BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan keluarga berencana yang merupakan salah satu paket
pelayanan kesehatan reproduksi esensial perlu mendapatkan perhatian yang
serius, karena dengan mutu pelayanan keluarga berencana yang berkualitas
diharapkan akan dapat meningkatkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan.
Dengan telah berubahnya paradigma dan pengelolan masalah kependudukan
dan pembangunan dari pendekatan pengendalian populasi dan penurunan
fertilitas menjadi pendekatan yang berfokus pada kesehatan reproduksi serta
hak reproduksi. Maka pelayanan keluarga berencana harus menjadi lebih
berkualitas serta memperhatikan hak-hak dari klien atau masyarakat dalam
memilih metode kontrasepsi yang diinginkan (Saifuddin, 2003).
Kepala BKKBN Sugiri Syarif mengatakan bahwa apabila hasil sensus
penduduk 2011 menunjukkan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 235 juta
jiwa berarti program KB nasional selama 10 tahun terakhir akan dinilai gagal.
Beliau mengajak seluruh jajaran BKKBN termasuk petugas lapangan dan
penyuluh (PLKB/PKB) untuk tetap memasyarakatkan program KB , sehingga
pertumbuhan
penduduk
Indonesia
menjadi
ideal.
Kepala
BKKBN
teratogenik tetap saja ada, yaitu 7 per 100.000 kelahiran (Sarwono, 2002).
Ketidakseimbangan hormonal akibat pemakaian KB suntik berakibat
terjadinya ketidaksuburan. Alat kontrasepsi hormonal disimpan dalam
jaringan lemak tubuh. Contohnya: suntik kontrasepsi 3 bulanan yang dipakai
lebih dari 1 tahun. Hasilnya meskipun seorang wanita sudah berhenti
menggunakan KB suntik, di dalam darahnya masih tersisa hormon-hormon
yang disuntikkan sebelumnya. Inilah yang menyebabkan seorang wanita tidak
dapat menjadi subur seketika meskipun sudah lebih dari 3 bulan tak lagi
menggunakan alat kontrasepsi tersebut (Abdullah, 2010).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka yang akan menjadi
rumusan masalah adalah apakah ada perbedaan lamanya pemulihan
kesuburan antara Akseptor KB suntik 1 bulan dengan 3 bulan?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui perbedaan lamanya pemulihan kesuburan antara
Akseptor KB suntik 1 bulan dengan 3 bulan.
2. Tujuan khusus
a. Mengindentifikasi lamanya pemulihan kesuburan pada Akseptor KB
suntik 1 bulan di BPS Mutmainnah Madura
b. Mengindentifikasi lamanya pemulihan kesuburan pada Akseptor KB
suntik 3 bulan di BPS Mutmainnah Madura
c. Menganilisis perbedaan lamanya pemulihan kesuburan antara
Akseptor KB suntik 1 bulan dengan 3 bulan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan menerapkan teori-teori yang
diterima selama kuliah, menambah pengalaman dan memperluas cara
berfikir peneliti dalam mempelajari studi tentang lamanya pemulihan
kesuburan pada penggunaan KB suntik 1 bulan dengan 3 bulan.
2. Bagi petugas kesehatan
Menambah wawasan baru mengenai perilaku tenaga kesehatan
dalam
membantu
klien
pemilihan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KB
dan
Nasional
mengajak
adalah
segenap
gerakan
potensi
masyarakat
masyarakat
yang
untuk
b.
c.
d.
e.
Meningkatnya
partisipasi
keluarga
dalam
pembinaan
tumbuh
kembang anak.
f.
10
g.
b.
c.
b.
Melumpuhkan sperma
c.
d.
11
3. Metode Kontrasepsi
Metode Kontrasepsi adalah cara kontrasepsi wanita dimana mampu
melindungi seorang ibu terhadap kemungkinan hamil yang diberikan
secara suntikan (BKKBN, 2004).
a.
sederhana
akan
lebih
efektif
2.
3.
4.
Metode simpto-termal
5.
Coitus Interruptus
b) Dengan alat
1.
Mekanis (Barrier)
a. Kondom
bila
penggunaannya
12
Kimiawi
Spermisid antara lain vaginal cream, vaginal foam, vaginal
jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet (busa), vaginal
soluble film.
2.
Implant biodegradabel
13
1.
Pada wanita
a. Penyinaran : radiasi sinar X, radium, cobalt dan lain-lain,
sinar laser.
b. Operatif, medis operatif wanita : ligasi tubafallipi,
fimbriektomi, elektro-koagulasi tubafallopii, salpingektomi,
ovarektomi
bilateral,
histerektomi,
fimbriolexy
(fimbrialcap), ovariolexy.
2.
Pada Pria
Operatif medis operatif pria : vasektomi / vasektomi tanpa
pisau (VTP).
14
15
Umur
b) Gaya hidup
c)
Frekuensi senggama
f)
Sikap kewanitaan
g) Sikap kepriaan
2) Faktor kesehatan, kontra indikasiabsolut atau relatif
a)
Status kesehatan
b) Riwayat haid
c)
Riwayat keluarga
d) Pemeriksaan fisik
e)
Pemeriksaan panggul
3) Faktor
metode
kontrasepsi,
penerimaan
berkesinambungan
a)
Efektivitas
Kerugian
Biaya
dan
pemakaian
16
17
c) Penggunaan
kondom
kurang
menguntungkan
karena
cukup
tinggi,
karena
akseptor
masih
18
19
20
Kadangkala
wanita
telah
memiliki
kesan
bahwa
Gangguan menstruasi
Wanita harus diberitahu bahwa dengan Depoprovera, mereka dapat
mengalami perdarahan tidak teratur pada awalnya atau amenore pada
tahun pertama. Apabila diberitahu sebelumnya, wanita biasanya akan
lebih mereima hal tersebut.
d.
Kembali subur
Akan ada keterlambatan pada kembalinya menstruasi dan kesuburan,
namun sebagian besar wanita menjadi hamil dalam 1 tahun setelah
berhenti memakai Depoprovera. Tidak ada bukti bahwa Depoprovera
menyebabkan ketidaksuburan permanen. Apabila wanita berpikir
ingin hamil di waktu mendatang, bentuk kontrasepsi lain lebih tepat.
21
e.
f.
Depresi
Dapat dialami oleh beberapa wanita, meskipun hal ini ungkin
diakibatkan oleh faktor dari luar.
g.
22
Ovulasi terjadi 14 kurang lebih 2 hari sebelum haid yang akan datang
b.
c.
kurangnya selama 3 hari (72 jam) yaitu 48 jam sebelum ovulasi terjadi.
23
DMPA :
1) Tersedia dalam larutan nikrokristaline
2) Setelah 1 minggu penyuntikan 150 mg, tercapai kadar pucak, lalu
kadarnya tetap tinggi untuk 2-3 bulan, selanjutnya menurun
kembali.
3) Ovulasi mungkin sudah dapat timbul setelah 73 hari penyuntikan,
tetapi umumnya ovulasi baru timbul kembali setelah 4 bulan atau
lebih.
24
b.
NET ET :
1) Merupakan suatu progestin yang berasal dari tetosteran, dibuat
dalam larutan minyak. Larutan minyak tidak mempunyai ukuran
partikel yang tetap dengan akibat pelepasan obat dari tempat
suntikan kedalam sirkulasi darah dapat sangat bervariasi.
2) Lebih cepat di metabolisir dan kembalinya kesuburan lebih cepat
dibandingkan dengan DMPA.
3) Setelah suntikan, NET-EN harus di ubdah menjadi norethindrone
(NET) sebelum ia menjadi aktif secara biologis.
4) Kadar puncak dalamserum tercapai dalam 7 hari setelah
penyuntikan, kemudian menurun secara tetap dan tidak ditemukan
lagi dalam waktu 2,5-4 bulan setalah disuntikkan (Sarwono,
2003).
3. Teknik Suntikan
a.
b.
25
suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif (Sarwono,
2003).
b.
Sekunder :
1) Lendir servix menjadi kental dan sedikit, sehingga merupakan
barier terhadap spermatozoa
26
Gangguan haid, ini yang paling terjadi dan yang paling mengganggu
b.
c.
27
28
mungkin
(memperbanyak
dapat
produksi
memperbaiki
ASI).
DMPA
kualitas
tidak
ASI
merubah
29
Cycloprovera
Kombinasi 25 mg DMPA dan 5 mg estradiol Cypionate, dengan nama
dagang cyclofem.
b.
c.
Cyclofrem
Kombinasi 25 mg medroksi progesterone asesat dan 5 mg estradiol
Cypionate dosis 0,5 ml IM setiap 30 hari.
d.
Cyclogeston
Kombinasi 25 medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrodiol
Cypionate dosis 0,5 ml IM setiap 30 hari(Mansjoer, 2000).
30
b.
c.
d.
lama
31
32
terlambatnya
pemulihan
kesuburan
setelah
33
memberikan
efek
yang
menguntungkan
yakni
34
b.
Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien
tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau
menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
c.
Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat,
asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh
melakukan
hubungan
seksual
untuk 7
hari
lamanya
atau
e.
Bila pasca persalinan < 6 bulan menyusui serta telah mendapat haid,
maka suntikan pertama dapat diberikan pada siklus haid 1-7 hari.
35
f.
g.
h.
i.
36
Gangguan Haid
Pola haid yang normal dapat berubah menjadi
1) Amenore.
2) Perdarahan bercak atau Spotting.
3) Perubahan dalam frekuensi, lama, dan jumlah darah yang hilang,
perubahan pole haid pada penggunaan KB 1 bulan biasanya
terjadi pada bulan - bulan pertama penggunaan.
Sakit Kepala
Insiden sakit kepala adalah sama pada DMPA maupun
NETEN, dan terjadi pada kurang 1-17 % akseptor, tetapi kejadian ini
akan hilang dalam waktu dekat setelah suntikan kedua atau ketiga
(Hartono, 2004)
37
b.
c.
d.
38
39
b.
40
b.
c.
d.
b.
c.
41
kemungkinan adanya
kehamilan.
e.
42
43
44
kembali
kesuburan
bukan
karena
terjadinya
45
46
9.
47
Penanganan
Efek samping
Mual / Pusing
Muntah
dengan
pil
kombinasi,
KB
suntik
dalam
48
49
ke-7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
9) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari
ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7
siklus haid, asal saja yakin Ibu tersebut tidak hamil.
b.
50
b.
c.
d.
e.
Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2 kali
lebih banyak dalam satu periode masa haid.
setelah
(Pattingi, 2009).
berhenti
menggunakan
Kontrasepsi
Suntik
51
kesuburan
dan
haidnya
masih
bisa
berjalan lama
(Pattingi, 2009).
Sulit hamil setelah menggunakan KB menjadi keluhan banyak ibu.
Lebih tepatnya, setelah pemakaian KB hormonal yang cukup lama, seperti
suntik, pil, susuk, juga koyo. Penyebabnya tak lain karena selama
pemakaian alat kontrasepsi tersebut, kondisi hormon ibu diganggu.
Ketidakseimbangan hormonal yang diakibatkannya berefek menjadi
52
masih
terdapat
sisa
hormon-hormon
yang
disuntikkan
3. Langkah-langkah
Pemulihan
Kesuburan
Setelah
Berhenti
Menggunakan KB
Untuk mengembalikan keseimbangan hormonalnya, akseptor
diharapkan sabar untuk menunggu. Respon pengembalian kesuburan
sangat tergantung kepada individual. Beberapa kasus yang ditemukan,
beberapa diantaranya terpaksa mengalami infertilitas sekunder karena
kontrasepsi ini. Meskipun secara teori tidak ada pembatasan secara
permanen, kontrasepsi hormonal mempunyai efektivitas cukup baik hingga
mencapai 99%. Jika pemakaian dilakukan secara terus menerus bisa
mengarah pada pembatasan secara permanen (Anton, 2008). Maka usaha
yang dapat dilakukan akseptor untuk memulihkan keseimbangan
hormonnya antara lain :
53
a.
b.
c.
Memperhatikan kebugaran
Kebugaran tubuh dapat diperoleh dengan asupan gizi seimbang
dan cukup, menjaga stamina dengan berolahraga, tidak merokok, tidak
minum-minuman yang beralkohol, menghindari pemicu terjadinya
54
Hindari Stres
Ketidakseimbangan hormon bisa menyebabkan tamu bulanan
menjadi enggan untuk berkunjung secara rutin. Hal ini tentu
bermasalah apabila tiba saatnya ingin mempunyai anak. Gara-gara
ketidakteraturan ini, mood pun juga terkena imbas yaitu menjadi tidak
stabil. Maka disarankan untuk mengambil liburan, menikmati akhir
pekan dengan melakukan hobi atau me-time yang dapat membantu
Anda melepaskan stress dari kehidupan sehari-hari, menikmati
hubungan suami-istri dengan suasana rileks dan bahagia, saling
menyayangi dan tanpa dibawa beban.
e.
f.
55
pada
bulan depannya
untuk
dilihat
akan
ditingkatkan
dosisnya
apabila
tidak
mempan
(Lesthama, 2010).
Berat Badan
Sebuah penelitian mengatakan 12% masalah ketidaksuburan
disebabkan oleh masalah berat badan. Terlalu kurus atau terlalu
gemuk sangat mempengaruhi kesuburan bagi wanita. Terlalu kurus
56
bisa membuat siklus haid wanita tidak teratur. Sebab dibutuhkan 22%
lemak tubuh untuk pembuahan dan kepentingan reproduksi lainnya.
Sebaliknya terlalu gemuk juga tidak berakibat baik untuk kesuburan
karena keseimbangan hormon terganggu. Tapi jangan khawatir, 70%
wanita kelebihan / kekurangan berat badan tadi langsung hamil ketika
mereka mencapai massa tubuh yang ideal.
b. Usia
Usia mempengaruhi kesuburan. Pada wanita usia subur,
kesuburan berlangsung lebih cepat. Puncak kesuburan ada pada
rentang usia antara 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki
kesempatan 95% untuk hamil. Pada usia 30 tahunan prosentasenya
menurun hingga 90%. Sedangkan memasuki pada usia 40 tahun,
kesempatan hamil berkurang hingga menjadi 40%. Setelah usia 40
tahun wanita hanya mempunyai maksimal 10% kesempatan untuk
hamil.
Pada
pria,
penurunan
kesuburan
juga
terjadi
seiring
57
c.
58
e.
59
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual pada penelitian dengan judul perbedaan lamanya
pemulihan kesuburan antara akseptor KB Suntik 1 bulan dengan 3 bulan
adalah sebagai berikut :
Faktor - faktor yang mempengaruhi
kesuburan :
1. Berat badan
2. Usia
3. Asupan makanan / nutrisi
4. Frekuensi senggama teratur
5. Pemakaian alat kontrasepsi (suntik)
Cepat
Lamanya pemulihan kesuburan setelah berhenti
Lambat
60
B. Hipotesis
Hipotesis terdiri dari hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (HI).
Hipotesis berfungsi untuk menentukan ke arah pembuktian, artinya: hipotesis
ini merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan (Notoatmodjo, 2005).
Hipotesis penelitiannya adalah :
Ada perbedaan lamanya pemulihan kesuburan antara akseptor KB Suntik 1
bulan dengan 3 bulan.
61
BAB 4
METODE PENELITIAN
dengan
langkah-langkah
tekhnik
dan
operasional
ini
adalah
metode
komparasi,
dimana
untuk
menilai,
melalui
62
b.
AkseptorKB
suntik
yang
berhasil
hamil
setelah
berhenti
menggunakan KB suntik
c.
63
N
1+N (d) 2
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat siognifikasi/ tingkat kesalahan
rumus untuk menentukan besar sampel
N
n=
1+N (d) 2
n=
50
1+50 (0,05) 2
50 = 44, 24 dibulatkan menjadi 45
n=
1,13
jadi besar sampel untuk AkseptorKB suntik 1 bulan dan 3 bulan adalah
sebanyak 45 responden.
64
= 18 responden
2.
3. Sampling
Tehnik sampling adalah cara yang ditempuh dalam pengambilan
sampel agar memperoleh yang bener-bener sesuai keseluruhan subyek
penelitian.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel (Sugyono, 2006). Pemilihan sampel pada penelitian yang
akan dilaksanakan ini dengan cara proportional stratified random
sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang digunakan bila anggota
populasinya tidak homogen, yang terdiri kelompok homogen dan
berstrata secara proporsional (Hidayat, 2007).
65
C. Identifikasi Variabel
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmojo, 2005). Dalam penelitian ini terdapat 2
variabel, yaitu sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Dalam penelitian ini variabel independen adalah AkseptorKB
suntik 1 bulan dan AkseptorKB suntik 3 bulan.
2. Variabel Dependen
Dalam
penelitian
ini
variabel
dependenadalah
lamanya
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2008)
66
Variabel
Akseptor
Definisi
operasional
Ibu yang sedang
KB suntik
menggunakan
parameter
Alat ukur
skala
Akseptor KB
wawancara
nominal
suntik:
B suntik 1
bulan dan 1
bulan
Mutmainnah
1. Akseptor KB
suntik 1 bulan
KB suntk 3
bulan di BPS
kriteria
2. Akseptor KB
suntik 3 bulan
- KB suntik 3
bulan
Lamanya
Waktu yang
Jarak
pemulihan
diperlukan
pemulihan
kesuburan:
setelah
sampai
kesuburan
berhenti
menstruasi
setelah
- Lambat :
mengguna
kembali normal
berhenti
kan
suntik
KB setelah berhenti
suntik
wawancara
KB
siklus
menggunakan
menstruasi
KB suntik
normal
ordinal
Pemulihan
>6bulan -3
tahun
- Lama: 3-6
tahun
67
Data primer
Dalam
penelitian
ini
instrumen
yang
digunakan
untuk
Data sekunder
Selain mengumpulkan data primer peneliti juga melaksanakan
pengumpulan data sekunder yaitu diperoleh dari pencatatan dan
pelaporan pada bulan Oktober 2011 di BPS mutmainnah dan data
penunjang lainnya.
68
lamanya
pengembalian
kesuburan
setelah
berhenti
Analisa data
Setelah data yang diperlukan dalam penelitiuan ini terkumpul
melalui wawancara, lembar observasi dan data rekam medik, maka
dilakukan pengolahan data melalui beberapa tahap, antara lain:
1) Editing
Editing adalah meneliti kembali data, ini berarti semua lembar
observasi harus diteliti satu persatu tentang kelengkapan
pengisian dalam kejelasan penelitian. Yang harus diperhatikan
dalam proses editing adalah kelengkapan jawaban, dan kesesuain
tulisan, konsistensi jawaban dan keseragaman suatu ukuran.
2) Coding
Coding adalah usaha penghklasifikasian jawaban menurut kriteria
tertentu. Klasifikasi ini ditandai dengan memindahkan data dari
daftar yang akan memberikan informasi data yang diubah menjadi
bentuk angkat untuk mempermudah perhitungan selanjutnya.
a) Coding untuk AkseptorKB suntik
1.
2.
69
F. Masalah etika
Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mengajukan surat
permohonan untuk mendapatkan rekomendasi dari ketua jurusan program
Kedokteran Umum Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dan permintaan
70
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan tidak
akan disebarkan dikalangan umum. Semua informasi yang diberikan oleh
responden kerahasiaanya dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset
(Hidayat, 2007)
71
G. Kerangka Operasional
Kerangka operasional pada penelitian ini adalah seperti bagan dibawah ini:
Populasi Akseptor KB suntik di BPS
Mutmainnah madura 50 responden
Proportional stratified random sampling
Sampel terjangkau Akseptor
KB suntik 45 orang
Akseptor KB
suntik3 bulan
23 orang
Akseptor KB
suntik 1 bulan
18 orang
Analisa data
Penyajian data
Gambar 4.1 kerangka operasional penelitian perbedaan lamanya pemulihan kesuburan antara
Akseptor KB suntik 1 bulan dengan Akseptor KB suntik 3 bulandi DPS Mutmainnah madura
72
BAB 5
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan pada
bulan Oktober 2011 di BPS Mutmainnah Madura dengan jumlah responden
50 akseptor KB suntik. Hasil penelitian disajikan dalam bagian yaitu data
umum, dan data khusus yang disajikan dalam bentuk tabel.
1.
2.
Letak BPS
3.
4.
Jumlah pegawai
Utara
: Pasar
Barat
: Kampung
Timur
: Kecamatan
Selatan : Puskesmas
1 Bidan dan 2 asisten Bidan
5.
Ruangan
Ruang
pendaftaran,
ruang
pemeirksaan, ruang USG, ruang nifas.
6. Jam kerja
Poli umum : Jam 07.00 12.00 wib
Jam 15.00 22.00 wib
Bersalin
: 24 jam
Pel. KB
: jam 07.00 12.00 wib
jam 15.00 22.00 wib
Imunisasi : Hari Minggu
Sumber : Data Demografi bulan Oktober 2011
B. Data Umum
Pada hasil penelitian ini akan disajikan hasil pengumpulan data
distribusi frekuensi akseptor KB suntik berdasarkan variabel yang diteliti.
73
1.
31 35
26.1%
3.
36 40
10
43.4%
4.
> 40
21.8%
Jumlah
23
100%
31 35
18.5%
3.
36 40
11
40.7%
4.
> 40
25.9%
Jumlah
27
100%
74
C. Data Khusus
1. Lamanya pemulihan kesuburan antara akseptor KB suntuk
1 bulan dengan 3 bulan
a. Distribusi frekuensi lamanya pemulihan kesuburan akseptor
KB suntik 1 bulan
Tabel 5.4 Distribusi lamanya pemulihan kesuburan akseptor
KB suntik 1 bulan di BPS Mutmainnah Madura
(Tahun 2011-2012)
Lamanya pemulihan
No.
F
%
kesuburan
1.
Cepat
15
65.2%
2.
Lambat
34.8%
3.
Lama
0%
Jumlah
23
100%
Lama
7.4%
Jumlah
27
100%
75
Akseptor
KB Suntik
Cepat
(3-6 bulan)
N
%
Lambat
(> 6 bln -3 thn)
N
%
Jumlah
Lama
(3-6 tahun)
N
%
1 bulan
15
65.2%
34.8%
0%
23
100%
2.
3 bulan
33.3%
16
59.3%
7.4%
27
100%
Jumlah
24
48%
24
48%
4%
50
100%
76
77
BAB 6
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, peneliti akan menguraikan data yang diperoleh dari
hasil penelitian yang akan dihubungkan dengan teori guna memperoleh hasil yang
valid.
A. Lamanya Pemulihan Kesuburan Akseptor KB Suntik 1 Bulan
Berdasarkan tabel 5.4 lamanya pemulihan kesuburan dari 23
akseptor KB Suntik 1 bulan di BPS Mutmainnah Madura didapatkan
mayoritas akseptor KB suntik 1 bulan mengalami pemulihan kesuburan
cepat yaitu sebanyak 15 responden (65.2%)
Selama ini masih banyak akseptor KB yang masih belum
merencanakan kapan waktunya untuk hamil lagi setelah tidak menggunakan
alat kontrasepsi. Mereka berfikir apabila sewaktu-waktu mereka mempunyai
keinginan untuk mempunyai anak lagi, maka setelah berhenti menggunakan
KB suntik mereka bisa langsung berhasil hamil. Hal ini membuktikan bahwa
masih banyak akseptor KB suntik yang belum memahami secara benar
bahwa pemulihan kesuburan setiap individu berbeda-beda. Ada akseptor
yang setelah berhenti memakai KB suntik secara cepat dapat langsung
hamil, tetapi ada juga yang masih membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk berhasil hamil kembali. Rata-rata pemulihan kesuburan setelah
berhenti KB suntik berkisar antara 3-6 bulan, hal ini juga dapat dipengaruhi
oleh lamanya pemakaian KB suntik tersebut.
78
79
80
81
82
suntikan
setiap
saat,
walaupun
ada
kemungkinan
83
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.
2.
3.
84
B. Saran
1. Bagi Responden
a. Sebelum memutuskan untuk menggunakan alat kontrasepsi,
akseptor diharapkan dapat memilih dengan tepat alat
kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
b. Dapat merencanakan kapan waktu untuk menginginkan hamil
lagi, sehingga tepat dalam pemilihan kontrasepsi.
c. Mengerti dan memahami tentang efek samping dari
penggunaan alat kontrasepsi hormonal khususnya KB suntik.
2. Bagi Instansi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi
di perpustakaan untuk penelitian selanjutnya dengan masalah dan
judul yang berbeda serta dapat menambah pengetahuan
mahasiswa tentang KB suntik.
3. Bagi Peneliti Lain
Perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang perbedaan
pemulihan kesuburan KB suntik 1 bulan dengan 3 bulan dan
faktor yang mempengaruhi dengan menggunakan metode yang
lebih akurat dan subyek penelitian yang lebih besar, sehingga
85
lebih
variatif
dan
memungkinkan
penelitian
ini
untuk
dikembangkan.
4. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan untuk lebih meningkatkan konseling sebelum dan
sesudah memberikan pelayanan KB, sehingga akseptor KB dapat
mengerti dan memahami alat kontrasepsi yang akan digunakan
apakah telah sesuai dengan kebutuhan akseptor tersebut.
86
DAFTAR PUSTAKA
Anton, Dwi.dr, dkk. 2008. Memilih Kontrasepsi Alami dan Halal. Solo:
Aqwemedika.
Arum, Dyah Noviawati S. 2009.Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini.
Yogjakarta: Mitra Cendekia.
Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: YBPSP
BKKBN Propinsi jawa timur, 2010.Evaluasi Hasil Pencapaian Program
Keluarga Berencana Nasional Propinsi Jawa Timur Sampai Dengan
Bulan April 2010. BKKBN Propinsi Jawa Timur
Everett, Suzanne. 2007. Buku Saku Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual
Reproduksi Edisi 2. Jakarta: EGC
Handayani, Sri. 2010. Buku ajar pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta:
pustaka rihama
Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta kedokteran(jilid 1). Jakarta: Media
Aeusculapius
Morgan, Gery, dkk. 2009. Obsteri Dan Ginekologi: panduan praktik, edisi 2.
Jakarta: egc
Saifuddin, Abdul bari. 2003. Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi.
Jakarta: yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo(YBP-SP)
Setya Arum, Dyah, dkk. 2008. Panduan lengkap pelayanan KB terkini.
Jogjakarta: mitra cindekia press
Siswosudarmo, HR, dkk. 2001. Teknologi Kontrasepsi. Jogjakarta: gajah mada
university Press
Verney, Helen, dkk. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan edisi 4 volume 1
(verneys Midwifery). Jakarta: EGC
Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Ilmu kebidanan. Jakarta: YBP-SP Wijaya