Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA

PADA NY S.A. P1A0 UMUR 23 TAHUN


AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN KUNJUNGAN ULANG
DI KLINIK NUR HIKMAH, GUBUG, KABUPATEN GROBOGAN

Disusun oleh :

AIDA AMALIA NUR RAMADHIAN

P1337424414025

PRODI D-IV KEBIDANAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas terselesaikannya laporan asuhan kebidanan keluarga
berencana ini. Shalawat serta salam tidak lupa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. karena
Beliaulah yang mengantarkan umat manusia dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh
rahmat ini. Aamiin.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida Aryanti, S.SiT, M.Kes. selaku pembimbing
akademik dan Ibu Siti Masithoh, Amd.Keb. selaku pembimbing lahan praktik, serta dosen-dosen dan
teman-teman yang turut membantu.

Laporan ini berisi informasi seputar keluarga berencana dan lebih banyak membahas tentang
KB Pil Progestin. Laporan ini juga memuat hasil laporan kasus dari pasien yang dikaji.

Laporan ini menggunakan bahasa yang komunikatif dan informatif sehingga memudahkan
pembaca dalam memahami isi laporan. Laporan ini mengambil informasi dari berbagai sumber.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan penulisan laporan praktikum
di kemudian hari.

Grobogan, Juni 2016

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh,

Nama : Aida Amalia Nur Ramadhian

NIM : P1337424414025

Prodi : D-IV Kebidanan Semarang

Judul laporan ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY. S.A. USIA 23 TAHUN P1
A0 AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN KUNJUNGAN ULANG DI KLINIK NUR HIKMAH, GUBUG,
KABUPATEN GROBOGAN. Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktik Klinik
semester 4.
Grobogan, Juni 2016

Pembimbing Klinik, Praktikan,

SITI MASITHOH, Amd.Keb. AIDA AMALIA NUR RAMADHIAN

P1337424414025

Mengetahui

Pembimbing Institusi,

BAB I

PENDAHULUAN
IDA ARYANTI, S.SiT., M.Kes.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan atau pemakaian alat
kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya mencegah suatu kehamilan. Penggunaan
kontrasepsi yang digunakan perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi reproduksi
dan kesejahteraan umum. Salah satu alasan penghentian atau perubahan penggunaan alat
kontrasepsi adalah efek samping yang dirasakan tersebut. Sampai saat ini belum ada alat
kontrasepsi yang 100% ideal (Prawiroharjo,2009:534).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013, metode kontrasepsi yang
paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif adalah suntikan (46,87%) dan terbanyak
ke dua adalah pil (24,54%). Sedangkan metode kontrasepsi yang paling sedikit dipilih
oleh peserta KB aktif adalah Metoda Operasi Pria (MOP), yakni sebanyak 0,69%, kemudian
kondom sebanyak 3,22%.
Kontrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efektif
mencegah terjadinya konsepsi. Kebanyakan jenis hormone yang terkandung dalam
kontrasepsi hormonal adalah jenis hormone sintetik kecuali yang terkandung dalam Depo
progestin yang jenis hormonnya adalah jenis progesterone alamiah (Hartanto,2004).
Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif. Karena
menembus pelindung kulit. Penyuntikan harus dilakukan hati-hati dengan teknik aseptik untuk
mencegah infeksi. Metode suntikan KB telah menjadi bagian gerakkan keluarga berencana
nasional serta peminatnya main bertambah. Tingginya minat pemakai suntik KB oleh karena
aman, sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pasca
persalinan.
Hasil penelitian Universitas Andalas tahun 2014, akseptor KB suntik di puskesmas
Lapai Kota Padang pada tahun 2014 mengalami peningkatan berat badan setelah
menggunakan KB suntik DMPA, yaitu sebanyak 57.5%. Hasil ini juga didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Diana Purnamasari (2009) bahwa terdapat 73.34%
pengguna KB suntik DMPA mengalami peningkatan berat badan.
Menurut hipotesis para ahli dan beberapa penelitian menyebutkan bahwa
peningkatan berat badan tersebut disebabkan oleh adanya peningkatan nafsu makan
akibat hormon progesteron yang terkandung dalam kontrasepsi DMPA merangsang
pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus.
Hal ini dihubungkan dengan adanya sinyal dari glucocorticoid-like activity, yang
juga memberikan sinyal pada sel-sel lemak untuk menahan sebanyak mungkin lemak.
Peningkatan nafsu makan juga dilaporkan sendiri oleh akseptor setelah menggunakan KB
suntik DMPA setelah 6 bulan pada penelitian
Dari visi program keluarga berencana nasional mewujudkan keluarga berkualitas
2015 yaitu keluarga yang sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, berwawasan ke
depan, bertanggung jawab, harmonis dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka
generasi mendatang dituntut menjadi generasi yang berkualitas dan keluarga merupakan
salah satu penunjang untuk mengukur yang akan datang akan lebih siap.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny M, P1A0 Umur 25 Tahun
Akseptor Kb Suntik Progestin Kunjungan Ulang di RB Nur Hikmah, Gubug Kabupaten
Grobogan di RB Nur Hikmah?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat memberikan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana yang berkualitas pada Ny
M P1A0 Umur 25 Tahun Akseptor Kb Suntik Progestin Kunjungan Ulang di RB Nur Hikmah,
Gubug Kabupaten Grobogan di RB Nur Hikmah.
2. Tujuan Khusus
Penulis diharapkan mampu:
a. Melaksanakan pengkajian data subyektif dan obyektif pada Ny.M
b. Mengidentifikasi diagnosa, masalah dan kebutuhhan pada Ny.M
c. Melakukan penatalaksanaan sesuai kasus yang ditemui pada Ny.M
1.4 Manfaat Penuliasan
1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam
melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat digunakan
sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan keluarga berencana
pada akseptor KB suntik progestin.
3. Bagi Klien Dan Keluarga
Agar klien mengetahui dan memahami efek samping dari penggunaan KB suntik progestin.
4. Bagi Lahan Praktik
Hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap tenaga kesehatan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dan selalu menjaga mutu pelayanan.
5. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat tentang efek samping dari penggunaan KB suntik
progestin.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah suatu usaha yang mengatur banyaknya kehamilan
sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta keluarga yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari kehamilan
(Maryani, 2008).
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasutri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta
menentukan jumlah anak dalam keluarga (Maryani, 2008).
2. Tujuan Keluarga Berencana
Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu keluarga
dengan cara mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Mochtar, 1998).
3. Sasaran Program Keluarga Berencana
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia subur istri <20
tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia Subur istri 20-30 tahun dengan
tujuan mengatur kesuburan dan menjarangkan kehamilan, pasangan usia subur dengan usia
istri >30 tahun dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).
B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel
pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau
mencegah terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur yang
matang dengan sel sperma tersebut (Maryani, 2008).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Wiknjosastro, 2005).
2. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya terdapat 3 cara
yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhkan sperma dan menghalangi
pertemuan sperma dengan sel telur (Winkjosastro, 2005).
3. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang baik adalah
Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana, murah, dapat diterima oleh orang
banyak, pemakaian jangka lama/continuationrate tinggi (Hartanto, 2004)
4. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara untuk metode kontrasepsi dapat dibagi dalam beberapa metode, yakni :
a. Metode Sederhana
1) Tanpa alat
a) KB alamiah : metode kalender (osino-knaus), metode suhu basal (termal),
metode lendir servik (bllings), metode simto termal.
2) Dengan alat :
a) Mekanis
Kondom pria, barier intra vaginal (diafragma, kap serviks/serviksl kap,
spons/sponge, kondon wanita).
b) Kimiawi
Spermisid.
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal
Per oral (Pil Oral Kombinasi/POK, mini pil, morning after pil), injeksi/suntikan
(DMPA), sub cutis (implant).
2) Intra Uterine Devices (IUD, AKDR).
3) Kontrasepsi mantap dengan cara :
Tubektomi pada wanita dan Vasektomi pada pria (Saifuddin, 2006).
C. Kontrasepsi Suntik Progestin
1. Pengertian
Depo progestin merupakan suntikan yang berasal dari hormone progesterone.
Mengandung 150 mg progesterone, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik
intramuscular. Profil KB suntik depo progestin yaitu sangat efektif, aman, dapat dipakai
oleh semua perempuan dalam usia reproduksi, kembalinya kesuburan sangat lambat
rata-rata 4 bulan (Saifuddin,2006)
2. Jenis-Jenis Kontrasepsi Suntik Progestin
Terdapat dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150mg DMPA, yang
diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intrsmuskular (di daerah bokong)
2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron
Enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.
3. Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), cara kerja suntik Depo Progestin adalah
1. Mencegah ovulasi
2. Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.
4. Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
4. Tingkat Efektivitas Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), kontrasepsi suntik Depo Progestin memiliki efektifitas
yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tahun, asal penyuntikannya
dilakukan secara benar sesuai jadwal yang telah ditentukan.
5. Keuntungan Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), keuntungan Depo progestin adalah
a. Sangat efektif
b. Pencegahan kehamilan jangka panjang
c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
d. Tidak mengandung estrogen Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
e. Efek samping sedikit.
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
g. Dapat digunakan oleh perempuan usia reproduksi sampai perimenopause
6. Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), indikasi Depo progestin adalah
1. Usia reproduksi dan pernah memiliki anak
2. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
3. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
4. Setelah abortus
5. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
6. Sering lupa minum pil kontrasepsi kombinasi
7. Kontra Indikasi Pemakaian Kontrasepsi Suntik Progestin
Menurut Saifuddin (2006), kontraindikasi Depo progestin adalah
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3. Riwayat kanker payudara.
4. Diabetes melitus disertai komplikasi
8. Waktu Pemberian Kontrasepsi Suntik Progestin
1. Setiap saat selama haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja
ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan
hubungan seksual.
4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya
secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggatinya
dengan jenis kontrasepsi suntikan progestin, suntikan diberikan saat jadual
kontrasepsi suntikan sebelumnya.
6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan
dapat segera diberikan, asal ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid. Ibu
tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama
dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan
setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama diberikan
setiap saat, asal ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak
boleh melakukan hubungan seksual.
9. Efek Samping dan penanganan Kontrasepsi Suntik Progestin
a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan / spotting)
Penanganan:
1) Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu. Petugas perlu menjelaskan
bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim serta menasihati untuk kembali
ke klinik.
2) Bila terjadi kehamilan, rujuk klien dan menghentikan penyuntikan.
3) Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
4) Tidak memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena
tidak akan berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian, bila tidak terjadi perdarahan
juga, rujuk ke klinik.
b. Perdarahan / perdarahan bercak (spotting)
Penanganan:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukan masalah
yang serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat
menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan, maka dapat
disarankan pengobatan, yaitu: Satu siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35g
etinilestradiol), ibuprofen (sampai 800 mg, 3x/hari untuk 5 hari), atau obat sejenis
lain. jelaskan bahwa selesai pemberian pil kontrasepsi kombinasi dapat terjadi
perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani
dengan pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi / hari selama 3-7 hari
dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50g etinilestradiol
atau 1,25 mg estrogen equen konjugasi untuk 14-21 hari.
c. Meningkatnya / Menurunnya Berat Badan
Penanganan :
Informasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja
terjadi. Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok. Bila berat
badan berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.
10. Pelaksanaan Pelayanan
Ruangan bila memungkinkan berada jauh dari daerah ramai di lingkungan klinik atau
rumah sakit dan memenuh syarat:
a. Mendapat cahaya yang memadai
b. Menggunakan lantai keramik atau semen sehingga mudah dibersihkan
c. Bebas dari debu dan serangga, dan
d. Memiliki ventilasi yang baik

Persiapan yang Dilakukan Petugas

Langkah 1

Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Keringkan dengan handuk.

Langkah 2

Buka dan buang viral yang menutupi karet. Hapus karet dengan kapas alkohol.

Langkah 3

Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai, segera buka plastiknya.

Catatan: jangan menggunakan semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik meskipun
dengan beberapa jarum karena berdasarkan penelitian dapat menularkan virus hepatitis
B

Langkah 4

Pasang jarum pada semprit dengan memasuan jarum pada mulut semprit penggabung.

Langkah 5

Balikan viral dengan mulut viral ke bawah. Masukan cairan suntik dalam semprit.
Gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada
klien.
Persiapan Daerah Suntikan

Langkah 1

Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol.

Langkah 2

Biarkan kulit kering sebelum dapat disuntik.

Teknik Suntikan

1. Kocok botol dengan baik, hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara.


Keluarkan isinya
2. Suntikan secara intramuskular di darah pantat .
3. Depoprovena (3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan tiap 3 bulanan.

Setelah Tindakan Suntik

Jangan memijat daerah suntik. Jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat
diserap.

Buang suntikan pada safety box


BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN
PADA NY. S.N. P3A0 UMUR 35 TAHUN KUNJUNGAN ULANG
DI KLINIK NUR HIKMAH, GUBUG, KABUPATEN GROBOGAN

I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 5 Juni 2016
Jam : 20.00 WIB
Tempat : Klinik Nur Hikmah
II. IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny. S.N. Nama : Tn. A.D.
Umur : 35 tahun Umur : 38 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Kapung 2/5 Alamat : Kapung 2/5

III. DATA SUBYEKTIF


1. Alasan Datang : Ibu datang untuk mendapatkan KB suntik 3 bulanan
Keluhan Utama : Ibu mengatakan kadang tidak menstruasi
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid :-
Siklus : 28 hari Banyaknya : 3-4x ganti pembalut kecil /hari
Lama : 7 hari Warna darah : merah
Keluhan : tidak ada keluhan HPHT : 30 Mei 2016
3. Riwayat Perkawinan : Sah
Umur Waktu Nikah : 20 tahun Lama Nikah : 15 tahun
Perkawinan ke :1 Jumlah Anak :3
4. Riwayat Kesehatan:
a. Sekarang : Pasien mengatakan tidak sedang mengalami tanda dan gejala
penyakit menular seperti hepatitis B; kehilangan nafsu makan, berat badan turun,
mual muntah, lelah lemas; TBC; batuk berdahak lebih dari satu bulan, berkeringat di
malam hari, berat badan turun; HIV/AIDS; diare berkepanjangan, sariawan di sekitar
mulut, berat badan turun, mudah terserang penyakit; DM; rasa has dan lapar
berkepanjangan, luka yang tak kunjung sembuh; jantung; mudah lelah saat
beraktivitas, sakit di dada kiri; hipertensi; sakit kepala terus menerus; asthma; ISK;
nyeri berkemih; dan PMS; cairan vagina berbau busuk dan bernanah
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang mengarah
ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma, DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS,
maupun penyakit keganasan pada payudara.
c. Keluarga : Ibu mengtakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit yang mengarah ke penyakit jantung, hipertensi, hepatitis, malaria, asma,
DM, TBC, PMS, HIV/ AIDS. Dalam keluarga tidak ada riwayat kembar, cacat
bawaan, maupun penyakit keganasan pada payudara.
5. Riwayat Kehamilan , Persalinan dan nifas
Anak Umur Ab Jenis Penolong Komplikasi Nifas BBL Keadaan Anak
ke Kehamilan Partus Hidup Mati
Umur JK Umur JK
1 38 mgg - Normal Bidan Tidak ada Normal 3200 12 P - -
gram tahun
2 40 mgg - Normal Bidan Tidak ada Normal 3000 8 L - -
gram tahun
3 39 mgg - Normal Bidan Tidak ada Normal 3500 2 L - -
gram tahun

6. Riwayat KB
JENIS KB LAMA PENGGUNAAN KELUHAN ALASAN BERHENTI

1. KB Suntik Sejak anak pertama berusia kadang tidak Ibu masih menggunakan
Progestin 3 bulan menstruasi kontrasepsi suntik 3
bulanan

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:


a. Nutrisi
1) Makan
a) Frekuensi makan pokok : 3 x perhari
b) Komposisi :
Nasi : 3x @ 1 piring (sedang)
Lauk : 3x @ 1 potong (sedang), jenisnya ayam, ikan, tempe, tahu
Sayuran : 3 x @ 1 mangkuk sayur ; jenis sayuran bayam dan kangkung
Buah : 3 x seminggu; jenis pisang, melon
Camilan : 1 x sehari; jenis roti
c) Pantangan : tidak ada
2) Minum
a) Jumlah total 8 gelas perhari; jenis air putih
b) Susu - gelas perhari; jenis susu -
Perubahan selama hamil ini : selama hamil ibu makan 3 x per hari jenis nasi, lauk, sayur. Ibu
minum 8
gelas per hari dan susu khusus ibu hamil 2 gelas per hari
b. Eliminasi
1) Sebelum hamil
1) Buang air kecil :
Frekuensi perhari : 4-5 x ; warna kuning
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Buang air besar :
Frekuensi perhari : 1 x ; warna coklat konsistensi lembek
Keluhan/masalah : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : tidak ada
c. Personal hygiene
1) Sebelum hamil :
Mandi : 2 x sehari
Keramas : 4 x seminggu
Gosok gigi : 2 x sehari
Ganti pakaian 2 x sehari; celana dalam 2 x sehari
Kebiasaan memakai alas kaki : ketika keluar rumah
2) Perubahan selama hamil ini : tidak ada

d. Hubungan seksual
1) Sebelum hamil :
Frekuensi : 2-3 x seminggu
Contact bleeding : tidak ada
Keluhan lain : tidak ada
2) Perubahan selama hamil ini : selama hamil ibu melakukan hubungan seksual 2 kali per
minggu
sejak usia kehamilan 4 bulan

e. Istirahat/tidur
1) Sebelum hamil :
Tidur malam : 6 jam
Tidur siang : 1 jam
Keluhan/masalah : -
2) Perubahan selama hamil ini : selama hamil ibu tidur malam 7 jam, tidur siang 1 jam.
Gangguan
tidur karena punggung sakit.
f. Aktivitas fisik dan olah raga
1) Sebelum hamil :
Aktivitas fisik (beban pekerjaan) : ibu bekerja di pabrik
Olah raga : jenisnya : -
2) Perubahan selama hamil ini : jalan kaki frekuensi 1 x per minggu
g. Kebiasaan yang merugikan kesehatan :
1) Merokok : tidak
2) Minuman beralkohol : tidak
3) Obat-obatan : tidak
4) Jamu : tidak
.
Psiko, social, spiritual, cultural
Ibu mengatakan ber-KB sesuai keinginan sendiri, suami dan keluarga mendukung keputusan
ibu ber-KB, hubungan ibu dengan suami, keluarga dan masyarakat baik, ibu rajin menjalankan
ibadah sesuai agama yang dianut, ibu tidak menganut pantangan yang merugikan kesehatan
dan lingkungan tempat tinggal ibu tidak melarang untuk ber-KB.
Data Psikologis
Ibu merasa bahagia menggunakan alat kontrasepsi suntik dan tidak ada paksaan maupun
larangan dalam menggunakan KB suntik ini.
Pola Kebiasaan Hidup sehat
Ibu mengatakan tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba.
Data Psikososial
Hubungan dengan suami/ keluarga/ masyarakat baik
Pengetahuan ibu tentang KB (jenis, manfaat dan efek samping):
1) Ibu tahu tentang kontrasepsi sebagai alat untuk mencegah kehamilan
2) Ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi seperti KB pil, KB suntik,. IUD,
Implant
3) Ibu hanya mengetahui cara pemakaian KB suntik

III. DATA OBYEKTIF:


1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tensi : 120/80 mmHg Nadi : 78 x/mnt
Suhu /T : 36,6oC RR : 20 x/mnt
BB Sebelum/Sekarang : 55 kg /57 kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak mudah
dicabut
Muka : Simetris, tidak ada oedema, tidak pucat.
Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, ictus cordis tak
tampak, tidak ada benjolan, tidak ada wheezing, tidak ada
ronkhi, bunyi jantung reguler.
Perut : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan.
Ekstremitas : Simetris ,Tidak ada oedema pada tangan dan kaki, tidak ada
varices, ujung kuku tidak pucat.
Genetalia : Tidak ada odem, tidak ada perdarahan.
Anus : Tidak ada hemorroid.
3. Pemeriksaan penunjang:
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.
IV. ANALISA
Ny M Umur 25 Tahun P1A0 Akseptor Kb Suntik Progestin Kunjungan Ulang dengan keluhan
amenore.

V. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik.
Hasil : ibu terlihat lega mengetahui kondisinya dalam keadaan baik.
2. Menjelaskan pada ibu bahwa amenorhea (tidak menstruasi) merupakan salah satu efek
samping dari KB suntik progestin, dan merupakan hal yang wajar.
Hasil : ibu mengatakan tidak khawatir lagi dengan kondisi yang dialami saat ini.
3. Menginjeksikan KB suntik 3 bulanan (DMPA 150mg) ke bagian pantat ibu secara IM
Hasil : KB progestin telah diberikan pada ibu.
4. Menganjurkan ibu untuk mengompres bekas suntikan dengan air hangat apabila terasa
nyeri/pegal.
Hasil: ibu bersedia mengompres bekas suntikan dengan air hangat apabila terasa nyeri.
5. Menganjurkan ibu untuk jangan memijat bagian yang disuntik karena akan
mempengaruhi penyerapan obat.
Hasil : Ibu mengatakan tidak akan memijat bagian yang disuntik.
6. Menganjurkan ibu untuk datang kembali pada tanggal 14 Agustus 2016 untuk diberikan
injeksi berikutnya.
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali pada tanggal 14 Agustus 2016.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, akan dibandingkan antara teori yang diperoleh di institusi pendidikan dengan
praktek di lapangan tentang pemberian KB suntik khususnya dari pengkajian sampai pelaksanaan
asuhan. Dalam pengkajian, penulis melakukan anamnesa untuk memperoleh data subyektif dan
obyektif secara lengkap. Pada pelaksanaannya anamnesa kunjungan ulang ditanyakan mengenai
keluhan dan pemeriksaan fisik yang dilakukan adalah penimbangan berat badan, diukur tekanan
darah, dan pemeriksaan abdomen untuk memastikan tidak adanya kehamilan.
Pada saat penyuntikan, jarum yang digunakan untuk mengambil obat kontrasepsi berbeda
dengan jarum yang digunakan untuk menyuntikkan ke pantat klien. Hal ini dilakukan agar jarum tidak
tumpul sehingga mengurangi kesakitan klien.
Setelah dilakukan penyuntikan KB, diberikan konseling untuk menambah pengetahuan pasien
tentang efek samping pada KB suntik progestin. Namun, waktu yang diberikan untuk konseling kurang
sehingga konseling kurang maksimal. Hal ini dikarenakan pasien yang banyak.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny M Umur 25


Tahun P1A0 Akseptor Kb Suntik Progestin Kunjungan di RB Nur Hikmah, dapat disimpulkan
bahwa terdapat sedikit kesenjangan antara konsep teori dengan kenyataan di lapangan.
Tujuan dari penulisan laporan telah tercapai meskipun masih perlu banyak evaluasi,
bimbingan dan latihan kembali.
.
B. Saran

Untuk petugas kesehatan dalam memberikan konseling disarankan menggunakan


bahasa yang mudah dipahami klien serta informasi yang diberikan lengkap, selain itu
disarankan juga untuk memberikan waktu lebih yang digunakan untuk konseling. Untuk teknik
penyuntikan, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tepat agar klien merasa nyaman dan
tidak ada efek samping yang ditimbulkan dari penyuntikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Perpustakaan Nasional. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Hartanto, Hanafi. 2002. KB dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(3)

Maryani, Sri. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : TIM.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai