Anda di halaman 1dari 3

Nama

: Yuliza Andari
Nim : P07124120034
Prodi : DIII Kebidanan (Tk 2)
Mata Kuliah : Kespro dan KB

Adaptasi Masa Premenopause

Perimenopause (premenopause) adalah sebuah masa transisi dari siklus menstruasi normal
menuju menopause. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 46-50
tahun,ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan pendarahan haid yang memanjang dan
relative banyak. Premenopause merupakan bagian dari masa klimakterium yang terjadi sebelum
premenopause (kusmiran, 2011 ).

A. Identifikasi kebutuhan perempuan pada masa premenopause

Kebutuhan dasar pada masa premenopause pada dasarnya sama dengan kebutuhan dasar
manusia. Abraham Harold Maslow (1908-1970), ahli psikologi membagi kebutuhan manusia menjadi
5 yaitu, kebutuhan fisiologis, keamanan, sosial, prestise dan aktualisasi diri.
Kebutuhan dasar manusia menurut maslow adalah sebagai berikut
1. Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan makanan, minuman, tempat tinggal, dan lain-lain.
2. Kebutuhan keamanan, yaitu kebutuhan akan perlindungan dan keselamatan terhadap
bahaya kekerasan.
3. Kebutuhan sosial timbul bila kedua kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi, yaitu kebutuhan
akan afiliasi persahabatan serta memberi dan menerima kasih sayang/dihargai oleh
masyarakat.
4. Kebutuhan prestise yaitu kebutuhan akan penghargaan diri,status, perhatian hingga
penerimaan orang lain, yang muncul bila ketiga kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi.
5. Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan terakhir apabila keempat kebutuhan lainnya telah
terpenuhi, yang dapat mendorong perilaku seseorang untuk dapat mempertinggi kemampuan
kerja.
Selain itu ada hal yang harus dilakukan wanita selama masa premenopause ini , yaitu :
1. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah dan sayur
2. Berolahraga teratur
3. Makanan yang baik dan bergizi
4. Melakukan hobi
5. Mengurangi mengkosumsi kopi, teh, meniman soda dan alcohol
6. Menghindari rokok
7. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain.
8. Berfikir bahwa menopause itu adalah sesuatu yang wajar
9. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan dan sosial.
10. Besilaturahmi dengan teman bersama untuk bertukar fikiran
11. Mengkomunikasikan masalah dengan pasangan
12. Tingkatkan ibadah (Aqila, 2010)

Sumber : Suparni, Ita Eko. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta :
Deepublish

B. Permasalahan/gangguan yang terjadi pada masa premenopause.

Sering dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses peekembangan dan pertumbuhan
manusia. Sebelum terjadi fase menopause biasanya didahului dengan fase pemenopause dimana fase
pre menopause ini terjadi peralihan dari masa subur menuju masa tidak adanya pembuahan
(anovulatoir). Sebagian wanita mengalami premenopause pada usia 40-an dan puncaknya tercapai
pada usia 50 tahun yaitu terjadi masa menopause dimana masa menopause ini wanita suda tidak bisa
mengalami haid lagi. Kebanyakan wanita akan mengalami menopause kurang dari 5 tahun. Bila
diambil rata-ratanya, umumnya seorang wanita akan mengalami menopause sekitar 45-50 tahun.
Wanita mengalami berbagai masalah yang diakibatkan oleh sindrom premenapause. Gejala
premenopause tersebut sering menimbukkan gejala yang sangat mengganggu aktifitas para wanita.
Masalah yang muncul termasuk hilangnya kesuburan dan meningkatkanresiko osteoporosis pada
kodisi menjelang menopause. Gejala dapat menjadi serius jika tidak ditangani karena dapat
mengakibatkan perubahan dan menyebabkan kecemasan pada wanita. Masalah yang muncul akibat
premenopause ini disebut dengan sindrom premenopause.
Gejala/permasalahan yang menyertai sindrom premenopause, meliputi hot flushes
(semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (berkeringat dimalam hari), penurunan daya
ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas) fatigue (mudah capek), penurunan
libido,drypareunia (rasa sakit ketika berhubungan seksual) dan incontinence urinry (beser). Akibat
perbahan dari gejala yang menyertai sindrom premenopause ini yang berupa haid menjadi tidak
teratur, otomatis terjadi pula perubahan pada organ reproduksi wanita. Munculnya gejala
premenopause menyebabkan berbagai keluhan pada wanita, dan munculnya gejala-gejala tersebut
ditanggapi dengan berbeda-beda pula.
Banyak wanita yang mengeluh bahwa dengan premenopause mereka akan menjadi cemas.
Kecemasan muncul pada wanita yang mangalami sindrom premenopause sering dihubungkan dengan
adanya kekhawatiran dalam menghadapi suatu situasi yang sebelumnya tidak pernah dikhawatirkan.
Wanita seperti ini sangat sensitif terhadap pengaruh emosional akibat fluktuasi hormon. Keadaan ini
dikhawatirkan akan mempengaruhi hubungannya dengan suami maupun lingkungan sosialnya. Selain
itu, diusia ini sering diakibatkan dengan timbulnya penyakit kanker atau penyakit lain yang muncul
pada wanita memasuki usia premenopause. Sindrom premenopause dialami oleh banyak wanita
hampir seluruh dunia, sekitar 70-80% wanita Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malaysia, 18% di China
dan 10% di jepang dan Indonesia.

Sumber : Sebtalesy, Cintika Yorinda. 2019 .Menopause Kesehatan Reproduksi Wanita Lanjut Usia.
Jawa Timur : Uwais Inspirasi Indonesia

C. Pengobatan/penanganan keluhan/gangguan pada masa premenopause

Pengobatan/penangangan keluhan/gangguan pada masa premenopause dapat dilakukan dengan
cara:
1. Terapi Sulih Hormon (THS) atau Hormone Replacement Therapy (HRT)
Terapi ini bertujuan untuk mengurangi keluhan atau sindrom premenopause, menopause hingga
pasca menopause. TSH ini mempunyai beberapa manfaat yaitu untuk mengurangi hot flushes,
mengurangi gejala pada vagina dan kandung kemih, melindungi dari osteoporosis, serta menurunkan
risiko penyakit jantung.
2. Terapi sulih hormon alami
Terapi sulih hormon alami dapat dilakukan dengan menyeimbangkan hormon dengan fitoestrogen
yang berasal dari substrat ttumbuhan yang mrmpunyai kadar yang sama dengan estrogen. Selain itu,
terapi sulih hormon alami didapatkan dari tanaman yang mengandung vitamin C, D, E, Isflavon dan
Zink. Pada wanita premenopause hingga pada pasca menopause menggunakan pengobatan alternatif
termasuk produk herbal, vit E, dan akupuntur dalam mengatasi gejala premenopause (Mounton et al,
2010)
3. Terapi Komplementer
Terapi komplomenter merupakan terapi yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan selama
menopouse dengan teknik sederhana dan pengobatan untuk gejala tertentu yang dapat dilakukan
dengan bimbingan atau mandiri. Terapi komplementer yang dijadikan untuk terapi menopause adalah
akupresur, aromaterapi, pijat refleksi dan teknik relaksasi (Rees,2009).
4. Obat pengganti hormon
Hormon estrogen tetap menjadi penanganan paling efektif untuk meredakan gejala perimenopause,
khususnya hot flashes dan berkeringat di malam hari. Hormon esterogen bisa diberikan dalam
beragam sediaan, mulai dari pil, obat tempel di kulit, hingga gel atau krim.
Untuk menurunkan risiko kanker akibat penggunaan hormon estrogen, terapi pengganti hormon
estrogen dapat dikombinasikan dengan hormon progesteron.
5. Obat estrogen vaginal
Untuk menangani vagina kering, hormon estrogen dapat langsung dimasukkan ke dalam vagina
menggunakan tablet, ring, atau krim vagina. Estrogen vaginal ini juga dapat mengurangi rasa nyeri
saat melakukan hubungan seksual serta gangguan saat buang air kecil pada masa perimenopause.
6. Gabapentin
Selain untuk menangani kejang, gabapentin ternyata dapat mengurangi hot flashes. Dokter akan
memberikan gabapentin pada wanita yang tidak bisa diberikan hormon estrogen.
7. Antidepresan
Beberapa antidepresan dapat mengurangi hot flashes akibat perimenopause. Obat ini sering
diresepkan kepada wanita yang tidak dapat menerima terapi esterogen karena alasan kesehatan.

Selain menggunakan obat yang diresepkan oleh dokter, wanita yang merasakan gejala
perimenopause dapat melakukan hal-hal berikut ini untuk meredakan gejalanya:
• Berhenti merokok dan tidak minum alkohol.
• Mengurangi konsumsi kafein.
• Rutin berolahraga, namun hindari berolahraga pada malam hari.
• Hindari tidur siang jika mengalami gejala gangguan tidur.
• Hindari makan dengan porsi besar.
• Lakukan aktivitas yang membuat tenang atau rileks, seperti yoga atau mandi dengan air hangat,
terutama menjelang waktu tidur.
• Komplikasi Perimenopause


Sumber : Nurlina. 2021. Kualitas Hidup Wanita Menopause. Bandung : Media Sains Indonesia

Anda mungkin juga menyukai