Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK 3

BULAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3


BULAN PADA AKSEPTOR KB NON METODE KONTRASEPSI JANGKA
PANJANG DI PMB HENI SUHARNI UNGARAN BARAT

SKRIPSI

Disusun Oleh :

JEKLIN YULIANI E
152201015

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2022
HALAMAN PENGESAHAN

Artikel berjudul ;

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK 3


BULAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3
BULAN PADA AKSEPTOR KB NON METODE KONTRASEPSI JANGKA
PANJANG DI PMB HENI SUHARNI UNGARAN BARAT

Disusun Oleh
JEKLIN YULIANI E
152201015

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

Telah disetujui dan disahkan oleh pembimbig skripsi, Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Universitas Ngudi Waluyo

Ungaran, Juli 2022


Pembimbing

Vistra Veftisia, S.SiT.,MPH


NIDN.0630108702
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK 3
BULAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK 3
BULAN PADA AKSEPTOR KB NON METODE KONTRASEPSI JANGKA
PANJANG DI PMB HENI SUHARNI UNGARAN BARAT

Jeklin Yuliani E, Vistra Veftisia


Kebidanan Program Sarjana, Universitas Ngudi Waluyo Semarang
jeklinyuliani@gmail.com
vistravef@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Studi pendahuluan Di PMB Heni Suharni pada 10 akseptor KB
Non MKJP didapatkan hasil 4 responden mengetahui pengertian, keuntungan,
kapan harus kunjungan ulang, efek samping dari KB suntik 3 bulan serta responden
menggunakan suntik 3 bulan berjumlah 2 responden, pil berjumlah 2 responden dan
didapatkan 6 responden tidak mengetahui pengetian, keuntungan, dan efek samping
dari KB suntik 3 bulan dengan responden yang menggunakan suntik 3 bulan
berjumlah 2 responsen, pil berjumlah 2 responden, serta suntik 1 bulan berjumlah
2 responden.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang kontrasepsi
dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan di PMB Heni Suharni Ungaran
Barat.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain analitik Korelasional dengan
pendekatan cross sectional. Populasi yaitu seluruh akseptor KB Non MKJP bulan
Desember 2021 di PMB Heni Suharni Ungaran Barat berjumlah 56. Tehnik
pengambilan sampel menggunakan Purposivel Sampling sebanyak 53 responden.
Instrument penelitian Buku Register kunjungan KB dan Kuesioner. Data dianalisis
dengan uji analisis chi-square.
Hasil : Uji statistik Chi Square pengetahuan dan penggunaan suntik 3 bulan dengan
nilai P value=0,012 < α (0,05), maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
pengetahuan tentang kontrasepsi suntik 3 bulan dengan penggunaan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan di PMB Heni Suharni Ungaran Barat.
Simpulan : Kesimpulannya ada hubungan antara pengetahuan tentang kontrasepsi
suntik 3 bulan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik 3 bulan di PMB Heni
Suharni Ungaran Barat
Kata Kunci : Pengetahuan, Non MKJP,Suntik 3 bulan
ABSTRACT

Background: Preliminary study at PMB Heni Suharni on 10 non-MKJP family


planning acceptors, it was found that 4 respondents knew the meaning, benefits,
when to revisit, side effects of 3-month injection KB and respondents used 3-month
injections totaled 2 respondents, pills amounted to 2 respondents and it was found
that 6 respondents did not know the definition, benefits, and side effects of 3-month
injections of contraception and 2 respondents who used 3-month injections, 2
respondents with pills, and 2 respondents with 1-month injections.
Research Objectives: To determine the relationship between knowledge about
contraception and the use of injectable contraceptives for 3 months at PMB Heni
Suharni Ungaran Barat.
Methods: This study used a correlational analytic design with a cross sectional
approach. The population is all non-MKJP family planning acceptors
month December 2021 at PMB Heni Suharni Ungaran Barat totaled 56. The
sampling technique used a Purposvel sampling of 53 respondents. Research
Instruments KB Visit Register Book and Questionnaire. Data were analyzed by chi-
square analysis test.
Results: Chi Square statistical test of knowledge and use of 3-month injection with
P value = 0.012 < (0.05), then Ho is rejected, meaning that there is a relationship
between knowledge of 3-month injectable contraception and 3-month injectable
contraceptive use at PMB Heni Suharni Ungaran Barat.
Conclusion: In conclusion, there is a relationship between knowledge about 3-
month injectable contraceptives and the use of 3-month injectable contraceptives
at PMB Heni Suharni Ungaran Barat
Keywords: Knowledge, Non MKJP, 3-month injection
PENDAHULUAN
Pertumbuhan penduduk yang relatif cepat, tidak merata, jumlah penduduk
yang besar dan tidak seimbang dengan kualitas penduduk akan berdampak pada
kehidupan dan kesejahteraan penduduk (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2019). Laju
pertumbuhan penduduk di Indonesia meningkat tajam dan tidak merata terjadi pada
tahun 2012-2014 dari 3,59 juta pada tahun 2012 menjadi 3,70 juta pada tahun 2014
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2019 sebesar 268.074.565 jiwa dan
tahun 2020 sebanyak 270.203.917 jiwa berdasarkan jenis kelamin penduduk. Laju
pertumbuhan penduduk Indonesia pada tahun 2019-2020 menurun dari 3,06 juta
per tahun menjadi 2,99 juta per tahun. (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
2020). Jumlah penduduk di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 sebesar
34.718.204 jiwa dan jumlah penduduk di Kabupaten Semarang tahun 2019 sebesar
1.053.786 jiwa (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019)

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menekan laju pertumbuhan


penduduk adalah menurunkan jumlah kelahiran dan perencanaan kehamilan dengan
program keluarga berencana (Fitri, 2018). Untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dengan terpenuhinya kesejahteraan ibu dan anak, serta terciptanya
keluarga kecil bahagia, harmonis dan sejahtera merupakan tujuan dari Keluarga
Berencana. Program Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk menciptakan
keluarga yang berkualitas dengan pengendalian kelahiran (Wiknjosastro, 2006
dalam Fitri, 2018). Keluarga Berencana adalah upaya mengatur kelahiran,
mengatur jarak antara kehamilan dan pengaturan usia ideal melahirkan,
perencanaan kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Peraturan
Pemerintahan RI, 2014).

Program KB Nasional di Indonesia dalam RPJM tahun 2010-2014 lebih


diarahkan kepada pemakaian metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP). Metode
kontrasepsi jangka panjang lebih efektif karena dapat mencegah kehamilan dalam
jangka waktu lama hingga 10 tahun tergantgung jenisnya. Jenis- jenis MKJP adalah
alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK),
metode opersasi pria (MOP), metode operasi wanita (MOW) (BKKBN, 2011).
Pengguna MKJP pada tahun 2012 sebesar 10,6%, sementara target Nasional
pengguna MKJP adalah 27,5%(BKKBN, 2013). Metode kontrasepsi yang lebih
dominan digunakan di Indonesia adalah non MKJP seperti suntik dan pil
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2020).

Berdasarkan jenis kontrasepsi diketahui akseptor KB di Indonesia tahun 2020


sangat dominan menggunakan kontrasepsi suntik sebesar 72,9%, kemudian pil
sebesar 19,4%, IUD sebesar 8,5%, implant sebesar 8,5%, MOW sebesar 2,6%,
kondom sebesar 1,1% dan MOP sebesar 0,6% (Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, 2020). Akseptor KB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2020 menggunakan
kontrasepsi suntik sebesar 2.747.053 jiwa, implant sebesar 659.062 jiwa, pil
sebesar 511.948 jiwa, IUD sebesar 447.567 jiwa, MOW sebesar 232.244 jiwa,
kondom 133.920 jiwa, MOP sebesar 25.658 jiwa, dan penggunaan kontrasepsi di
Kabupaten Semarang tahun 2020 diketahui bahwa kontrasepsi suntik sebesar
79.896 jiwa, implant sebesar 35.931 jiwa, IUD sebesar 19.106 jiwa, pil sebesar
10.119 jiwa, MOW sebesar 7090 jiwa, kondom sebesar 1924 jiwa dan MOP sebesar
1203 jiwa (Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, 2020). Akseptor KB dari
tahun ke tahun lebih banyak menggunakan kontrasepsi suntik dan jenis kontrasepsi
suntik yang sangat popular dimasyarakat adalah kontrasepsi suntik 3 bulan.

Faktor yang berhubungan dengan pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi


suntik yaitu faktor pengetahuan, faktor ekonomi, faktor pelayanan kesehatan dan
faktor pekerjaan. Pengetahuan berkaitan dengan pemilihan dan penggunaan alat
kontrasepsi suntik dikarenakan semakin luas pengetahuan yang dimiliki seseorang
akan berpengaruh pada pengambilan keputusan untuk menggunakan kontrasepsi
yang sesuai dengan kebutuhannya. Tingkat pengetahuan mempengaruhi
penerimaan dalam diri seseorang untuk menggunakan kontrasepsi yang diinginkan
(Jotowiyono & Rouf, 2019)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Jacobus, Maramis dan Mandagi (2018)
didapatkan hasil analisis statistik yang dilakukan dengan menggunakan uji Chi-
square diperoleh p-value = 0,002 (p-value < 0,05) yang berarti ada hubungan
pengetahuan dengan penggunaan alat kontrasepsi suntik yaitu (p-value = 0,002).
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sihombing & Sulistyawati (2019),
diketahui bahwa hasil uji statistik chi square diperoleh p value = 0,017 (p-value <
0,05) berarti ada hubungan antara pengetahuan responden dengan penggunaan
kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Meral Kabupaten Karimun.

Survey dilakukan pada 3 lokasi Praktik Mandiri Bidan (PMB) yang ada di
Ungaran Barat yaitu PMB Heni Suharni, PMB Nur Khasanah dan PMB Sri
Rahayuningsih. Hasil data kunjungan akseptor KB pada tanggal 1 september- 31
Oktober 2021 di PMB Heni Suharni diketahui sebanyak 140 akseptor KB yang
terdiri dari 112 akseptor KB suntik, 19 akseptor KB pil, 5 akseptor KB IUD dan 4
akseptor KB implant. Berdasarkan survey diketahui akseptor KB di PMB Nur
Khasanah sebanyak 124 akseptor yang terdiri dari 103 akseptor KB suntik, 16
akseptor KB pil, 4 akseptor KB implant dan 1 akseptor KB IUD, selanjutnya survey
di PMB Sri Rahayuningsih diketahui 120 akseptor KB yang terdiri dari 105
akseptor KB suntik, 13 akseptor KB pil, 1 akseptor KB IUD dan 1 akseptor KB
implant. Berdasarkan hasil survey yang memiliki kunjungan akseptor KB suntik
terbanyak adalah PMB Heni Suharni.

Studi pendahuluan tanggal 16-19 November 2021 yang dilakukan dengan


wawancara pada 10 responden aksepor KB di BPM Heni Suharni diketahui bahwa
4 responden bisa menjawab pertanyaan tentang pengetian KB suntik 3 bulan,
keuntungan menggunakan KB suntik 3 bulan, kapan harus kunjungan ulang KB
suntik 3 bulan, efek samping dari KB suntik 3 bulan dan responden menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan berjumlah 2 responden serta responden menggunakan
kontrasepsi pil berjumlah 2 responden. Selain itu 6 responden tidak dapat menjawab
pertanyaan pengertian KB suntik, keuntungan KB suntik 3 bulan, efek samping dari
KB suntik 3 bulan dan responden menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
berjumlah 2 responsen, menggunakan kontrasepsi pil berjumlah 2 responden, serta
menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan berjumlah 2 responden.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian Analitik Korelasional denagn
pedekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 56 akseptor KB
Non MKJP di PMB Heni Suharni Ungaran Barat pada bulan Desember 2021.
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive
Sampling dengan jumlah sampel 53 responden. Instrument penelitian yang
digunakan adalah Buku Register kunjungan KB dan Kuesioner pengetahuan
tentang kontrasepsi suntik 3 bulan. Data dianalisis dengan melakukan uji analisis
chi-square.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Tentang Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Tentang Alat
Kontrasepsi sumtik 3 Bulan pada Responden di PMB Heni
Suharni Ungaran Barat
Pengetahuan Tentang Alat Frekuensi Persentase
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Baik 25 47,2
Cukup 22 41,5
Kurang 6 11,3
Jumlah 53 100,0

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar pengetahuan responden baik


dan cukup sebanyak 47 responden (88,7%). Hal ini dikarenakan sebagian besar
pendidikan terakhir responden SMA sebanyak 32 responden (60,3%) dan
Sarjana sebanyak 1 responden (1,9%). Pengetahuan sangat berkaitan erat dengan
pendidikan. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan
yang baik karena lebih banyak menerima informasi dari berbagai sumber baik
secara formal maupun non formal. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi
akan lebih terbuka dalam pemahaman dan penerimaan terhadap informasi baru,
sehingga akan lebih memilih menggunakan kontrasepsi.
Hal ini sejalan dengan teori Manurung et al (2020), mengatakan bahwa
seseorang yang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan terbuka dalam
menerima informasi yang baru. Seseorang yang berpendidikan tinggi menerima
informasi yang lebih banyak maka mengetahui lebih banyak tentang kontrasepsi
sehingga akan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran untuk menggunakan
kontrasepsi. Hasil penelitian Loudoe (2019), menunjukkan hasil uji statistik
Spearman’s Rho (p=0,000), artinya terdapat hubungan yang sangat signifikan
antara pendidikan dengan pengetahuan tentang kontrasepsi. Penelitian yang
dilakukan Permatasari & Meysaroh (2016), menujukkan hasil uji statistik chi
square p-value 0,000 < α (0,05), berarti ada hubungan pendidikan dengan
pengetahuan kontrasepsi darurat pada akseptor KB suntik dan pil.
B. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan pada Responden di PMB Heni
Suharni Ungaran Barat
Kontrasepsi Frekuensi Persentase
KB Suntik 3 Bulan 37 69,8
Non KB Suntik 3 Bulan 16 30,2
Jumlah 53 100,0

Hasil Penelitian pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa sebagian besar


responden menggunakan jenis kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 37 (69,8%)
dan terdapat responden yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
sebanyak 16 responden (30,2%). Responden yang tidak menggunakan
kontrasepsi suntik 3 bulan sebagian besar menggunakan kontrasepsi suntik 1
bulan sebanyak 13 responden (24,5%) dan menggunakan kontrasepsi pil
sebanyak 3 responden (5,7%).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden
menggunakan jenis kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 37 (69,8%).
Kontrasepsi suntik 3 bulan sangat populer sehingga banyak yang memilih
menggunakannya. Akseptor yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan
mayoritas berumur 20-35 tahun sebanyak 29 responden (54,7%) dan lebih dari
35 tahun sebanyak 7 responden (13,2%). Pada usia 20-35 tahun seseorang
memiliki kemampuan memahami dan cara berpikir lebih dewasa dalam
mengambil keputusan karena mendapatkan lebih banyak informasi yang
menambah pemahaman tentang alat kontrasepsi dan akan lebih matang dalam
mengambil keputusan dalam menggunakan kontrasepsi. Seseorang dengan
usia ini biasanya cenderung memiliki keinginan untuk menambah keturunan
karena dalam fase resiko rendah terjadinya kehamilan.
Teori menurut Andarwulan & Hakiki (2021), mengatakan usia mengacu
pada pendewasaan cara berpikir untuk mengambil keputusan dalam
menggunakan kontrasepsi. Menurut Affandi (2017) mengatakan wanita usia
20-35 tahun akan memilih menggunakan kontrasepsi yang efektif dan bisa
dihentiikan kapan saja untuk memiliki anak. Matahari, Utami, & Sugiarti
(2018), mengatakan bahwa usia yang baik untuk melahirkan adalah 20-30
tahun, maka pasangan usia subur akan menggunakan kontrasepsi untuk
menjaga jarak kelahiran dan memilih menggunakan kontrasepsi yang efektif
dan praktis agar bisa bisa dihentikan saat ingin memiliki anak kembali, pada
usia ini wanita usia subur cenderung ingin memiliki anak.
Menurut penelitian Sihombing (2016), menunjukkan hasil uji Chi-Square
p- Value 0,000 yang berarti p-Value < α (0,05), berarti ada hubungan antara
Usia ibu dengan memilih menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan di
Puskesmas Baloi Permai Kota Batam Tahun 2016. Sejalan dengan penelitian
yang dilakukan Sihombing & Sulistyawati (2019), menunjukkan hasil Hasil uji
statistik chi square diperoleh p value = 0,007 yang berarti nilai p value lebih
kecil dari 0,05 (0,007 < 0,05), berarti ada hubungan antara usia responden
dengan penggunaan kontrasepsi suntik DMPA di Puskesmas Meral Kabupaten
Karimun
C. Hubungan Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Suntik Dengan
Penggunaan Alat Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pengetahuan Tentang Alat
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan pada Responden di PMB Heni
Suharni Ungaran Barat
Pengetahuan KB Suntik 3 Non KB Total P-
Tentang Bulan Suntik 3 value
Kontrasepsi Bulan
Suntik 3 Bulan

F % F % F %
Baik 22 41,5% 3 5,7% 25 47,2% 0,012
Cukup 13 24,5% 9 17,0% 22 41,5%
Kurang 2 3,8% 4 7,5% 6 11,3%
Jumlah 37 69,8% 16 30,2% 53 100,0

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil uji Chi Square dengan
nilai P value =(0,012) < α (0,05), maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
pengetahuan tentang kontrasepsi suntik 3 bulan dengan penggunaan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan di PMB Heni Suharni Ungaran Barat.
Berdasarkan hasil penelitian responden dengan pengetahuan baik dan
cukup yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan berjumlah 35 responden
(66,0%). Dapat dikatakan bahwa pengetahuan mempengaruhi penggunaan alat
kontraepsi suntik 3 bulan karena semakin baik pengetahuan yang dimiliki
seseorang akan mempengaruhi pemahaman untuk menerima dan
mempengaruhi perilaku dalam menggunakan kontrasepsi. Seseorang yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang kontrasepsi akan memiliki
pemahaman yang baik pula tentang alat kontrasepsi sehingga akan lebih
selektif dalam memilih dan menggunakan alat kontrasepsi. Hal ini didukung
oleh teori Kautzar et al (2021), yang mengatakan bahwa semakin baik tingkat
pengetahuan seseorang terhadap sesuatu, cenderung akan mempengaruhi
pilihannya dalam memilih kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya.
Pengetahuan dapat mempengaruhi penerimaan perilaku baru atau adopsi
perilaku. Penerimaan perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan
sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat menetap. Sebaliknya apabila
perilaku tidak didasari oleh pengetahuan, dan kesadaran maka tidak akan
berlangsung lama atau bersifat sementara.
Sejalan dengan teori Jotowiyono & Rouf (2019), mengatakan bahwa
seseorang yang mengetahui lebih banyak tentang metode kontrasepsi suntik
akan berdampak pada penggunaan kontrasepsi suntik. Akseptor yang memiliki
pengetahuan tentang kontrasepsi dapat memilih sendiri alat kontrasepsi yang
baik. Menurut teori Notoatmodjo (2012), mengatakan bahwa pengetahuan
adalah hasil dari pengamatan yang memungkinkan seseorang untuk
memcahkan atau mencari solusi suatu peristiwa yang terjadi. Pengetahuan
tersebut diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman
orang lain
Penelitian yang dilakukan Hartaty (2019), menunjukkan hasil uji statistik
chi square didapat p value = 0,018 <α = 0,05, berarti ada hubungan antara
tingkat pengetahuan terhadap pemilihan kb suntik 3 bulan di Kelurahan Candi
Rejo Ungaran tahun 2019. Didukung dengan penelitian Mandiwa, Namondwe,
Makwinja, & Zamawe (2018) , menunjukkan hasil p value = 0.001 <α = 0,05,
berarti ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan kontrasepsi di kalangan
wanita muda di Malawi.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengetahuan baik ada
yang tidak menggunakan KB suntik 3 bulan sebanyak 3 responden (5,7%).
Responden yang tidak menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebagian besar
menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan sebanyak 3 responden (5,7%). Hal ini
diluar dari karakteristik responden yang diteliti yaitu dikarenakan faktor
ekonomi seperti biaya dalam menggunakan kontrasepsi yang murah dan
terjangkau. Sejalan dengan teori Pendapatan atau penghasilan keluarga
termasuk faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi pemilihan alat
kontrasepsi. Tingkat pendapatan suatu keluarga bergantung pada pekerjaan
anggota keluarga. Jika tingkat ekonomi mencukupi, kemungkinan besar
mereka akan mampu melaksanakan keluarga berencana dengan baik dan
memiliki keluarga kecil yang sejahtera (Jotowiyono & Rouf, 2019).
Hasil penelitian Septalia & Puspitasari (2017), menunjukkan hasil uji
statistik Chi Square dengan nilai P value = 0,002 <α (0,05), artinya ada
hubungan biaya dengan penggunaan kontrasepsi. Didukung oleh hasil
penelitian Oladosu et al (2019), menunjukkan hasil uji statistik chi square P
value = 0,000 <α (0,05), berarti ada hubungan yang signifikan antara biaya
dengan peggunaan kontrasepsi modern dikalangan wanita di Wilayah Barat
Daya Nigeria.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengetahuan kurang
yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 2 responden (3,8%).
Penyebab seseorang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan diluar dari
karakteristik responden yang diteliti, juga bisa disebabkan karena faktor biaya,
pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau, faktor pekerjaan, faktor dukungan
suami atau keluarga dan faktor lingkungan sekitar.
Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengetahuan kurang
yang menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan sebanyak 2 responden (3,8%)
dikarenakan faktor ketersediaan alat dan jarak fasititas kesehatan terdekat.
Ketersediaan alat kontrasepsi terwujud dalam bentuk fisik, tersedia atau
tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan (tempat pelayanan kontrasepsi). Untuk
dapat digunakan, pertama kali suatu metode kontrasepsi harus tersedia dan
mudah didapat, jika alat kontrasepsi tersedia maka akseptor akan lebih mudah
dalam menggunakan kontrasepsi. Semakin dekat jarak fasilitas pelayanan
kesehatan maka masyarakat akan lebih mudah untuk mendapatkan informasi
seputar kesehatan. Fasilitas dan pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau
akan meningkatakan minat, kesadaran dan keingintahuan masyarakat untuk
menggunakan kontrasepsi yang sesuai. Sejalan dengan teori Sirait & Siantar
(2020), mengatakan bahwa faktor pelayanan ketersediaan alat kontrasepsi dan
pelayanan kesehatan mempengaruhi penggunaan kontrasepsi. Pola pikir
masyarakat akan berubah jika semakin banyak masyarakat yang mengetahui
mutu dan kualitas yang baik suatu pelayanan kesehatan yang diberikan, serta
masyarakat akan memilih menggunakan kontrasepsi. Masyarakat juga akan
mempertimbangkan untuk menggunakan kontrasepsi jika tersedianya alat
kontrasepsi dan jarak tempuh ke fasilitas kesehatan terjangkau.
Hasil penelitian Sartika, Qomariah, & Nurmaliza (2020), menunjukkan
hasil uji statistik chi square dengan nilai p value = 0,000 <α (0,05), ada
hubungan yang signifikan antara ketersediaan alat kontrasepsi dengan
penggunaan KB suntik diklinik afiyah pekanbaru Ketersediaan. Sejalan dengan
hasil penelitian Selva & Fenny (2020), menunjukkan hasil uji statistik chi
square dengan nilai p value = 0,024 <α (0,05), yang berarti ada hubungan jarak
ke pelayanan KB dengan pemilihan kontrasepai suntik pada akseptor KB di
Wilayah Kerja Puskesmas 4 Ulu Kota Palembang
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
memiliki pengetahuan yang baik dan cukup tentang kontrasepsi sebanyak 47
(88,7%) responden dan sebagian besar responden menggunakan kontrasepsi suntik
3 bulan sebanyak 37 (69,8%) responden. Didapatkan hasil uji Chi Square dengan
nilai P value=0,012 < α (0,05), maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
pengetahuan tentang kontrasepsi suntik 3 bulan dengan penggunaan alat kontrasepsi
suntik 3 bulan di PMB Heni Suharni Ungaran Barat.

Daftar Pustaka
Affandi, B. (2017). Kesehatan Reproduksi : Science & Practice. Jakarta: PT. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo Andarwulan, S., & Hakiki, M. (2021).
Promosi Kesehatan Kalangan Bidan Disertai Dengan Emotional
Demonstration. Guepedia.
BPS Provinsi Jawa Tengah. (2020). Jumlah PUS dan Peserta KB Aktif Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah (jiwa) tahun 2018-2020
BKKBN. (2011). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan MKJP di Enam
Wilayah Indonesia. Jakarta: BKKBN
BKKBN. (2011). Buku Panduan Praktis Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta:
BKKBN
BKKBN. (2013). Profil Kependudukan dan Pembangunan di Indonesia Tahun
2013. Jakarta: BKKBN
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2019). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2019.
Fitri, I. (2018). Nifas, Kontrasepsi Terkini & Keluarga Berencana (cetakan pe).
Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Hartaty, T. (2019). Analisis Faktor Dukungan Suami Dan Pengetahuan Tentang
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Terhadap Pemilihan Kontrasepsi Suntik Di
Kelurahan Candi Rejo. Universitas Ngudi Waluyo Semarang.
Jannah, N., & Rahayu, S. (2017). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Jotowiyono, S., & Rouf, M. A. (2019). Keluarga Berencana (KB) Dalam Perspektif
Kebidanan. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Jacobus, R. M., Maramis, F. R. R., & Mandagi, C. K. F. (2018). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penggunaan alat Kontrasepsi Suntik Pada Akseptor KB
Di Desa Humbia Kecamatan Tagulandang Selatan Kabupaten Sitaro, 1–8.
Kautzar, A. M. Al, Adawiyah, S. El, Fahriani, M., Hamzah, Ahmad, M., Hamzah,
R., … Paulus, A. Y. (2021). Kesehatan Perempuan dan Keluarga Berencana.
(Ramli, Ed.). Provinsi Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Profil Kesehatan Indonesia
Tahun 2016.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Profil Kesehatan Indonesia
2020.
Loudoe, N. (2019). Determinan Pengetahuan Tentang Kontrasepsi Pada Ibu Yang
Berusia Remaja Dikupang.
Mandiwa, C., Namondwe, B., Makwinja, A., & Zamawe, C. (2018). Factors
Associated With Contraceptive Use Among Young Women In Malawi.
Contraception and Reproductive Medicine, 3(1), 1–8.
Manurung, N., Manurung, S. S., & Manurung, R. (2020). Vasektomi & Tubektomi
Dalam Perspektif Suami, Sosio Demografi Dan Sosial Budaya. Guepedia.
Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiarti, S. (2018). Buku Ajar Keluarga Berencana
Dan Kontrasepsi. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiarti, S. (2019). Buku Ajar Keluarga Berencana
Dan Kontrasepsi. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Nurul Qomariah, Ismed, S., & Sartika, T. D. (2021). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik 3 Bulan. Jurnal Ilmiah
PANNMED, 16(3), 606–613.
Oladosu, M., Akanbi, M., Fasina, F., & Samuel, G. W. (2019). Key Predictors Of
M odern Contraceptive Use Among Women In Marital Relationship In South
West Region Of Nigeria. International Journal Of Reproduction, 8(7).
Peraturan Pemerintahan RI. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PERKEMBANGAN
KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGA, KELUARGA
BERENCANA, DAN SISTEM INFORMASI KELUARGA (2014).
Permatasari, T. A. E., & Meysaroh, T. E. (2016). Faktor-Faktor yang berhubungan
dengan Pengetahuan Kontrasepsi Darurat pada Akseptor KB Suntik dan Pil di
BPS Depok Periode Oktober 2015, 12(2).
Rokayah, Y., Inayanti, E., & Rusiyanti, S. (2021). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana (KB). PT. Nasya Expanding Management.
Selva, A., & Fenny, E. (2020). Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Kontrasepai Suntik Pada Akseptor KB Di Wilayah Kerja Puskesmas 4 Ulu
Kota Palembang. Universitas Sriwijaya.
Septalia, R., & Puspitasari, N. (2016). Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan
Metode Kontrasepsi. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 5(2), 91–98
Sihombing, J. U. A., & Sulistyawati, T. R. (2019). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Penggunaan Kontrasepsi Suntik Depo Medroxy
Progesterone Acetate (DMPA) Di Puskemas Meral Kabupaten Karimun,
10(1), 27–35.
Sihombing, S. F. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Memilih
Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan Di Puskesmas Baloi Permai Kota Batam
Tahun 2016, 9(2), 60–65.
Sirait, L. I., & Siantar, R. L. (2020). Buku Ajar Asuhan Keluarga Berencana.
Sumatra Barat: CV Insan Cendekia Mandiri

Anda mungkin juga menyukai