T USIA 28
TAHUN P2A0 AKSEPTOR KB KONTRASEPSI SUNTIK 3
BULAN DENGAN MENORRHAGIA DI PUSKEMAS
KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG
Artikel Ilmiah
Oleh
NURUL KOMARIYAH
NIM. G3E021028
Pembimbing
ABSTRAK
Masalah Utama, metode kontrasepsi suntik 3 bulan memiliki presentase efek samping
gangguan menstruasi (2,9%,), salah satu gangguan menstruasi yaitu menorrhagia. Dikatakan
menorrhargia apabila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (>80 ml). Etiologi menorrhagia
antara lain ketidak simbangan hormon, suatu kondisi organik uterus, atau mungkin terjadi tanpa ada
kelainan yang nyata pada uterus. Adapun masalah kasus ini yaitu pada Ny. T usia 28 tahun P2A0,
akseptor KB kontrasepsi suntik 3 bulan dengan menorrhagia. Tujuan, untuk melakukan tatalaksana
pada Akseptor KB Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan menorrhagia di Puskesmas Kedungmundu.
Ruang lingkupnya, akseptor kontrasepsi duntik 3 bulan dengan menorrhagia didaerah kerja puskesmas
kedungmundu. Metode yang di gunakan adalah metode deskriptif, jenis laporan tugas akhir adalah
studi kasus (case study). Hasil dari tatalaksana pada kasus Akseptor KB Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
dengan menorrhagia yang dilakukan pengkajian sejak tanggal 22 April 2022 sampai dengan 16 Juni
2022, dilakukan 4 kali pengkajian kunjungan ulang. Pada kasus ini diberikan terapi POK, merupakan
pengobatan menorrhagia akibat kontrasepsi progestin, sehingga menorrhagia menjadi menurun secara
signifikan dan siklus menstruasi normal kembali. Simpulan, bahwa penulis dapat melakukan
tatalaksana pada kasus Akseptor KB Kontrasepsi Suntik 3 Bulan dengan menorrhagia di Puskesmas
Kedungmundu sesuai dengan menggunakan 7 langkah varney, serta tidak terdapat kesenjangan pada
teori dan praktik.
The main problem, the 3-month injectable contraceptive method has a percentage of side
effects of menstrual disorders (2.9%), one of which is menorrhagia. Menorrhargia is said if the
bleeding lasts more than 7 days or is too heavy (> 80 ml). The etiology of menorrhagia includes
hormonal imbalance, an organic condition of the uterus, or it may occur without any obvious
abnormalities in the uterus. The problem in this case is Mrs. T 28 years old P2A0, acceptor of 3-month
injectable contraception with menorrhagia. The aim is to carry out treatment for 3 Months Injectable
Contraceptive KB Acceptors with menorrhagia at the Kedungmundu Health Center. The scope of this
is a 3 month injection contraceptive acceptor with menorrhagia in the working area of the
Kedungmundu Public Health Center. The method used is descriptive method, the type of final project
report is a case study. The results of the treatment in the case of the 3-Month Injectable Contraceptive
KB Acceptor with menorrhagia were reviewed from April 22, 2022 to June 16, 2022, 4 review visits
were carried out. In this case, POK therapy was given, which is a treatment for menorrhagia due to
progestin contraceptives, so that the menorrhagia significantly decreased and the menstrual cycle
returned to normal. The conclusion is that the author can treat the case of a 3-month injectable
contraceptive KB acceptor with menorrhagia at the Kedungmundu Health Center in accordance with
the 7 steps of Varney, and there are no gaps in theory and practice.
Menurut Data dan Informasi (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2019)
Jumlah PUS sebanyak 6.652.451 pasang. Dari seluruh PUS yang ada, sebesar 73,5%
adalah peserta KB aktif. Pada peserta KB aktif, sebagian besar memilih alat
kontrasepsi suntik sebanyak 58,4%. Cakupan peserta KB aktif Provinsi Jawa Tengah
tahun 2019 sebesar 73,5%, relative menurun bila dibandingkan pencapaian tahun
2018 yaitu 73,7%.
Hasil penelitian yang dilakukan (Taqiyah, Jama, & Hasraeni, 2020) Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemakaian kontrasepsi
suntik dengan kejadian menorrhagia pada akseptor KB di Puskesmas Tompobulu
Kabupaten Gowa. Hasil penelitian lain yang dilakukan (Sriprasert & Pakrashi, 2017)
melaporkan bahwa penyebab menorrhagia sangat dipengaruhi kondisi dalam uterus
atau mungkin terjadi tanpa ada kelainan yang nyata pada uterus.
METODE yang di gunakan tugas akhir ini adalah metode deskriptif, jenis laporan
tugas akhir adalah studi kasus (case study).
PEMBAHASAN Data subjektif yang ditemukan pada tanggal 22 April 2022 jam
08.30 WIB pada kunjungan ulang KB terdapat keluhan yaitu ibu mengatakan
mengalami menstruasi terus. Hal ini sesuai dengan teori (Nina, 2013) bahwa rata-rata
yang mengalami keluhan karna efek samping dari kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu
gangguan menstruasi, salah satunya adalah menorrhagia atau menstruasi yang terus
menerus. Berdasarkan hasil penelitian (Adawiyah, 2019) Mekanisme perdarahan
terkait penggunaan DMPA tidak sepenuhnya dipahami. Salah satu mekanisme
perdarahan tersebut diduga karena paparan endometrium secara terus menerus
terhadap dosis progesteron yang konstan. Aktivitas matrix metalloproteinase -9
(MMP -9) meningkat pada pengguna DMPA..
Data objektif ditemukan pada hasil pemeriksaan fisik pada mata didapatkan
Simetris, bersih, tidak ada sekret, konjungtiva pucat (anemis), sklera putih, pupil
isokor, penglihatan normal. Berdasarkan hasil penelitian (Dewi, 2020) bahwa hasil
pemeriksaan laboratorium sebelum tindakan menunjukkan bahwa mayoritas pasien
(59.8%) menderita anemia dengan rata-rata hemoglobin 10.79 (±2.40) mg/dL pada
sebagian besar pasien dengan AUB (66.9%). Sedangkan pada pemeriksaan genetalia
didapatkan vulva kemerahan, penyebaran mons pubis merata, bersih, ada pengeluaran
darah bewarna merah segar, encer, ada sedikit gumpalan darah, ada aroma berbau
seperti darah atau sedikit metalik, dan tidak ada tanda-tanda PMS. Berdasarkan hasil
penelitian (Wantania, 2018) bahwa pemeriksaan inspeksi pada genetalia cukup untuk
menegakkan diagnosis menorrahgia pada kebanyakan pasien.
Analisis data dalam kasus ini yaitu Ny. T usia 28 tahun P2A0, akseptor KB
kontrasepsi suntik 3 bulan dengan menorrhagia 26 hari. Untuk menegakkan
Assessment ini dapat dilihat dari hasil data subjektif dan objektif. Responden
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan yang berarti bahwa Depo provera
mengandung 150 mg, DMPA Yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntikan
intramuskuler (IM) di daerah bokong (Rusmini, 2017). Menorrhagia itu sendiri yaitu
bentuk gangguan siklus menstruasi tetap teratur, jumlah darah yang dikeluarkan
cukup banyak dan terlihat dari jumlah pembalut yang dipakai dan gumpalan
darahnya, dalam pembalut ukuran besar bisa menampung darah ± 30- 40 cc
(Manuaba, 2013). Sedangkan dikategorikan menorrhagia dapat dilihat dari tanda-
tandanya menurut (Affandi, 2012) yaitu perdarahan yang banyak dan kadang terdapat
gumpalan darah, perlu mengganti pembalut > 6 kali per hari, lama menstruasi > 6
hari, mengganggu aktifitas rutin sehari-hari serta kelelahan, lemas, atau nafas pendek
(gejala anemia).teori ini sejalan pula dengan hasil penelitian (Adawiyah, 2019) bahwa
menorrhagia didefinisikan sebagai perdarahan atau bercak selama delapan hari atau
lebih dalam sebulan.
HASIL dari pembahasan mulai dari pengkajian data subjektif dan objektif hingga
menentukan asassment dan memberikan penatalaksanaan pada kasus menorrhagia
sudah sesuai antara teori dan praktik dilahan. Tidak ada kesenjangan yang berarti
dalam memeberikan tatalaksan pada pelayanan KB kontrasepsi Suntik 3 bulan
dengan Menorrhagia.
DAFTAR PUSTAKA