Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kematian dan kesakitan Ibu masih merupakan masalah kesehatan yang

serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

(WHO) tahun 2014 Angka Kematian Ibu (AKI) di dunia yaitu 289.000 jiwa.

Beberapa negara memiliki AKI yang cukup tinggi seperti Afrika-Sub sahara

179.000 jiwa, Asia Selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka

kematian Ibu di pnegara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000

kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per

100.000 kelahiran hidup, Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup, dan Malaysia 29

per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2014)

Indonesia meruapakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak no. 4 di

dunia, yaitu 259 (World Population data sheet,2016). Indonesia mempunyai laju

pertumbuhan penduduk yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan

jumlah penduduk dari tahun 1971 yang berjumlah 119.208.229 orang menjadi

237.641.326 jiwa pada tahun 2010. Keluarga berencana (KB) memungkinkan

pasangan usia subur untuk mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang

diinginkan, dan mengatur jarak dan waktu kelahiran. Hal ini dapat dicapai melalui

penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas (WHO,2016)

Masalah kependudukan mendasar yang dihadapi negara yang sedang

berkembang termasuk indonesia adalah masih tingginya laju pertumbuhan

penduduk yang kurang seimbang penyebaran dan struktur prnduduk. Keadaan

penduduk yang demikian mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan

1
2

kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin besar

usaha yang diperlukan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitaas. (BKKBN,

2014).

Kementerian kesehatan (2015) menjelaskan bahwa penggunaan kontrasepsi

KB di Indonesia dengan umur 15-49 tahun dengan menggunakan metode suntikan

58,25%, pil KB 24,37%, IUD sebesar 7,23%, MOW 3,13%, MOP 1,03%,

Kondom 0,68%, Intravaginal Tissue 0,11%, dan metode tradisional 1,04%

(Kepmenkes, 2015). Di Sumatera Utara (2015) penggunaan IUD juga sangat

rendah dibandingkan dengan suntik. Hal ini terlihat dari data pemakaian

Kontrasepsi secara keseluruhan yaitu suntik 57,75%, Pil 19,37%, Implan 8,6%,

IUD 6,40%, Kondom 5,4%, MOW 1,87%, dan MOP 0,47% (Profil Kesehatan

Sumut, 2015).

Cakupan pelayanan KB dari BKKBN Provinsi Sumatera Utara di

Kabupaten/Kota, jumlah peserta KB baru adalah sebesar 450.668 (20,2%) terdiri

dari IUD (10,7%), MOP (0,7%), MOW (2,5%), implan (11,3%), kondom

(13,5%), Suntik (33,1%), dan pil (31,5%). (Dinkes Provinsi Sumatera Utara,

2015)

KB suntik merupakan alat kontrasepsi yang dapat bekerja dalam waktu lama

dan tidak memerlikan pemakaian setiap hari. Jenis kontrasepsi suntik yang sering

digunakan yaitu Depo Medroxy Progesterone Acetate (DMPA) yang diberikan

setiap 12 minggu ( 3 bulan) dengan cara disuntikkan intramuskular

(BKKBN,2014)
3

Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada asuhan kebidanan Akseptor

Kb suntik 3 bulan dengan kenaikan berat badan di Klinik Roslena, bahwa terdapat

30 ibu akseptor kb suntik 3 bulan yang berkunjung didampingi suami. Dari

penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh data beupa keluhan yang dialami

ibu, yaitu : 10 orang ibu akseptor kb suntik 3 bulan mengatakan mengalami

kenaikan berat badan. Dan 1 dari ibu yang menjadi Akseptor Kb suntik 3 bulan

yang mengalami kenaikan berat badan mengatakan khawatir dengan perubahan

kenaikan berat badannya. Oleh karena itu penulis tertarik dengan keluhan ibu

yang menjadi Akseptor Kb suntik 3 bulan tersebut, sehingga dilakukan pendataan

atau survei awal kerumah ibu tersebut. Dan ibu merespon baik dengan kedatangan

saya untuk menanyakan keluhan keaikan berat badan yang dirasakan ibu selama

mejadi akseptor kb suntik 3 bulan.

1.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam studi kasus ini adalah, “Bagaimana

penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Akseptor KB suntik 3 bulan dengan

Kenaikan Berat Badan pada Ny. I di Klinik Arta Kecamatan Tanjung Tiram

Tahun 2019?”.

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu Akseptor KB suntik 3 bulan

dengan Kenaikan Berat Badan Pada Ny. I di Klinik Arta Kecamatan Tanjung

Tiram Tahun 2019.

1.3.2 Tujuan Khusus


4

1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data ibu akseptor kb 3 bulan

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan

ibu Akseptor KB 3 bulan

3. Mahasiswa mampu memahami tentang antisipasi pada ibu akseptor kb

3 bulan

4. Mahasiswa mampu melakukan tindakan segera pada ibu akseptor

KB 3 bulan

5. Mahasiswa mampu merencanakan asuhan kebidanan pada Ibu

akseptor KB suntik 3 bulan

6. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ibu

akseptor KB suntik 3 bulan

7. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada Ibu akseptor KB 3

bulan

1.4 Manfaat Penulisan

1.4.1 Responden

Agar responden mendapat pelayanan KB sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan, sehingga terdapat efek samping menjadi akseptor

KB suntik dapat ditanggulang secara dini.

1.4.2 Petugas Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan bahan informasi yang dapat digunakan

untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya

ibu akseptor KB suntik 3 bulan

1.4.3. Institusi
5

Sebagai masukan dan bahan informasi kepada mahasiswa sehingga

dapat mengembangkan ilmu yang ada dan meningkatkan sumber

bacaan tentang KB suntik 3 bulan.

1.4.4. Penulis

Dapat menerapkan teori yang di dapat di bangku kuliah dalam

praktek di lapangan, memperoleh pengalaman secara langsung dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu akseptor KB suntik 3 bulan.

Anda mungkin juga menyukai