Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL

PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA NY. F UMUR

34 TAHUN DI KLINIK BIDAN KUSWINARTI, S. ST PULOGADUNG

TANGGAL 20 NOVEMBER 2020

NAMA : RIZKI PITRI YANI


NPM : 07190100011

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU

JAKARTA

2020
LEMBAR PERSETUJUAN

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL


PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA NY. F UMUR
34 TAHUN DI KLINIK BIDAN KUSWINARTI, S. ST PULOGADUNG
TANGGAL 20 NOVEMBER 2020

Telah Disetujui Pada Tanggal:


… Desember 2020

Mengetahui,

Dosen
Pembimbing Lapangan,

(Ernita Prima Novianyani, S.ST, M.Kes)

1
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan atas kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan askeb ini yang berjudul manajemen asuhan kebidanan

praktik kolaborasi interprofesional pada ibu hamil dengan preeklampsia berat

pada Ny. F umur 34 tahun di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung tanggal

20 November 2020

Dalam proses penyusunan asuhan kebidanan ini penulis banyak

memperoleh bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga asuhan

kebidanan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Drs. H. Jacub Chatib selaku Ketua Yayasan Indonesia Maju

Jakarta

2. Dr. Dr. dr. Hafizurrahman, MPH, selaku ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

3. Dr. Sobar Darmadja S.Psi, MKM, selaku Wakil Ketua I Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

4. Astrid Novita SKM,MKM Selaku Wakil Ketua II dan III Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

5. Hidayani, AM. Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen

Kebidanan dan Profesi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta.

2
6. Retno Sugesti, SST. M.Kes, selaku Ketua Program Studi

Kebidanan Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju.

7. Ernita Prima Novianyani, S.ST, M.Kes selaku dosen pembimbing

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan

dalam penyusunan skripsi ini.

8. Kepada Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung yang telah membantu

dan memberikan izin untuk melakukan asuhan kebidanan ini.

9. Kepada kedua orang tua, saya dan adik saya mengucapkan terima

kasih karena kalian selalu memberikan dukungan, memberikan Do’a, dan

mendampingi saya sampai sekarang, dan kepada keluarga besar saya terima

kasih telah memberikan dukungan, sehingga penulis dapat menyelesaikan

laporan ini.

10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulisan laporan

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu atas segala bantuan selama penyusunan

laporan asuhan kebidanan ini.

Penulis menyadari keterbatasan baik pengetahuan, serta teori dalam

penulisan askeb ini, untuk itu penulis tidak menutup diri dan mengharap adanya

saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya membangun dan

menyempurnakan penulisan laporan ini.

3
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan semua rahmat dan hidayah-

Nya, penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semuanya dan

khususnya untuk penulis.

Jakarta, Desember 2020

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................5
1. Latar Belakang..............................................................................................5
2. Tujuan Penulisan...........................................................................................7
3. Manfaat Penulisan.........................................................................................8
SOAP Pre-Eklamsia Berat....................................................................................9
SOP Penanganan Pre-Eklamsia Berat...............................................................15
Analisa SOP..........................................................................................................21
Hasil Rekomendasi SOP......................................................................................25
Rekomendasi SOP Baru......................................................................................26
PENUTUP.............................................................................................................32
1. Kesimpulan.................................................................................................32
2. Saran............................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKAS

5
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Preeklampsia berat adalah apabila terdapat gejala dan tanda tekanan darah

sistolik > 160 mmHg atau diastolik > 110 mmHg, proteinuria lebih dari 5 gram

dalam urin 24 jam, edema pulmonal, oligouria (<400 ml dalam 24 jam), sakit

kepala yang menetap, nyeri epigastrium dan atau kerusakan fungsi hati,

trombositopenia, keterbatasan perkembangan intrauterus, peningkatan kadar

enzim hati dan atau icterus, skotoma dan gangguan visas lain, perdarahan retina

atau koma (Wijaya O P, 2013).

Masalah setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil.

Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15%

menderita komplikasi berat dengan sepertiganya mengancam nyawa ibu.

Komplikasi yang terjadi pada kehamilan mengakibatkan kematian lebih dari

setengah juta ibu setiap tahun. Dari jumlah yang diperkirakan terjadi 90% terjadi

di Asia dan Afrika subsahara, 10 % di negara berkembang lainnya, dan kurang

dari 1% di negara maju (Prawirohardjo, 2014).

Berdasarkan data World Health Organizatuion (WHO) mencatat AKI di

dunia yaitu tahun 2016 sebanyak 289.000 jiwa perempuan yang meninggal karena

hamil dan melahirkan. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sangat tinggi di

tahun 2016 yaitu sekitar 214 per 100.000 kelahiran hidup, hal tersebut diakibatkan

oleh perdarahan (28%), preeklampsia (24%) dan infeksi (11%) (Harli, 2018).

6
Secara global 80% kematian penyebab kematian ibu tergolong pada

kematian ibu secara langsung. Artinya kematian ibu yang terjadi akibat

komplikasi kehamilan, persalinan, atau masa nifas dan segala intervensi atau

penanganan tidak tepat dari komplikasi tersebut. Komplikasi penyebab langsung

yaitu perdarahan (28% biasanya perdarahan pasca persalinan), preeklamsia dan

eklamsia (13%), infeksi pada kehamilan (10%) partus macet (8%) dan sebab-

sebab lain (8%) (Prawirohardjo, 2014).

Preeklampsia adalah keadaan di mana terjadinya hipoperfusi ke organ akibat

vasospasme dan aktivasi endotel yang ditandai dengan hipertensi, proteinuria dan

edema (Karima, 2015). Menurut WHO angka kejadian pre-eklamsia di negara

berkembang adalah 16%, 9% kejadian di Asia dan Africa, dan sebanyak 26% di

Amerika Latin dan Karibia (Primadhani, 2017).

Angka kejadian preeklampsia di Indonesia adalah 7-10%. Menurut

penelitian usia ibu saat hamil dapat mempengaruhi kehamilan maupun persalinan.

Usia ibu terlalu muda dan usia ibu terlalu tua akan memiliki tingkat risiko yang

lebih tinggi untuk terjadi komplikasi pada kehamilan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan di RSUP Dr. Djamil Padang kejadian preeklampsia berat dapat terjadi

pada berbagai kategori usia ibu. Ibu hamil dengan usia < 20 tahun dan > 35 tahun

dianggap sebagai salah satu faktor risiko untuk mengalami preeklampsia berat

(Primadhani, 2017).

7
2. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen asuhan kebidanan praktik kolaborasi

interprofesional pada ibu hamil dengan preeklampsia berat pada Ny. F umur

34 tahun di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung tanggal 20

November 2020.

b. Tujuan Khusus

1) Dilakukan pengkajian pada Ny. F dengan preeklampsia berat di Klinik

Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung tanggal 20 November 2020.

2) Dirumuskannya diagnose/masalah yang terjadi pada Ny. F dengan

preeklampsia berat di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung

tanggal 20 November 2020.

3) Dilakukan identifikasi Tindakan segera/kolaborasi pada Ny. F dengan

preeklampsia berat di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung

tanggal 20 November 2020.

4) Ditetapkan rencana Tindakan asuhan kebidanan pada Ny. F dengan

preeklampsia berat di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung

tanggal 20 November 2020.

5) Dilaksanakan Tindakan asuhan yang telah disusun pada Ny. F dengan

preeklampsia berat di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung

tanggal 20 November 2020.

8
6) Didokumentasikan semua temuan dan indakan yang telah dilakukan

pada Ny. F dengan preeklampsia berat di Klinik Bidan Kuswinarti, S.

ST Pulogadung tanggal 20 November 2020.

3. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan pada kasus diatas adalah :

a. Manfaat bagi Ibu Hamil

Sebagai bahan masukan atau informasi bagi Ibu hamil mengenai factor resiko

preeklampsia berat, tanda-tanda preeklampsia berat dan juga Tindakan

pencegahan yang dapat dilakukan.

b. Manfaat bagi bidan pelaksana

Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan

program di Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST Pulogadung dalam mencegah dan

penangan preeklamsia berat pada ibu hamil.

c. Manfaat bagi Intitusi

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswi

kebidanan STIKIM dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil

dengan preeklamsia berat.

9
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PRAKTIK KOLABORASI INTERPROFESIONAL
PADA IBU HAMIL DENGAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA NY. F UMUR
34 TAHUN DI KLINIK BIDAN KUSWINARTI, S. ST PULOGADUNG
TANGGAL 20 NOVEMBER 2020

Ny. F usia 34 tahun hamil anak kedua usia kandungan 22 minggu 1 hari, HPHT

20 Mei 2020 sedang melakukan kunjungan untuk memeriksakan kehamilannya di

Klinik Bd. Kuswinarti S. ST pada tanggal 20 November 2020, ibu mengatakan

Ibu mengeluh pusing sejak 2 hari yang lalu, mengeluh sakit kepala dan bengkak

pada kaki sejak 1 minggu yang lalu. Ibu tidak memiliki Riwayat penyakit

keturunan, BB sebelum hamil : 71 kg, BB sekarang: 77 kg, TB : 157 cm, LILA :

29 cm, Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 180/120 mmHg, Nadi : 84x/m,

Pernafasan : 22 x/m, Suhu : 37,2 ºC. Hasil pemeriksaan paslpasi dari ujung

rambut sampai ujung kaki, ada oedema pada ektremitas bawah dan hasil dari

palpasi perut diperoleh bahwa presentasi janin adalah kepala, puki, TFU : 28 cm

dan DJJ : 144 x/menit, hasil dari cek laboratorium Ny. F mengalami preeklampsia

berat dengan proteinuria (+++). Pada kasus ini bidan berkolaborasi dengan dokter

untuk mendeteksi keadaan Ny. F dan menanganinya secara dini.

10
Pukul : 15.30 Wib

Tanggal Pengkajian : 20 November 2020

IDENTITAS

Nama Istri : Ny “ F “ Nama Suami : Tn “ M“

Umur : 38 tahun Umur : 40 tahun

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SLTP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian

Alamat : Pulogadung

Nikah : 1 X / ± 20 tahun

Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua dan tidak pernah keguguran. Ibu

mengeluh pusing sejak 2 hari yang lalu. Ibu mengeluh sakit kepala dan bengkak

pada kaki sejak 1 minggu yang lalu. Hari pertama haid terakhir tanggal 20 Mei

2020. Ibu mulai merasakan pergerakan janinnya pertama kali pada usia kehamilan

kurang lebih 20 minggu. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : dirasakan kuat

oleh ibu >10x dalam sehari, aktivitas sehari-hari Istirahat siang tidur siang ± 1

jam, tidur malam ± 8-9 jam, pekerjaan ibu rutin mengerjakan pekerjaan rumah

tangga, pola seksualitas trimester ke dua hubungan seksual 2 kali seminggu. Pola

eliminasi (BAK) 5-6 x/hari, warna kuning keruh, BAB 1 kali sehari konsistensi

11
lembek, warna kuning kecoklatan. Ibu sudah mendapatkan suntikan TT3 kali,

yaitu TT1 dan TT2 saat kehamilan pertama dan TT3 saat UK 20 minggu. Ibu

pernah menjadi akseptor KB suntik 3 bulan selama 3 tahun. Ibu dan keluarga

tidak memiliki riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, diabetes melitus,

asma, dan penyakit jantung. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan kedua, anak pertama lahir pada tahun

2016, lahir spontan, lahir cukup bulan, di BPM, ditolong oleh bidan, BB : 3000

gram, PB : 49 cm, jenis kelamin perempuan dan mendapatkan ASI eksklusif,

keadaan anak baik umur 4 tahun.

Data Objektif (O)

Keadaan umum ibu baik, Kesadaran composmentis

Pemeriksaan antropometri :

BB sebelumnya : 71 kg, BB sekarang: 77 kg, TB : 157 cm, LILA : 29 cm,

Tanda-tanda vital : Tekanan Darah : 180/120 mmHg, Nadi : 84x/m, Pernafasan

: 22 x/m, Suhu : 37,2 ºC

Pemeriksaan fisik :

Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada kotoran/ketombe, rambut sehat

Wajah : ada cloasma gravidarum, tidak ada oedema

Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva berwarna merah muda

dan sklera tidak icterus

Telinga : bersih tidak ada serumen

Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada sariawan, ada caries pada gigi

12
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Payudara : Simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi pada areola

mammae, putting susu menonjol, tidak ada benjolan dan nyeri

tekan

Abdomen : Terdapat linea nigra, striae alba dan tidak terdapat luka bekas

operasi dan pembesaran perut sesuai umur kehamilan.

Palpasi :

TFU : 28 cm, Leopold I : teraba bagian janin besar, lunak, tidak

melenting yaitu bokong, Leopold II : pada perut ibu bagian kiri

teraba bagian janin Panjang, keras, seperti papan yaitu

punggung. Pada perut ibu bagian kanan teraba bagian terkecil

janin yaitu ekstremitas. Leopold III : teraba bagian janin bulat,

keras, melenting yaitu kepala. Leopold IV : bagian terbawah

janin belum masuk PAP. DJJ : 144 x/menit.

Genitalia : vulva vagina tidak ada kelainan, tidak ada kondiloma, tidak

ada pembengkaan kelenjar bartholini

Anus : tidak ada hemoroid

Ekstremitas : Simetris kiri dan kanan, tidak ada varises, terdapat oedema

pada kedua kaki, refleks patella kiri (+) kanan (+)

Pemeriksaan Penunjang, HB 13 gram/dl, Urine: reduksi (-), protein (+++),

Golongan Darah: A.

13
Assesment (A)

G2PIA0 hamil 26 minggu 2 hari dengan preeklampsia berat, janin tunggal, hidup,

presentasi kepala.

Planning (P)

1. Membina hubungan baik dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun.

(hubungan baik telah terbina).

2. Memberikan informed concent kepada ibu dan keluarga tentang pemeriksaan

yang akan dilakukan.

(ibu dan keluarga menyetujui dengan menandatangani informed concent)

3. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan saat ini bahwa usia kehamilan ibu

saat ini adalah 26 minggu 2 hari, letak janin normal dengan posisi kepala di

bawah, tafsiran persalinan tanggal 27 Februari 2021, dan ibu mengalami

preeklampsia berat.

(Ibu sudah mengetahui kondisi yang dialaminya sekarang)

4. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemberian obat MgSO4

pada ibu

(Telah diberikan MgSO4 40 % dengan dosis 4 gram atau 10 ml secara IV

bolus selama 5 menit dan dilanjutkan dengan 6 gram MgSO4 40 % dalam

larutan RL 500 cc dengan 28 tetes/menit)

5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian anti hipertensi injeksi 1 ampul

Klonidin yang mengandung 0,15 mg/cc. Klonidin 1 ampul dilarutkan dalam

10 cc larutan aquadest (untuk suntikan).

14
(anti hipertensi disuntikan mula-mula 5 cc IV perlahan-lahan selama 5 menit.)

6. Pasang Dower catheter dan tamping urine dalam urine bag.

(kateter telah terpasang)

7. Memberikan support kepada ibu agar tidak cemas dengan keadaannya

(Ibu sedikit tampak tenang)

8. Melakukan kolaborasi dengan ahli gizi tentang pemberian makanan pada ibu

dan membantu menjelaskan bahwa ibu harus diet rendah garam kurangi

makanan berlemak dan karbohidrat serta menganjurkan ibu untuk makan

makanan yang tinggi protein seperti hati, kuning telur, ikan, kacang-

kacangan, kurangi makan daging, buah apel, pisang dan papaya.

(Ibu telah makan dan dengan diet tinggi protein, rendah garam, lemak dan

karbohidrat).

9. Mengobservasi cairan infus, keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, denyut

jantung janin.

(observasi telah dilakukan)

10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP.

(hasil pemeriksaan teah didokumentasikan)

15
SOP PENANGANAN PRE-EKLAMSIA BERAT

SOP PENANGANAN PRE-


EKLAMSIA BERAT
Terbitan :
SOP/004
KLINIK No Revisi :4
BIDAN Tgl Mulai berlaku : 17
KUSWINARTI, S. September 2017
ST Halaman :1
Ditetapkan Penanggung Jawab Klinik

Kuswinarti, S. ST
PENGERTIAN Preeklamsi berat adalah timbulnya hipertensi disertai ptoteinuria untuk
kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan > TD 160/110 mmHg, Proteinuria +2.
Pada preeklampsia berat terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan serta
beberapa indikasi masalah tambahan baik pada ibu maupun janin. Jika
salah satu gejala berikut menyertai, maka bisa disebut preeklampsia berat:
1. Munculnya tanda-tanda masalah sistem saraf pusat, seperti sakit
kepala parah, penglihatan kabur, dan perubahan status mental
2. Munculnya tanda-tanda masalah hati, seperti sakit perut, mual, dan
muntah
3. Munculnya tanda-tanda masalah pernapasan, seperti edema paru
dan warna kebiruan pada kulit
4. Setidaknya dalam dua kali tes fungsi hati didapat peningkatan kadar
enzim
5. Tekanan darah sangat tinggi, yaitu lebih dari 160/110 mmHg
6. Jumlah trombosit rendah (trombositopenia)
7. Terdapat lebih dari 5 gram protein dalam sampel urine 24 jam atau
tes urin dipstik ≥ positif 2
8. Urine yang keluar sangatlah rendah kira-kira kurang dari 500 ml
dalam 24 jam
9. Pembatasan pertumbuhan janin
10. Stroke (jarang terjadi)
TUJUAN SOP ini disusun sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penanganan preeklamsi berat
KEBIJAKAN Bidan, perawat, Dinkes
REFERENSI 1. Permenkes Nomor 5 Tahun 2011 tentang Panduan Praktek Klinik

16
Dokter
ALAT DAN 1. Obat oral : metildopa, nifedipine
BAHAN 2. Infus set, abocat, cairan infus(RL), MgSO4 20%-40%, supit 10cc,
poly catheter, yrine bag, sarung tangan, kapas alcohol
TATALAKSANA Tatalaksana Preeklampsia Berat

Preeklampsia Berat
1. Evaluasi gejala, DJJ dan cek laboratorium ≥ 34 minggu
2. Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis
3. Anti hipertensi jika TD ≥ 160/110

< 34 minggu

Jika didapatkan:
1. Eklampsia
1. Terminasi kehamilan setelah
2. Edema paru
stabilisasi
3. DIC Iya 2. Bila diindikasi dapat diberikan
4. HT berat, tidak terkontrol
kortikosteroid (pematang pari) 1
5. Janin tidak viable
dosis tanpa menunda terminasi
6. Gawat janin
(jika < 34 minggu)
7. Solusio plasenta
8. IUFD

Tidak

Jika didapatkan:
1. Gejala persisten
2. Sindrom HELLP
Iya Pematangan paru
3. Pertumbuhan janin terhambat
(kortikosteroid)
4. Severe olygohydramnion
2x24 jam
5. Reversed end diastolic flow
6. KP atau inpartu
7. Gangguan renal berat

Tidak
Perawat konservatif:
1. Evaluasi di kamar bersalin selama 24-
48 jam
2. Rawat inap hingga terminasi 1. Usia kehamilan ≥ 34
3. Stop MgSO4 profilaksis (1x24 jam) minggu
4. Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110 2. KPP atau inpartu
5. Pematangan paru 2x24 jam 3. Pemburukan maternal-
6. Evaluasi maternal-fetal secara berkala fetal

17
PROSEDUR 1. Beri penjelasan tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga
(Informed Consent).
2. Persiapan pasien
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan
b. Mempersiapkan bumil mengosongkan kandung kemih
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan dengan air mengalir dan
keringkan
3. Anamnesa:
a. Keluhan
b. Riwayat perkawinan
c. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
d. Status riwayat Haid, HPHT
e. Riwayat imunisasi Ibu saat ini
f. Kebiasaan ibu
g. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran
persalinan.
4. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bumil
b. Ukur TB, BB, Lila.
c. Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
d. Pemeriksaan fisik menyeluruh (dari kepala sampai ekstremitas).
5. Pemeriksaan khusus
a. Umur Kehamilan <20 mgg :
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus
b) Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
c) Striae
2) Palpasi
a) Tinggi fundus uteri
b) Keadaan perut
3) Auskultasi
b. Umur Kehamilan > 20 mgg:
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus uteri
b) Hypergigmentasi dan striae
c) Keadaan dinding perut
2) Palpasi
18
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral
kanan.
Leopold 1
a) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar
jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu
jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan
kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
Leopold 2
a) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut
lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
b) Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil
(ekstremitas).
Leopold 3
a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
b) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral
kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral
kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan
atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala,
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris
adalah bokong).
Leopold 4
a) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung
19
jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
b) Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
c) Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
d) Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang
bayi).
e) Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
3) Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
6. Pemeriksaan Tambahan (cek Hb, protein urine dan glukosa urin)
7. Penatalaksanaan:
a. Tata laksana per-eklamsi ringan.
1) Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan
darah, berat badan, tinggi badan, indek masa tubuh, ukuran
uterus, dan gerakan janin
2) Rawat jalan (ambulatoir)
a) Ibu hamil banyak istirahat(berbaring/ tidur miring)
b) Konsumsi susu dan air buah
c) Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti
hipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu
dalam mencegah penyakit cereborvaskular. Meskipun
demikian, penurunan tekanan darah dilakukansecara
bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam 1 jam.
Hal ini untuk mencegah terjadinya penurunan aliran
darah utero plasenter. Obat anti hipertensi yang dapat
diberikan:
(1) Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500mg
per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimal
3 gram perhari, atau
(2) Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30
menit, dengan dosis maksimal 30mg
b. Tata laksana per-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis awal
20
dengan cara: ambil 4 mb MgSO4 (10ml larutkan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 10 ml aquaades. Berikan secara perlahan IV selam
20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing 5mb MgSO4
(12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan.
c. Memberikan anti hipertensi Nifedipin 10 mg 3 kali sehari. Bila
sistole > = 180 mmHg atau diastole > = 110 mm Hg digunakan
injeksi 1 ampul Klonidin yang mengandung 0,15 mg/cc. Klonidin 1
ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan aquadest (untuk suntikan).
Disuntikan : mula-mula 5 cc IV perlahan-lahan selama 5 menit.
d. Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia
berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis obstetric dan ginekologi setelah dilakukan tata
laksana pada per-eklamsia berat.
HAL-HAL YANG Keadaan umum ibu, tekanan darah,
PERLU
DIPERHATIKAN
UNIT TERKAIT 1. KIA
2. UGD
3. KB
4. Ruang rawat inap
5. Poliklinik
DOKUMEN Rekam Medis
TERKAIT

21
Analisa SOP

Berdasarkan SOP (Standart Operasional Prosedur) preeklampsia berat

dalam kehamilan yang didapatkan dari Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST yaitu

dikatakan PEB jika tekanan darah sangat tinggi, yaitu lebih dari 160/110

mmHg, munculnya tanda-tanda masalah sistem saraf pusat, seperti sakit kepala

parah dan hasil cek lab proteinuria positif 3. Dari hasil pemeriksaan Ny. F

didapatkan hasil pemeriksaan tekanan darah 180/120 mmHg dan proteinuria (+

++), yang berarti Ny. F mengalami preeklampsia berat.

Hal ini sesuai dengan teori bahwa preeklampsia berat adalah masalah

preeklampsia yang lebih serius. Pada preeklampsia berat terdapat tanda-tanda

preeklampsia ringan serta beberapa indikasi masalah tambahan baik pada ibu

maupun janin. Jika salah satu gejala berikut menyertai, maka bisa disebut

preeklampsia berat, seperti munculnya tanda-tanda masalah sistem saraf pusat,

seperti sakit kepala parah, penglihatan kabur, dan perubahan status mental.

Munculnya tanda-tanda masalah hati, seperti sakit perut, mual, dan muntah.

Munculnya tanda-tanda masalah pernapasan, seperti edema paru dan warna

kebiruan pada kulit. Setidaknya dalam dua kali tes fungsi hati didapat

peningkatan kadar enzim. Tekanan darah sangat tinggi, yaitu lebih dari 160/110

mmHg. Jumlah trombosit rendah (trombositopenia). Terdapat lebih dari 5 gram

protein dalam sampel urine 24 jam. Urine yang keluar sangatlah rendah kira-

kira kurang dari 500 ml dalam 24 jam. Pembatasan pertumbuhan janin dan

Stroke (jarang terjadi).

22
Tata laksana per-eklampsi berat yang harus dilakukan dalam kehamilan

berdasarkan SOP yang didapatkan dari Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST yaitu

terdapat 7 tahapan awal penanganan yang pertama adalah memberi penjelasan

tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga (Informed Consent)

sebelum melakukan tindakan, hal ini penting dilakukan karena setiap pasien

berhak mengetahui risiko dan manfaat dari tindakan medis yang akan

dijalaninya. Tahapan yang kedua yaitu persiapan pasien seperti persiapan alat

dan obat yang akan digunakan, pasien mengosongkan kandung kemih dan

petugas mencuci tangan. Tahapan yang ketiga yaitu melakukan anamnesa

kepada pasien seperti layaknya menerima pasien pada wajarnya, tanyakan

tentang keluhan yang dirasakan, riwayat penyakit dahulu atau yang sedang

diderita atau riwayat penyakit keluarga, pada kasus Ny. F ini mengatakan

bahwa ibu merasakan sakit kepala dan bengkak pada kaki sejak 1 minggu yang

lalu. Pada tahapan yang keempat yaitu lakukan pemeriksaan umum yaitu

mengukur tekanan darah, BB, lila dan melakukan pemeriksaan fisik dari ujung

rambut sampai ujung kaki, pada kasus Ny. F didapatkan bahwa ada oedema

pada bagian kaki Ny, F. Pada tahapan yang kelima yaitu lakukan pemeriksaan

khusus yaitu melakukan inspeksi pada daerah perut, melakukan pengukuran

TFU, melakukan leopold dan mendengarkan DJJ, dilakukan untuk melihat

kondisi dan keadaan janin. Pada tahapan keenam yaitu melakukakan

pemeriksaan penunjang yaitu melakukan cek hemoglobin untuk mengetahui

kadar Hb ibu hamil dan juga mengecek protein dan glukosa urine. Pada tahapan

yang ketujuh yaitu melakukan penatalaksaan untuk kasus yang di alami oleh

23
Ny. F agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, tata laksana per-eklamsi

berat yaitu pemberian MgSO4 dosis awal dengan cara: ambil 4 mb MgSO4

(10ml larutkan MgSO4 40%) dan larutkan dalam 10 ml aquaades. Berikan

secara perlahan IV selam 20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing

5mb MgSO4 (12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Ajeng Dwi

Imelda, berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penanganan awal

preeklampsia berat dan eklampsia di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Propinsi

Lampung di RSUD tahun 2017 dapat disimpulkan sebagian besar ibu yang

mengalami preeklampsia berat sebanyak 17 responden dan Eklampsia sebanyak

8 responden. Sebagian besar yang mengalami preeklampsia berat, terdapat 14

(82.4%) responden yang mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Sebagian

besar yang mengalami eklampsia, terdapat 6 (75.0%) responden yang

mendapatkan penatalaksanaan sesuai protap. Prosedur penatalaksanaan

preeklampsia berat di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek adalah dengan melakukan

tirah baring, pasang infus RL (Ringer Laktat) yang mengandung 5% dekstrosa,

60-125 cc/jam. Memberikan 10 gr MgS04 50% IM sebagai dosis awal diulangi

dengan dosis 5 gr MgSO4 50% IM setiap 6 jam, s/d 24 jam pascapersalinan

(kalau tidak ada kontra indikasi pemberian MgS04. Diberikan anti hipertensi,

yang digunakan yaitu : Klonidin suntikan IV (1 ampul mengandung 0,15

mg/cc), tersedia di kamar bersalin, dilanjutkan tablet-Nifedipin 3 x10 mg

(pilihan pertama) atau tablet Metildopa 3 x 250mg). Bila sistole > = 180 mmHg

atau diastole > = 110 mm Hg digunakan injeksi 1 ampul Klonidin yang

24
mengandung 0,15 mg/cc. Klonidin 1 ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan

aquadest (untuk suntikan). Disuntikan : mula-mula 5 cc IV perlahan-lahan

selama 5 menit. 5 menit kemudian tekanan darah diukur, bila belum ada

penurunan maka diberikan lagi sisanya 5 cc i.v. dalam 5 menit sampai tekanan

darah diastole normal.

25
HASIL REKOMENDASI SOP

ITEM SOP REKOMENDASI ALASAN


SOP

Prosedur 1. Tidak membina 1. Membina 1. Untuk meningkatkan rasa saling


(pelaksanaan) hubungan baik hubungan baik percaya dan merasa aman
2. Tidak melakukan 2. Melakukan 2. Untuk mendapatkan keterangan
anamnesa lengkap anamnesa lengkap sebanyak-banyaknya untuk
3. Persiapan dan 3. Persiapan dan membantu dalam menegakkan
proses rujukan proses rujukan diagnosa sementara dan sampai
kurang lengkap 4. Melakukan perlu pertolongan.
4. Tidak dilakukan kolaborasi dengan 3. Persiapkan proses rujukan
kolaborasi dengan Dokter dengan seksama, antara lain:
Dokter a. Surat rujukan
b. Transportasi
c. Obat-obatan emergency
d. Menghubungi faskes
rujukan melalui telepon
e. Petugas kesehatan
mendampingi rujukan
f. Melakukan observasi dan
pencatatan selama proses
rujukan
4. Untuk melakukan diskusi
tentang diagnosa, melakukan
kerjasama dalam asuhan
kesehatan, saling berkonsultasi
atau komunikasi serta masing-
masing bertanggung jawab pada
pekerjaannya.

26
Rekomendasi SOP Baru

SOP PENANGANAN PRE-EKLAMSIA


BERAT
Terbitan : SOP/004
No Revisi :4
KLINIK
Tgl Mulai berlaku : 17 September 2017
BIDAN
Halaman :1
KUSWINARTI, S. ST
Ditetapkan Penanggung Jawab Klinik

Kuswinarti, S. ST

PENGERTIAN Preeklamsi berat adalah timbulnya hipertensi disertai ptoteinuria untuk


kehamilan, setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan > TD 160/110 mmHg, Proteinuria +2.
Pada preeklampsia berat terdapat tanda-tanda preeklampsia ringan serta
beberapa indikasi masalah tambahan baik pada ibu maupun janin. Jika
salah satu gejala berikut menyertai, maka bisa disebut preeklampsia berat:
1. Munculnya tanda-tanda masalah sistem saraf pusat, seperti sakit
kepala parah, penglihatan kabur, dan perubahan status mental
2. Munculnya tanda-tanda masalah hati, seperti sakit perut, mual, dan
muntah
3. Munculnya tanda-tanda masalah pernapasan, seperti edema paru
dan warna kebiruan pada kulit
4. Setidaknya dalam dua kali tes fungsi hati didapat peningkatan kadar
enzim
5. Tekanan darah sangat tinggi, yaitu lebih dari 160/110 mmHg
6. Jumlah trombosit rendah (trombositopenia)
7. Terdapat lebih dari 5 gram protein dalam sampel urine 24 jam atau
tes urin dipstik ≥ positif 2
8. Urine yang keluar sangatlah rendah kira-kira kurang dari 500 ml
dalam 24 jam
9. Pembatasan pertumbuhan janin
10. Stroke (jarang terjadi)
TUJUAN SOP ini disusun sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
penanganan preeklamsi berat
KEBIJAKAN Bidan, perawat, Dinkes
REFERENSI Permenkes Nomor 5 Tahun 2011 tentang Panduan Praktek Klinik Dokter
ALAT DAN 1. Obat oral : metildopa, nifedipine
27
BAHAN
2. Infus set, abocat, cairan infus(RL), MgSO4 20%-40%, supit 10cc, poly
catheter, yrine bag, sarung tangan, kapas alcohol
TATALAKSANA Tatalaksana Preeklampsia Berat

Preeklampsia Berat
1. Evaluasi gejala, DJJ dan cek laboratorium ≥ 34 minggu
2. Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis
3. Anti hipertensi jika TD ≥ 160/110

< 34 minggu

Jika didapatkan:
1. Eklampsia
1. Terminasi kehamilan setelah
2. Edema paru
stabilisasi
3. DIC Iya 2. Bila diindikasi dapat diberikan
4. HT berat, tidak terkontrol
kortikosteroid (pematang pari) 1
5. Janin tidak viable
dosis tanpa menunda terminasi
6. Gawat janin
(jika < 34 minggu)
7. Solusio plasenta
8. IUFD

Tidak

Jika didapatkan:
1. Gejala persisten
2. Sindrom HELLP
Iya Pematangan paru
3. Pertumbuhan janin terhambat
(kortikosteroid)
4. Severe olygohydramnion
2x24 jam
5. Reversed end diastolic flow
6. KP atau inpartu
7. Gangguan renal berat

Tidak

Perawat konservatif:
1. Evaluasi di kamar bersalin selama 24-
48 jam 1. Usia kehamilan ≥ 34
2. Rawat inap hingga terminasi minggu
3. Stop MgSO4 profilaksis (1x24 jam) 2. KPP atau inpartu
4. Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110 3. Pemburukan maternal-
5. Pematangan paru 2x24 jam fetal
6. Evaluasi maternal-fetal secara berkala

28
PROSEDUR 1. Membina hubungan baik
2. Beri penjelasan tindakan yang akan dilakukan pada pasien dan keluarga
(Informed Consent).
3. Persiapan pasien
a. Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan
b. Mempersiapkan bumil mengosongkan kandung kemih
c. Petugas mencuci tangan dengan sabun dan dengan air mengalir dan
keringkan
4. Anamnesa:
a. Identitas lengkap pasien dan suami
b. Keluhan
c. Riwayat perkawinan
d. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
e. Status riwayat Haid, HPHT
f. Riwayat imunisasi Ibu saat ini
g. Kebiasaan ibu
h. Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnesa haid tersebut, tentukan Usia kehamilan dan buat taksiran
persalinan.
5. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bumil
b. Ukur TB, BB, Lila.
c. Tanda vital : tensi, Nadi, RR, HR
d. Pemeriksaan fisik menyeluruh (dari kepala sampai ekstremitas).
6. Pemeriksaan khusus
a. Umur Kehamilan <20 mgg :
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus
b) Hyperpigmentasi (pada areola mammae, Linea nigra).
c) Striae
2) Palpasi
a) Tinggi fundus uteri
b) Keadaan perut
3) Auskultasi
b. Umur Kehamilan > 20 mgg:
1) Inspeksi
a) Tinggi fundus uteri
b) Hypergigmentasi dan striae
c) Keadaan dinding perut
29
2) Palpasi
Lakukan pemeriksaan Leopold dan intruksi kerjanya sbb :
Pemeriksa berada disisi kanan bumil, menghadap bagian lateral
kanan.
Leopold 1
a) Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus
uteri untuk menentukan tinggi fundus. Perhatikan agar
jari tersebut tidak mendorong uterus kebawah (jika
diperlukan, fiksasi uterus basah dengan meletakkan ibu
jari dan telunjuk tangan kanan dibagian lateral depan
kanan dan kiri, setinggi tepi atas simfisis).
b) Angkat jari telunjuk kiri (dan jari-jari yang memfiksasi
uterus bawah) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga
menghadap kebagian kepala ibu.
c) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada
bagian tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tangan kiri dan kanan secara
bergantian.
Leopold 2
a) Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral
kanan dan telapak tangan kanan pada dinding perut
lateral kiri ibu sejajar dan pada ketinggian yang sama.
b) Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan kemudian geser
kearah bawah dan rasakan adanya bagian yang rata dan
memenjang (punggung) atau bagaian yang kecil
(ekstremitas).
Leopold 3
a) Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap
kebagian kaki ibu.
b) Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding lateral
kiri bawah, telapak tangan kanan pada dinding lateral
kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut bersamaan
atau bergantian untuk menentukan bagian bawah bayi
(bagian keras, bulat dan hampir homogen adalah kepala,
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris
adalah bokong).
Leopold 4
a) Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
30
dinding lateral kiri dan kanan uterus bawah, ujung-ujung
jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas simfisis.
b) Temukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan
semua jari-jari tangan kanan yang meraba dinding bawah
uterus.
c) Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan
kanan (konvergen/divergen)
d) Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada bagian
terbawah bayi (bila presentasi kepala, upayakan
memegang bagian kepala didekat leher dan bila
presentasi bokong, upayakan untuk memegang pinggang
bayi).
e) Fiksasi bagian tersebut kearah pintu atas panggul,
kemudian letakkan jari0jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul.
4) Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin.
7. Pemeriksaan Tambahan (cek Hb, protein urine dan glukosa urin)
8. Penatalaksanaan:
a. Tata laksana per-eklamsi ringan.
1) Melakukan kolaborasi dengan Dokter
2) Pantau keadaan klinis ibu tiap kunjungan antenatal: tekanan
darah, berat badan, tinggi badan, indek masa tubuh, ukuran
uterus, dan gerakan janin
3) Rawat jalan (ambulatoir)
a) Ibu hamil banyak istirahat(berbaring/ tidur miring)
b) Konsumsi susu dan air buah
c) Obat anti hipertensi: indikasi utama pemberian anti
hipertensi pada kehamilan adalah untuk keselamatan ibu
dalam mencegah penyakit cereborvaskular. Meskipun
demikian, penurunan tekanan darah dilakukansecara
bertahap tidak lebih dari 25% penurunan dalam 1 jam.
Hal ini untuk mencegah terjadinya penurunan aliran
darah utero plasenter. Obat anti hipertensi yang dapat
diberikan:
(1) Metildopa, biasanya dimulai pada dosis 250-500mg
per oral 2 atau 3 kali sehari, dengan dosis maksimal
3 gram perhari, atau
(2) Nifedipine 10 mg kapsul peroral di ulang tiap 15-30
31
menit, dengan dosis maksimal 30mg
b. Tata laksana per-eklamsi berat. Pemberian MgSO4 dosis awal
dengan cara: ambil 4 mb MgSO4 (10ml larutkan MgSO4 40%) dan
larutkan dalam 10 ml aquaades. Berikan secara perlahan IV selam
20 menit. Jika akses IV sulit berikan masing-masing 5mb MgSO4
(12,5 ml larutkan MgSo4 40%) IM dibokong kiri dan kanan.
c. Memberikan anti hipertensi Nifedipin 10 mg 3 kali sehari. Bila
sistole > = 180 mmHg atau diastole > = 110 mm Hg digunakan
injeksi 1 ampul Klonidin yang mengandung 0,15 mg/cc. Klonidin 1
ampul dilarutkan dalam 10 cc larutan aquadest (untuk suntikan).
Disuntikan : mula-mula 5 cc IV perlahan-lahan selama 5 menit.
d. Kriteria rujukan
Rujuk bila ada satu atau lebih gejala dan tanda-tanda per-eklamsia
berat ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang memiliki
dokter spesialis obstetric dan ginekologi setelah dilakukan tata
laksana pada per-eklamsia berat.
e. Persiapkan proses rujukan dengan seksama, antara lain :
1) Surat rujukan
2) Transportasi
3) Obat-obatan emergency
4) Menghubungi faskes rujukan melalui telepon
5) Petugas kesehatan mendampingi rujukan
6) Melakukan observasi dan pencatatan selama proses rujukan
HAL-HAL YANG Keadaan umum ibu (TTV)
PERLU
DIPERHATIKAN
UNIT TERKAIT 1. KIA
2. Poned
DOKUMEN Rekam Medis
TERKAIT

32
PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari hasil analisa pengkajian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa analisa asuhan kebidanan pada Ny. F dengan Preelampsia Berat di Klinik

Bidan Kuswinarti, S. ST adalah sebagai berikut:

a. Pada Kasus ini dapat ditegakkan bahwa Ny. F mengalami preeklampsia

berat. Hal ini didukung dengan temuan hasil pemeriksaan tekanan darah

180/120 mmHg, protein urine (+++), dan oedema pada kaki.

b. Asuhan kehamilan pada kasus preeklampsia berat yang di alami oleh Ny. F

sesuai dengan SOP Klinik Bidan Kuswinarti, S. ST yaitu dengan melakukan

tirah baring, memberikan infus RL dan juga anti hipertensi.

c. Tidak ada kesenjangan antara asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan

kepada Ny. F dengan SOP yang ada, serta tidak ada kesenjangan antara teori

dan jurnal penelitian dengan yang ada dilapangan.

d. Pendokumentasian sangat perlu dilakukan dengan lengkap dan akurat

karena merupakan salah satu bukti pencatatan tentang tindakan bidan

berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis yang

dapat dijadikan bukti dalam persoalan hukum.

33
2. Saran

a. Bagi Ibu Hamil

Diharapkan agar ibu hamil dapat mengenali faktor risiko preeklampsia

seperti usia dibawah 20 tahun dan lebih dari 35 tahun, Indeks Massa Tubuh

yang tinggi, dan pola hidup yang kurang sehat. Mengenali juga tanda

preeklampsia seperti tekanan darah lebih atau sama dengan 140/90 mmHg,

edema tungkai, dan proteinuria sehingga dapat melakukan tindakan

pencegahan terhadap preeklampsia dan memeriksakan diri agar tidak

berlajut ke eclampsia.

b. Bagi Bidan Pelaksana

Diharapkan berdasarkan penelitian ini agar petugas pelayanan

kesehatan dapat melakukan tindakan pencegahan terhadap preeklampsia

dengan memberi edukasi mengenai pentingnya pola hidup sehat dan

menjaga berat badan terutama saat masa kehamilan. Serta mengenali faktor

resiko preeklampsia pada pasien dan mencegah terjadinya preeklampsia

maupun eklampsia.

c. Bagi Institusi

Diharapkan dengan penulisan laporan ini dapat menjadi sumber

informasi untuk kemajuan perkembangan ilmu kebidanan dan sebagai

referensi tentang studi kasus pada ibu hamil patologi dengan Preeklampsia

Berat.

34
DAFTAR PUSTAKA

Harli F M., 2018. Hubungan Usia Ibu Hamil Berisiko dengan Kejadian

Preeklampsia. Jombang: Insan Cendekia Medika.

Karima. 2015. Hubungan Faktor Risiko dengan kejadian Pre-eklamsia Berat di

RSUP Dr. M . Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, Volume

Volume 4, Nomor 2.

Prawirohardjo. 2014. Ilmu Kebudanan (Ke-4 ed.). Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawiryohardjo.

Primadhani S A. 2017. Hubungan Usia Ibu Hamil Risiko Tinggi dengan Kejadian

Preeklampsia Berat (PEB) di RS. Dr. Oen Surakarta Periode 2013 -

2015. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai