
mengenai masalah pada kala IV. Bagian yang
digelapkan tidak perlu diisi.(9)
C. NIFAS
1. Pengertian atau definisi nifas
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang
berlangsung kira-kira 6 minggu.(19)
Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu-minggu pertama
setelah kelahiran. Lama periode ini tidak pasti sebagian besar
menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.(20)
Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula.(3)
2. Perubahan Fisik Dan Psikologis Pada Nifas
1) Perubahan Fisik Pada Masa Nifas
A. Perubahan sistem reproduksi
Alat alat genital baik interna maupun eksterna kembali
seperti semula seperti sebelum hamil disebut involusi Bidan
dapat membantu ibu untuk mengatasi dan memahami
perubahan perubahan seperti
1) involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus proses dimana
uterus kembali ke kordisi sebelum hamil Proses involus
uterus adalah sebagai berikut :
a. Iskema Miometrium
Hal ini disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang
terus mererus dari uterus setelah pengeluaran plasenta
sehingga membuat uterus menjadi relatif anemi
menyebabkan serat otot atrofi.
b. Atrof jaringan
Atrofi jaringan terjadi sebagai reaksi penghentian
hormon esterogen saat pelepasan plasenta
c. Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri senciri yang
terjadi di dalam otot uterus. Enzim proteolitik akan
memendekan jaringan orot yang telah mengendur
hingga panjangnya 10 kali panjang sebelum hamil dan
lebarnya 5 kali lebar sebelum hamil yang terjadi selama
kehamilan. Hal ini disebabkan karena penurunan
hormon estrogen dan progesterone.
d. Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan
retraksi olot uterus sehingga akan menekan pembuluh
darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah
ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs
atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi
perdarahan. Ukuran uterus pada masa nifas akan
mengecil seperti sebelumn hamil. Perubahan-
perubahan normal pasca uterus selama postpartum
adalah sebagai berikut:(19)
Tabel 3.2.1
Involusi uteri Tinggi fundus Berat Diameter
uteri uterus uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
3) Perubahan Ligamen
5) Lochea
a. Nafsu Makan
b. Motilitas
c. Pengosongan Usus
1) Hormon plasenta.
2) Hormon pituitary
4) Hormon oksitosin.
Pada masa nifas, tanda-tanda vital yang harus dikaji antara lain
1) Suhu tubuh
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2oC. Pasca
melahirkan, suhu tubuh dapat naik kurang lebih 05 derajat
Celcius dari keadaan normal. Kenaikan suhu badan ini akibat
dari kerja keras sewaktu melahirkan kehilangan cairan maupun
kelelahan kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan
akan naik lagi. Hal ini diakibatkan ada pembentukan ASI.
2) Nadi
Denyut nadi normal paca orang dewasa 60-80 kali per menit.
Pasca melahirkan denyut nadi dapat berkurang maupun lebih
cepat. Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit harus
waspada kemunhkinan infeksi atau perdaraan post partum
3) Tekanan darah
4) Pernapasan
a) Fase Taking in
Seorang ibu nifas pada fase ini akan mulai belajar umtuk
melakukan perawatan bayinya.
c) Fase Letting Go
(3) Sosial : Perhatian. rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih
dan menemani saat ibu merasa kesepian
(4) Psikososial.(19)
k. Tidak bisa buang air kecil selama tiga hari atau rasa sakit saat
waktu buang air kecil.(19)
• Segera efektif
• Tanpa biaya
b) Keterbatasan
b) Keterbatasan
(3) Kondom
b) Keterbatasan
• Jangka panjang.
b) Kerugian
b) Keterbatasan
b) Keterbatasan
a) Manfaat
b) Keterbatasan
• Mahal dan membosankan karena harus
menggunakannya setiap hari,
• Pusing.
• Nyeri payudara.
b) Efek Samping
• Sakit kepala
b) Kerugian
(10) Tubektomi
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usai 4 minggu (0-28 hari),
periode neonatal adalah periode yang paling rentan terhadap infeksi
karena imunitas bayi yang masih immatur dan bayi sedang
menyempurnakan penyesuaian fisiologis yang dibutuhkan pada
kehidupan extaruterin.(22)
Masa neonatal adalah masa mulai lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran. Naonatus adalah bayi berusia 0 (baru lahir
sampai dengan 1 bulan sesudah lahir).(22)
Bayi baru lahir disebut juga neonatus merupakan individu yang sedang
bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyusuain diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan
ekstrauteri.(23)
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai berusia empat minggu yang
masih rentan dalam menyempurnakan berbagai penyesuaian fisiologis
dan biokimia.(24)
1) Sistem Pernapasan/Respirasi
a. Konduksi
b. Konveksi
c. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas antara dua objek dengan suhu
berbeda tanpa saling bersentuhan. Kehilangan panas melalui
radiasi terjadi karena bayi ditempatkan di dekat benda-benda
yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi.
Contohnya adalah jika bayi baru lahir dibiarkan dalam ruangan
yang dingin tanpa diberi pemanas radiant warmer), bayi baru
lahir dibiarkan dalam keadaan telanjang,
d. Evaporasi
3) Metabolisme Karbohidrat
5) Sistem Gastrointestinal
Pada tubuh bayi baru lahir terdapat relatif banyak air. Kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium karena ruangan
ekstraselular yang luas. Ginjal telah berfungsi, tetapi belum sempurna
karena jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa. Laju
filtrasi glomerulus pada BBL hanyalah 30-50% dari laju filtrasi
glomerulus pada orang dewasa. Akibatnya, kemampuan
mengeluarkan produk limbah dari dalam darah masih kurang. Bayi
baru lahir sudah harus buang air kecil dalam 24 jam pertama, Jumlah
urine sekitar 20-30 mL/jam dan meningkat menjadi 100-2010
mL/jam pada akhir minggu pertama. Frekuensi buang air kecil
(BAK) pada bayi baru lahir berbeda-beda tergantung pada asupan
cairan. Umumnya BBL akan BAK sekali dalam 24 jam pertama, dua
kali dalam 24 jam kedua, dan tiga kali dalam 24 jam ketiga. Bayi
yang diberi susu formula mungkin BAK lebih sering, tetapi jumlah
urine pada bayi yang diberi ASI meningkat setelah 3-4 hari ketika
ASI ibu telah muncul menggantikan kolostrum. Setelah hari keempat,
BBL seharusnya sudah BAK setidaknya 6-8 kali setiap 24 jam.
Penting untuk mencatat saat BAK pertama kali. Jika terjadi anuria,
hal ini harus diperhatikan karena mungkin menandakan anomaly
kongenital dari sistem perkemihan. (22)
8) Sistem Hepatik
9) Sistem Saraf
b. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di
kepala bayi.
c. Lakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu di dada ibu paling sedikit
satu jam. Mintalah ibu untuk memeluk dan membelai bayinya.
Jika perlu, letakkan bantal di bawah kepala ibu untuk
mempermudah kontak visual antara ibu dan bayi. Hindari
membersihkan payudara ibu.
6) Pemeriksaan Fisik
j. Genitalia:
m. Suhu : 36,5-37°C
Parameter 0 1 3
Appearence color (warna kulit) Pucat Badan merah muda, Seluruh tubuh
ekstremitas biru kemerah-
merahan
Pulse heart (denyut jantung) Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
Grimace (reaksi terhadap rangsangan) Tidak ada Sedikit gerakan mimik Batuk/bersin
Respiration (usaha bernapas) Tidak ada Lemah / tidak teratus Tangisan yang
baik
1) Visi
Bidan Praktek Mandiri (BPM) Ny. Kusmiyati, S. ST. adalah suatu
usaha jasa pelayanan kesehatan masyarakat di bidang kebidanan
yang aman, professional, dan unggul dalam menerapkan kualitas
pelayanan kebidanan
2) Misi
3) Tujuan
3. Kegiatan Pelayanan
b. Pemeriksaan Kehamilan.
Tinjauan teori dapat diambil dari buku keilmuan dari kasus yang diambil dengan
kurun waktu 10 tahun terakhir atau minimal tahun 2011. Tinjauan teori ini juga dapat
diambil dari jurnal nasional ataupun internasional dengan kurun waktu 5 tahun
terakhir atau minimal tahun 2016.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tinjauan kasus ini diambil dari SOAP yang sudah dikaji (SOAP dari KEHAMILAN
HINGGA KB dan masing-masing kunjungan).
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan ini ditinjau Ketika ada kesenjangan anatara teori dan kenyataan dilapangan.
Hal ini dapat dibahas serta dikuatkan dengan teori yang dapat diambil dari Jurnal
nasional maupun internasional minimal 5 jurnal dengan kurun waktu 5 tahun terakhir
atau minimal tahun 2016. Serta dapat dikuatkan dengan teori yang diambil dari buku
imliah dengan kurun waktu 10 tahun terakhir minimaltahun 2011.
BAB V
PENUTUP
Penutup terdiri dari
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Vancouver style.
LAMPIRAN
Lampiran berupa video dan photo-photo selama pengambilan kasus.