Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMIAH

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN


DI PUSKESMAS KARANG MALANG
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu Praktik Klinik Kebidanan Semester VII

Disusun Oleh :
DESTA MARSAHUSNA WANGGY
P1337424418033

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI


BIDAN SEMARANG JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2021

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan ilmiah ini disusun oleh :


Nama : Desta Marsahusna Wanggy
NIM : P1337424418033
Prodi : Sarjana Terapan Kebidanan Semarang

Judul Laporan “Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik Pada Ny J Umur


30 Tahun P1A0 Akseptor KB Suntik Progestin”
Telah disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktik Klinik di
Puskesmas Karang Malang

Semarang, 16 Oktober 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

ROKMAH N, S.Tr.Keb
NIP 19830630 200501 2 008
DESTA MARSAHUSNA WANGGY
NIM P1337424418033

Mengetahui
Pembimbing Institusi

RIZKY AMELIA, S.SiT., M.Kes.


NIP 19810520 200212 2 002

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada
Akseptor KB Suntik Progestrin
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Praktik Klinik KB dan Kespro Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan Semarang Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
2. Rizky Amelia ,S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing praktik klinik pada
Mata Kuliah KB dan Kespro,Ginekologi dan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal
3. Pembimbing klinik pada Praktik Klinik KB dan Kespro,Ginekologi dan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Ibu Rokmah N
4. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
Dalam penulisan laporan ilmiah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 15 Oktober 2021

Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Hasil prevalensi KB di Indonesia berdasarkan Survei Pemantauan
Pasangan Usia Subur tahun 2017 mencapai angka 65,4% dengan metode
KB yang didominasi oleh peserta KB suntikan (36%), pil KB (15,1%),
Implant (5,2%), IUD (4,7%), dan MOW (2,2%). Hasil tersebut sedikit
menurun jika dibandingkan dengan hasil survei tahun 2009-2011
prevalensi KB cenderung tetap pada kisaran angka 67,5% .Secara nasional
sampai bulan Juli 2017 sebanyak 4.309.830 peserta KB baru didominasi
oleh peserta Non MKJP yaitu sebesar 69,99%, sedangkan untuk peserta
MKJP hanya sebesar 30,01%
Persentase pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 sebanyak 62%. Dari jumlah PUS yang
ada. Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi Suntik 53,46%,
IUD 9,67%, Implant 13,2%, Pil 16,8%, MOP/MOW 2,37%, dan Kondom
4,6%
Kontrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang
paling efektif mencegah terjadinya konsepsi. Kebanyakan jenis hormone
yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal adalah jenis hormone
sintetik kecuali yang terkandung dalam Depo progestin yang jenis
hormonnya adalah jenis progesterone alamiah.
Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif.
Karena menembus pelindung kulit. Penyuntikan harus dilakukan hati-hati
dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Metode suntikan KB telah
menjadi bagian gerakkan keluarga berencana nasional serta peminatnya
main bertambah. Tingginya minat pemakai suntik KB oleh karena aman,
sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada
pasca persalinan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keluarga berencana dengan alat kontrasepsi suntik
progestin pada Ny.J Umur 30 tahun, P1A0 di Puskesmas Karang Malang?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan,mengerti dan memahami tindakan asuhan kebidanan KB
dengan menerapkan manajemen kebidanan di Puskemas Karang
Malang.
2. Tujuan Khusus
a. Praktikan dapat mengaplikasikan teori kedalam praktik klinik
dalam asuhan kebidanan KB yang diperoleh selama pendidikan.
b. Praktikan mampu mengembangkan pola pikir dalam bentuk tulisan
maupun laporan

D. Manfaat
1. Bagi Klien dan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu
tentang efek samping KB suntik DMPA 150mg, sehingga lebih bisa
menerima efek samping yang terjadi dan tidak terjadi akseptor drop out.
2. Bagi Praktikan
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas praktikan di dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara
konseptual dalam mata kuliah kebidanan khususnya pada mata kuliah
asuhan kebidanan pada peserta KB suntik.

4. Bagi Rumah Sakit/Tempat PKL


Sebagai bahan masukan bagi bidan untuk penyuluhan mengenai efek
samping KB suntik DMPA 150mg sehingga meningkatkan cakupan KB
suntik DMPA 150ml.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organisation) adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami isteri untuk :
a. Mengindari kelahiran yang tidak diinginkan
b. Mendapatkan kelahiran yang diinginkan
c. Mengatur interval diantara kelahiran
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
dan istri
e. Menetukan jumlah anak dalam keluarga
Menurut WHO, keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
individu atau pasutri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran
dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak
dalam keluarga
Keluarga Berencana (KB) menurut Undang-undang (UU) No. 52
tahun 2009 pasal 1 (8) dalam Arum dan Sujiatini (2009)
tentangperkembangan, kependudukan dan pembangunan keluarga
sejahteraadalah upaya untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia
idealmelahirkan, kehamilan, melalui promosi perlindungan dan
bantuansesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga
yangberkualitas
2. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan utama program KB Nasional adalah untuk memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu, bayi dan anak serta
menanggulangi masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas.Dan keluarga yang berkualitas adalah keluarga
yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggungjawab harmonis, dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa

3. Sasaran Program Keluarga Berencana


Sasaran program Kb dibagi menjadi dua yaitu :
1) Sasaran langsung
Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan
tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan.
2) Sasaran tidak langsung
Pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan tingkat
kelahiran melalui pendekatan kebijakan terpadu dalam rangka
mencapai keluarga berkualitas, keluarga sejahtera.

B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen
2. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya
terdapat 3 cara yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi,
melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan sperma dengan sel
telur
3. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah, dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka
lama/continuationrate tinggi

4. Metode Kontrasepsi
Menurut Affandi (2012) macam-macam metode kontrasepsi adalah
sebagai berikut :
1) Kontrasepsi Non Hormonal : Metode Amenorea Laktasi (MAL),
Metode KB Alamiah (KBA), senggama terputus.
2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
3) Kontrasepsi Hormonal
4) Metode Hormonal Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) : Pil
kombinasi,suntik kombinasi
5) Metode Hormonal Progesteron Saja : Pil progestin (minipil), implan,
suntikan progestin
6) Metode Penghalang (Barrier Method) : Kondom dan diafragma
7) Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi

C. Kontrasepsi Suntik Progestin


1. Pengertian
a. Pengertian alat kontrasepsi suntik
Kontrasepsi suntik adalah alat kontrasepsi yang disuntikan ke
dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang
berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan.
b. Pengertian Suntik Progestin
KB suntik 3 bulan menggunakan Depo Medroksi Progesteron
Asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg DMPA yang diberikan
tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler. Kontrasepsi
suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3
kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan
dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
c. Profil
1) Sangat efektif
2) Aman
3) Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
4) Kembalinya kesuburan lebih lambat rata rata 4 bulan
5) Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
2. Kelebihan pada penggunaan kontrasepsi progestin menurut (Saefudin,
2010) sebagai berikut :
a. Tidak mengganggu hubungan seksual.
b. Tidak mengandung estrogen, sehingga tidak berdampak serius
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
c. Dapat digunakan sebagai metode jangka panjang.
d. Tidak mempengaruhi produksi ASI.
e. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
f. Dapat digunakan oleh perempuan yang berusia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause.
g. Mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
h. Menurunkan kemungkinan penyakit jinak payudara.
i. Mencegah penyebab penyakit radang panggul.
j. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell)

3. Kekurangan kontrasepsi suntikan progestin menurur (Saefuin, 2010)


adalah sebagai berikut:
a. Sering ditemukan gangguan haid seperti :Siklus haid yang memendek
atau memanjang, Perdarahan yang banyak atau sedikit, Perdarahan
tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), Tidak haid sama sekali.
b. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan (klien harus
kembali untuk mendapatkan suntikan ulang).
c. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
d. Penambahan berat badan
e. Tidak melindungi diri dari PMS atau HIV/AIDS.
f. Terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g. Terlambatnya pemulihan kesuburan bukan karena kerusakan/kelainan
pada organ genetalia melainkan karena belum habisnya pelepasan obat
suntikan.
h. Terjadinya perubahan pada lipid serum dalam penggunaan jangka
panjang.
i. Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan
tulang (densitas).
j. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada
vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas,
jerawat.

4. Cara Kerja KB Suntik


Secara umum kerja dari KB suntik progestin menurut (Hanafi, 2015)
adalah sebagai berikut.
a. Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi
ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun
dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan
folikel dan mencegah ovulasi Progesteron menurunkan frekuensi
pelepasan (FSH) dan (LH).
b. Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus
serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan
siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam
keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi
spermatozoa.
c. Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum
yang telah di buahi.
d. Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba
5. Indikasi
Indikasi pada pengguna suntik DMPA menurut BKKBN (2010)
a. Wanita usia reproduktif
b. Wanita yang telah memiliki anak
c. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas
tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah abortus dan keguguran
g. Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi
h. Masalah gangguan pembekuan darah
i. Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.

6. Kontra Indikasi
Menurut BKKBN (2010), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA
yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
e. Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.

7. Efek Samping :
a. Adanya gangguan haid, Berupa Siklus haid memenjang atau
memendek. Perdarahan bayak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur
ataupun perdarahan bercak. Tidak haid sama sekali.
b. Penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga
dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya resiko osteoporosis
c. Amenorea (tidak terjadi perdarahan), perdarahan/perdarahan bercak
(spotting), meningkat/menurunnya berat badan.
Berdasarkan jurnal :
a. Penelitian dengan rancangan case control. Populasi semua akseptor KB
suntik 3 bulan dengan jumlah sampel 35 sampel untuk kelompok kasus
dan kontrol. Analisa data menggunakan Odd Ratio dan Mantel dan
Haenszel. Akseptor KB DMPA lebih berisiko mengalami kenaikan
berat badan 2.310 lebih besar dibandingkan bukan akseptor KB DMPA.
(Ekawati.2010.”Pengaruh KB suntik DMPA terhadap peningkatan
berat badan di BPS Siti Syamsiyah Wonokarto Wonogiri”. Jurnal : FK
UNS)
b. Lama penggunaan KB suntik DMPA pada wanita ex-akseptor KB
suntik DMPA di wilayah Kota Administratif Purwokerto rata-rata
adalah 25,39 Bulan sedangkan lama kembalinya kesuburan pada
wanita ex-akseptor KB suntik DMPA rata-rata adalah 8,82 Bulan.
Tidak terdapat hubungan antara lamanya penggunaan KB suntik
DMPA dengan lama kembalinya kesuburan pada wanita ex-akseptor
KB suntik DMPA dengan ρ value=0,119.
(Rohmi Handayani.2016.”Hubungan Lamanya Pemakaian
Kontrasepsi Suntik Dmpa Dengan Kembalinya Kesuburan Pada Post
Akseptor Kb Suntik Dmpa” Jurnal: Akbid YLPP Purwokerto)
c. Responden yang menggunakan jenis KB suntik DMPA lebih banyak
yaitu 44 orang (62%) daripada penggunaan jenis KB suntik Cyclofem
yaitu 27 orang (38%). Siklus menstruasi pada pengguna KB suntik
Siklus mentruasi normal paling banyak menggunakan KB suntik
Cyclofem (31%), siklus mentruasi polimenorea semuanya
menggunakan KB suntik Cyclofem (1,4%), siklus mentruasi
oligomenorea menggunakan KB suntik DMPA (5,6%) dan siklus
mentruasi amenorea menggunakan KB suntik DMPA (56,3%).
Terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan KB suntik dengan
siklus menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong I
Gunungkidul tahun 2016.
(Dita Agil Antika2, Widaryati3 (2016). “Hubungan Penggunaan Kb
Suntik Dengan Siklus Menstruasi Pada Akseptor Kb Suntik Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong I Gunungkidul” Jurnal UNISA
YK
d. Efek samping dari KB suntik 3 bulan adalah mengalami gannguan
haid, penambahan berat badan, mual, berkunang-kunang, sakit
kepala, nervositas, penurunan libido dan vagina kering. Dari
beberapa efek samping tersebut yang paling sering dialami oleh
akseptor adalah gangguan haid. Gejala gangguan haid yang terjadi
antara lain tidak mengalami haid (amenorea), perdarahan berupa
bercak-bercak (spotting), perdarahan haid yang lebih lama dan atau
lebih banyak dari biasanya (menorarghia).
(Endang Susilowati, S.SiT.2016.“Kb Suntik 3 (Tiga) Bulan Dengan
Efek Samping Gangguan Haid Dan Penanganannya” Journal: Staff
pengajar Prodi D-III Kebidanan FIK Unissula)
e. Sebanyak 49 ibu menggunakan kontrasepsi DMPA. Lama
penggunaan kontrasepsi oleh responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 55,8% ibu menggunakan KB 24 bulan. Hasil penelitian
didapatkan 50 % ibu primipara dan 50% multipara. Usia responden
terbanyak dalam kurun waktu 20 - 30 tahun yaitu 57 orang.
Penggunaan KB DMPA pada responden sekitar 48,1 % dan dari 104
ibu, terdapat 32 ibu mengalami disfungsi seksual atau gangguan
seksual. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa usia paling
berhubungan dengan disfungsi seksual pada wanita.
(Jomima Batlajery, Hamidah, Mardiana.2017.”Penggunaan Metode
Kontrasepsi Suntikan Dmpa Berhubungan Dengan Disfungsi Seksual
Wanita Pada Akseptor Kb Suntik” Jurnal :Dosen Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III)
8. Waktu Mulai Menggunakan
Menurut Saifuddin (2010), waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA
yaitu :
a. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
d. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar
dan tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA,
suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

9. Cara Penggunaan
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2010) :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,
setelah kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara.
d. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih
pada
dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan
menghangatkannya.

D. Teori Manajemen Kebidanan


1. Proses Manajemen Kebidanan
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metoda untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan, dan tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada
klien.Proses manajemen yang dipakai bidan mengacu pada 7 langkah
Varney (2007), yang terdiri atas:
a. Langkah I. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap
1) Data Subjektif
a) Identitas Diri
b) Keluhan utama provera adalah keluarnya bercak-bercak darah
c) Riwayat Menstruasi
d) Riwayat Obstetri
e) Data Kesehatan
2) Data Objektif
a) Pemeriksaan Umum
b) Pemeriksaan Fisik
c) Pemeriksaan Khusus
b. Langkah II. Interpretasi Data Dasar
c. Langkah III. Mengidentifikasikan Diagnosis atau Masalah Potensial
d. Langkah IV. Menetapkan Kebutuhan terhadap Tindakan Segera.
e. Langkah V. Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
f. Langkah VI. Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman
g. Langkah VII. Evaluasi
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK PROGESTIN
PADA NY J UMUR 30 TAHUN P1A0 KUNJUNGAN BARU
DI PUSKESMAS KARANG MALANG

I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 14 Oktober 2021
Jam : 08.50 WIB
Tempat : PUSKESMAS KARANG MALANG

II. IDENTITAS PASIEN:


Identitas Pasien Identitas Suami
Nama : Ny J Nama : Tn A
Umur : 30 tahun Umur : 32 tahun
Agama : Islam Agama : Kristen
Pendidikan : SMU Pendidikan : Islam
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Jatisari 2/1 Alamat : Jatisari 2/1

III.DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang :
- Ibu datang di ruang KIA dan mengatakan ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan.
-Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilan.
Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilan
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : ±28 hari Banyaknya :2-3x ganti
pembalut/hari
Lama : ±6-7 hari Warna darah : Merah tua
Keluhan : tidak ada keluhan HPHT : 9 Oktober 2021
3. Riwayat Perkawinan : Sah, menurut hukum dan agama
Umur Waktu Nikah : 26 tahun
Lama Nikah : 4 tahun
Perkawinan ke :1
Jumlah Anak :1
4. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang : Ibu mengatakan sedang tidak hamil, tidak ada
perdarahan pervaginam tanpa tahu penyebabnya, tidak sedang
menderita nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk beraktivitas
berat yang mengarah ke penyakit jantung, tekanan darah tinggi
>180/110 mmHg yang tak kunjung turun yang mengarah ke
penyakit hipertensi, penyakit kuning yang mengarah ke hepatitis,
sering BAK di malam hari, banyak makan dan minum dan BB
turun drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit Diabetes
Mellitus, dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang
mengarah ke keganasan
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk beraktivitas berat yang
mengarah ke penyakit jantung, tekanan darah tinggi >180/110
mmHg yang tak kunjung turun yang mengarah ke penyakit
hipertensi, penyakit kuning yang mengarah ke hepatitis, sering
BAK di malam hari, banyak makan dan minum dan BB turun
drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit Diabetes Mellitus,
dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang mengarah ke
keganasan
c. Keluarga : Ibu mengtakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk
beraktivitas berat yang mengarah ke penyakit jantung, tekanan
darah tinggi >180/110 mmHg yang tak kunjung turun yang
mengarah ke penyakit hipertensi, penyakit kuning yang mengarah
ke hepatitis, sering BAK di malam hari, banyak makan dan minum
dan BB turun drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit
Diabetes Mellitus, dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang
mengarah ke keganasan
5. Riwayat Kehamilan , Persalinan dan nifas
Ana Umur Ab Jenis Penolon Komplikasi Nifas BBL Keadaan Anak
Hidup Mati
k ke Kehamila Partus g
Umur J Umur JK
n
K
1 39 mgg - Sponta Bidan - Norma 3000 3 L - -
n l gra tahun
m

6. Riwayat KB

JENIS KB LAMA PENGGUNAAN KELUHAN ALASAN BERHENTI

Suntik 3 bulan 3 tahun - -

7. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari:


a. Pola Nutrisi : Ibu makan 2-3x sehari, porsi 1 piring
sedang, menu nasi, dengan lauk nabati (tahu, tempe) dan hewani
(sea food,daging ayam), sayur dan buah bervariasi. Minum ±6-7
gelas sehari
Keluhan : tidak ada
b. Pola Eliminasi : Ibu BAK 5-6 x/hari warna kuning jernih
dan Ibu BAB 1x/hari lebih sering di pagi hari, konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan
Keluhan : tidak ada
c. Pola aktivitas : Ibu mengatakan bekerja di toko dan
melakukan aktivitas sehari-harinya mengerjakan pekerjaan rumah
tangga seperti menyapu, mencuci, dan memasak
d. Pola istirahat : Ibu jarang tidur siang dan tidur malam ±
6-7 jam
e. Pola sexual : Ibu mengatakan melakukan hubungan
seksual ± 2 kali dalam seminggu dan tidak ada keluhan
f. Pola higiene : Ibu mandi 2x sehari, keramas 3-4x/minggu,
gosok gigi 2x/hari, ibu rajin membersihkan alat genetalia saat
mandi dan sehabis BAK/BAB
g. Psiko, social, spiritual, cultural : Ibu mengatakan ber-KB
dengan metode suntik progestin sesuai keinginan sendiri karena
ingin menjarangkan kehamilan, suami dan keluarga mendukung
keputusan ibu ber-KB, hubungan ibu dengan suami, keluarga dan
masyarakat baik, ibu rajin menjalankan ibadahdi gereja, ibu tidak
menganut pantangan yang merugikan kesehatan dan lingkungan
tempat tinggal ibu tidak melarang untuk ber-KB
h. Data Psikologis : Ibu mengharapkan keberhasilan
menggunakan alat kontrasepsi suntik progestin dan tidak ada
paksaan maupun larangan dalam menggunakan KB suntik ini.
i. Pola Kebiasaan Hidup sehat : Ibu mengatakan tidak merokok,
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol dan narkoba.
j. Data Psikososial : Hubungan dengan suami/ keluarga/
masyarakat baik
k. Pengetahuan ibu tentang KB (jenis, manfaat dan efek samping):
1) Ibu tahu tentang kontrasepsi sebagai alat untuk mencegah
serta menjarangkan kehamilan
2) Ibu mengetahui macam-macam alat kontrasepsi sederhana
( kondom,kalender ), Suntik, IUD ,IMPLANT
3) Ibu hanya mengetahui cara pemakaian manfaat KB suntik

III.DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik Kesadaran:
Composmentis
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/mnt
Suhu /T : 36,5oC RR : 20 x/mnt
BB Sebelum/Sekarang : 38 kg /40kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala            : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam
Muka : Simetris, tidak ada oedema, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik
Leher              : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
benjolan, tidak ada wheezing.
Perut : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas    : Simetris,Tidak ada oedema pada tangan dan kaki ,
tidak ada varices, ujung kuku tidak pucat.
Genetalia : Tidak ada odem, tidak ada perdarahan
Anus               : Tidak ada hemorroid.
3. Pemeriksaan penunjang:
HCG Urine :Tidak dilakukan
Hb : Tidak dilakukan

IV. ANALISA
Diagnosa : Ny. J Umur 30 tahun, P1A0 akseptor KB progestin
kunjungan baru.
Masalah :-
Kebutuhan : Suntik KB progestin
V. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa dalam kondisi yang baik
Hasil: ibu mengetahui kondisinya dalam keadaan baik
2. Memberikan konseling mengenai pengertian,manfaat,efek samping,
penggunaan Kb suntik progestin kepada ibu
Hasil: Ibu mengetahui pengertian,manfaat,efek samping, penggunaan
Kb suntik progestin / suntik 3 bulan
3. Menginjeksikan KB suntik 3 bulanan (DMPA 3cc ) ke bagian 1/3
SIAS ibu secara IM
Hasil : KB progestin telah diberikan pada ibu.
4. Menjelaskan pada ibu kembali bahwa kenaikan
BB,Keputihan,Amonerhea, perubahan siklus menstruasi merupakan
salah satu efek samping dari KB suntik progestin dan merupakan hal
yang wajar.
Hasil : ibu mengerti bahwa kenaikan BB,Keputihan,Amonerhea,
perubahan siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping dari
KB suntik progestin dan merupakan hal yang wajar.
5. Memberitahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 13 Februari 2020
untuk jadwal suntik berikutnya atau segera mungkin bila ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali pada tanggal 13 Februari
2020 untuk jadwal suntik berikutnya atau segera mungkin bila ada
keluhan.

Semarang, 16 Oktober 2021

Pembimbing Klinik Praktikan

ROKHMAH N,S.Tr.Keb
NIP 19830630 200501 2 008 DESTA MARSAHUSNA WANGGY

NIM P1337424418033

Mengetahui
Pembimbing Institusi

RIZKY AMELIA, SSiT, M.Kes


NIP 19810520 200212 2 002
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini, penulis sebagai praktikan mencoba membandingkan antara


teori yang diperoleh dengan praktek di lapangan tentang pemberian KB suntik
khususnya dari pengkajian sampai pelaksanaan asuhan. Dalam pengkajian,
penulis melakukan anamnesa untuk memperoleh data subyektif dan obyektif
secara lengkap.
Secara keseluruhan, pelaksanaan pemberian KB suntik sudah sesuai antara
teori dengan praktik. Namun,ada beberapa hal yang kurang lengkap yaitu
pemeriksaan fisik tidak dilakukan secara keseluruhan, hanya bagian-bagian
tertentu saja, misalnya pemeriksaan abdomen. Kemudian pasien hanya ditensi dan
ditimbang berat badannya untuk melihat kenaikan berat badan pasien apakah
cukup signifikan atau tidak.
Setelah dilakukan penyuntikan KB, akan diberikan konseling untuk
menambah pengetahuan pasien tentang efek samping pada KB suntik kombinasi.
Konseling dilakukan dengan baik dan membantu klien dalam menyelesaikan
keluhannya tentang berbagai efek samping KB suntik Kombinasi.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan
atau pemakaian alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya
mencegah suatu kehamilan. Penggunaan kontrasepsi yang digunakan
perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi reproduksi dan
kesejahteraan umum. Pada laporan ilmiah ini, penulis mengambil
kasus KB suntik progestin (DMPA) yang diberikan setiap 3 bulan
sekali. Dalam pelaksanaannya, sudah sesuai dengan teori serta teknik
dalam memberikan konseling juga sudah baik. Untuk pemeriksaan
fisik sudah dilakukan cukup baik, serta pendokumentasian dilakukan
secara lengkap.

B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik selalu
berpedoman dengan teori yang ada. Dalam memberikan konseling juga
sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami klien serta
informasi yang diberikan lengkap. Untuk teknik penyuntikan,
sebaiknya dilakukan dengan hati-hatidan tepat agar klien merasa
nyaman dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan dari
penyuntikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2015, Buku Panduan Praktis Pelayanan Keluarga Berencana, Jakarta :


Bina Pustaka

Dita Agil Antika2, Widaryati3 (2016). “Hubungan Penggunaan Kb Suntik


Dengan Siklus Menstruasi Pada Akseptor Kb Suntik Di Wilayah Kerja Puskesmas
Ponjong I Gunungkidul” Jurnal UNISA YK

Endang Susilowati, S.SiT.2016.“Kb Suntik 3 (Tiga) Bulan Dengan Efek


Samping Gangguan Haid Dan Penanganannya” Journal: Staff pengajar Prodi
D-III Kebidanan FIK Unissula

Jomima Batlajery, Hamidah, Mardiana.2017.”Penggunaan Metode Kontrasepsi


Suntikan Dmpa Berhubungan Dengan Disfungsi Seksual Wanita Pada Akseptor
Kb Suntik” Jurnal :Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Rohmi Handayani.2016.”Hubungan Lamanya Pemakaian Kontrasepsi Suntik


Dmpa Dengan Kembalinya Kesuburan Pada Post Akseptor Kb Suntik Dmpa”
Jurnal: Akbid YLPP Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai