PENDAHUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut World Health Organization (WHO) (2016) penggunaan
kontrasepsi meningkat dari 54% pada tahun 2014 dan 60,3% pada tahun 2016.
Secara regional, proporsi pasangan usia subur 15-49 tahun melaporkan
penggunaan kontrasepsi modern telah meningkat minimal 6 tahun terakhir.Di
Afrika dari 23,6% menjadi 27,6% ,di Asia telah meningkat dari 60,9% menjadi
61,6% sedangkan di Amerika Latin dan Karibia naik sedikit dari 66,0% menjadi
66,7%.Diperkirakan 225 juta perempuan dinegara-negara berkembang ingin
menunda atau menghentikan kesuburan tapi tidak menggunakan metode
kontrasepsi.Kebutuhan yang belum terpenuhi untuk kontrasepsi masih terlalu
tinggi Keluarga Berencana (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran,mencapai jumlah anak yang mereka inginkan,dan
mengatur jarak waktu kelahiran mereka.Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan
metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas.
Indonesia masih menduduki urutan keempat dengan penduduk terbanyak
di dunia dengan jumlah penduduk 255.461.686 jiwa (Kemenkes RI,2016). Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) memprediksi jumlah
penduduk Indonesia berpotensi menjadi terbesar sedunia setelah China dan India
jika laju pertumbuhannya tidak bisa ditekan secara sigifikan.
Data profil kesehatan Indonesia tahun 2016, cakupan KB aktif sebesar
74,87%.Cakupan peserta KB baru dan KB aktif di Indonesia pada tahun 2016
dengan jumlah pasangan usia subur (PUS) sebanyak 48.536.690.Peserta KB baru
sebesar 6.663.156 (13,73%) meliputi suntik sebanyak 3.433.666 (51,53%) , pil
KB sebanyak 1.544.079 (23,17%), kondom sebanyak 318.625 (4,78%), implant
sebanyak 757.928 (11,37%),IUD (intra Uterine Device) 481.564 (7,23%),Metode
Operasi Wanita (MOW) sebanyak 115.531 (1,73%),Metode Operasi Pria (MOP)
sebanyak 11.765 (0,18%).
Program yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi laju
pertumbuhan penduduk dapat dilakukan dengan gerakan keluarga berencana dan
pemakaian alat kontrasepsi secara sukarela kepada pasangan usia subur (PUS)
(Rismawati, dkk 2015). KB dilaksanakan dengan berbagai macam metode
kontrasepsi sederhana seperti kondom, pantang berkala dan koitus interuptus.
Metode kontrasepsi efektif efektif hormonal seperti pil, susuk, dan suntikan.
Metode kontrasepsi efektif mekanis seperti IUD dan Implant. Dan metode
kontrasepsi mantap seperti metode operasi wanita (MOW) dan Metode Operasi
Pria (MOP). Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan indikasi pasien yang ingin
memilihnya. (Manuaba, 2012).Berdasarkan data BKKBN, pada tahun 2016
penggunaan KB suntikan sebesar (48,85%), pil sebesar (24,589%), kondom
sebesar (4,31%), MOP sebesar (0,40%), MOW sebesar (2,56%). Cakupan
1
akseptor KB di wilayah Binjai sebanyak 11.728. Sebagian besar peserta KB
mengunakan kontrasepsi jangka pendek yang membutuhkan pembinaan secara
rutin dan berkelanjutan untuk menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi.
Proporsi pemakai kontrasepsi suntikan cukup besar yaitu 54,2%, dikarenakan
akses untuk memperoleh pelayanan suntikan relatif lebih mudah, sebagai akibat
tersedianya jaringan pelayanan sampai di tingkat desa atau kelurahan sehingga
dekat dengan tempat tinggal peserta KB (Dinkes Jateng, 2011).
Semua jenis kontrasepsi memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan
dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah
amenorrhea, menoragia dan muncul bercak (spotting), kembalinya kesuburan
setelah penghentian pemakaian mengalami keterlambatan, dan peningkatan berat
badan (Saifuddin et al., 2003 Hal 59).
Sebuah penelitian menunjukkan kontrasepsi suntik Depo-Provera aman
dan memiliki efektivitas yang tinggi, namun banyak pengguna kontrasepsi suntik
yang berhenti dikarenakan efek sampingnya berupa gangguan pola haid, kenaikan
berat badan, sakit kepala, dan rasa ketidaknyamanan diperut (Naser et al., 2009).
Efek samping kontrasepsi suntik yang paling utama gangguan pola haid,
sedangkan efek yang lain tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan berat
badan antara 1–5 kg. Penyebab peningkatan berat badannya belum jelas.
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron
mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di
bawah kulit bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu
makan bertambah dan menurunkan aktivitas fisik (Mudrikati, 2012 Hal 23).
Penelitian tentang lama penggunaan kontrasepsi 3 bulan menunjukkan dari
34 akseptor yang menggunakan KB suntik 3 bulan kurang dari 1 tahun dan 36
akseptor yang menggunakan KB suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun. Hasil
didapatkan 41 responden dengan peningkatan berat badan dan 29 responden tidak
mengalami peningkatan berat badan, jadi akseptor yang menggunakan kontrasepsi
suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun lebih berisiko mengalami peningkatan berat
badan, maka dapat disimpulkan ada hubungan penggunaan kontrasepsi suntik
dengan kenaikan berat badan (Irianingsih, 2011Hal 19).
Selain kenaikan berat badan, efek samping yang lain yang penting akibat
penggunaan kontrasepsi suntik adalah kenaikan tekanan darah, tekanan darah
dapat naik akibat penggunaan obat-obatan termasuk menggunakan kontrasepsi
suntik (Saseen & Maclaughlin, 2008), sebuah penelitian yang dilakukan pada 62
sampel akseptor KB suntik didapat hasil responden penelitian dengan tekanan
darah posisi normal sebanyak 44 responden dan responden yang mengalami pre
hipertensi dengan pemakaian kontrasepsi suntik sebesar 18 responden jadi dapat
diketahui bahwa ada hubungan antara pemakaian kontrasepsi suntik dengan
tekanan darah (Setianingrum, 2009 ). Kenaikan berat badan dan tekanan darah
yang tinggi merupakan faktor resiko dari berbagai penyakit, diantaranya jantung,
ginjal, gangguan saraf, dan gangguan pembuluh darah (McKinley Health Center,
2008).
2
B.RUMUSAN MASALAH
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Aspektor kb Suntil 3 bulan Di
PMB Anita Mailani Di PMB Anita Mailani.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan keluarga berencana pada akseptor KB suntik
3 bulan dengan pendekatan manajemen kebidanan Di PMB Anita Mailani.
2. Tujuan khusus
1) Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data subjektif secara
lengkap akseptor KB suntik 3 bulan Di PMB Anita Mailani.
2) Mampu melakukan pengkajian data yang meliputi data objektif secara
lengkap akseptor KB suntik 3 bulan Di PMB Anita Mailani.
3) Mampu menginterpretasikan data yang meliputi diagnose kebidanan dan
masalah KB suntik 3 bulan Di PMB Anita Mailani.
4) Mampu merencanakan tindakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny. akseptor KB suntik 3 bulan Di PMB Anita Mailani.
D. MANFAAT
1. Bagi PMB Anita Mailani
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
B. KONTRASEPSI 3 BULAN
1.pengertian
DMPA ( depot medroxyprogesterone asetat) atau depo provera, diberikan
sekali 3 bulan dengan dosis 150 mg. Disuntikan secara intramuskular didaerah
bokong dan dianjurkan untuk diberikan tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari
setelah suntikan berakhir (pinem 2014)
2. profil kontrasepsi
Sangat efektif dan aman, dapat di pakai oleh semua prempuan dalam usia
dalam usia reproduksi,kembalinya kesuburan lebih lambat kira-kira 4 bulan
tidak menekan produksi asi sehingga cocok untuk masa laktasi (pinem,2014)
3. mekanisme kerja
Mencegah ovulasi,lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat endometrium tipis
dan atrofi sehingga kurang baik untuk implamentasi ovum yang telah dibuahi,
mempengaruhi kecepatan tranfor ovum oleh tuba fallopi ( Biran, 2014)
4. keuntungan
Keuntungan alat kontrasepsi suntik 3 bulan menurut dr. Biran,2014 adalah :
a. sangat efektif
b. pencegahan kehamilan jangka panjang
c. tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d. tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah
e. tidak memiliki pengaruh terhadaqp asi
f. sedikit efek samping
g. klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h. dapat digunakan oleh prempuan usia >35 tahun sampai perimenopause
i. membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
j. menurunkaan kejadian penyakit jinak payudara
k. mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
l. menurunkan krisis anemiabulan sabit.
5. kerugian
Yaitu perdarahan tidak teratur atau perdarhan bercak atau amenore
keterlambatan kembali subur sampai 1 tahun,depresi,berat badan meningkat
setelah diberiksn tidk dapat ditarik lagi dapat berkaitan dengan esteoprosis
menimbulkan kekeringan vagina,menurunkan libido, menimbulkan gangguan
emosi, sakit kepala,jerawat dan efek suntikan pada kanker payudara.
6. yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
5
a. usia reproduksi
b. nulipara dan yang telah memiliki anak
c. menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektifitas
tinggi.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e. Setelah aborsi atau keguguran
f. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
g. Rerokok
h. Tekanan darah <180/110 mmhg dengan masalah gangguan pembekuan
darah atau anemia bulan sabit
i. Menggunakan obat untuk epelipsi (fonetoin dan barbiturat ) atau obat
teberkulosis (rimpafisin )
j. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang menggandung esterogen
k. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
l. Anemia deficiensi besi
m. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan
pil kontrasepsi kombinasi
7. yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntik
a. Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran)
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e. Diabetes ,ilitus disertai komplikasi
C. Teori EBM
6
progesteron yang dapat meningkatkan berat badan, ada beberapa wanita mengalami
pertambahan berat badan yang disebabkan oleh kontrasepsi suntikan, suntik KB 3
bulan dapat menaikkan berat badan dari 1-5 kg dalam tahun pertama penyuntikan.
Rata-rata penambahan berat badan yang mengunakan KB suntik 3 bulan kurang dari
1 tahun adalah 2 kg dan yang lebih dari 1 tahun adalah 3 kg.
Hasil Penelitian Handayani dkk 2019 tentang Hubungan Penggunan
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor Kb
Berdasarkan didapatkan bahwa lebih dari separuh (73,3%) responden mengalami
kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik di Puskesmas Dinoyo Malang.
Responden mengalami peningkatan berat badan diketahui dari adanya peningkatan
berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan setelah 1 tahun
menggunakannya. Berdasarkan data didapatkan sebanyak 6 (20,0%) responden
memiliki berat badan tidak ada kenaikan, hal ini dikarenakan responden cocok
menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan dan sebanyak 2 (6,7%) responden
mengalami penurunan berat badan, hal ini berhubungan dengan gaya hidup dan
teratur melakukan olahraga. Berdasarkan data didapatkan 20,0% responden
mengalami berat badan tetap, dimana dapat dipahami bahwa penggunaan kontrasepsi
suntik 3 bulan cocok pada akseptor KB sunti.
7
Hasil Penelitian Megs bwnsinska 2021, tentang Perubahan berat badan di
antara wanita yang menggunakan depo Penggunaan kontrasepsi hormonal hanya
progestin (POC) telah terlibat dalam perubahan berat badan selama bertahun-tahun,
dan sering menjadi alasan penghentian metode. Meskipun banyak penelitian
melaporkan kenaikan berat badan pada pengguna berbagai POC, tinjauan
sistematisCochrane terbaru yang diterbitkan pada tahun 2016 menemukan bahwa
tidak ada cukup bukti untuk menentukan efek POC pada berat badan. Studi yang
menyelidiki perubahan berat badan padapengguna POC terbatas karena kurangnya
kelompok pembanding non-hormonal, kurangnyapengacakan dan tingkat kelanjutan
yang buruk.
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN DATA
Hari/Tanggal : 27-05-2021
Jam : 15.30 WIB
1. Data Subjektif
a. Identitas
d. Data kebidanan
1) Riwayat Menstruasi:
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus menstruasi : 29 hari (teratur)
c) Lama menstruasi: 6 hari
9
d) Jumlah/ banyaknya (ganti pembalut/hari) : ganti pembalut 3-4
kali/hari
e) Bau : khas
f) Warna darah : khas
g) Flour albus : ibu mengatakan pernah mengalami keputihan tidak
berbau, berwaran putih cair, tidak lengket, tidak berlebihan dan
tidak gatal dan tidak mengganggu kenyamanan.
h) Dismenorhea : tidak ada nyeri haid
2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke- Tgl UK Jenis Penolon Komp JK BBL Laktasi Komp
Lahir Persalinan g
2018 38- Normal Bidan Tida P 2800 ada Tida
39 k k
ada ada
3) Riwayat kontrasepsi yang digunakan :suntil KB 3 bulan lamanya 2
tahun
e. Data kesehatan
1) Penyakit sistemik yang pernah/sedang diderita : tidak ada
2) Penyakit yang pernah/sedang diderita: tidak ada
3) Riwayat penyakit ginekologi : tidak ada
f. Data kebutuhan dasar
1) Nutrisi (makan, minum): nasi putih lauk 4 sehat 5 sempurna Air
putih 8 glas perhari
2) Eliminasi (BAK, BAB): ± 3 kali , 1 kali
3) Pola tidur/ istirahat : ± 8 jam
10
g. Data psikososial
1) Dukungan suami/keluarga : baik
2) Pengetahuan ibu tentang alat kontrasepsi: baik
A. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Berat badan sebelum suntik : 50 kg, berat bedan setelah suntik 67
d. tinggi badan : 155 cm
e. Vital sign
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Nadi : 82 kali/menit
3) Pernapasan : 23 kali/menit
4) Suhu :36 ˚C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
1) Rambut : hitam, bersih tidak ada ketombe
2) Muka : baik , tidak ada odema
3) Konjungtiva : tidak pucat
4) Hidung : bersih dan tidak ada secret
5) Telinga :simetris kiri dan kanan dan tidak ada secret
6) Mulut : bibir lembab dan tidak pucat lidah bersih dan tidak ada
karies
b. Leher .
1) Kelenjar thyroid : tidak ada pembengkakan
2) Pembuluh lymfe : normal
3) Bentuk : simetris
4) Massa : tidak ada
c. Mammae
1) Bentuk dan ukuran : simetris
2) Keadaan putting : menonjol
11
3) Pengeluaran : tidak ada
4) Hyeprpigmentasi : tidak ada
5) Benjolan : tidak ada
d. Abdomen
1) Bentuk : simetris
2) Kelainan : tidak ada
3) Bekas luka OP : tidak ada
e. Genetalia/vulva, dan anus
1) Vulva :+
2) Anus :+
f. Ekstremitas (atas dan bawah)
1) Atas : +
2) Bawah : +
3. Pemeriksaan ginekologis (periksa dalam, inspekulo, dll) : -
4. Pemeriksaan penunjang :
I. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa : Aspektor Kb Suntik 3 Bulan Dengan Peningkatan Berat badan
b. Masalah : kenaikan berat badan
c. Kebutuhan : ganti cara
III.TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
IV. RENCANA INTERVENSI
1. Jelaskan hasil pemeriksaan ibu
R/; agar pasien dapat mengetahui hasil pemeriksaan
2. Memberikan konsling KB
R/; agar ibu mengetahui manfaat dan kerugian tentang KB
3. Beri tahu tentang pengaruh kenaikan berat badan
R/; agar ibu tidak cemas
12
4. Beri tahu ibu untuk rajin olah raga
R/: agar BB tidak semakin meningkat
5. anjurkan ibu untuk ganti cara
R/: agar BB tidak meningkat
V. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan ibu
2. Memberikan konsling KB
3. Memberi tahu tentang pengaruh kenaikan berat badan
4. Memberi tahu ibu untuk rajin olah raga
5. Menganjurkan ibu untuk ganti cara
VI. EVALUASI
1. ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan
2. ibu mengetahui manfaat dan kerugian dalan KB
3. ibu megerti tentang efek samping pada suntik 3 bulan
4. ibu memilih ganti cara menggunakan kontrasepsi ke pil
13
BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan dari hasil pengkajian Ny. C umur 23 tahun dari data subjektif
dan objektif yang telah di dapat sujektif ibu mengatakan bahwa semenjak melakukan
suntik 3 bulan berat badan naik smpai 17 kg. Dan data objektif ku; baik,Tekanan
Darah; 110/70 mmHg, Nadi; 82 kali/menit, Pernapasan; 23 kali/menit, Suhu; 36 ˚C
Berat badan sebelum suntik; 50 kg, berat bedan setelah suntik 67 tinggi badan ; 155
cm. efek yang lain tidak kalah pentingnya adalah adanya peningkatan berat badan
antara 1–5 kg. Penyebab peningkatan berat badannya belum jelas. Kenaikan berat
badan, kemungkinan disebabkan karena hormon progesteron mempermudah
perubahan karbohidrat dan gula menjadi lemak, sehingga lemak di bawah kulit
bertambah, selain itu hormon progesteron juga menyebabkan nafsu makan
bertambah dan menurunkan aktivitas fisik (Mudrikati, 2012). Sama dengan hasil
penelitian yang diteliti oleh (Adriana palimbo 2013) Hubungan Penggunaan Kb
Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Wanita Akseptor Kb Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lok Baintan bahwa dari 52 responden dengan penggunaan
KB suntik 3 bulan lebih dari 1 tahun berjumlah 38 orang yang mengalami kenaikan
berat badan sebanyak 26 orang (68,4%). Berdasarkan hasil analisis uji chi square
dari tabel 4 menunjukkan bahwa nilai p= 0,002 lebih kecil dari 0,05 maka Ha
diterima dan Ho ditolak yang artinya ada hubungan antara KB suntik 3 bulan dengan
Kenaikan berat badan pada wanita akseptor KB suntik 3 bulan.
Penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan yang mampu meningkatkan berat
badan dikarenakan kandungan pada DMPA yaitu hormon progesteron dapat
merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan nafsu makan. Hormon progesteron merangsang pusat
pengendali nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih
dari pada biasanya. Hormon progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan
14
gula menjadi lemak yang bisa meningkatkan penumpukan lemak dalam kulit yang
menyebabkan akseptor KB suntik mengalami peningkatan berat badan (Muryanta,
2010). Hasil penelitian ini sepaham dengan penelitian yang dilakukan oleh pebri
handayani 2019 bahwa didapatkan bahwa lebih dari separuh (73,3%) responden
mengalami kenaikan berat badan pada akseptor KB suntik di Puskesmas Dinoyo
Malang. Responden mengalami peningkatan berat badan diketahui dari adanya
peningkatan berat badan setelah menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan setelah 1
tahun menggunakannya. Responden yang mengalami peningkatan berat badan
dikarenakan menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan, jarang melakukan olahraga
dan tidak membatasi mengkonsumsi makanan. Akseptor KB suntik yang mengalami
peningkatan berat badan didasarkan oleh penggunaan kontrasepsi suntik 3 bulan
selama satu tahun. Bertambahnya berat badan terjadi karena bertambahnya lemak
tubuh. Faktor penyebab peningkatan berat badan berhubungan dengan faktor
lingkungan.
Peran progestin dan estrogen dalam kontrasepsi hormonal, dan mekanisme
yang memungkinkanterjadinya perubahan berat badan, sangat kompleks . Sebagian
besar penelitian tentang mekanismekenaikan berat badan pada pengguna kontrasepsi
telah dilakukan dengan pengguna DMPA-IM. Sebuahstudi tindak lanjut satu tahun
menemukan peningkatan Leptin (hormon yang mengontrol nafsu makanyang
ditemukan pada tingkat yang lebih tinggi pada wanita dengan obesitas) pada
pengguna DMPAdibandingkan Penggunaan kontrasepsi hormonal hanya progestin
(POC) telah terlibat dalam perubahan beratbadan selama bertahun-tahun, dan sering
menjadi alasan penghentian metode. dan sepaham dalama penelitian internasional
Laureen M Lopez,2016 Kontrasepsi progestin saja: efek pada berat badan
Kekhawatiran tentang kenaikan berat badan dapat menghalangi inisiasi kontrasepsi
dan menyebabkan penghentian dini di antara pengguna. dalam sebuah penelitian di
Amerika Serikat (AS) tentang kepadatan mineral tulang, kenaikan berat badan
dilaporkan lebih sering oleh wanita yang menggunakan depot medroxyprogesterone
acetate (DMPA) dibandingkan mereka yang menggunakan kontrasepsi oral dosis
rendah Penambahan berat badan adalah efek samping yang paling umum dilaporkan
dengan penggunaan DMPA, setelah gangguan menstruasi, dalam sebuah penelitian
di Selandia Baru dan merupakan efek samping yang paling umum dilaporkan sendiri
dalam sebuah penelitian dari Iran ( Veisi 2013 ). Peningkatan berat badan yang
15
dilaporkan telah menjadi alasan utama untuk menghentikan penggunaan DMPA di
AS. bahwa dari hasil penelian Megs bwnsinska 2021 Hanya satu lokasi penelitian
(Kenya) yangmendaftarkan wanita antara 16-18 tahun, menghasilkan sampel kecil
wanita, 57 (0,8%) di bawah 18tahun. Proporsi wanita di setiap kategori BMI pada
saat pendaftaran adalah serupa di seluruh kelompoksecara acak. Lebih dari setengah,
( n = 3680, 52,4%) memiliki BMI pada awal yangmengklasifikasikan mereka dalam
salah satu kategori obesitas (termasuk pra-obesitas) dengan 303wanita (4,0%)
memiliki obesitas morbid. Kurang dari 5% di setiap kelompok memiliki berat
badankurang. Karakteristik wanita dan distribusi mereka di seluruh kelompok serupa
dengan total populasi penelitian yang terdaftar. Perbedaan berat badan rata-rata dari
awal hingga kunjungan terakhir menunjukkan peningkatan beratbadan secara
keseluruhan di ketiga kelompok dengan kenaikan terbesar pada kelompok DMPA-
IMsebesar 3,5 kg, 2,4 kg pada implan LNG dan 1,5 kg pada kelompok IUD tembaga
(Meja 2). Demikianpula, peningkatan BMI pada kunjungan terakhir tertinggi pada
kelompok DMPA-IM. Dalam hal persenkenaikan berat badan, kami mengamati
kenaikan masing-masing 5,5%, 3,7% dan 2,5% untuk DMPA-IM, implan LNG, dan
IUD tembaga.
16
BAB V
PENUTUP
Setelah melaksanankan asuhan pada aspektor KB suntik 3 bulan dengan
Peningkatan berat badan Meliputi :
Kesimpulan :
17
efek samping,keuntungan, dan kerugian terhadap kontrasepsi yang dipilih
serta solusi dari efek samping kontrasepsi.
2. Institusi pendidikan
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya pembelajaran
tentang penerapan manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih
ditingkatkan dan dikembangkan mengingat proses tersebut sangat bermanfaat
dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber daya manusia yang
berpotensi dan profesional.
3. Penulis lainnya
Diharapkan dari hasil studi kasus ini dapat meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor
kontrasepsi suntik 3 bulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman U1 – U6, MK1 –
MK 84, PK 59 – PK 77.
Adriana palimbo,dkk 2013 Hubungan Penggunaan Kb Suntik 3 Bulan Dengan
Kenaikan Berat Badan Pada Wanita Akseptor Kb Di Wilayah Kerja Puskesmas Lok
Baintan, Dinamika Kesehatan Vol.4 No.2.17 Desember 2013
Bkkbn, 2014,Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi Edisi 3 Pt Bina Pustaka
Jakarta
Irianingsih, H., 2011, hubungan Lama Pemakaian KB Suntik 3 Bulan Depo Progestin
dengan Peningkatan Berat Badan pada Akseptor KB di Puskesmas Klego II
Kabupaten Boyolali, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Pebri handayani dkk 2019 Hubungan Penggunan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan
Peningkatan Berat Badan Pada Akseptor Kb, Nursing News Volume 4, Nomor 1,
2019
Setianingrum, P., 2009, Hubungan antara Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik dengan
Tekanan Darah pada Akseptor Kb Suntik di Puskesmas Delanggu Klaten, Skripsi,
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2231/2/2.%20BAB%20I.pdf di akses tanggal 7-06-
21`
19