Disusun oleh:
Kelompok IV
Deni Aristina
011012025
Monica Briliandra
011012056
Natalia Dwinita M
011211223024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya kesehatan reproduksi salah satunya adalah menurunkan angka kesakitan dan
kematian ibu hamil dan bersalin. Adapun penyebab langsung dari kematian ibu di
Indonesia adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, toksemia gravidarum. Data
organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2007, memperkirakan bahwa setiap tahun
sejumlah 500 orang perempuan meninggal dunia akibat komplikasi kehamilan, persalinan
dan nifas, fakta ini mendekati terjadinya 1 kematian setiap menit dan diperkirakan 99%
kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang yang tertinggi dengan 450
kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup.
Penyebab kematian terbesar merupakan perdarahan sebanyak 30% dari total kasus
kematian, eklamsi (keracunan kehamilan) 25%, infeksi 12%. Perdarahan dapat terjadi pada
saat kehamilan, persalinan dan masa nifas. Perdarahan yang terjadi pada kehamilan, bisa
terjadi pada awal kehamilan maupun kehamilan lanjut, dengan besar angka kejadiannya
3% pada kehamilan lanjut dan 5% pada awal kehamilan. Perdarahan yang terjadi pada
awal kehamilan meliputi abortus, mola hidatidosa dan kehamilan ektopik. Pada kehamilan
lanjut antara lain meliputi solutio plasenta dan plasenta previa. Dari kasus perdarahan
diatas ternyata didapatkan besar kasus paling tinggi adalah perdarahan pada awal
kehamilan yang dari salah satu perdarahan awal kehamilan tersebut terdapat kehamilan
molahidatidosa.
Molahidatidosa adalah tumor jinak dari trofoblast dan merupakan kehamilan
abnormal, dengan ciri-ciri stoma villus korialis langka, vaskularisasi dan edematous, janin
biasanya meninggal akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematous itu hidup dan
tumbuh terus menerus, sehingga gambaran yang diberikan adalah sebagai segugus buah
anggur. Angka kematian yang diakibatkan oleh kehamilan molahidatidosa berkisar antara
2,2% - 5,7%.
Mola hidatidosa merupakan penyakit yang terjadi pada wanita dalam
masareproduksi, yakni antara umur 15 tahun sampai 45 tahun. Insidensinya lebih banyak
ditemukan di negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika latin jika dibandingkan dengan
insidensi pada negara-negara barat. Angka kejadian mola hidatidosa pada bagian barat
Amerika Serikat ialah terjadi 1 kejadian kehamilan mola dari 1.000 1500 kehamilan
Molahidatidosa ditemukan kurang lebih 1 dari 600 kasus abortus medisinalis
Di Asia, insidensi mola 15 kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, dengan
Jepang yang melaporkan bahwa terjadi 2 kejadian kehamilan mola dari 1000 kehamilan
Di negara-negara Timur Jauh beberapa sumber memperkirakan insidensi mola
lebih tinggi lagi, yakni 1:120 kehamilan
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan patologis pada ibu dengan
mola hidatidosa sesuai dengan manajemen varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar mola hidatidosa
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kosep dasar asuhan kebidanan pada mola
hidatidosa
3. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data subyektif dan data obyektif pada
mola hidatidosa
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnose dan masalah actual pada mola
hidatidosa
5. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnose potensial dan masalah potensial
pada mola hidatidosa
6. Mahasiswa mampu mengidentifikasi Kebutuhan tindakan segera pada mola
hidatidosa
7. Mahasiswa mampu mengembangkan rencana tindakan asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada mola hidatidosa.
8. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan yang
menyeluruh sesuai kebutuhan ibu dengan mola hidatidosa.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Mola Hidatidosa
2.1.1 Pengertian
Molahidatidosa adalah kehamilan abnormal dimana hampir seluruh vili korialisnya
mengalami perubahan hidrofik. Uterus dan berkembang lebih cepat dari usia gestasi
yang normal, tidak dijumpai adanya janin, kavum uteri hanya terisi oleh jaringan
seperti rangkaian buah anggur (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I,
2000)
Molahidatidosa merupakan kehamilan yang secara genetik tidak normal yang
muncul dalam bentuk kelainan perkembangan plasenta. Molahidatidosa adalah
penyakit yang berasal dari kelainan pertumbuhan trofoblas plasenta atau calon
placenta dan disertai dengan degenerasi kistik vili dan perubahan hidropik. Hamil
anggur atau molahidatidosa adalah kehamilan abnormal berupa tumor jinak yang
terjadi sebagai akibat kegagalan pembentukan bakal janin sehingga terbentuk
jaringan permukaan membran (vili-vili) mirip gerombolan buah anggur.
2.1.2 Etiologi
Belum diketahui pasti ada yang menyatakan akibat infeksi, defisiensi makanan dan
genetik. Faktor risiko terdapat pada golongan sosio ekonomi rendah, usia di bawah
20 tahun dan paritas tinggi (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000).
Penyebab molahidatidosa belum diketahui secara pasti, namun ada faktor-faktor
penyebabnya adalah :
1.
Faktor ovum
Pembuahan sel telur dimana intinya telah hilang atau tidak aktif lagi oleh sebuah
sel sperma.
2.
3.
Usia
Faktor usia yang dibawah 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat terjadi kehamilan mola.
Prekuensi molahidatidosa pada kehamilan yang terjadi pada awal atau akhir usia subur
relatif tinggi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pada usia berapa pun dalam usia
subur dapat terjadi kehamilan mola.
4.
5.
Paritas tinggi
Pada ibu yang berparitas tinggi, cenderung beresiko terjadi kehamilan molahidatidosa
karena trauma kelahiran atau penyimpangan transmisi secara genetik yang dapat
diidentifikasikan
dengan
penggunaan
stimulandrulasi
seperti
klomifen
atau
menotropiris (pergonal). Namun juga tidak dapat dipungkiri pada primipara pun dapat
terjadi kehamilan molahidatidosa.
6.
Defisiensi protein
Protein adalah zat untuk membangun jaringan-jaringan bagian tubuh sehubungan
dengan pertumbuhan janin, pertumbuhan rahim dan buah dada ibu, keperluan akan zat
protein pada waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam
makanan mengakibatkan pertumbuhan pada janin tidak sempurna.
7.
8.
2.
3.
4.
Foto rontgen abdomen tidak terlihat tulang-tulang janin ( pada kehamilan 3-4
bulan ). Pemeriksana T3 dan T4 bila ada gejala hiotoksikosis (Arif Mansjoer,
Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000)
2.1.8 Penatalaksanaan
Tindakan yang lebih diutamakan adalah menegakkan diagnosis mola hidatidosa
sebelum gelembung mola ( hamil anggur ) dikeluarkan, sehingga perdarahan yang
timbul pada waktu mengeluarkan mola dapat dikendalikan. Pada kasus dengan
gelembung mola keluar spontan, sebagian wanita dating dalam keadaan syok dan
anemis sehingga memerlukan perbaikan keadaan umum dengan pemberian
transfuse darah yang cukup banyak.
Langkah pengobatan mola hidatidosa terdiri dari 4 tahap sebagai berikut :
1.
a)
Terdapat gejala hamil muda yang kadang lebih nyata dari kehamilan
abnormalitas
pada
kehamilan
berikutnya
sehingga
ada
6.
yang berbeda bisa disimpulkan bahwa mungkin terdapat masalah oosit primer
Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Adanya riwayat keluarga yang mengalami mola sebelumya. Perkembangan
molahidatidosa diperkirakan disebabkan oleh kesalahan respon imun ibu terhadap
7.
invasi oleh trofoblas dan hal ini bisa kemungkinan diturunkan secara genetik.
Pola Fungsional Kesehatan
Pola nutrisi
Secara epidemiologi, mola komplit dapat meningkat bila wanita kekurangan
karoten dan defisiensi vitamin A. Kekurangan protein juga merupakan faktor
yang menyebabkan terjadinya mola. Selain itu keperluan akan zat protein pada
waktu hamil sangat meningkat apabila kekurangan protein dalam makanan
8.
Langkah ini diambil berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada
pasien.
2.2.2.1 Diagnosa Aktual: G..P..A.. UK.. dengan mola hidatidosa
Diagnosa diperoleh keterangan dan keluhan ibu langsung dan hasil
pemeriksaan secara keseluruhan yang mengarah ke diagnosa.
2.2.2.2 Masalah (yang mungkin terjadi)
1. Gangguan psikologi
Ibu merasa sedih karena kehamilan yang diharapkan
2. Anemia.
Disebabkan perdarahan yang berulang-ulang dan kurangnya asupan gizi
pada mual dan muntah.
3. Keterbatasan beraktifitas
Karena nyeri yang diderita ibu menyebabkan ibu membatasi aktifitasnya
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Langkah ini diambil berdasarkan diagnosa atau masalah yang telah ditemukan
berdasarkan data yang ada kemungkinan menimbulkan keadaan yang gawat.
1.
Perdarahan hebat
2.
Anemia
3.
Infeksi
4.
Syok
5.
Perforasi uterus
6.
Keganasan 18 20 % kasus
2.2.6 Implementasi
a.
b.
c.
d.
e.
Menjelaskan ada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
Memperbaiki KU Ibu.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Memberikan ibu terapi untuk meredakan rasa mualnya.
Menganjurkan untuk melakukan rujukan serta kuretase di dokter spesialis
kandungan
f. Menjelaskan pada ibu bahwa kehamilan ibu ini adalah kehamilan mola
g. Melakukan pendokumentasian.
2.2.7 Evaluasi
a. Ibu dan keluarga mengerti tentang kondisi ibu saat ini.
b. KU Ibu sudah diperbaiki.
c. Ibu bersedia untuk banyak istirahat dan mengurangi aktifitas/pekerjaan berat.
d. Ibu bersedia meminum B6
e. Ibu bersedia untuk melakukan rujukan dan kuretase isap.
f. Ibu mengerti mengenai kehamilan mola yang dialaminya.
g. Pendokumentasian sudah dilakukan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 18 September 2013
3.1 PENGKAJIAN
DATA SUBYEKTIF
1.
BIODATA/IDENTITAS
Nama Ibu
: Ny. SM
Umur
: 40 tahun
Pendidikan : SMU
Pekerjaan
2.
: Pedagang.
Keluhan Utama:
Ibu mengatakan keluar darah tadi pagi jam 06.00 WIB serta ibu merasa mual dan
pusing yang berlebihan
3.
4.
Riwayat Menstruasi:
Siklus
: 30 hari
HPHT
: 15 Mei 2013
Riwayat Obstetri
Ini merupakan kehamilan yang ke-5. Ibu mengalami mual muntah berlebihan
5.
6.
hidatidosa.
Riwayat Kesehatan dan Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dari ibu yang pernah mengalami kehamilan mola
7.
8.
hidatidosa.
Pola Fungsional Kesehatan
Pola nutrisi
Setiap hari ibu makan dengan nasi, lauk dan sayur.
Pola kebiasaan
Ibu tidak pernah merokok sebelum dan selama hamil.
Data Objektif
Keadaan Umum : lemah
Tanda-tanda vital
TD : 90/60
: 88x/menit
RR
:20x/menit
: 36,7C
Pemeriksaan fisik
a.
Wajah
Muka terlihat pucat kekuningan dengan konjungtiva pucat.
b.
Abdomen/uterus
TFU pertengahan symphisis-pusat, teraba lebek, tidak teraba bagian-bagian janin dan
ballotement serta gerakan janin. Tidak terdengar detak jantung janin..
Genetalia
Keluar darah bergumpal seperti gelembung.
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam rahim terasa lembek, tidak teraba bagian-bagian janin,
terdapat perdarahan dan jaringan dalam canalis cervikalis dan vagina.
Pemeriksaan Laboratorium
Darah : Hb : 8gr%
Urin : Didapatkan kadar HCG mencapai 4.500.000 IU/L.
Pemeriksaan penunjang lain
USG
Pada pemeriksaan USG terlihat gambaran berongga seperti anggur.
3.3 Interpretasi Data
Diagnosa
: G5P4004 UK 16 minggu 3 hari dengan mola hidatidosa.
Masalah
: anemia
3.4 Identifikasi dan antisipasi diagnose potensial
Tumor ganas dari troboflast /choriocarsinoma
3.5 Tindakan segera
Kolaborasi dan rujukan
3.6 Perencanaan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
2. Perbaiki KU Ibu
3. Anjurkan ibu untuk istirahat
4. Berikan ibu terapi B6
5. Anjurkan untuk melakukan rujukan.
6. Beri tahu ibu tentang Mola Hidatidosa yang di alaminya.
7. Lakukan pendokumentasian.
3.7 Implementasi
a. Menjelaskan ada ibu dan keluarga tentang kondisi ibu saat ini.
b. Memperbaiki KU Ibu. Memberikan Ibu infus RL 20 tpm untuk menggantikan
cairan tubuh ibu yang hilang juga karena perdarahan, pemenuhan gizi yang baik
yang mengandung protein, vitamin, karbohidrat, lemak, mineral yang dapat
mencukupi kebutuhan kehamilan ibu saat ini seperti nasi, sayur, lauk misal :
tempe, tahu, ikan, hati, daging, buah dan susu.
c. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu dilarang untuk melakukan
aktifitas yang berat-berat karena dapat menyebabkan perdarahan yang lebih
parah pada ibu.
d. Memberikan ibu terapi B6 3x1sebelum makan, untuk meredakan rasa mualnya.
e. Menganjurkan untuk melakukan rujukan serta kuretase di dokter spesialis
kandungan, tujuannya agar membersihkan uterus dari sisa jaringan gelembunggelembung mola yang seperti buah anggur. Kehamilan molahidatidosa ini harus
digugurkan segera setelah diagnosa ditentukan karena dapat berlanjut menjadi
choriocarsinoma yaitu tumor ganas dari troboflast yang biasa timbul setelah
kehamilan molahidatidosa.
berat.
Ibu bersedia meminum B6
Ibu bersedia untuk melakukan rujukan dan kuretase isap.
Ibu mengerti mengenai kehamilan mola yang dialaminya.
Pendokumentasian sudah dilakukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini, penulis akan menganalisa antara asuhan kebidanan pada
ibu dengan mola hidatidosa dengan teori yang ada. Banyak hal yang ditemukan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan mulai dari pengumpulan data hingga penatalaksanaan.
A. Subyektif
Pada
pengumpulan
data
subyektif,
hasil
anamnesa,keluhan
ibu
adalah
mengeluarkan darah dan mual muntah berlebih. Hal tersebut sesuai dengan teori Arif
Mansjoer dalam Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, 2000 bahwa pada mola hidatidosa akan
muncul keluhan seperti gejala hamil bahkan berlebih karena kadar beta HCG yang
meningkat serta perdarahan yang diakibatkan oleh.
Umur ibu 40 th. Hal tersebut sesuai dengan teori Wiknjosastro dalam buku Ilmu
Kandungan edisi kedua, 2005 yang menyatakan bahwa faktor usia yang dibawah 20 tahun
dan diatas 35 tahun merupakan resiko terjadi kehamilan mola.
Selain usia, paritas juga mungkin merupakan penyebab terjadinya mola, hal tersebut juga
tampak pada kasus dimana ibu hamil anak ke-5.
B. Data Obyektif
Dalam pengumpulan data obyektif didapatkan keadaan umum ibu lemah, wajah
pucat dan konjungtiva anemis sesuai dengan teori teori Arif Mansjoer dalam Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I, 2000 dimana ibu dengan mola menjadi pucat dan anemis
karena perdarahan.
BAB V
PENUTUP
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. SM umur 40 tahun dengan mola
hidatidosa, maka dapat disimpulkan :
Pada pengkajian data, informasi diperoleh dari klien dengan melakukan anamnesa
tentang riwayat kesehatan serta keluhan yang ada hubungannya dengan mola hidatidosa.
Pada diagnosa didapatkan Ny. SM umur 40 tahun dengan mola hidatidosa, untuk itu
penulis bertujuan memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan 7 langkah varney.
Pada antisipasi masalah dan identifikasi kebutuhan segera yang ada pada kasus dilakukan
berdasarkan teori yang ada.
Semua intervensi dibuat sesuai dengan masalah yang ada pada ibu dan semua dapat
dilaksanakan dengan baik karena adanya sarana dan keterlibatan pasien sehingga pada
akhir pelaksanaan asuhan kebidanan berakhir dengan baik dan memuaskan.
Evaluasi dilaksanakan berdasarkan intervensi yang dilakukan, sehingga dapat dilihat
keberhasilan/kegagalan dari asuhan kebidanan yang sudah diberikan. Evaluasi dilakukan
setelah intervensi diberikan. Dalam melakukan asuhan kebidanan ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu :
1.
2.
Faktor penunjang
Pasien memberikan kepercayaan kepada petugas
Sarana dan prasarana yang tersedia
Faktor penghambat
Adanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan
kebidanan dan konseling pada pasien.
I.1 Saran
5.2.1 Bagi mahasiswa :
1. Diharapkan mahasiswa mampu untuk mengembangkan diri baik secara
teori maupun praktek nyata, membekali diri dengan ilmu pengetahuan dan
memperluas wawasannya tentang kehamilan dengan mola hidatidosa.
5.2.2 Bagi Klien
1. Diharapkan klien dan keluarga mengerti dan tahu mengenai kehamilan
dengan mola hidatidosa.
2. Hendaknya pasien dan keluarga memanfaatkan sarana dan pelayanan
kesehatan yang ada dalam proses pengobatan mola hidatidosa.
DAFTAR PUSTAKA
Lynda.
2001.
Buku
Saku
Diagnosa
Keperawatan.
Jakarta:
EGC
Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.
Manuaba, IBG, Chandranita Manuaba, Fajar Manuaba. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta : EGC.