Anda di halaman 1dari 17

KB ALAMI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Maternitas

Disusun Oleh:
1. Muhamad Ulun
2. Devi Mulyawati

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON


2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
kasihnyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kontrasepsi metode
sederhana/alamiah”. Semoga makalah ini mampu menambah wawasan bagi para pembaca
maupun pendengar mengenai topik tersebut.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang telah memberikan


arahan kepaa kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah ini.

Cirebon, 12 Juni 2018

( Penyusun )

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Metode Kalender
1. Pengertian.......................................................................................................2
2. Manfaat...........................................................................................................2
3. Keuntungan...........................................................................................................2
4. Keterbatasan..................................................................................................2
5. Efektifitas..........................................................................................................3
6. Cara...............................................................................................................3
7. Efek Samping...................................................................................................5
B. Metode Suhu Basal
1. Pengertian.......................................................................................................5
2. Manfaat...........................................................................................................6
3. Efektifitas...........................................................................................................6
4. Faktor Yang Mempengaruhi....................................................................................7
5. Keuntungan..........................................................................................................7
6. Keterbatasan...........................................................................................................7
7. Petunjuk Penggunaan..............................................................................................7
C. Metode Mukosa / Lendir Serviks
1. Pengertian.......................................................................................................9
2. Kegunaan...........................................................................................................9
3. Pelaksanaan...........................................................................................................9
4. Efektifitas.......................................................................................................9
5. Keuntungan..........................................................................................................9
6. Kelemahan...............................................................................................................9
7. Keterbatasan....................................................................................................10
D. Metode Coitus Interuptus
1. Pengertian.......................................................................................................10
2. Cara Kerja...........................................................................................................10
3. Manfaat...........................................................................................................11
4. Keterbatasan..................................................................................................11
5. Pasangan Yang Cocok...........................................................................................11
6. Pasangan Yang Tidak Cocok..................................................................................12
7. Hal-hal Yang Harus Dperhatikan...........................................................................12
BAB III PENUTUP
Kesimpulan..............................................................................................................................13
Daftar Pustaka.........................................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga Berencana adalah suatu sistem untuk mengatur dan merencanakan kapan
dan berapa jumlah anak yang diinginkan dalam sebuah pernikahan. Hal ini sangat
dianjurkan dan memang banyak manfaat yang dirasakan, kuantitas sedikit tapi lebih
bermutu itu lebih baik dari pada kuantitas banyak tapi mutunya kurang. Penggunaan
KB dapat memplaning masa depan anak dan juga tentang gizi anak tentunya lebih
terjamin karena sudah ada perencanaannya.
Di Indonesia keluarga berencana mulai dikenal pada tahun 1953 pada waktu itu
sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan tokoh masyarakat mulai membantu
masyarakat, untuk menggunakan alat kontrasepsi. Namun demikian di Indonesia
pemilihan cara kontrasepsi tentu saja yang mempunyai efektivitas tinggi, aman,
murah dan praktis. Tapi sampai saat ini belum ada kontrasepsi yang sempurna dan
sangat ideal bagi semua pihak, memilih salah satu cara kontrasepsi bagaimanapun
jauh lebih baik daripada tidak memakai kontrasepsi sama sekali.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Metode Kalender?
2. Apa itu Metode Suhu Basal?
3. Apa itu Metode Lendir Serviks?
4. Apa itu Metode Coitus Interptus?

C. Tujuan
1. Mengetahui Metode Kalender.
2. Mengetahui Metode Suhu Basal.
3. Mengetahui Lendir Serviks.
4. Mengetahui Coitus Interptus.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Kalender
1. Pengertian
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak melakukan
senggama atau pada masa subur atau ovulasi.

2. Manfaat
a. Metode kalender atau pantang berkala dapat bermanfaat sebagai kontrasepsi
maupun konsepsi
b. Sebagai alat pengendalian kelahiran atau mencegah kehamilan.
c. Dapat di gunakan oleh para pasangan untuk mengharapkan bayi dengan
melakukan hubungan seksual saat masa subur atau ovulasi untuk
meningkatkan kesempatan bisa hamil.
3. Keuntungan
a. Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
b. Dapat digunakan oleh wanita yang sehat.
c. Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam penerapan nya.
d. Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
e. Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat menghindari resiko
kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
f. Tidak memerlukan biaya.
g. Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
4. Keterbatasan
Sebagai metode sederhana dan alami, metode kalender atau pantang berkala ini
juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
2. Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
3. Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksualsetiap saat.
4. Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
5. Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
6. Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
7. Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
2
5. Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan benar.
Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita tidaklah sama. Oleh
karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam kali siklus menstruasi. Selain
itu, metode ini juga akan lebih efektif bila digunakan bersama dengan
metode kontrasepsi lain. Berdasarkan penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di
Sidney, metode kalender akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan
metode simptothermal. Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14
per 100 wanita per tahun.
6. Cara KB Kalender
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali sebulan,
dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari ke-14 dari haid yang
akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam, sedangkan sel mani selama
48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan terjadi kalau koitus dilakukan 2 hari
sebelum ovulasi. Hendaknya sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan
penerangan medik yang jelas tentang cara ini. Hal yang perlu diperhatikan pada
siklus menstruasi wanita sehat ada tiga tahapan:
a. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
b. Fertility phase (masa subur).
c. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal
yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi dilakukan
minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung periode masa subur
dengan melihat data yang telah dicatat.Menghitung masa subur dengan siklus haid
dan melakukan pantang berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender
merupakan salah satu cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan
sederhana yang dapat dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara
tidak melakukan sanggama pada masa subur.
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui massubur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama. Untuk itu

3
perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini cara mengetahui
dan menghitung masa subur:
a. Bila siklus haid teratur (28 hari) :
1) Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1.
2) Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus haid

Contoh:
Seorang isteri mendapat haid mulai tanggal 9 Januari. Tanggal 9 Januari ini
dihitung sebagai hari ke-1. Maka hari ke-12 jatuh pada tanggal 20 januari
dan hari ke 16 jatuh pada tanggal 24 Januari. Jadi masa subur yaitu sejak
tanggal 20 Januari hingga tanggal 24 Januari. Pada tanggal-tanggal tersebut
suami isteri tidak boleh bersanggama. Jika ingin bersanggama harus memakai
kondom atau sanggama terputus (senggama dimana tidak mengeluarkan
sperma didalam).
b. Bila siklus haid tidak teratur :
1) Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6 siklus). Satu
siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid saat ini hingga hari
pertama haid berikutnya, catat panjang pendeknya.
2) Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus haid
dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa subur.
3) Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11. Hitungan ini
menentukan hari terakhir masa subur
Contoh :
Seorang isteri mendapat haid dengan keadaan : siklus terpendek 26 hari dan
siklus terpanjang 32 hari (mulai hari pertama haid sampai haid berikutnya)
Perhitungannya : 26-18 = 8 dan 32–11 = 21. jadi masa suburnya adalah
mulai hari ke-8 sampai ke 21 dari hari pertama haid. Pada masa ini suami
isteri tidak boleh bersanggama. Jila ingin bersanggama harus memakai
kondom atau sanggama terputus.

Kontrasepsi dengan menggunakan sistem kalender dapat menghindari


risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi. Bagi keluarga yang
kesulitan untuk mendapatkan alat kontrasepsi sangat cocok untuk menggunakan
metode kontrasepsi ini selain tidak memerlukan biaya juga tidak perlu mencari
tempat pelayanan kontrasepsi. Menggunakan sistem kalender perlu kerjasama
yang baik antara suami istri karena metode ini perlu kemauan dan disiplin
pasangan dalam menjalankannya. Masa berpantang yang cukup lama akan

4
mengakibatkan pasangan tidak bisa menanti sehingga melakukan hubungan pada
waktu masih berpantang. Tapi bukan masalah bila saja pasangan membiasakan
menggunakan kondom pada saat subur.

Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel sperma
dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3 hari).
b. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan perhitungan masa
tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi sendiri.
d. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.Anggapan bahwa
hari pertama menstruasi dihitung dari berakhirnya perdarahan menstruasi.
Hal ini menyebabkan penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

7. Efek Samping
a. Kemungkinan gagal cukup besar, terutama jika terjadi perubahan siklus dan
ovulasi.
b. Tidak bisa berhubungan badan sewaktu-waktu karena sudah ditentukan hari
yang aman dan tidak untuk hubungan badan. pada beberapa pasangan hal ini
akan mengganggu spontanitas dalam hubungan.
c. Butuh komitmen bersama dengan pasangan, demi suksesnya metode kalender.

B. Metode Suhu Basal


1. Pengertian
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama
istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan
pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas
lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa
subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal.
Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur

5
dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit. Suhu normal
tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun
terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada
suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi. Kondisi
kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun
kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum
menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh,
kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan
suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang
memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh
dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan.
Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.

2. Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.
a. Manfaat konsepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang
menginginkan kehamilan.
b. Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal tubuh berguna bagi pasangan yang menginginkan
menghindari atau mencegah kehamilan.
3. Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten.
Suhu tubuh basal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan
dianggap akurat bila terdeteksi pada saatovulasi. Tingkat keefektian metode suhu
tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100wanita per tahun.
Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15 kehamilan per 100 wanita per tahun.

6
4. Faktor yang Mempengaruhi Keandalan Metode Suhu Basal Tubuh
Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara
lain:
a. Penyakit.
b. Gangguan tidur.
c. Merokok dan atau minum alkohol.
d. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
e. Stres.
5. Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
a. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri
tentang masa subur/ovulasi.
b. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa
subur/ovulasi.
c. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan
untuk hamil.
d. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa
subur/ovulasi sepertiperubahan lendir serviks.
e. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
6. Keterbatasan
Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
a. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
b. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
c. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok,
alkohol, stres, penggunaan narkoba
d. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
e. Tidak mendeteksi awal masa subur.
f. Membutuhkan masa pantang yang lama.
7. Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
a. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari
tempat tidur).
b. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.

7
c. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus
haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah”
dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
d. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
e. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi
dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line)atau
garis suhu.
f. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu
tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
g. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga
kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak
subur).
h. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang
dari metode ovulasi billings.
i. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati

Catatan:
Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh
tidak meneruskan pengukuran suhu tubuh dan melakukan senggama hingga akhir
siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.

8
C. Metode Mukosa/Lendir Serviks
1. Pengertian
Adalah metode yang aman dan ilmiah untuk mengetahui kapan masa subur
wanita. Cara ini dapat dipakai untuk menjadi hamil maupun untuk menghindari
atau menunda kehamilan. Metode ini diterapkan berdasarkan pengamatan diri
sendiri terhadap gejala-gejala yang secara alamiah dialami oleh setiap wanita yang
normal.
2. Kegunaan
a. Suami istri dapat merencanakan atau menunda kehamilan
b. Menentukan waktu yang dikendaki untuk hamil
c. Menentukan jenis kelamin anak yang diinginkan.
3. Pelaksanaan Metode Ovulasi
Ada 2 syarat yang harus dipenuhi agar cara ini betul-betul dapat diandalkan
sebagai KB yang aman:
a. Dari pihak istri, harus membiasakan diri untuk memperhatikan keadaan tubuh
sendiri untuk dapat mengerti dan memastikan kapan masa suburnya.
b. Dari pihak suami, perlu kerelaan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan
tubuh istrinya dalam melakukan senggama.
4. Efektifitas
95% bila dilakukan dengan cermat, tingkat keefektifitasannya mencapai 97%.
MOB tidak memerlukan obat, apalagi alat. Cukup mengenali lendir kesuburan,
dan itu bisa dilakukan semua perempuan. Efektif dilakukan untuk perempuan
segala masa reproduksi, remaja, sedang menyusui maupun menjelang menopause.
5. Keuntungan
a. Tidak memiliki resiko kesehatan
b. Disetujui agama
c. Metode ini cukup berhasil bila suami istri memiliki motivasi
d. Membuat wanita lebih waspada dan mengenal siklus haidnya.
6. Kelemahan
Memerlukan ketelitian dan harus mengikuti langkah-langkah untuk
memperkirakan terjadinya ovulasi. Pasangan suami istri harus mempunyai
motivasi yang kuat. Karena siklus menstruasi dan masa subur sangat bervariasi,
metode ini memerlukan penyesuaian.

9
7. Manfaat
a. Kontrasepsi
1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
3) Tidak ada efek samping sistemik
4) Murah tau tanpa biaya
5) Non kontrasepsi
6) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana
7) Menambang pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri.
8) Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi
suami istri.
8. Keterbatasan
a. Kontrasepsi
1) Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2) Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
3) Tidak ada efek samping sistemik
4) Murah tau tanpa biaya
5) Non kontrasepsi
6) Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berencana.
7) Menambang pengetahuan tentang sistem reproduksi oleh suami dan istri.
8) Memungkinkan mengeratkan hubungan melalui peningkatan komunikasi
suami istri.

D. Coitus Interuptus
1. Pengertian
Metode koitus interuptus juga dikenal dengan metode senggama terputus. Teknik
ini dapat mencegah kehamilan dengan cara sebelum terjadi ejakulasi pada pria,
seorang pria harus menarik penisnya dari vagina sehingga tidak setetespun sperma
masuk kedalam rahim wanita. Dengan cara ini kemungkinan terjadinya
pembuahan (kehamilan) bisa dikurangi.
2. Cara Kerja
Alat kelamin pria dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke
dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

10
3. Manfaat
a. Efektif bila digunakan dengan benar.
b. Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya.
c. Dapat digunakan setiap waktu
d. Tidak membutuhkan biaya.
e. Tidak membutuhkan obat atau alat sehingga relatif sehat untuk perempuan
f. Tidak mengganggu produksi ASI
g. Tidak ada efek samping
h. Meningkatkan keterlibatan pria dalam keluarga berencana.
i. Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang
sangat dalam.
4. Keterbatasan
Beberapa penelitian menyatakan resiko kegagalan teknik ini cukup tinggi. Ini
disebabkan karena kontrol teknik ini sepenuhnya diserahkan pada pihak pasangan.
Ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan seorang pria untuk merasakan tanda
ejakulasi dan kecepatannya untuk menarik penis dan mendapatkan orgasme di luar
vagina.
Keterbatasan metode ini adalah :
a. Efektifitas bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan senggama
terputus setiap melaksanakannya.
b. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi
masih melekap pada penis.
c. Memutus kenikmatan dalam hubungan seksual.
5. Pasangan Yang Cocok Memakai Metode Coitus Interuptus
a. Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam keluarga berencana
b. Pasangan yang tidak ingin menggunakan metode KB lainnya
c. Pasangan yang membutuhkan kontrasepsi dengan segera.
d. Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode
lainnya
e. Pasangan yang memerlukan metode pendukung
f. Pasangan yang melakukan hubungan seksual secara tidak teratur.

11
6. Pasangan Yang Tidak Cocok Memakai Metode Coitus Interuptus
a. Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.
b. Pria yang sulit melakukan senggama terputus
c. Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit bekerjasama
d. Pasangan yang kurang dapat saling berkomunikasi
e. Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus.
7. Hal-hal yang harus di perhatikan
a. Meningkatkan kerjasama dan membangun saling pengertian sebelum
melakukan hubungan seksual dan pasangan harus mendiskusikan dan
menyepakati penggunaan metode senggama terputus.
b. Sebelum berhubungan pria terlebih dahulu mengosongkan kandung kemih dan
membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi
sebelumnya.
c. Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina
d. Pastikan pria tidak terlambat melaksanakannya
e. Tidak dianjurkan pada masa subur.

12
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keluarga Berencana (KB) adalah istilah yang mungkin sudah lama anda kenal.
KB artinya mengatur jumlah anak sesuai kehendak Anda, dan menentukan sendiri
kapan Anda ingin hamil. Bila Anda memutuskan untuk tidak segera hamil sesudah
menikah, Anda bisa ber-KB.Layanan KB di seluruh Indonesia sudah cukup mudah
diperoleh. Ada beberapa metoda pencegahan kehamilan, atau penjarangan kehamilan,
atau kontrasepsi, bisa Anda pilih sendiri.
Tak seorang pun boleh memaksa Anda mengikuti program KB. tak seorang
pun bisa menggunakan alat KB tertentu bila itu bukan pilihan Anda. Tetapi kalau alat
yang Anda pilih bisa membahayakan diri Anda sendiri atau, memperparah penyakit
yang sudah anda derita, pekerja kesehatan mungkin menyarankan alat lain yang
mungkin lebih aman. Meskipun tidak ada paksaan, bila Anda telah mengerti risiko-
risiko yang mengancam kesehatan atau bahkan keselamatan Anda sendiri sehubungan
dengan kehamilan dan persalinan, selayaknya Anda mengikuti program KB atas
kesadaran sendiri.
Kesimpulan dari tujuan program KB adalah: Memperbaiki kesehatan dan
kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran untuk
menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan masyarakat akan
pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya menurunkan angka
kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.

13
Daftar Pustaka

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.

Varney, Helen : Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC, 2006.

Wiknjosastro, Hanifa : Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo, 2005.

Handayani, S. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihama

14

Anda mungkin juga menyukai