Anda di halaman 1dari 35

Merry Fanada, SPd, SKM, M.

Kes
 Pelayanan kebidanan komunitas : upaya yang dilakukan Bidan
sebagai upaya pemecahan masalah kesehatan Ibu dan Anak
Balita dalam keluarga dan masyarakat.

 Pelayanan kebidanan professional yang ditujukan pada masyarakat


dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai
mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan
kebidanan.
1. Unsafe abortion
2. BBLR
3. Tingkat kesuburan
4. Pertolongan persalinan oleh tenaga
non kesehatan
5. PMS
6. Perilaku dan sosial budaya yang
berpengaruh pada Pelayanan
kebidanan komunitas
 Unsafe abortion adalah upaya untuk
terminasi kehamilan muda dimana
pelaksanaan tindakan tersebut tidak
mempunyai cukup keahlian dan prosedur
standar yang aman sehingga dapat
membahayakan keselamatan jiwa pasien.
 Unsafe abortion adalah prosedur penghentian
kehamilan oleh tenaga kurang terampil
(tenaga medis/non medis), alat tidak
memadai, lingkungan tidak memenuhi syarat
kesehatan (WHO, 1998).
1. Dilakukan oleh tenaga medis / non medis
2. Kurangnya pengetahuan baik pelaku ataupun
tenaga pelaksana
3. Kurangnya fasilitas dan sarana
4. Status illegal.
5. Alasan wanita tidak menginginkan kehamilan
 Alasan kesehatan : tidak cukup sehat untuk hamil
 Alasan psikologi : ibu tidak sendirian, tidak ingin punya
anak lagi
 Kehamilan di luar nikah
 Masalah ekonomi : menambah anak akan menambah
beban ekonomi
 Masalah sosial : khawatir akan adanya penyakit keturunan
 Kehamilan akibat korban perkosaan
 Kegagalan permakaian alat kontrasepsi
6. Peran bidan dalam mencegah unsafe
abortion
Pendidikan seks
Bekerjasama dengan tokoh agama dalam
penndidikan agama
Pendidikan SDM
Penyuluhan abortion dan bahayanya

7. Kebijakan DEPKES untuk mencegah


komplikasi/ kematian akibat arbortus
Mencegah kehamilan tak diinginkan melalui program KB ,
pendidikan kesehatan reproduksi, moral dan agama
Legalisasi abortus karena alasan medis
Mengembangkan APK (asuhan Pasca Keguguran)
8. Dampak unsafe 9. Agar arborsi aman
Informed consent
abortion Harus sesuai standar
Dampak sosial : biaya
operasional prosedur (SOP)
lebih banyak , dilakukan
Dilakukan di RS atau klinik
secara sembunyi-
yang ditunjuk
sembunyi
Dilakukan oleh pekerjaan
Dampak kesehatan :
kesehatan yang terlatih daan
aburtus tidak lengkap
pengalaman melakukan
(incomplete abortio)
oborsi
yang bisa menyebabkan
Pelaksanaan menggunakan
nyeri pelvis sampai
alat-alat kedokteran yang
pendarahan terus
layak
menerus. Sepsi yaitu
Dilakukan dalam kondisi
infeksi yang eksistensif
bersih (steril dan tidak
sampai seluruh tubuh
tercemar kuman)
Dampak psiokogis :
Dilakukan < 3 bulan setelah
trauma
menstruasi terakhir
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi
dengan berat lahir kurang dari 2500 gram
tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir
adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
(satu) jam setelah lahir (IDAI, 2004).
1. Umur ibu < 20 tahun atau > 35 tahun
2. Jarak kehamilan < 1 minggu
3. Paritas > 4
4. Ibu dengan keadaan:
 Mempunyai BBLR sebelumnya
 Melakukan pekerjaan fisik beberapa jam tampa
istrirahat
 Sangat miskin
 Perkawinan tidak sah
 Kurang gizi
 Perokok, pengguna obat terlarang dan
alkohol
 Suatu kemampuan istri untuk hamil dan
melahirkan anak hidup oleh suami yang
mampu menghamilinya.

 Infertilitas adalah suatu keadaan pasangan


suami istri yang ingin punya anak tetapi tidak
bisa mewujudkan keinginannya tersebut
karena adanya masalah kesehatan reproduksi
baik pada suami/ istri.
Pertolongan persalianan non kesehatan
sering kali dilakukan oleh seseorang yang
disebut dukun beranak/dukun bayi, dukun
bersalin atau peraji.
Penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual atau infeksi atau penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual yang dapat
menyerang alat kelamin dengan atau tanpa
genjala dapat muncul dan meyerang mata,
mulut, saluran pencernaan, hati, otak serta
organ tubuh lainnya misalnya HIV/ AIDS.
1. Upacara- upacara yang dilakukan untuk
mengupayakan keselamatan bagi janin
dalam prosesnya hingga lahir
2. Mengidam
3. Larangan masuk hutan
4. Pantangan keluar magrib
5. Pantangan mengunting rambut
6. Pantangan nazar
A. Konsep dasar masyarakat
1. Pengertian
Para ahli mendefinisikan komunitas atau
masyarakat dari sudut pandangan yang berbeda.

WHO (1974) mendefinisikan


komunitas sebagai kelompok
social yang ditentukan oleh Sedangkan Spradly
batas-batas wilayah, nilai-nilai (1985) mendefinisikan
keyakinan dan minat yang sama komunitas sebagai
serta adanya saling mengenal sekumpulan orang
dan berinteraksi antara anggota yang saling bertukar
masyarakat yang satu dengan pengalaman penting di
yang lainnya. dalam hidupnya.
2. Ciri-ciri masyarakat
Dari berbagai pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masyarakat itu memiliki cirri-ciri
sebagai berikut :
 Interaksi diantara sesame anggota masyarakat
 Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
 Saling tergantung satu sama lain
 Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan

 Memiliki identitas bersama


3. Tipe Masyarakat :
Menurut Gilain & Gilin dalam Effendy (1998) lembaga
masyarakat dapat diklasifikasi sebagai berikut :
 Ditinjau dari sudut perkembangannya, dibedakan menjadi dua,
yaitu cresive insititusion dan Enacted institusion.
 Ditinjau dari sudut system nilai yang diterima masyarakat,
dibedakan menjadi tipe basic institution dan subsidiary
institution
 Dari sudut penerimaan masyarakat, dibedakan menjadi approved
atau social sanctioned institution dan unsactioned institusion.
 Dari sudut penyebaran, dibedakan menjadi general institusion
dan restrictred intitusion.
 Dari sudut fungsi, dibedakan menjadi operative institusion dan
regulative institusion.
4. Ciri-ciri masyarakat sehat
Adapun cirri-ciri masyarakat sehat diantaranya adalah
sebagai berikut :
a) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup
sehat.
b) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak.
c) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama
penyediaan sanitasi dasar yang dikembangkan dan
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.
d) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan
peningkatan status social ekonomi masyarakat.
e) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai
sebab dan penyakit.
Menurut WHO beberapa indicator dari
masyarakat sehat adalah :
Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan
masyarakat yang melipuiti indicator komprehensif,
seperti angka kematian kasar menurun, Rasio angka
mortalitas proporsional rendah dan umur harapan
hidup meningkat. Sedangkan indicator spesifik adalah
angka kematian ibu dan anak menurun, angka
kematian penyakit menular menurun dan
angka kelahiran menurun.
Adapun masalah kesehatan yang dihadapi bangsa Indonesia,
diantaranya adalah :
 Tingginya angka pertumbuhan penduduk (1,98%)
 Tingginya angka kematian ibu dan anak (AKI 420/100.000
penduduk, AKB 57/1000 kelahiran hidup, dan angka
kematian balita 84/1000).
 Tingginya angka kesakitan karena penyakit menular,
diantaranya TB paru, demam berdarah dan ISPA.
 Meningkatkan angka kesakitan penyakit tidak menular,
seperti penyakit jantung, neoplasnya, penyakit karena
cedera, dan penyakit gangguan mental.
 Masalah kesehatan lingkungan, meliputi masalah
lingkungan fisik dan biologis yang belum memadai, Baru
sebagaian kecil penduduk yang menikmati air bersih.
 Faktor penyebab kondisi diatas, diantaranya adalah
factor social ekonomi, gaya hidup dan perilaku
masyarakat, dan system pelayanan kesehatan.
B. Asumsi
1. Asumsi Dasar
Kebidanan komunitas didasarkan asumsi berikut:
 Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.
 Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier
merupakan komponen system pelayanan kesehatan.
 Kebidanan merupakan subsistem pelayanan kesehatan,
nimana hasil pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
 Fokus utama adalah pelayanan kesehatan primer sehingga
kebidanan komunitas perlu dikembangkan ditatanan
pelayanan kesehatan utama.
 Demikian kebidanan komunitas perlu dikembangkan
ditatanan pelayanan kesehatan dasar yang melibatkan
komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan
komunitas.
2. Keyakinan
Beberapa keyakinan yang mendasari praktek kebidanan
komunitas, yaitu :

a. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat


dijangkau dan dapat diterima semua orang.
b. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima
pelayanan, dalam hal ini komunitas.
c. Bidan sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai
penerima pelayanan perlu terjalin kerjasama yang
baik.
d. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas,
baik bersifat mendukung maupun menghambat, untuk
itu perlu diantisipasi.
e. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya
meningkatkan kesehatan.
f. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.
g. Dari asumsi dan keyakinan yang mendasar tersebut
dikembangkan falsafah kebidanan komunitas, yang
akan menjadi landasan praktek keperawatan
komunitas.
3. Falsafah Kebidanan Komunitas
Falsafah adalah keyakinan
terhadap nilai-nilai yang menjadi
pedoman untuk mencapai suatu tujuan
atau sebagai pandangan hidup.
Kebidanan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian
terhadap pengaruh lingkungan (bio,
psiko, sosio, cultural dan spiritual)
terhadap kesehatan komunitas dan
memberikan prioritas pada strategi
pencegahan penyakit dan peningkatan
kesehatan.
C. Tujuan Kebidanan Komunitas
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan
kemampuan masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya
secara optimal.
Adapun tujuan khusus kebidanan komunitas adalah :
1. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam pemahaman
tentang pengertian sehat dan sakit.
2. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan.
3. Terciptanya dukungan bagi individu yang terkait.
4. Terkendali dan bertanggulanginya keadaan
lingkungan fisik dan social untuk menuju keadaan
sehat yang optimal.
5. Berkembangnya ilmu serta pelaksanaan kebidanan
kesehatan masyarakat
D. Sasaran Kebidanan Komunitas
Sasaran kebidanan kesehatan masyarakat adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat.
1. Individu, diutamakan pada individu yang ditemukan di
klinik, rumah tempat lain dengan masalah kesehatan.
2. Keluarga, dengan mengutamakan keluarga dengan
risiko tinggi terhadap masalah kesehatan tertentu.
3. Kelompok penduduk, diutamakan pada kelompok
penduduk daerah kumuh, daerah terisolasi dan darah
yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita
dan ibu hamil, panti dsb.
4. Masyarakat, yaitu dari satuan masyarakat yang terkecil
sampai dengan masyarakat secara keseluruhan.
F. Lingkup bidang wewenang
E. Strategi dan tanggung jawab
Kebidanan Keperawatan
Komunitas komunitas merupakan bentuk
pelayanan/asuhan langsung yang
Adapun strategi berfokus pada kebutuhan dasar
intervensi kebidanan komunitas, yang berkaitan
komunitas yaitu dengan kebiasaan atau pola
proses kelompok, perilaku masyarakat yang tidak
pendidikan sehat, ketidakmampuan
kesehatan dan masyarakat untuk beradaptasi
kerjasama dengan lingkungan internal dan
(partnership). eksternal.
Intervensi kebidanan yang dilakukan
mencakup: pendidikan kesehatan/
keperawatan (health education),
mendemontrasikan keterampilan dasar yang
dapat dilakukan oleh komunitas, melakukan
intervensi kebidanan yang memerlukan
keahlian bidan, misalnya konseling pasangan
yang akan menikah; melakukan kerjasama
lintas program dan lintas sektoral untuk
mengatasi masalah komunitas serta
melakukan rujukan kebidanan dan non
kebidanan bila perlu.
Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level
pencegahan, yaitu sebagai berikut :
1. Prevensi primer
Yang dimaksud dengan prevensi primer adalah
pencegahan dalam arti yang sebenarnya, dimana
diidentifikasi factor risiko dimasyarakat. Pencegahan
primer mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit. Prevensi
primer meliputi : health promotion, health education,
specific protection dan environmental protection.

Contoh : kegiatan dibidang prevensi primer antara lain :


 Immunisasi

 Penyuluhan tentang gizi

 Penyuluhan untuk mencegah keracunan


2. Prevensi sekunder
Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini
dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses
patologik, sehingga memperpendek waktu sakit dan
tingkat keparahan / keseriusan penyakit. Prevensi
sekunder meliputi : early detection and promptreatment,
emergency care, acute dan critical care, dan collaborate
diagnosis and treatment.

Contoh : kegiatan dibidang prevensi sekunder antara lain :


 Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang
anak/balita.
 Memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala termasuk pemeriksaan gigi dan mata
secara berkala.
3. Prevensi tersier
Pencegahan tersier dilakukan pada kasus-kasus
kecacatan atau ketidakmampuan atau tidak dapat
diperbaiki (irreversible). Rehabilitasi sebagai tujuan
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses
penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan individu kepada
tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya.
Prevensi tersier meliputi : rehabilitasi, longterm care, dan

Contoh : kegiatan dibidang prevensi tersier antara lain :


 Perawat mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan
perawatan anak dengan kolostomi di rumah.
 Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan
kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur di
rumah.
Pada praktek kebidanan komunitas prinsip-prinsip
kesehatan komunitas, beberapa hal yang harus menjadi
pertimbangan adalah :
 Kemanfaatan
Intervensi yang dilakukan harus memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada
keseimbangan antara manfaat dan kerugian.
 Autonomi
Komunitas diberi kebebasan untuk melakukan atau memilih
alternative yang terbaik yang disediakan untuk komunitas.
 Keadilan
Melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan
atau kapasitas komunitas.
G. Peran Bidan di Komunitas
1. Pemberi pelayanan kesehatan (Provider)
Memberikan pelayanan kebidanan secara
langsung dan tidak langsung kepada klien dengan
menggunakan asuhan kebidanan terhadap
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pendidik
Memberikan pendidikan kesehatan kepada
kelompok keluarga yang berisiko tinggi, kader
kesehatan, dll.
3. Pengelola
Mengelola (merencanakan,
mengorganisasi, menggerakkan, dan
mengevaluasi) pelayanan kebidanan, baik
secara langsung maupun tidak langsung
dan menggunakan peran serta aktif
masyarakat dalam kegiatan komunitas.
4. Konselor
Memberikan konseling/bimbingan
kepada kader, keluarga dan masyarakat
tentang masalah kesehatan komunitas
sesuai prioritas.
5. Pembela klien (advocat)
Peran bidan sebagai penasehat
telah didefinisikan oleh Kohnke (1980)
adalah kegiatan memberikan informasi
dan sokongan kepada seseorang
sehingga mampu membuat keputusan
yang terbaik dan memungkinkan bagi
dirinya. Sokongan dapat berupa
dorongan secara verbal atau
keterlibatan berdiskusi dengan petugas
kesehatan lain, instansi atau anggota
keluarga dalam melindungi dan
memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan kebidanan
komunitas.
6. Kolaborator / coordinator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain,
baik lintas program maupun sektoral.
7. Perencana
Peranan bidan di komunitas sebagai perencana
yaitu dalam bentuk perencanaan pelayanan
kebidanan individu dan keluarga serta
berpartisipasi dalam perencanaan program-
program di masyarakat luas untuk suatu
kebutuhan tertentu yang ada kaitannya dengan
kesehatan.
8. Peneliti
Melakukan penelitian untuk mengembangkan
kebidanan komunitas.

Anda mungkin juga menyukai