Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KB

Neni Nuraeni
215491517019

PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
SUMMARY REVIEW

1) DEFINISI KB

Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 2019: keluarga


berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol
waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jumlah anak dalam keluarga (Suratun, 2012).
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992
(tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan
keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Arum,
2011).
Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan jumlah dan jarak
kehamilan dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 2015)

2) Tujuan Keluarga Berencana (KB)


a. Mencegah kematian ibu dan anak.
b. Pengaturan kehamilan.
c. Pembinaan ketahanan keluarga.
d. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
3) Pengaturan menstruasi

Menstruasi merupakan suatu siklus alamiah yang menunjukkan kesempurnaan


seorang perempuan. Seseorang yang mengalami menstruasi menunjukkan bahwa
hormonnya sudah bekerja. Darah yang keluar waktu menstruasi merupakan darah yang
berasal dari dinding rahim atau disebut endometrium, karena terdapat penurunan kadar
hormon estrogen dan progesterone maka terjadilah gangguan pada endometrium
sehingga timbul lah mens atau disebut haid (Haryono, 2016).
Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus,
disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Siklus menstruasi umumnya terjadi
secara periodik setiap 28 hari (ada pula setiap 21 hari dan 30 hari) (Proverawati &
Misaroh, 2009)

Dalam siklus menstruasi, ada hormon yang memengaruhi yakni estrogen dan
progesteron yang dihasilkan ovarium (indung telur). Progesteron termasuk hormon yang
paling berpengaruh. Ketika kadar hormon progesteron mengalami penurunan, maka 2-3
hari kemudian wanita akan menstruasi. Intinya, dalam mengendalikan siklus
menstruasi, kadar progesteron harus tetap dipertahankan agar tidak terjadi menstruasi.
Atau kadar progesteronnya naik.

4) Masa subur

Masa subur wanita adalah siklus menstruasi pada wanita yang terjadi sebulan sekali.
Waktu masa subur rata-rata berlangsung antara hari ke 8-19 setelah masa haid pertama
berakhir.
Selama masa subur ini, wanita akan melepaskan sel telur matang dari ovarium ke rahim
atau yang disebut masa ovulasi (Lestari, 2011).
Cara mengetahui masa subur
a. Menggunakan metode kalender
Ovulasi bisa diketahui melalui hitungan siklus menstruasi. Ovulasi akan mudah
diketahui jika haid teratur setiap bulannya. Untuk menentukan masa subur digunakan
tiga patokan yaitu, ovulasi terjadi 14 ± 2 hari sebelum haid yang akan datang
Pertama dilakukan pencatatan lama siklus haid 6 bulan terakhir untuk menentukan siklus
haid terpendek dan terpanjang. Kemudian siklus terpendek dikurangi dengan 18 hari,
dan siklus haid terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Dua angka yang diperoleh
merupakan range masa subur. Sebagai contoh, jika seorang wanita mempunyai siklus
haid yang bervariasi dari 28 sampai 36 hari, maka 16 perhitungannya ialah 28 – 18 = 10,
dan 36 – 11 = 25. Pada contoh ini konsepsi dapat terjadi hari ke 10 hingga hari ke 25
daur haid. Masa infertil ialah hari ke 1 – 9 siklus haid, dan hari ke 26 – 9 hari sesudah
haid yang akan datang (Wiknjosastro, 2016)
b. Metode Suhu Basal
Suhu basal adalah suhu dasar badan, yaitu suhu saat sedang istirahat dan tidak
mempunyai banyak tekanan. Dalam keadaan normal (sebelum dan sesudah ovulasi),
suhu basal badan mengalami perubahan yang menetap dan berulang. Dengan dasar
inilah diperoleh informasi untuk mengetahui saat ovulasi. Prinsipnya, menjelang ovulasi
maka suhu basal turun. Kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik lagi lebih
tinggi sampai terjadi haid.
c. Metode Palpasi Serviks
Serviks dapat dipalpasi setiap hari sebagai indikator kesuburan, terutama apabila
perubahan lendir serviks sulit diinterpretasikan atau sewaktu siklus tidak teratur serta
saat masa perimenopause. Selama masa tidak subur, serviks teraba lebih rendah di
vagina dan berkonsistensi padat dan kering. Semakin mendekatnya dengan masa
ovulasi, serviks akan meninggi sebesar kurang lebih 1-2 cm kearah korpus uterus dan
teraba basah dan lunak (Lestari,2011).
d. Metode Lendir Serviks
Yakni dengan mengamati pola yang ditandai dengan munculnya lendir serviks pada
pertengahan siklus.Beberapa penyelidikan mengatakan bahwa metode ini semakin
terkenal dalam beberapa tahun ini untuk mengatasi beberapa bentuk kemandulan.
Efektifitas metode ini mencapai 98,5% apabila digunakan dengan tepat.
.
6) Hasil Penelitian Terkait Keluarga Berencana dengan
No Metode
Judul Riset, Peneliti dan Tahun Link Jurnal Rekomendasi penelitian
penelitian
1 Hubungan Kontrasepsi Hormonal file:///C:/Users/acer/Downlo analitik dengan Penggunaan kontrasepsi hormonal
Dengan Perubahan Pola Haid Pada ads/239-Article%20Text- menggunakan dapat terjadi perubahan pola haid
Akseptor Kb Hormonal Di Bpm Yayuk 444-1-10-20210228.pdf metode disebabkan oleh karena adanya
Wahyu Kabupaten. Tulungagung) retrospektif hormon progesterone. Hormon ini
(Nunik Ningtiyasari, 2017) dapat menekan pertumbuhan
folikel,inhibisi ovulasi sehingga
akseptor kontrasepsi hormonal
dapat memahami keuntungan dan
kerugian dari kontrasepsi hormonal.
2 Hubungan Jenis Dan Lama Penggunaan http://repository.um- {cross-sectional jenis dan lam a penggunaa n
Kontrasepsi Hormonal Terhadap palembang.ac.id/id/eprint/51 study kontrasepsi hormona l
Gangguan Menstruasi Pada Wanita 2/1/SKRIPSI350- mempengaruh i ganggua n
Usia Subur Di Wilayah Kerja Poskesdes 1704265824.pdf menstruas i pad a Wanit a Usi a
Bindu Uptd Puskesmas Lubuk Rukam Subu r (WUS ). Petugas kesehata n
Kecamatan Peninjauan Tahun 2016 diharapka n memberika n KI E dan
(Lisma Ria, 2016) konseling tentang manfaat serta efe
k samping dar i penggunaa n
kontraseps i sehingg a aksepto r KB
dapat memilih KB yang tepat
3 Perubahan Siklus Menstruasi Dan http://etheses.iainponorogo. Study kasus Penggunaan alat kontrasepsi suntik
Penyelesaiannya (Studi Kasus Pengguna ac.id/3640/1/Skripsi%20NI telah mempengaruhi siklus
Alat Kontrasepsi Suntik Jamaah Yasinan %27MATUL%20KHOIRIY menstruasi penggunanya (akseptor).
Al-Imroah Di Desa Purworejo AH%20PDF.pdf Dan dari semua jenis alat
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun) kontrasepsi, jenis kontrasepsi
(Ni’matul Khoiriyah, 2018) suntiklah yang paling berpengaruh.
Hal ini dapat dilihat dari 18
pengguna terdapat 14 orang yang
mengalami perubahan siklus
menstruasi.

4 Penggunaan Metode Kontrasepsi Pada file:///C:/Users/acer/Downlo Survei Cohort terdapat hubungan yang signifikan
Wanita Usia Subur Dengan Siklus ads/27474-56219-1-SM.pdf antara penggunaan metode
Menstruasi Di Puskesmas kontrasepsi pada wanita usia subur
(Novia Purwaningsih Sailan, 2019) dengan gangguan siklus menstruasi

5 Relationship Between Method and https://media.neliti.com/med crosssectional metode kontrasepsi dan lama
Duration of Contraception Usage to ia/publications/94761-ID- study pemakaian kontrasepsi berhubungan
Subjective Health Complaints none.pdf dengan keluhan kesehatan
(Nabella Kusuma, 2016) subyektif. Disarankan agar bidan
mengedukasi responden pengguna
kontrasepsi hormonal untuk beralih
menggunakan kontrasepsi non
hormonal bila mengalami keluhan
7) REFERENSI

Nunik Ningtiyasari, 2017. Hubungan Kontrasepsi Hormonal Dengan Perubahan Pola Haid Pada
Akseptor Kb Hormonal Di Bpm Yayuk Wahyu Kabupaten. Tulungagung.
file:///C:/Users/acer/Downloads/239-Article%20Text-444-1-10-20210228.pdf

Lisma Ria. 2016. Hubungan Jenis Dan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal Terhadap
Gangguan Menstruasi Pada Wanita Usia Subur Di Wilayah Kerja Poskesdes Bindu Uptd
Puskesmas Lubuk Rukam Kecamatan Peninjauan Tahun 2016 | Diunduh dari
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/512/1/SKRIPSI350-1704265824.pdf

Ni’matul Khoiriyah. 2018. Perubahan Siklus Menstruasi Dan Penyelesaiannya (Studi Kasus
Pengguna Alat Kontrasepsi Suntik Jamaah Yasinan Al-Imroah Di Desa Purworejo
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Diunduh dari
http://etheses.iainponorogo.ac.id/3640/1/Skripsi%20NI%27MATUL%20KHOIRIYAH%20
PDF.pdf

Novia Purwaningsih Sailan. 2019. Penggunaan Metode Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur
Dengan Siklus Menstruasi Di Puskesmas . jurnal keperawatan.
file:///C:/Users/acer/Downloads/27474-56219-1-SM.pdf

Nabella Kusuma. 2016. Relationship Between Method and Duration of Contraception Usage to
Subjective Health Complaints. https://media.neliti.com/media/publications/94761-ID-
none.pdf

Tanda Tanda Tangan


Pembimbing/Koordinator Stase Mahasiswa

Sri Dinengsih, SSiT.,M.Kes Neni Nuraeni

Anda mungkin juga menyukai