Oleh:
NAMA : YATI SUPRIATI
NPM : 19220300098
Oleh:
NAMA : YATI SUPRIATI
NPM : 19220300098
Tanggal,........................2023
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab Stase
(Nama Dosen)
NIDN :
i
LEMBAR PENGESAHAN
SOP dengan judul:
Oleh:
NAMA : YATI SUPRIATI
NPM : 19220300098
Menyetujui,
Mengesahkan,
Dosen Penangung Jawab Stase
(…………………………………….)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Presentasi Jurnal SOP
yang berjudul “STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PENATALAKSANAAN HIPEREMESIS”.
Dalam penyelesaian Laporan SOP praktik kolaborasi ini penulis mendapatkan
bimbingan, arahan dan masukan oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs.H.A.Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju
2. Prof. Dr. Dr. dr. H.M. Hafizurrahman, MPH, selaku Pembina Yayasan
Indonesia Maju.
3. Dr. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Rektor Universitas Indonesia
Maju.
4. Susaldi, S.ST., M. Biomed Selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik
Universitas Indonesia Maju.
5. Dr. Rindu, SKM.,M.Kes Selaku Wakil Rektor II Bidang Non-Akademik
Universitas Indonesia Maju.
6. Hidayani, Am Keb, SKM, MKM Selaku Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
7. Hedy Hardiana, S.Kep., M.Kes Selaku Wakil Dekan Fakultas Vokasi
Universitas Indonesia Maju.
8. Fanni Hanifa, S.ST., M.Keb., Selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Universitas Indonesia Maju
9. Madinah Munawaroh,S.Tr.Keb, M.Kes selaku pembimbing stase 5 yang
telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan kepada
penulis, mendampingi penulis serta memberikan pengarahan dan
dukungan dalam membimbing penyusunan laporan seminar kasus ini
10. Uci Ciptaiasrini,S.ST, M.Keb selaku dosen penguji stase 5 yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan yang berarti
kepada penulis.
iii
11. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Fakultas Vokasi Umiversitas Indonesia Maju (UIMA) yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, mengarahkan dan membimbing penulis
selama mengikuti proses Pendidikan
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................v
I. SOP LAMA......................................................................................................... 1
II. REKOMENDASI SOP BARU............................................................................4
III. PEMBAHASAN..............................................................................................10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................14
V. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 15
v
I. ( STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ) SOP LAMA
SOP PENATALAKSANAAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen : C.182/SOP-
SOP/II/2022
SOP No.Revisi : 0
Tanggal Terbit : 9/2/2022
Halaman : 1/3
Ditetapkan oleh,
Kepala Puskesmas Picung
UPT PUSKESMAS
PICUNG
Ns. DEPI DINATA,S.Kep
NIP. 198209032010011008
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan di
I. PENGERTIAN saat kehamilan yang menyebabkan dehidrasi, defesiansi nutrisi,
penurunan berat badan dan mengganggu aktifitas sehari-hari
Sebagai acuan petugas untuk memberikan penanganan yang tepat
untuk menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi yang terjadi
II. TUJUAN
pada ibu hyperemesis gravidarum
1
Nierbeken
Tissue makan/ tissue rol dalam tempatnya
Persiapan penolong
1. Memberikan penerangan tindakan apa yang akan di lakukan
pada pasien tentang kehamilannya, agar pasien tenang
2. Cara bekerja septik aseptik
2
trombosit
10. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap aplusan
11. Pemberian obat-obatan anti muntah
12. Setelah pasien puasa 24 jam, boleh di berikan the, biscuit
bertahap bertahap setiap jam, diet bubhur tak merangsang,
buah manis
13. Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam makanandapat
di tambah
14. Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau jika
cairan belum terpenuhi infus di teruskan (sebelumnya
kolaborasi dengan dokter yang merawat)
Yang perlu diperhatikan:
1. Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur pasien dapat
di mandikan, mobilisasi bertahap.
2. Kebersihan pasien dan lingkungan di jaga kebersihannya.
3. Membantu memenuhi segala kebutuhan pasien.
Jika setelah perawatan dan pengobatan baik muntah berkuran atau
pasien tidak muntah lagi pasien dapat di pulangkan, sebelumnya
kolaborasi dengan dokter yang merawat
VII. UNIT TERKAIT Pemeriksaan KIA, Kamar Bersalin
VIII. DOKUMEN
TERKAIT
3
II. REKOMENDASI SOP BARU
SOP PENATALAKSANAAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
No.Dokumen
No.Revisi:
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
PROGRAM STUDI
BLUD UPT PENDIDIKAN
PUSKESMAS PROFESI BIDAN
PICUNG FAKULTAS VOKASI
UIMA
Hyperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang
berlebihan terjadi ada awal kehamilan sampai umur kehamilan
20 minggu, mual dan muntah mempengaruhi hingga >50%
kehamilan. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat
pula timbul setiap saat, Mual dan muntah itu terjadi pada 60-
I. PENGERTIAN
80% primigravidarum dan 40% multigravida. Mual dan muntah
berlebihan yang terjadi pada wanita hamil sehingga
menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutris
Agar kegiatan penanganan ibu hamil hyperemesis gravidarum
dapat terlaksana dengan baik dan tepat sasaran
a. mengurangi rasa mual dan muntah
II. TUJUAN
b. mengganti keilangan cairanan dan elektrolit
c. memenuhi kebutuhan nutrisi dan mengatasi kehilangan
BB ibu
Keputusan Penanggung jawab Puskesmas Picung No C.
III. KEBIJAKAN
096/SK/PKM-PCG/II/2022 Tentang Pelayanan Klinik
IV. REFERENSI Prawirohardjo S, Wiknjosastro Ilmu Kebidanan. Jakarta:
4
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
Persiapan alat :
Tensi meter
Stetoskop
Funaduskop/ Doppler
Handscoon steril
Infu set
Cairan Infus Dextros 5% atau sesuai dengan intruksi
dokter
V. PROSEDUR Kapas alcohol, spuit 5 cc, 2,5 cc, bhetadine cair, plester
dll
Nierbeken
Tissue makan/ tissue rol dalam tempatnya
Persiapan penolong
Memberikan penerangan tindakan apa yang akan di
lakukan pada pasien tentang kehamilannya, agar pasien
tenang
Cara Bekerja septik aseptic
VI.LANGKAH- Penatalaksanaan
LANGKAH 1. Pelaksanaan program penerimaan pasien dari untit
pendaftaran
2. Pelaksanaan program memanggil ibu hamil sesuai
identitas
3. Dokter melakukan anamnesa terarah, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang lain terhadap pasien yang
sesuai guna mendiagnosa hiperemesis gravidarum.
4. Pemeriksaan fisik, ttv, Petugas melihat tanda kepucatan
pada telapak tangan, bibir dan pada bagian mata apakah
5
sangat pucat atau agak pucat
5. Menjelaskan kepada pasien bahwa proses kehamilan
dan persalinan merupakan proses fisiologis,
6. Menjelaskan kepada pasien bahwa mual dan muntah
adalah gejala yang normal terjadi pada kehamilan muda,
dan akan menghilang setelah usia kehamilan 4 bulan,
jika hasil pemeriksaan ibu hamil tidak hyperemesis
berat berikan konseling dan tentukan jadwal kunjungan
ulang, jika ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum
berat pelaksana program melaporkan ke dokter
puskesmas
7. Pelaksana program menjalankan adves dokter
8. Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi
dengan frekuensi yang lebih sering, waktu bangun pagi
jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi di anjurkan
untuk makan roti kering atau biscuit dengan the hangat
9. Hindari makan yang berminyak dan berbau lemak, dan
makan atau minuman sebaiknya di sajikan dalam
keadaan panas atau sangat dingin.
10. Makan makanan yang banyak mengandung gula
dianjurkan untuk menghindari kekurangan karbohidrat
11. Defekasi yang teratur
12. Pada pasien dengan muntah-muntah sering, pasien di
puasakan dalam 2 jam, kemudian di infus dextrose 5 %,
RL 2:1 pada kolf I/IV di isi neurobion 5000 UI, dan
vitamin C 200 mg IV, kebutuhan cairan ±3000 cc dalam
2 jam (sebelumnya dalam pemberian obat-obatan
kolaborasi dulu dengan dokter yang merawat
13. Intake dan output di catat tiap aplusan
14. Pemeriksaan laboratorium DL leucosit, urine aceton,
trombosit
6
15. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital tiap
aplusan
16. Pemberian obat-obatan anti muntah
17. Setelah pasien puasa 24 jam, boleh di berikan the,
biscuit bertahap bertahap setiap jam, diet bubhur tak
merangsang, buah manis
18. Bila pasien tidak muntah, jumlah dan macam
makanandapat di tambah
19. Jika kebutuhan cairan terpenuhi infus boleh diaf atau
jika cairan belum terpenuhi infus di teruskan
(sebelumnya kolaborasi dengan dokter yang merawat)
Yang perlu diperhatikan:
1. Jika pasien tidak dapat turun dari tempat tidur pasien
dapat di mandikan, mobilisasi bertahap.
2. Kebersihan pasien dan lingkungan di jaga
kebersihannya.
3. Membantu memenuhi segala kebutuhan pasien.
Jika setelah perawatan dan pengobatan baik muntah berkuran
atau pasien tidak muntah lagi pasien dapat di pulangkan,
sebelumnya kolaborasi dengan dokter yang merawat
7
Pelaksana program
memanggil ibu hamil
Tidak
Konseling
Ya
VII. DIAGRAM
ALIR
8
VIII. UNIT Dokter, Bidan, Perawat, Farmasi, Ahli Gizi
TERKAIT
Kohort ibu, bnuku KIA, Rekam Medis, Surat Rujukan,
XI. DOKUMEN
Pencatatan dan pelaporan
TERKAIT
9
III. PEMBAHASAN
SOP untuk kasus ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di
Puskesmas Picung menurut saya sebelumnya yang dibuat ada perbedaan
dimana petugas belum menjelaskan secara rinci tentang prosedur yang
dilakukan, dan belum adanya kolaborasi dengan unit layanan apotik, juga
belum dijelaskan proses diagram alurnya.
Dalam hal ini penulis melakukan penambahan SOP rekomendasi
yang baru pada prosedur, yaitu sebelum melakukan pemeriksaan lanjutan
terlebih dahulu menjelaskan pengertian hyperemesis gravidarum dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan kepada pasien, kemudian
mencantumkan langkah-langkah tindakan secara terinci, penulis juga
menambahkan diagram alir. Bagian unit terkait juga petugas
menambahkan unit layanan apotik.
1. usulan penulis terkait SOP yang baru adalah “pengertian” yang
dimaksud pada SOP, bukan terkait klinisnya (hiperemesis) itu
sendiri namun lebih kepada tujuan SOP nya dibuat untuk apa.
2. Tindakan di awal seperti melakukan anamnesa lengkap dan
pemeriksaan fisik terkait keluhan pasien untuk mendapatkan
keterangan sebanyak- banyaknya mengenai penyakit pasien dan
untuk membantu menentukan status kesehatan seseorang.
3. Dalam SOP, perlu juga ditambahkan kolaborasi bidan dengan
dokter saat penanganan pasien dengan hyperemesis gravidarum
4. Demi meningkatkan pelayanan kesehatan dan tindakan terhadap
pasien, diperlukan diagram alir yang mampu memberikan
pelayanan dengan cepat dan terarah kepada pasiennya serta
terkelola dengan baik dan harus tetap terkoordinasi. Persiapan
proses rujukan yang lengkap dan jelas sesuai prosedur seperti
persiapan surat rujukan, transportasi, obat-obatan emergency dan
lainnya. Unit terkait yang bersangkutan dengan penanganan kasus
kejadian hyperemesis grevidarum juga belum tercantum
kelanjutannya apabila pasien di rujuk ke fasilitas yang lebih
10
lengkap seperti Ruang IGD RS, Poliklinik Kebidanan sehingga
petugas Puskesmas mampu mengetahui unit mana yang akan
menangani untuk alur rujukan diluar jangkauan Puskesmas
11
Persiapan penolong bhetadine cair,
Memberikan plester dll
penerangan Nierbeken
tindakan apa Tissue makan/
yang akan di tissue rol dalam
lakukan pada tempatnya
pasien tentang Persiapan penolong
kehamilannya, Memberikan
agar pasien penerangan
tenang tindakan apa yang
Cara bekerja akan di lakukan
septik aseptik pada pasien
tentang
kehamilannya, agar
pasien tenang
Cara bekerja septik
aseptik
Diagram Belum terdapat diagram Sudah terdapat diagram ntuk mempermudah
alir alir alir tenaga kesehatan untuk
melakukan tindakan
atau pengkajian secara
cepat dan terarah
terkait penatalaksaan
SOP untuk kejadian
hyperemesis
gravidarum
Hal-hal Tidak terdapat di SOP Menambahkan hal-hal Untuk menilai apakah
yang harus yang harus diperhatikan pasien tersebut
di seperti keadaan umum, termasuk gawatdarurat
perhatikan TTV dan kenyamanan ibu sehingga memudahkan
untuk melakukan
12
tindakan awal dalam
rujukan
Unit terkait Pemeriksaan KIA, Dokter, Bidan, Perawat, 1. Ruang IGD RS
Kamar Bersalin Layanan apotek 2. Poliklinik
kebidanan
Dokumen Kohort ibu, bnuku KIA, 1. Rekam medis
terkait Rekam Medis, Surat 2. Cacatan
Rujukan, Pencatatan dan tindakan
pelaporan 3. Surat rujukan
13
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Standar Operasional Prosedur (SOP) merupakan salah satu bagian
dari manajemen administrasi dalam pelayanan kesehatan yang patut
diperhatikan, agar terwujudnya tujuan dari permasalahan itu sendiri
yaitu salah satunya efektifitas dan efesiensi kerja. Sebagai contoh
bagaimana prosedur dalam memberikan suatu pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya ibu hamil dengan hiperemesis
gravidarum. penulis dalam hal ini menambahkan dan sedikit
memperbaiki beberapa hal, diantaranya dalam bagian pengertian, unit
terkait dan diagram alir.
2. Saran
Diharapkan dengan dibuatnya SOP baru, dapat memberikan
informasi dalam prosedur pelaksanaan penanganan hyperemesis
gravidarum pada ibu hamil sehingga dapat melakukan penanganan sesuai
dengan Standar Operasional Prosedur yang ada.
14
V. DAFTAR PUSTAKA
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 5 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Pelayanan Primer
2. Prawirohardjo S, Wiknjosastro Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
15