Korespondensi penulis.
Alamat E-mail: fitriedni@gmail.com
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 7
Vol 4, No. 1, Juni 2020, pp. 6-12
sebesar 3,3 juta orang per tahun dengan tingkat berisi progestogen saja, merupakan kontrasepsi
pertumbuhan populasi 1,49% per tahun (Wijayanti yang aman dan efektif. Lebih dari 40 juta wanita di
et al., 2015). seluruh dunia menggunakan kontrasepsi suntik,
Keluarga berencana (KB) sebagai faktor dan di banyak negara dengan sumber daya rendah,
yang efektif untuk mengurangi angka kematian ibu suntikan mencapai setidaknya setengah dari
dan bayi. Peran keluarga berencana sebagai strategi penggunaan kontrasepsi modern (WHO, 2010).
internasional untuk keselamatan ibu dan Metode kontrasepsi hormonal memiliki
kelangsungan hidup anak sangat luar biasa. Ada banyak efek samping. Efek samping ini
lebih dari 100 juta wanita di negara berkembang, diklasifikasikan berdasarkan pengaruhnya terhadap
17% dari semua wanita yang sudah menikah, lebih kualitas hidup pengguna, seperti efek samping yang
suka menunda kehamilan, tetapi tanpa ringan, sedang, dan berat. Secara umum, efek
menggunakan segala bentuk kontrasepsi samping kontrasepsi hormonal dijelaskan oleh efek
(Mohammed & Abdel-Aleem, 2017). Program hormonalnya pada sistem metabolisme dan
Keluarga Berencana diselenggarakan dengan kardiovaskular. Secara metabolik, sebagian besar
menggalakkan penggunaaan metode kontrasepsi, efek samping disebabkan oleh perubahan hormon
yang dikategorikan sebagai metode jangka panjang yang mempengaruhi endokrin. Efek samping yang
dan jangka pendek (Susanti, 2019). Kebutuhan biasa ditemukan pada pengguna metode hormonal
kontrasepsi yang tidak terpenuhi dapat adalah efek samping ringan, seperti:
menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, ketidakteraturan siklus menstruasi, metrorhagia,
kehamilan yang tidak diinginkan dapat menorhagia, mual, sakit kepala, nyeri payudara,
meningkatkan risiko ibu, keluarga, dan sosial. kenaikan berat badan, perubahan suasa hati,
Sekitar 25% kehamilan di negara berkembang tidak perubahan libido, jerawat, palpitasi, rambut rontok,
disengaja (Mohammed & Abdel-Aleem, 2017). hipertensi (Susanti, 2019).
Kontrasepsi digunakan oleh sebagian besar Perubahan menstruasi dapat dipengaruhi
wanita yang sudah menikah di hampir semua oleh beberapa faktor seperti: faktor klien, metode
wilayah di dunia. Pada tahun 2015, 64% wanita usia kontrasepsi dan durasi penggunaan (Mohammed &
reproduksi di seluruh dunia menggunakan Abdel-Aleem, 2017). Perubahan dalam siklus
beberapa bentuk kontrasepsi (Abd Elwadood et al., menstruasi paling sering terjadi pada injeksi bulan
2019). Berdasarkan data dari BKKBN pada tahun pertama. Biasanya terjadi amenorrhea setelah
2018 jumlah peserta Keluarga Berencana (KB) aktif penggunaan satu tahun atau dua tahun injeksi pada
pada pasangan usia subur di Indonesia sebesar sebagian besar akseptor. Kejadian amenorhea yang
63,27%, di Provinsi Jawa Timur sebesar 65,69 %. tinggi tidak dipengaruhi karena perubahan kadar
Pemilihan jenis alat kontrasepsi yang terbanyak di hormon atau histologi tetapi diduga berhubungan
Indonesia yaitu suntikan 63,71 % dan pil 17,24 dengan atrofi endometrium. Perdarahan bercak,
disusul kontrasepsi IUD 7,35 %, implan 7,2 %. dan amenorhe lebih sering terjadi pada akseptor
Pemilihan jenis kontrasepsi di Provinsi Jawa Timur DMPA (Purwandari & Setyowati, 2018). Dalam
yaitu suntik sebesar 62,84 %, pil 18,61 %,IUD 7,19 % penelitian Fruzzetti et al., (2016), sekitar sepertiga
dan impan 6,03 % (Kementerian Kesehatan RI, wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal
2019). telah menghentikan metode ini karena efek
Kontrasepsi hormonal mencakup metode samping.
kombinasi yang mengandung hormonal baik Berdasarkan hasil studi pendahuluan
estrogen dan progestin maupun metode progestin peneliti pada akseptor kontrasepsi suntik baik
saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi termasuk suntik 1 bulan atau 3 bulan di Bidan Praktik Mandiri
kontrasepsi oral kombinasi, suntikan kombinasi dan (BPM) Farida Yuliani Desa Gayaman Kecamatan
patch transdermal. Metode progestin saja Mojoanyar Mojokerto, dari 12 responden dimana 8
termasuk pil progestin, depo medroksi progesteron ibu akseptor suntik 3 bulan semua ibu 8 (100 %)
asetat (DMPA), implan levonorgestrel mengalami siklus menstruasi tidak normal dan 4 ibu
andetonogestrel, dan metode intrauterin akseptor suntik 1 bulan, sebagian besar 3 (75%)
levonorgestrel. Cincin vagina progesteron mengalami siklus menstruasi tidak normal dan 1 ibu
dikembangkan untuk digunakan selama laktasi dan (25%) mengatakan siklus menstruasinya tetap
tersedia di beberapa negara di Amerika Latin (Lopez normal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
et al., 2015). Kontrasepsi suntik, baik kombinasi hubungan kontrasepsi hormonal dengan siklus
hormonal estrogen dan progesterone maupun menstruasi.
8 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia ISSN 2615-5621
Vol 4, No. 1, Juni 2020, pp. 6-12
penelitian yang dilakukan oleh Octasari et al (2014) perdarahan terkait dengan kontrasepsi hormonal
yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang sebagian besar tidak dapat dijelaskan. Studi
signifikan antara jenis kontrasepsi hormonal dan penelitian sampai saat ini menjelaskan karena
lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan adanya kerapuhan pembuluh darah superfisial
terjadinya gangguan siklus menstruasi. dalam endometrium dan perubahan lokal dalam
Semua metode kontrasepsi hormonal respon steroid endometrium, integritas struktural,
mengandung progestin sebagai mekanisme aksi perfusi jaringan dan faktor angiogenik lokal sebagai
kontrasepsi. Metode kontrasepsi yang memiliki faktor yang berkontribusi (Faculty of Sexual and
kandungan progestin saja diformulasikan dalam Reproductive Healthcare, 2015).
berbagai macam kontrasepsi dan karena profil Pada sebagian besar akseptor kontrasepsi
keamanannya menjadi pilihan kontrasepsi yang hormonal, perdarahan bercak biasanya
sangat baik untuk barbagai perempuan, terutama menyebabkan gangguan menstruasi yang terjadi
yang memiliki kontraindikasi medis dalam kadang-kadang di antara siklus menstruasi dan
penggunaan estrogen (Blumenthal & Edelman, dalam waktu yang lama, kadang-kadang terjadi
2008). Kontrasepsi hormonal yang berisi progestin oligomenore hingga terjadinya amenorhea. Siklus
salah satunya DMPA atau suntik 3 bulan dimana menstruasi yang tidak normal ini sebagian besar
mekanisme kerjanya dengan menghambat terjadi karena pengaruh faktor hormonal. Selain itu,
perkembangan folikel dan ovulasi. Umpan balik kecemasan atau stres mempengaruhi perubahan
negatif progestin pada hipotalamus menghambat hormon dalam tubuh yang secara langsung dapat
gonadotropin-releasing hormone (GnRH), yang mempengaruhi hipotalamus dalam
mengurangi pelepasan follicle-stimulating hormone mempertahankan siklus menstruasi. Seorang
(FSH) dan luteinizing hormon (LH) oleh hipofise wanita yang menggunakan kontrasepsi kombinasi
anterior. Menurunnya kadar FSH menyebabkan hormon estrogen dan progesteron mungkin dapat
hambatan pada perkembangan folikel, mencegah mengalami waktu menstruasi yang lebih pendek
meningkatnya kadar estradiol. Umpan balik negatif atau lebih singkat (Noviawati, 2011).
ini dan kurangnya umpan balik estrogen positif Perubahan menstruasi yang tidak normal
pada pelepasan LH mencegah lonjakan LH yang dalam bentuk amenorhea disebabkan oleh hormon
mencegah ovulasi. DMPA juga mengentalkan lendir progesteron yang menghambat LH sehingga terjadi
serviks dan menipiskan lapisan endometrium. penipisan endometrium dan mengalami regresi
Beberapa literatur juga menyebutkan dapat menyebabkan inaktivasi kelenjar. Menorhagia
menyebabkan perubahan motilitas tuba (Whitaker biasanya terjadi pada awal penggunaan kontrasepsi
& Gilliam, 2014). Metode kontrasepsi hormonal karena hormone progesteron menyebabkan
yang lainnya juga memiliki kandungan estrogen perubahan pembuluh kapiler dan sel-sel
(metode kontrasepsi hormonal kombinasi), yang endhotelial yang mengandung glikoprotein
berkontribusi terhadap penghambatan ovulasi sehingga memberikan perlindungan pada sel-sel
tetapi fungsi utamanya untuk mengatur endotel, proses ini akan mempengaruhi mekanisme
perdarahan sehingga dapat terjadi sesuai jadwal kerja hormon dan siklus menstruasi normal,
dan dengan interval yang teratur. Bahkan meskipun perdarahan akan melimpah (Ekasari & Risnawati,
dengan penambahan estrogen, efek progestin pada 2017). Setelah injeksi ketiga, hampir setengah dari
endometrium tetap dipertahankan (penipisan pengguna DMPA mengalami amenorhea.
endometrium atau atrofi) (Blumenthal & Edelman, Amenohrea terjadi pada 70% wanita setelah 2
2008). tahun penggunaan dan 80% wanita setelah 5 tahun
Paparan Estradiol selama fase folikuler penggunaan (Feisullin & Westhoff, 2010).
bertanggung jawab atas proliferasi endometrium. Konseling pada akseptor yang mengalami
Paparan progesteron pada fase luteal menghasilkan efek samping gangguan siklus menstruasi sangat
diferensiasi sekresi. Progesteron adalah penting dilakukan dan penanganan efek samping
antiestrogenik dan menghambat pertumbuhan dapat diantisipasi dengan metode kontrasepsi
endometrium dan diferensiasi kelenjar. Tanpa pilihan lainnya. Dengan melakukan penanganan
terjadinya kehamilan dapat memicu timbulnya gangguan siklus menstruasi dapat meningkatkan
perdarahan menstruasi. Pemberian hormon secara kepuasan akseptor dan keberlangsungan
eksogen, dalam bentuk kontrasepsi hormonal, pemakaian kontrasepsi hormonal.
secara dramatis mempengaruhi histologi
endometrium. Mekanisme terjadinya masalah
ISSN 2615-5621 Jurnal Riset Kebidanan Indonesia 11
Vol 4, No. 1, Juni 2020, pp. 6-12
Veisi, F., & Zangeneh, M. (2013). Comparison of two WHO. (2010). Medical eligibility criteria for
different injectable contraceptive methods: contraceptive use. World Health
Depo-medroxy progesterone acetate (DMPA) Organization.
and cyclofem. Journal of Family &
Reproductive Health, 7(3), 109. Wijayanti, N., Thaweesit, S., & Sunpuwan, M.
(2015). Contraceptive use among married
Whitaker, A., & Gilliam, M. (2014). Contraception adolescent women in Indonesia. Journal of
for adolescent and young adult women. In Health Research, 29(5), 323–331.
Contraception for Adolescent and Young
Adult Women. https://doi.org/10.1007/978-
1-4614-6579-9