PENDAHULUAN
Menstruasi adalah proses alami yang dialami setiap wanita, dan adanya
peristiwa darah menunjukkan bahwa fungsi rahim berfungsi dengan baik. Siklus
menstruasi yang tidak teratur yaitu apabila siklus menstruasi tidak terjadi pada
interval pola menstruasi dengan rentang waktu kurang dari 21 hari atau lebih dari
35 hari dan interval perdarahan uterus kurang dari 3 atau lebih dari 7 hari. Faktor
variabel prostaglandin seperti status diet, aktivitas fisik, dan stress merupakan
angka kegagalan penggunaannya lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu
mengingat untuk minum pil dan tidak ada penurunan efektifitas yang disebabkan
oleh diare dan muntah (Sukarni, 2013). Kontrasepsi suntik 3 bulan atau DMPA ini
juga memiliki keuntungan yaitu, dapat digunakan bagi ibu-ibu yang sedang
menyusui, dapat pula digunakan bagi ibu yang pasca persalinan >6 bulan, sedang
menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja ibu
Jenis kontrasepsi suntik dibedakan menjadi dua macam yaitu DMPA (Depo)
Medroksi Progesteron Asetat) dan Kombinasi (non DMPA). Efek samping yang
terjadi akibat pengunaan kontrasepsi suntik yaitu gangguan siklus mentruasi,
kenaikan berat badan, timbulnya jerawat, sakit kepala, peningkatan tekanan darah,
keputihan dan rambut rontok. Yang sering ditemukan salah satunya adalah
kembali pembuluh darah kapiler yang normal dengan sel-sel endotel yang intak
kerja hormonal dan siklus haid yang normal, sehingga perdarahan akan menjadi
kurang optimal. Kadar esterogen dalam tubuh yang kurang optimal tersebut pada
menstruasi (Kusumastuti & Hartinah, 2018). Akan tetapi, tidak semua perempuan
tidak sesuai dan tidak seimbang serta gangguan menstruasi akan kembali normal
setelah 1-3 bulan (Rafidah, Al-Kathiri, & Yogi, 2014). Gangguan menstruasi pada
dunia terutama di asia dan amerika latin dan terendah di Sub-Sahara Afrika.
dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014. Secara regional,
Asian Nations (ASEAN). Pusat data dan informasi menunjukkan bahwa pada
wanita usia reproduksi 15-49 tahun dengan status kawin sebesar 59,3%
Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP), Intra Uterine Device (IUD),
2014).
Kontrasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang
popular. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia mencatat 58% wanita usia
hanya sebesar 15.26%. Metode kontrasepsi jenis DMPA yang paling banyak
sekitar 8%, menurunnya angka kelahiran total (TFR) menjadi 2,4% per
4.280 orang (7,49 persen). Puskesmas Payung Sekaki sebanyak 3.876 orang (6,78
siklus menstruasi yang tidak normal. Hasil penelitian ini juga didukung oleh
Siklus Menstruasi”
Tahun 2022?”
2022.
2022.
dalam perkuliahan.
diperpustakaan dan dapat menjadi sumber informasi dan bahan bacaan dalam
Siklus Menstruasi.