Oleh : Kelompok 2
Dipresentasikan Pada
Tanggal 22 Juli 2022
Oleh Kelompok 2 :
Koordinator
Stase Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Mengetahui
Ketua Program Studi Kebidanan Program Sarjana
sebelum kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan
gizinya. Kualitas seorang generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibunya dari
kehamilan dan kesejahteraan bayi yang akan lebih baik jika dilakukan sebelum
hamil. Syarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran
Kondisi nutrisi yang kurang baik bagi ibu hamil akan menjadi penyebab
kesakitan dan kematian yaitu anemia dan kurang energi kronis (KEK). Ibu
hamil yang mengalami anemia dapat mengalami kejang sampai kematian jika
kekurangan zat besi. KEK masih merupakan masalah gizi utama yang sering
lingkar lengan atas (LILA) di bawah 23,5 cm. Dampak dari wanita pranikah
kematian pada ibu pada saat melahirkan, bayi berat lahir rendah (BBLR),
kelahiran prematur, bayi lahir cacat hingga kematian pada bayi (Stephanie dkk.
2016).
Dampak yang serius juga dialami oleh janin dan bayi yang dilahirkan dari
ibu hamil yang kekurangan nutrisi. Masalah yang terjadi antara lain gangguan
pertumbuhan di dalam uterus, bayi dengan BBLR dan bayi lahir prematur
(Reeder, Sharon, Martin, & Griffin, 2011). Jika Ibu hamil dalam kondisi
kekurangan asam folat, maka beresiko melahirkan bayi dengan Neural Tube
Defects (NTDs). Selain itu bayi bisa mengalami kretinisme atau retardasi
mental jika ibu hamil dalam kondisi kekurangan yodium (Badriah, 2011;
KH dan untuk angka kematian bayi adalah 33.278 jiwa (SDKI, 2015).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, proporsi WUS yang mengalami KEK
pada usia 20-24 tahun adalah sebanyak 30,6%, pada usia 25- 29 tahun
sebanyak 19,3% dan usia 30-34 tahun adalah sebanyak 13,6%. Sedangkan
kembang janin dan kondisi kesehatan bayi yang dilahirkan serta keselamatan
menjaga kecukupan gizi bagi wanita pranikah disebabkan karena gizi yang
pembuahan yang sempurna. Gizi yang baik juga dapat berperan penting dalam
penyediaan cadangan gizi untuk tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, gizi
menyeluruh pada masa konsepsi dan kehamilan serta akan dapat memutuskan
mata rantai masalah kekurangan gizi pada masa kehamilan (Susilowati dkk.
2016).
yang berhubungan dengan gizi. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan
diharapkan dapat meningkatkan asupan gizi pada wanita usia subur (Susilowati
sakinah, rumah tangga ideal dan reproduksi sehat (Kementerian Agama, 2010).
wanita pranikah.
dipergunakan untuk pencegahan tetanus pada bayi yang baru lahir dengan
mengimunisasi wanita usia subur, dan juga untuk pencegahan tetanus (Indanati
(Priyoto,2014).
1.2. Tujuan Studi Kasus
kehamilan Kesehatan.
kehamilan Kesehatan.
1.2.3.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang belum mencapai 21 tahun dan belum menikah. Dalam tumbuh kembang
tahun pada perempuan untuk mengalami menarche dan 11-13 pada laki-laki
untuk mengalami ejakulasi pertama kali (mimpi basah) sehingga sudah dapat
untuk menjalankan masa transisi tersebut dengan baik guna dapat menjadi
Santrosk(2002) yaitu masa dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan
perkawinan iadalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)
yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dengan batas
Terdapat peningkatan usia median kawin pertama wanita dari 19,8 tahun
di tahun 2007 menjadi 20,4 tahun di 2012. Terdapat beberapa faktor yang
pengelolaan pranikah
yang sehat
pengantin putri.
tahun 1974 pasal 7 ayat 1 pernikahan hanya diziinkan apabila pihak pria
mencapai usia 19 tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 tahun.
2011).
keluarga calon mempelai pria dan wanita. Misalnya ada tidaknya penyakit
kelainan darah seperti thalassemia dan hemofilia. Kedua penyakit itu bisa
atau salah satu calon mempelai, dapat dilihat kemungkinan risiko yang
(kongenital) jika kelak memiliki anak. Dari sini, calon pasangan suami
istri (pasutri) akan punya pemahaman bahwa bila orang tua atau garis
keturunannya mengidap penyakit genetik, anak yang akan lahir nanti pun
diturunkan.
penyakit ini sering kali menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering
anak. Jika penyakit infeksi itu diketahui sejak awal, dapat diobati sebelum
terjadinya kehamilan.
dan interrelasi antarpasangan sebagai suatu yang serius. Tujuan utama dari
pertengkaran yang hebat dan parah yang bisa berakibat fatal. Dalam hal
masih ringan akan lebih mudah daripada menunggu masalah menjadi lebih
(Sadarjoen, 2011).
kurang lebih berisi data diri calon mempelai, seperti nama, tempat tanggal
dari segala aspek yaitu fisik, jiwa, sosial ekonomi. Terutama bagi calon
21-35 hari, 2-8 hari adalah waktu keluarnya darah haid yang berkisar 20-
60 ml per hari.
siklus yang tidak teratur atau siklus yang tidak mengandung sel telur.
ovarium (indung telur) dan siklus uterus (rahim). Siklus indung telur
terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular dan siklus luteal,
fungsionalis menstruasi. yang terdiri 2/3 dari kelenjar, dan 1/3 bagian
progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan,
dan pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi.
tersebut dipertahankan.
1) Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
paling rendah
1. Fase folikular.
keseluruhan.
2. Fase luteal.
lapisan endometrium
ovulasi
Pemeriksaan kesehatan sangat penting bagi calon ibu sebelum hamil. Masa
Dengan demikian, insya Allah, calon ibu siap menerima kehadiran janin
dalam sel darah merah) pada pasangan suami isteri dilakukan untuk
mengantisipasi perbedaan golongan darah dan rhesus antara darah
ibu dan bayinya. Perbedaan golongan darah dan rhesus darah ini
yang mungkin akan dialami bayi akibat secara genetis dari salah
apabila memang ada kelainan pada janin atau calon orang tua,
dan menambah berat badan bila terlalu kurus. Calon ibu bisa berkonsultasi
dengan bidan dan dokter untuk dilakukan penilaian BMI atau indeks massa
tubuh.
fisik ini tidak perlu dilakukan selama berjam-jam. Cukup 3 kali dalam
seminggu selama 1/2 jam, dan lakukan secara rutin. Olah raga selain
tidak terlalu gemuk maupun tidak terlalu kurus alias normal. Berusaha
Calon ibu bisa berkonsultasi dengan bidan dan dokter untuk dilakukan
penilaian BMI atau indeks massa tubuh. Untuk menemukan berat tubuh
yang ideal juga harus dengan memperhitungkan faktor tinggi badan. Berat
badan ideal dapat dihitung dengan menggunakan rumus 90% dikali dengan
(tinggi badan seseorang lalu dikurangi 100). Namun, apabila tinggi badan
badannya dikurangi 100. Selain berat badan, hal lain dari persiapan fisik
yakni berat badan dibagi dengan tinggi badan dalam ukuran satuan meter
Apabila hasil dari IMT antara 18,5-22,9, maka bisa dikatakan IMT
(45) / [(1.65) x (1.65)] = 16.5. Apakah calon ibu termasuk kurus, normal,
wanita yang mengalami kelebihan berat badan serius, tetapi harus disertai
Berat badan kurang bisa membuat Calon ibu kurang subur, orang
kelebihan berat badan menempatkan Calon ibu pada risiko lebih besar
selama kehamilan. Ada juga risiko tinggi komplikasi selama persalinan dan
kelahiran dan orang yang terlalu gemuk akan mengalami proses ovulasi
tidak teratur.
selama kehamilan, juga janin yang dikandung, Bayi dapat lahir prematur,
bahayanya dengan perokok aktif oleh karena itu sebaiknya minta suami
tidak subur dibandingkan dengan 27,8% pria yang tidak merokok. Pria
perokok memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis,
memiliki dua kali risiko lebih besar untuk mengidap kanker anak. Tentu
saja Calon ibu tidak bisa menggantikan alkohol dan rokok dengan ganja
atau kokain. Karena narkoba jauh lebih berbahaya dampaknya bagi pemakai
melakukan seks aman. Kecuali jika Calon ibu yakin bahwa pasangan
lakukanlah hubungan seks di saat yang tepat. Tentu saja ini sudah jelas,
akan tetapi yang perlu dicatat adalah bahwa seks yang teratur meningkatkan
kesempatan untuk hamil. Manfaatkan waktu yang paling subur dan pastikan
kebanyakan berovulasi satu kali selama setiap siklus, dan waktu yang
akan memiliki konsistensi yang berbeda ketika berada di masa paling subur.
Calon ibu akan mengetahui apa yang terlihat dan terasa normal bagi Calon
ibu, dan bisa melihat perubahannya, jika Calon ibu melakukan ini secara
teratur.
pewarna dan sejenisnya. Kandungan radikal bebas dari zat aditif tersebut
Pada saat hamil Calon ibu mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak
berlebihan pada satu gizi tertentu saja. Misalnya jika Calon ibu
mengkonsumi protein terlalu tinggi pada masa kehamilan, maka akan
proporsional lah dalam mengkonsumsi suatu menu dan gizi tertentu. Untuk
makanan ibu hamil biasanya disesuaikan dengan usia kehamilan. Ini akan
janin sudah terekpos apa yang dimakan ibu sejak dua mingu sebelumnya.
mengandung :
saraf pusat dan darah janin, cukup asam folat mengurangi risiko bayi
hijau tua, jeruk, avokad, hati sapi, kedelai, tempe, dan serealia. Minum
400 mikrogram asam folat setiap hari, jika seorang wanita memiliki
kadar asam folat yang cukup setidaknya 1 bulan sebelum dan selama
seperti sayuran berwarna hijau tua (bayam, sawi hijau, caisim mini),
alpukat, okra, kembang kol, seledri, wortel, buah bit, dan jagung.
Sebagian susu untuk ibu hamil pun mengandung asam folat cukup
memilih susu untuk ibu hamil yang rasanya enak untuk mengurangi
pula diperoleh dari telur, susu, hati, minyak ikan, ikan tuna,
cabai merah.
d) Cukupi zat seng. Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan
Sumbernya: hati, daging merah, kuning telur, sayuran hijau, jeruk, dan
makanan seperti sereal, nasi, roti dan pasta. Kalori bermanfaat untuk
persiapan kehamilan.
konsumsi:
ikan tuna kalengan, tuna beku, kakap putih, bawal hitam, marlin,
tongkol, dan hiu. Meski kaya omega 3 dan 6, ikan dari sebagian
lalu. Tetap berpikir positif dalam segala hal agar kehamilan yang akan
ini. Hal ini disebut dengan rencana hidup reproduktif. Misalnya bila Ibu
mencapai tujuan tersebut. Jika Ibu berpikir untuk hamil, sangatlah penting
persalinan, pasca persalinan dan juga perawatan bayi dari berbagai sumber
kehamilan calon ibu secara sehat. Agar kehamilan yang akan dijalani tidak
Jadi sangat baik jika Calon ibu mulai belajar mengatasi stres sehingga
kesiapan secara psikis termasuk perubahan yang akan terjadi pada saat
dukungan selama kehamilan dari orang terdekat seperti dari suami dan
keluarga besar sehingga kesiapan calon ibu dalam menjadi ibu baru
semakin siap.
pada ayah calon bayi. Selama sembilan bulan, emosi kita dapat terperas
Terimalah kenyataan yang ada, yang terbaik adalah selalu bersyukur dan
yang timbul dapat teratasi. Lengkapi diri calon ibu dengan berbagai
kehamilan. Dan yang tak kalah penting adalah dukungan suami kepada
menumbuhkan rasa percaya diri dan rasa aman pada diri sang isteri.
persalinan.
ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.
persalinan. Masalah ini menjadi salah satu faktor penting karena timbulnya
ketegangan psikis serta tidak terpenuhinya kebutuhan gizi yang baik pada
saat kehamilan tak jarang timbul akibat ketidaksiapan pasangan dalam hal
financial/keuangan.
biayanya. Biaya kehamilan ini dapat di diskusikan antara suami dan isteri.
yang terbaik dalam bidang apapun. Adapun biaya yang perlu diperhatikan
melahirkan (tempat tidur bayi, pakaian bayi, popok, selimut, dll) dan
Jangan malu bertanya dan berkonsultasi dengan dokter atau bidan dan
psikologis. Manfaat konseling ini agar dokter atau bidan akan melakukan
rujukan pada ahli psikologi atau psikiatri bila diperlukan.
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI
I. PENGKAJIAN DATA
A. Data Subyektif
Identitas
Nama Ibu :Ny.L Nama Suami : Tn.U
Umur : 22 Tahun Umur : 23 Tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Kristen Agama : Kristen
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja Pekerjaan : Wiraswasta
TIDAK ADA
TIDAK ADA
V. INTERVENSI
1. Merencanakan pemeriksaan fisik pada Wanita usia subur.
2. Merencanakan persiapan gizi
3. Merencanakan Skrining kasus imunisasi TT
4. Menjaga Kesehatan organ reproduksi
5. Merencanakan konseling kehamilan sehat
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada calon pengantin secara umum
baik.
2. Menjelaskan persiapan gizi
3. Skrining kasus imunisasi TT
4. Menjaga Kesehatan organ reproduksi
5. Merencanakan konseling kehamilan sehat
VII. EVALUASI
1. Wanita usia subur mengetahui hasil pemeriksaan secara umum baik.
2. Wanita usia subur mengetahui persiapan gizi kehamilan sehat
3. Wanita usia subur mengetahui Skrining kasus imunisasi TT
4. Wanita usia subur mengetahui Menjaga Kesehatan organ reproduksi
5. Wanita usia subur mengetahui Merencanakan konseling kehamilan
sehat
CATATAN PERKEMBANGAN SOAP
ANALISIS :
Diagnosa (Aktual) : P0, Usia 22 tahun, dengan prakonsepsi
Masalah :-
PENATALAKSANAAN :
Penatalaksanaan tindakan yang dapat diberikan oleh profesi bidan
a. Mengingatkan kepada Ibu perlu dilakukan pemeriksaan lengkap
(pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang)
secara rasional (berbasis evidence) dengan mengajak ibu mengetahui
kondisi dirinya, agar lebih mudah untuk diajak bekerja sama dalam
menyusun rencana kehamilan secara terarah dan terencana.
b. Membantu klien memastikan pemeriksaan yang belum lengkap
- Melakukan pemeriksaan umum meliputi : TTV
- Melakukan pemeriksaan fisik Head to Toe, meliputi : kepala,
abdomen, ekstremitas
- Pemeriksaan laboratorium, meliputi: kadar hemoglobin, HBSAg, HIV
- Skrining kelainan kenetik atau kromosom sebelum kehamilan
c. Mendiskusikan interpretasi hasil pemeriksaan
d. Mendiskusikan bersama keluarga khususnya pasangan (suami)
keputusan merencanakan kehamilan agar kehamilan diterima dan
mendapat support yang baik dari lingkungan sekitar serta
meminimalisir kehamilan yang tidak diinginkan
e. Meningkatkan kesiapan pasien untuk kehamilan dan menjadi orang tua
f. Membantu klien mengingat dan waspada faktor resiko
Berdasarkan analisis data hasil pemeriksaan lanjutan yang lebih
lengkap jika ditemukan resiko tertentu maka dilakukan intrevensi
lanjutan sesuai kasus
g. Membantu mengingatkan konsumsi suplementasi gizi (Fe) jika hasil
pemeriksaan menunjukkan Hb rendah
h. Menjalin Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) pranikah beserta
membantu memberi informasi terkini dan mendiskusikan bersama
Meliputi: kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup, hak
reproduksi, dan persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan
pranikah. Meliputi: suplementasi asam folat pada ibu, kontrol IMT,
dan kontrol kadar glukosa dalam darah. makanan seimbang dengan
berbagai vitamin, mineral, serat dan protein
i. KIE tentang pola hidup sehat pada ibu prakonsepsi dalam
mengupayakan keadaan ibu dan bayi sehat
1) Nutrisi
Mempersiapkan nutrisi yang adekuat untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin. Konseling kebutuhan gizi prakonsepsi
bertujuan agar keluarga sehat, keturunan berkualitas,
penanggulangan KEK, pencegahan stunting, pencegahan
anemia defisiensi Fe dan asam folat, direkomendasikan mulai
mengonsumsi suplementasi asam folat (B9) untuk mengurangi
kejadian kelainan NTD sejak 2 bulan sebelum konsepsi dan
dilanjutkan selama kehamilan dengan kadar asam folat 400 µg.
Mempertahankan konsumsi gizi seimbang, perbanyak minum.
2) Mempertahankan pola kebiasaan baik dengan tidak meminum
alcohol, merokok dan memberikan reminder terhadap riwayat
konsumsi obat-obatan yang bersifat teratogenic karena dapat
membahayakan janin
3) Merekomendasikan menghindari substansi yang beracun dan
kontaminasi lingkungan
4) Mengupayakan dan menjaga kesehatan mental
5) Kebersihan diri terutama lipatan kulit, ketiak, buah dada dan
daerah genetalia. Dengan cara dibersihkan dengan air dan
dikeringkan. Mandi 2x sehari.
6) Kebutuhan istirahat
menginformasikan pola istirahat ibu dan merekomendasikan untuk
mempertahankan istirahat cukup dimalam hari 6-8 jam dan 1-2 jam
di siang hari
7) Aktivitas
Memberitahukan pada ibu dapat melakukan aktivitas seperti
olahraga rutin agar meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak
mudah sakit
8) Seksual
Menganjurkan melakukan hubungan seksual dengan tidak
menggunakan kontrasepsi dan dilakukan pada masa subur. Bidan
menjelaskan beberapa metode penentuan masa subur yang belum
diketahui ibu
j. Mendiskusikan jadwal kunjungan selanjutnya dalam rangka
memberikan asuhan yang berkesinambungan
BAB IV
PEMBAHASAN
mengacu pada proses identifikasi berbagai risiko, seperti risiko sosial, perilaku,
wanita, yang bertujuan untuk mengurangi risiko ini (bila mungkin) melalui
2015).
mengacu pada proses identifikasi berbagai risiko, seperti risiko sosial, perilaku,
wanita, yang bertujuan untuk mengurangi risiko ini (bila mungkin) melalui
2015).
kesehatan dan hasil kehamilan ibu, serta sebelum kehamilan (Walfisch dan Koren,
dalam uterus, bahkan sebelum seorang wanita mengetahui dirinya sedang hamil,
mungkin memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan janin dan hasil
penting untuk meningkatkan kualitas anak yang akan dilahirkan sekaligus dapat
membantu pada upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Situasi ini
didapatkan bahwa faktor risiko yang diketahui yang merugikan ibu dan bayi yang
mungkin bisa terjadi sebelum kehamilan harus ditangani misalnya ibu mengalami
kekurangan hemoglobin (anemia), kekurangan asam folat dan perilaku yang dapat
menganggu kesehatan ibu dan janin pada masa kehamilan. Konseling prakonsepsi
1012; Reeve, 2009; Jack BW, 2008 ; bunting et al 2008 dalam (Agricola et al.
2013). Walaupun hal ini sudah direkomendasikan oleh banyak lembaga namun
untuk menskrinning pasangan yang telah siap menjadi orang tua potensial parents)
dengan pasangan yang belum siap menjadi orang tua. Boente et al juga
menyatakan bahwa menjadi orang tua yang siap merupakan tanggung jawab
moral yang paling fundamental bagi setiap pasangan (Bonte et al. 2014).
Kesadaran akan tanggung jawab moral ini akan membuat para pasangan akan
kehamilan terjadi sehingga saat kehamilan terjadi kondisi pasangan tersebut lebih
siap secara fisik, mental sosial dan ekonomi. Kesiapan ini akan 150 Jurnal Ilmu
dan Teknologi Kesehatan, Vol. 3 No. 2, Maret 2016, hal : 147-159 berdampak
mengurangi risiko keguguran, persalinan premature, berat bayi lahir rendah dan
kematian janin mendadak, dan mencegah efek dari kondisi kesehatan yang
saat ini sebagian besar dimulai setelah pasangan tersebut menjalani kehamilan
berencana yang seluruhnya subjek sasarannya pada ibu yang telah menjalani
kehamilan dan program kesehatan ibu anak lainnya. Adapun program Kesehatan
Reproduksi Remaja menjadi salah satu program yang dikembangkan pada
perempuan yang belum hamil. Namun secara analisis sosial dan psikologis terkait
PENUTUP
1. Kesimpulan
pra konsepsi, selama masa hamil, dan sesudah persalinan (selama masa
2. Saran
pelayanan berkualitas pada masa pra konsepsi, selama masa hamil, dan
Persada.
Alza Yelssi. 2016. Edukasi Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Pada Calon
Dedeh dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta. PT Penerbit
Sarana Bobo.
Dewi, dkk. 2011. Asuhan kehamilan untuk kebidanan. Jakarta: Salemba medika.
Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Pra Nikah. Depok.
Universitas Indonesia.
Ida Ayu Saputri, Soffi Nur. 2017. Konseling Kesehatan Pra Nikah Terhadap
Jakarta:Salemba Medika.
Kurniasih, Dedeh, dkk. 2010. Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta.
Buku