Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN


PADA NY.T USIA 25 TAHUN P2A0
INPARTU KALA III DENGAN ATONIA UTERI
DI PONED PUSKESMAS CARINGIN

Nama: Dewi Purnama Sari


NPM : 19200200055

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang

WHO PROVINSI
Indonesia KAB.BOGOR
2017 JABAR

2018
AKI 2018 AKI
KEMATIAN IBU
684 KASUS 55 KASUS
810 /hari
AKI 2018
75 %
305
KARENA
PERDARAHAN PERDARAHAN
PERDARAHAN
33,19% 21 KASUS
B. Tujuan

Melakukan Pengkajian dan Analisa Kasus pada Asuhan Kebidanan ibu bersalin (Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin Ny.T usia 25 tahun P2 A0 Inpartu kala III dengan atonia uteri di Poned Caringin Kabupaten Bogor).

C. Manfaat
 Bagi institusi : Bahan acuan mengembangkan dan meningkatkan wawasan asuhan kebidanan
 Bagi penulis : Meningkatkan kompetensi dalam asuhan kebidanan atonia uteri
 Bagi pasien : Mendapatkan pelayanan dan tatalaksana terstandar
BAB II TINJAUAN TEORI

Atonia uteri Keadaan lemahnya tonus/kontraksi Rahim yang


menyebabkan uterus tidak mampu menutup pendarahan terbuka Sarwono. 2014
dari tempat implantasi terbuka setelah bayi dan plasenta lahir.

Faktor Predisposisi : • anemis, atau menderita penyakit menahun


Overdistensi: gemelli, polihidramnion, atau
• Ada riwayat pernah atonia sebelumnya
anak terlalu besar
• Persalinan yang terlalu cepat
 Kelelahan karena persalinan lama
• Persalinan dengan induksi/akselerasi
 Kehamilan grande multi
 Mioma uteri yang mengganggu kontraksi persalinan
 Infeksi intra uterin ( korioamnionitis) • Penatalaksanaan yang salah pada kala
 Keadaan umum yang jelek plasenta
C. Atonia Uteri
Tanda Gejala :
• Perdarahan segera setelah anak lahir.
• Uterus tidak berkontraksi atau lembek.
• Gejala yang kadang-kadang ada syok

Faktor Resiko : Sarwono. 2020


Bagan Pengelolaan Atonia Uteri
 JURNAL
 Faktor Faktor Resiko Atonia Uteri (Yulijar, dkk) 2019:
 ada hubungan usia ibu, preeklampsi, induksi persalinan, anemia dan kehamilan
kembar dengan kejadian atonia uteri
 Faktor Resiko Kejadian Atonia Uteri (Lestari, dkk) 2019
 Berada di usia reproduksi sehat, pendidikan SMA, paritas <5,tidak memiliki
riwayat HPP. seluruh responden mendapatkan therapy medikamentosa berupa
uterotonika dan injeksi asam traneksamat.
 Gambaran Anemia Pada Kejadian Perdarahan Post Partum
 Ada pengaruh kadar HB Ibu terhadap kejadian perdarahan pasca salin. Kadar Hb
˂11 g/dL akan membuat kontraksi otot rahim lemah, ketika persalinan
berlangsung yang terjadi adalah atonia uteri sehingga dapat menimbulkan
bahaya perdarahan pasca persalinan
BAB III
 KALA I
 Pengkajian dilakukan di PONED caringin 14-April -2021 jam 05.30 WIB
 SUBYEKTIF
 Nama : Ny. Tini Solihat Nama Suami : Tn.Syamsuri
 Umur : 25 tahun Umur : 31 tahun
 Suku/kebangsaan : Sunda/Indonesia
 Agama : Islam
 Pendidikan : SLTA
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat rumah: Kp Cikalang RT 04 RW 06 Desa Caringin, Kec Caringin, kab Bogor
 Ibu datang pukul 05.30 wib. mules-mules sejak jam 21.00 disertai keluar lendir darah, belum keluar air-air dan terasa ingin BAB, ibu
hamil anak kedua
 HPHT : 05 – 0 7 – 2020 TP 12 – 04 - 2021
 Obyektif :
 TD: 110/70mmHG Nadi : 80 x/menit RR : 20 x/menit Suhu : 36.1 0C
 TB : 153 cm BB sebelum hamil : 41 kg BB sekarang : 49 kg
 Kepala, muka, rambut, mata, konjuctiva anemis, hidung, gigi, telinga, leher, dada semua nya normal
 Abdomen , Leopold I : TFU 2 jari di bawah PX, bokong
 Leopold II : kiri ekstermitas, kanan punggung
 Leopold III : kepala
 Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP (divergent), 3/5 sudah masuk PAP
 TFU : 32 cm TBJ: 32 – 11 x 155 = 3255 gr
 DJJ: 142 x/menit Kontraksi 4x 10’ lamanya 40 ‘’
 VT: V/V tak, portio tipis lunak, pembukaan 8 cm, ketuban utuh, kepala Hodge II tidak ada
molage
 LAB: Gol dar: A RH (+), HB 9,6 gr/dl, HIV NR,HBSAG NR, Sifilis negative
 ANALISIS DATA :
 Ny. T. Usia 25 tahun G2 P1 A0 hamil 40 minggu 4 hari inpartu kala I fase aktif dengan anemia
dan post matur, Janin tunggal hidup intra uteri presentasi kepala
 Penatalaksanaan:
 Menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
 Melakukan kolaborasi dengan dokter PJ Poned, pasang infus
 Memfasilitasi informed consent, hasil terlampir
 Melakukan pemantauan kemajuan persalinan, kesejahteraan janin dan Ibu, hasil terlampir
 KALA II
 S: mules semakin sering, ingin meneran
 O, Ku baik, TD 110/70, Nadi 84x/m, R 24 x/m, S 36,5 0C, TFU 31 cm, DJJ 147
x/mnt His: 5x 10’lamanya 45 “ VT: portio sudah tidak teraba pemb 10
cm, ketuban utuh, pres kepala, tidak ada moulage, UUK kiri depan Hodge 3+
 A : Ny. T. Usia 25 tahun G2 P1 A0 hamil 40 minggu 4 hari, inpartu kala II
 P - Menginformasikan hasil pemeriksaan
 - Menyiapkan alat dan obat
 - Memfasilitasi ibu untuk mengambil posisi nyaman
 - Menolong persalinan normal, Bayi lahir secara spontan jam 06.20 WIB, JK
jenis kelamin perempuan , BB 3300 gram, PB 49 cm, LK 33 cm LD 34 cm
 Melakukan IMD
KALA III
 S: mules
 O: Ku baik, Tfu Sepusat, tidak terdapat janin kedua
 A: Ny T usia 25 tahun, P2A0 Inpartu Kala III
 P:- menginformasikan hasil pemeriksaan
 -menyuntikan oksitosin 10 IU
 - melakukan PTT, jam 06.30 Plasenta lahir spontan lengkap
 - melakukan massage, uterus tidak kontraksi, lembek, perdarahan±500 cc
 - membersihkan bekuan darah dan sisa plasenta, stosel positif
 melakukan KBI selama 5 menit, perdarahan masih mengalir
 -menyuntikan methyl ergometrin 1 ampul
 - drip oksitosin 20 IU, guyur, perdarahan berhenti jam 06.35 WIB
 - mengajarkan ibu masase, ibu dapat melakukan dengan baik
KALA IV
 S: sakit pada jalan lahir
 O: Ku baik, TD: 90/70 mmHg, N: 88x/mnt, RR 20x/mnt, S: 36,9
 Tfu 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, laserasi grade II
 Hecting dengan anestesi, perdarahan normal
 HB: 9 gr /dl
 A : Ny T usia 25 tahun P2 A0 inpartu kala IV
 P : - menginformasikan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
 - melakukan pemantauan tanda bahaya pada kala IV, hasil terlampir
 - memfasilitasi minum obat, ibu minum
 - memfasilitasi makn dan minum
 - Konseling tanda bahaya pada masa nifas, perawatan vulva
 - mendekontaminasi alat
 - melengkapi dokumentasi dan partograf


BAB IV PEMBAHASAN

 Kala I
 Pengkajian dilakukan tanggal 14 april 2021 jam 05.30, keluhan mules jam 21.00, disertai keluar
lendir darah, Menurut JNPK-KR (2014) persalinan kala I dimulai sejak uterus berkontraksi sampai
pembukaan lengkap.
 pemeriksaan lab HB 9,6 gr/dl menurut penelitian oktariza kadar HB <11 gr/dl membuat kontraksi
otot Rahim lemah dan menyebabkan atonia. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
 Kala II
 Mules semakin sering, ingin meneran, vt: pembukaan lengkap, ketuban pecah dengan amniotomi
warna hijau, kepala hodge III. Asuhan sayang ibu, posisi meneran yg nyaman, pertolongan
persalinan dengan 60 langkah APN, bayi lahir spontan hidup
 Teori Kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi (JNPK-KR, 2014). Maka dari hasil pemeriksaan sesuai dengan teori
 Kala III
 Menurut JNPK KR kala III dimulai dengan lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta.
TFU sepusat,periksa janin kedua, melakukan mnajemen aktif kala III :menyuntikan oksitosin 10 IU,
PTT plasenta lahir jam 06.30 plasenta lahir spontan, lengkap
masase uterus 15 detik uterus lembek, perdarahan ± 500 cc
Suprapti 2016: tanda atonia uteri perdarahan segera setelah anak lahir, sangat banyak,
tidak rembes, ada gumpalan.
Tatalaksana atonia uteri :masase uterus, bersihkan stosel dan sisa plasenta, KBI menit,
masih mengalir, methyl ergometrin IM, drip oksitosin 20 IU guyur, perdarahan berhenti
jurnal Lestari M, 2019 seluruh responden mendapat therapy medikamentosa.
Terdapat kesenjangan yaitu tidak dilakukan KBE
Kala IV
Setelah plasenta lahir asuhan yang dilakukan adalah melakukan pemantauan tanda
bahaya pada kala IV, memfasilitasi makan dan minum, memfasilitasi minum obat, dan
konseling.
Kala IV di mulai setelah lahir nya plasentadan berakhir 2 jam ( JNPK-KR, 2014)
Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
BAB V Penutup
 Setelah melakukan pengkajian adan analisa pada asuhan kebidanan pada Ny. T. Usia
25 tahun P2 A0 Inpartu kala III dengan Atonia uteri
 Kesimpulan
 -Kala I pengkajian yang dilakukan secara langsung kepada Ny.T melalui anamnesa
dengan keluhan mules disertai lendir darah, data objektif pemeriksaan fisik head to
toe, Lab 9,6 gr/dl,asuhan kebidanan sesuai dengan teori, tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek
 - Kala II, Kontraksi semakin sering dan ingin meneran, data obyektif meliputi tanda
vital, TFU, His, DJJ dan pemeriksaan dalam. Asuhan yang di berikan sesuai dengan
60 langkah APN, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
 Kala III, setelah plasenta lahir uterus tidak berkontraksi atau lembek, perdarahan
500 cc, tata laksana yg lakukan masage uterus, melakukan KBI selama 5 menit,
menyuntikan methyl ergometrin, dan drip oktisosin 20 IU, guyur, jam 06.35
perdarahan berhenti, mengajarkan ibu masase.
 Terdapat kesenjangan antara teori dan praktek, tidak dilakukan KBE
 Kala IV, pada pemeriksaan Hh turun menjadi 9 gr/dl, asuhan yg di berikan
melakukan pemantauan tanda bahaya selama 2 jam, KU,tanda vital, kontraksi,
perdarahan, kandung kemih
 Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek pada kala IV, ibu di
perbolehkan pulang setelah 6 jam post partum.
 Saran,
 - Bagi Penulis
 Meningkatkan penggetahuan Pengetahuan, menerapkan teori dan praktek
dalammemberikan asuhan kebidanan kegawat daruratan pada ibu bersalin
dengan atonia uteri.
 Bagi Bidan
 Maampu mendeteksi secara dini adanya kejadian atonia uteri, dan
memberikan asuhan kegawatdaruratan pada ibu bersalin dengan atonia uteri.
 Bagi Institusi
 Poned Caringin: mempertahankan mutu pelayanan
 Stikim: dapat di gunakan sebagai referensi bagi mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA
 Dinkes Provinsi Jawa Barat. 2019. Profil Kesehatan Jawa Barat Tahun 2019.
Bandung : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
 Andini, Ayu. 2020. Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh Dari Target
SDGS. https://lokadata.id. diaksespada tanggal 20 April 2021.
 Kemenkes. 2019. Profil Kesehatan Indoneisa 2019. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
 Herry Rosyati. 2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta :
Fakultas Kedokteran dan KesehatanUniversitas Muhamadiyah Jakarta.
 Dinkes Kabupaten Bogor. (2019). Buku Saku 2019. In Dinas Kesehatan
Kabupaten Bogor.
 Kemenkes. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
 Didien Ika Setyarini, Suprapti. 2016. Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan
Maternal Neonatal. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
 Dinkes Provinsi Jawa Barat. 2020. Upaya Sektor Kesehatan Masyarakat Dalam Tantangan
Bonus Demografi Di Jawa Barat 2020. Bandung : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
 JNPK-KR. 2014. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-
Kesehatan Reproduksi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
 Prawirohardjo, Sarwono. 2020. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta : PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
 Lestari M, Mulawardhana P, Utomo B. 2019. Faktor Risiko Kejadian Atonia Uteri.
Pediomaternal Nursing Journal Vol 5 (2), 189-196. Surabaya: Pediomaternal Nursing Journal.
 Melati Julizar, Jusuf S Effendi, Hadyana Sukandar 2019. Analisis Faktor Resiko Atonia Uteri.
 Oktariza R, Flora R, Zulkarnain M. 2019. “Gambaran Anemia Pada Kejadian Perdarahan Post
Partum” dalam Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Volume 8. Jambi : Jambi Medical Journal
 Wardani, P. K 2017. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Perdarahan Pasca
Persalinan. Aisyah: Jurnal Ilmu Kesehatan. 2 (1), 51-60
 Yekti Satriyandari, Nena Riski Hariyati 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Perdarahan Post Partum. Journal of Health Studies, Vol I, No 1, Maret 2017: 49-64
lampiran

Anda mungkin juga menyukai