Disusun Oleh:
Palupi Endah Pramestiwi
NIM. P17312205026
ABSTRACT
The family planning (KB) program is an effort to improve family welfare and
control birth rates. One type of effective contraception that is the choice of
mothers is injection family planning, this is because it is safe, effective, simple and
inexpensive. Most of the active contraceptive participants chose injections and
pills as contraceptives, and they were very dominant (more than 80%). This case
study aims to provide midwifery care for family planning for new 3-month
injection family planning acceptors. The design used is descriptive with a case
study approach. The subjects used were PUS aged 23 years with new DMPA
acceptors. Handling that is done is to carry out examinations, and provide
education about 3-month injection family planning.
Keywords: 3 months injection family planning, Contraception, new acceptor
PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana,
dan Sistem Informasi Keluarga menyebutkan bahwa program Keluarga Berencana
(KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Riskesdas, 2017).
Salah satu cara untuk menunjang program pemerintah yaitu dengan cara
penggunaan alat kontrasepsi. Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur
oleh sel sperma (konsepsi), atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah
dibuahi pada dinding Rahim. Dalam pelaksanaannya, sasaran pelaksanaan
program KB yaitu Pasangan Usia Subur (PUS). Pasangan Usia Subur (PUS)
adalah pasangan suami-istri yang terikat dalam perkawinan yang sah, yang
istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun (KKB, 2013).
Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju
pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan
pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS)
(Rismawati, dkk 2015). KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode
kontrasepsi sederhana seperti kondom, pantang berkala dan koitus interuptus.
Metode kontrasepsi efektif efektif hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan.
Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan Implant. Dan metode
kontrasepsi mantap seperti metode operasi wanita (MOW) dan Metode Operasi
Pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin
memilihnya. (Manuaba, 2012).Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016
penggunaan KB suntikan sebesar (48,85%), pil sebesar (24,589%), kondom
sebesar (4,31%), MOP sebesar (0,40%), MOW sebesar (2,56%).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah
KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah.
Kontrasepsi Suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu DMPA ( depot medroksi progesterone asetat) dan
kombinasi. Suntikan DMPA berisi depot medroksi progesterone asetat yang
diberikan dalam suntikan tunggal 150mg/ml secara intramuskuler (IM) setiap 12
minggu ( Sulistyawati, 2013).
Salah satu peranan penting bidan adalah meningkatkan jumlah penerimaan
dan kualitas metode KB kepada masyarakat sesuai dengan pengetahuan dan
keterampilan bidan. Dalam melakukan pemilihan metode kontrasepsi perlu 2
diperhatikan ketetapan bahwa makin rendah pendidikan masyarakat, semakin
efektif metode KB yang dianjurkan yaitu susuk atau AKBK (Alat Kontrasepsi
Bawah Kulit) (Manuaba, 2016) sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bidan
mengarahkan pemilihan alat kontrasepsi sesuai dengan kebutuhan klien. Disinilah
peran Bidan untuk pelaksanaan KIE Keluarga Berencana berdasarkan Permenkes
Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 mengenai cara bidan membantu pasien memilih
kontrasepsi yang tepat dan sehat yaitu dimulai dengan membuat pasien merasa
nyaman saat pelayanan, menjelaskan metode KB sesuai kebutuhan, dilakukan
secara perlahan-lahan dan jelas, menggunakan alat bantu, membantu pasien
memilih kontrasepsi, menelaah pemahaman pasien tentang cara menggunakan
metode, membicarakan kemungkinan efek sampingserta meminta pasienkembali
untuk kunjungan ulang.
Berdasarkan data diatas, angka kejadian akseptor KB suntik 3 bulan
tergolong masih tinggi. Maka penulis tertarik mengambil studi kasus dengan judul
laporan artikel jurnal KB suntik DMPA pada Ny. M P2002 akseptor baru KB
suntik 3 bulan.
KASUS
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan studi
kasus atau case study, yaitu dengan mendeskripsikan asuhan kebidanan keluarga
berencana. Jenis karya tulis ilmiah ini adalah laporan kasus asuhan kebidanan
pada P2002Ab000 Usia 23 Tahun Dengan Akseptor DMPA. Studi kasus ini dilakukan
di PMB Yulis Aktriani, Ciptomulyo, Kota Malang.
Subyek kasus ini adalah Ny. M P2002 usia 23 tahun akseptor baru KB
suntik 3 bulan telah dilakukan pengkajian pada tanggal 02-02-2021 pukul 10.00
WIB, didapatkan hasil anamnesa usia menarche 12 tahun, jumlah darah haid 2-3 x
ganti pembalut/ hari, lama haid 7 hari, HPHT 15-01-2021. Ny. M memiliki 2
orang anak, anak pertama usia 3 tahun jenis kelamin perempuandan anak kedua
usia 1,5 bulan jenis kelamin perempuan. Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit
menurun dan menular. Pola makan yang biasa diakukan yaitu 3 kali sehari dengan
poris 1 piring (menu nasi, sayur, lauk pauk, buah). Untuk pola minum yaitu 10
gelas/hari. Pola kebersihan diri, Ny. M mandi 2 kali sehari, ganti celana dalam
tiap mandi. Aktivitas sehari-hari yaitu mengerjakan pekerjaan rumah seperti
menyapu, mencuci dan memasak. Menikah 1 kali usia 20 tahun, lama menikah 3
tahun. Riwayat KB Ny. M pernah memakai KB suntik 3 bulan. Ibu memilih
metode KB suntik 3 bulan karena tidak mengganggu produksi ASI dan ibu sudah
mengetahui efek samping dari pemakaian KB suntik 3 bulan.
Hasil pemeriksaan fisik yaitu keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, BB 53 Kg, TD 110/80 mmHg, suhu 36,6ºC, nadi 86x/menit, RR
21 x/menit. Wajah tidak oedema, sklera tidak ikhterus, ekstermitas normal. KIE
yang diberikan yaitu melakukan pemeriksaan dan pemberian edukasi tentang KB
DMPA.