Disusun Oleh :
DESTA MARSAHUSNA WANGGY
P1337424418033
HALAMAN PENGESAHAN
ROKMAH N, S.Tr.Keb
NIP 19830630 200501 2 008
DESTA MARSAHUSNA WANGGY
NIM P1337424418033
Mengetahui
Pembimbing Institusi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat-
Nya maka penulis dapat menyelesaikan penulisan Asuhan Kebidanan pada
Akseptor KB Suntik Progestrin
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah Praktik Klinik KB dan Kespro Program Studi
Sarjana Terapan Kebidanan dan Profesi Bidan Semarang Poltekkes Kemenkes
Semarang.
Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari adanya bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Keluarga yang selalu mendukung penulis.
2. Rizky Amelia ,S.SiT, M.Kes selaku dosen pembimbing praktik klinik pada
Mata Kuliah KB dan Kespro,Ginekologi dan Kegawatdaruratan Maternal
dan Neonatal
3. Pembimbing klinik pada Praktik Klinik KB dan Kespro,Ginekologi dan
Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Ibu Rokmah N
4. Rekan-rekan yang mengikuti Mata Kuliah Praktik Klinik Kebidanan.
Dalam penulisan laporan ilmiah ini penulis merasa masih banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Praktikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana merupakan upaya mengatur kelahiran anak, jarak
dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan melalui promosi,
perlindungan dan bantuan sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN, 2015).
Hasil prevalensi KB di Indonesia berdasarkan Survei Pemantauan
Pasangan Usia Subur tahun 2017 mencapai angka 65,4% dengan metode
KB yang didominasi oleh peserta KB suntikan (36%), pil KB (15,1%),
Implant (5,2%), IUD (4,7%), dan MOW (2,2%). Hasil tersebut sedikit
menurun jika dibandingkan dengan hasil survei tahun 2009-2011
prevalensi KB cenderung tetap pada kisaran angka 67,5% .Secara nasional
sampai bulan Juli 2017 sebanyak 4.309.830 peserta KB baru didominasi
oleh peserta Non MKJP yaitu sebesar 69,99%, sedangkan untuk peserta
MKJP hanya sebesar 30,01%
Persentase pemakaian kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur (PUS) di
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2017 sebanyak 62%. Dari jumlah PUS yang
ada. Peserta KB baru tersebut menggunakan kontrasepsi Suntik 53,46%,
IUD 9,67%, Implant 13,2%, Pil 16,8%, MOP/MOW 2,37%, dan Kondom
4,6%
Kontrasepsi hormonal adalah salah satu metode kontrasepsi yang
paling efektif mencegah terjadinya konsepsi. Kebanyakan jenis hormone
yang terkandung dalam kontrasepsi hormonal adalah jenis hormone
sintetik kecuali yang terkandung dalam Depo progestin yang jenis
hormonnya adalah jenis progesterone alamiah.
Penggunaan alat kontrasepsi suntik merupakan suatu tindakan invasif.
Karena menembus pelindung kulit. Penyuntikan harus dilakukan hati-hati
dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. Metode suntikan KB telah
menjadi bagian gerakkan keluarga berencana nasional serta peminatnya
main bertambah. Tingginya minat pemakai suntik KB oleh karena aman,
sederhana, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada
pasca persalinan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keluarga berencana dengan alat kontrasepsi suntik
progestin pada Ny.J Umur 30 tahun, P1A0 di Puskesmas Karang Malang?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melakukan,mengerti dan memahami tindakan asuhan kebidanan KB
dengan menerapkan manajemen kebidanan di Puskemas Karang
Malang.
2. Tujuan Khusus
a. Praktikan dapat mengaplikasikan teori kedalam praktik klinik
dalam asuhan kebidanan KB yang diperoleh selama pendidikan.
b. Praktikan mampu mengembangkan pola pikir dalam bentuk tulisan
maupun laporan
D. Manfaat
1. Bagi Klien dan Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan ibu
tentang efek samping KB suntik DMPA 150mg, sehingga lebih bisa
menerima efek samping yang terjadi dan tidak terjadi akseptor drop out.
2. Bagi Praktikan
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan
pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung
pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas praktikan di dalam
melaksanakan tugas sebagai bidan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan secara
konseptual dalam mata kuliah kebidanan khususnya pada mata kuliah
asuhan kebidanan pada peserta KB suntik.
B. Kontrasepsi
1. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata “kontra” berarti mencegah atau
melawan, sedangkan kontrasepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel
wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah
terjadinya kehamilan, sebagai akibat adanya pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya itu dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen
2. Cara Kerja Kontrasepsi
Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya
terdapat 3 cara yaitu : Mengusahakan agar tidak terjadi ovulasi,
melumpuhkan sperma dan menghalangi pertemuan sperma dengan sel
telur
3. Syarat-syarat Metode Kontrasepsi
Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah Aman dan tidak berbahaya, dapat diandalkan, sederhana,
murah, dapat diterima oleh orang banyak, pemakaian jangka
lama/continuationrate tinggi
4. Metode Kontrasepsi
Menurut Affandi (2012) macam-macam metode kontrasepsi adalah
sebagai berikut :
1) Kontrasepsi Non Hormonal : Metode Amenorea Laktasi (MAL),
Metode KB Alamiah (KBA), senggama terputus.
2) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
3) Kontrasepsi Hormonal
4) Metode Hormonal Kombinasi (Estrogen dan Progesteron) : Pil
kombinasi,suntik kombinasi
5) Metode Hormonal Progesteron Saja : Pil progestin (minipil), implan,
suntikan progestin
6) Metode Penghalang (Barrier Method) : Kondom dan diafragma
7) Kontrasepsi Mantap : tubektomi dan vasektomi
6. Kontra Indikasi
Menurut BKKBN (2010), kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA
yaitu:
a. Hamil atau dicurigai hamil.
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c. Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
d. Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
e. Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.
7. Efek Samping :
a. Adanya gangguan haid, Berupa Siklus haid memenjang atau
memendek. Perdarahan bayak atau sedikit, Perdarahan tidak teratur
ataupun perdarahan bercak. Tidak haid sama sekali.
b. Penggunaan jangka panjang akan terjadi defisiensi estrogen sehingga
dapat menyebabkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan
emosi, sakit kepala, jerawat, dan meningkatnya resiko osteoporosis
c. Amenorea (tidak terjadi perdarahan), perdarahan/perdarahan bercak
(spotting), meningkat/menurunnya berat badan.
Berdasarkan jurnal :
a. Penelitian dengan rancangan case control. Populasi semua akseptor KB
suntik 3 bulan dengan jumlah sampel 35 sampel untuk kelompok kasus
dan kontrol. Analisa data menggunakan Odd Ratio dan Mantel dan
Haenszel. Akseptor KB DMPA lebih berisiko mengalami kenaikan
berat badan 2.310 lebih besar dibandingkan bukan akseptor KB DMPA.
(Ekawati.2010.”Pengaruh KB suntik DMPA terhadap peningkatan
berat badan di BPS Siti Syamsiyah Wonokarto Wonogiri”. Jurnal : FK
UNS)
b. Lama penggunaan KB suntik DMPA pada wanita ex-akseptor KB
suntik DMPA di wilayah Kota Administratif Purwokerto rata-rata
adalah 25,39 Bulan sedangkan lama kembalinya kesuburan pada
wanita ex-akseptor KB suntik DMPA rata-rata adalah 8,82 Bulan.
Tidak terdapat hubungan antara lamanya penggunaan KB suntik
DMPA dengan lama kembalinya kesuburan pada wanita ex-akseptor
KB suntik DMPA dengan ρ value=0,119.
(Rohmi Handayani.2016.”Hubungan Lamanya Pemakaian
Kontrasepsi Suntik Dmpa Dengan Kembalinya Kesuburan Pada Post
Akseptor Kb Suntik Dmpa” Jurnal: Akbid YLPP Purwokerto)
c. Responden yang menggunakan jenis KB suntik DMPA lebih banyak
yaitu 44 orang (62%) daripada penggunaan jenis KB suntik Cyclofem
yaitu 27 orang (38%). Siklus menstruasi pada pengguna KB suntik
Siklus mentruasi normal paling banyak menggunakan KB suntik
Cyclofem (31%), siklus mentruasi polimenorea semuanya
menggunakan KB suntik Cyclofem (1,4%), siklus mentruasi
oligomenorea menggunakan KB suntik DMPA (5,6%) dan siklus
mentruasi amenorea menggunakan KB suntik DMPA (56,3%).
Terdapat hubungan yang kuat antara penggunaan KB suntik dengan
siklus menstruasi di Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong I
Gunungkidul tahun 2016.
(Dita Agil Antika2, Widaryati3 (2016). “Hubungan Penggunaan Kb
Suntik Dengan Siklus Menstruasi Pada Akseptor Kb Suntik Di
Wilayah Kerja Puskesmas Ponjong I Gunungkidul” Jurnal UNISA
YK
d. Efek samping dari KB suntik 3 bulan adalah mengalami gannguan
haid, penambahan berat badan, mual, berkunang-kunang, sakit
kepala, nervositas, penurunan libido dan vagina kering. Dari
beberapa efek samping tersebut yang paling sering dialami oleh
akseptor adalah gangguan haid. Gejala gangguan haid yang terjadi
antara lain tidak mengalami haid (amenorea), perdarahan berupa
bercak-bercak (spotting), perdarahan haid yang lebih lama dan atau
lebih banyak dari biasanya (menorarghia).
(Endang Susilowati, S.SiT.2016.“Kb Suntik 3 (Tiga) Bulan Dengan
Efek Samping Gangguan Haid Dan Penanganannya” Journal: Staff
pengajar Prodi D-III Kebidanan FIK Unissula)
e. Sebanyak 49 ibu menggunakan kontrasepsi DMPA. Lama
penggunaan kontrasepsi oleh responden dalam penelitian ini adalah
sebanyak 55,8% ibu menggunakan KB 24 bulan. Hasil penelitian
didapatkan 50 % ibu primipara dan 50% multipara. Usia responden
terbanyak dalam kurun waktu 20 - 30 tahun yaitu 57 orang.
Penggunaan KB DMPA pada responden sekitar 48,1 % dan dari 104
ibu, terdapat 32 ibu mengalami disfungsi seksual atau gangguan
seksual. Hasil analisis multivariat menunjukan bahwa usia paling
berhubungan dengan disfungsi seksual pada wanita.
(Jomima Batlajery, Hamidah, Mardiana.2017.”Penggunaan Metode
Kontrasepsi Suntikan Dmpa Berhubungan Dengan Disfungsi Seksual
Wanita Pada Akseptor Kb Suntik” Jurnal :Dosen Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III)
8. Waktu Mulai Menggunakan
Menurut Saifuddin (2010), waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA
yaitu :
a. Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
b. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
c. Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
d. Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar
dan tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA,
suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya.
e. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
9. Cara Penggunaan
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA menurut Saifuddin (2010) :
a. Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik
intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan diberikan
terlalu
dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja
segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
b. Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,
setelah kering baru disuntik.
c. Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara.
d. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi endapan putih
pada
dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan dengan
menghangatkannya.
I. PENGKAJIAN:
Tanggal : 14 Oktober 2021
Jam : 08.50 WIB
Tempat : PUSKESMAS KARANG MALANG
III.DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang :
- Ibu datang di ruang KIA dan mengatakan ingin menggunakan KB
suntik 3 bulan.
-Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilan.
Keluhan Utama : Ibu mengatakan ingin menjarangkan kehamilan
2. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12 tahun Nyeri Haid : Tidak ada
Siklus : ±28 hari Banyaknya :2-3x ganti
pembalut/hari
Lama : ±6-7 hari Warna darah : Merah tua
Keluhan : tidak ada keluhan HPHT : 9 Oktober 2021
3. Riwayat Perkawinan : Sah, menurut hukum dan agama
Umur Waktu Nikah : 26 tahun
Lama Nikah : 4 tahun
Perkawinan ke :1
Jumlah Anak :1
4. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang : Ibu mengatakan sedang tidak hamil, tidak ada
perdarahan pervaginam tanpa tahu penyebabnya, tidak sedang
menderita nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk beraktivitas
berat yang mengarah ke penyakit jantung, tekanan darah tinggi
>180/110 mmHg yang tak kunjung turun yang mengarah ke
penyakit hipertensi, penyakit kuning yang mengarah ke hepatitis,
sering BAK di malam hari, banyak makan dan minum dan BB
turun drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit Diabetes
Mellitus, dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang
mengarah ke keganasan
b. Yang lalu : Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk beraktivitas berat yang
mengarah ke penyakit jantung, tekanan darah tinggi >180/110
mmHg yang tak kunjung turun yang mengarah ke penyakit
hipertensi, penyakit kuning yang mengarah ke hepatitis, sering
BAK di malam hari, banyak makan dan minum dan BB turun
drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit Diabetes Mellitus,
dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang mengarah ke
keganasan
c. Keluarga : Ibu mengtakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit nyeri di dada kiri dan memburuk jika untuk
beraktivitas berat yang mengarah ke penyakit jantung, tekanan
darah tinggi >180/110 mmHg yang tak kunjung turun yang
mengarah ke penyakit hipertensi, penyakit kuning yang mengarah
ke hepatitis, sering BAK di malam hari, banyak makan dan minum
dan BB turun drastis (>20 tahun) yang mengarah ke penyakit
Diabetes Mellitus, dan tidak pernah ada benjolan di payudara yang
mengarah ke keganasan
5. Riwayat Kehamilan , Persalinan dan nifas
Ana Umur Ab Jenis Penolon Komplikasi Nifas BBL Keadaan Anak
Hidup Mati
k ke Kehamila Partus g
Umur J Umur JK
n
K
1 39 mgg - Sponta Bidan - Norma 3000 3 L - -
n l gra tahun
m
6. Riwayat KB
III.DATA OBYEKTIF:
1. Pemeriksaan Umum:
Keadaan umum : Baik Kesadaran:
Composmentis
Tensi : 130/80 mmHg Nadi : 80 x/mnt
Suhu /T : 36,5oC RR : 20 x/mnt
BB Sebelum/Sekarang : 38 kg /40kg
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mesocephal, kulit kepala bersih, rambut hitam
Muka : Simetris, tidak ada oedema, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar
limfe, dan vena jugularis
Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
benjolan, tidak ada wheezing.
Perut : Tidak ada pembesaran hepar, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : Simetris,Tidak ada oedema pada tangan dan kaki ,
tidak ada varices, ujung kuku tidak pucat.
Genetalia : Tidak ada odem, tidak ada perdarahan
Anus : Tidak ada hemorroid.
3. Pemeriksaan penunjang:
HCG Urine :Tidak dilakukan
Hb : Tidak dilakukan
IV. ANALISA
Diagnosa : Ny. J Umur 30 tahun, P1A0 akseptor KB progestin
kunjungan baru.
Masalah :-
Kebutuhan : Suntik KB progestin
V. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa dalam kondisi yang baik
Hasil: ibu mengetahui kondisinya dalam keadaan baik
2. Memberikan konseling mengenai pengertian,manfaat,efek samping,
penggunaan Kb suntik progestin kepada ibu
Hasil: Ibu mengetahui pengertian,manfaat,efek samping, penggunaan
Kb suntik progestin / suntik 3 bulan
3. Menginjeksikan KB suntik 3 bulanan (DMPA 3cc ) ke bagian 1/3
SIAS ibu secara IM
Hasil : KB progestin telah diberikan pada ibu.
4. Menjelaskan pada ibu kembali bahwa kenaikan
BB,Keputihan,Amonerhea, perubahan siklus menstruasi merupakan
salah satu efek samping dari KB suntik progestin dan merupakan hal
yang wajar.
Hasil : ibu mengerti bahwa kenaikan BB,Keputihan,Amonerhea,
perubahan siklus menstruasi merupakan salah satu efek samping dari
KB suntik progestin dan merupakan hal yang wajar.
5. Memberitahu ibu untuk datang kembali pada tanggal 13 Februari 2020
untuk jadwal suntik berikutnya atau segera mungkin bila ada keluhan.
Hasil : ibu bersedia untuk datang kembali pada tanggal 13 Februari
2020 untuk jadwal suntik berikutnya atau segera mungkin bila ada
keluhan.
ROKHMAH N,S.Tr.Keb
NIP 19830630 200501 2 008 DESTA MARSAHUSNA WANGGY
NIM P1337424418033
Mengetahui
Pembimbing Institusi
A. Simpulan
Pelayanan keluarga berencana dilakukan dengan penggunaan
atau pemakaian alat kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan upaya
mencegah suatu kehamilan. Penggunaan kontrasepsi yang digunakan
perlu dipertimbangkan efek samping terhadap fungsi reproduksi dan
kesejahteraan umum. Pada laporan ilmiah ini, penulis mengambil
kasus KB suntik progestin (DMPA) yang diberikan setiap 3 bulan
sekali. Dalam pelaksanaannya, sudah sesuai dengan teori serta teknik
dalam memberikan konseling juga sudah baik. Untuk pemeriksaan
fisik sudah dilakukan cukup baik, serta pendokumentasian dilakukan
secara lengkap.
B. Saran
Sebaiknya tenaga kesehatan dalam melaksanakan praktik selalu
berpedoman dengan teori yang ada. Dalam memberikan konseling juga
sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dipahami klien serta
informasi yang diberikan lengkap. Untuk teknik penyuntikan,
sebaiknya dilakukan dengan hati-hatidan tepat agar klien merasa
nyaman dan tidak ada efek samping yang ditimbulkan dari
penyuntikan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA