Anda di halaman 1dari 16

HANDOUT

Kelompok 2 Asuhan Kebidanan Neonatus

Anggota kelompok : Helna Fadilah,Fathurrahmi,Magfirah Zaian

PERAN BIDAN PADA BAYI SEHAT

1. Pengertian
Peran adalah perilaku individu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang
dimiliki. Peran yaitu suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai dan sikap yang
diharapkan dapat menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh
individu pemegang peran tersebut dalam situasi yang umumnya terjadi (Sarwono,
2010).
Peran merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat untuk mempelajari
interaksi anatara individu sebagai pelaku (actors) yang menjalankan berbagai macam
peranan di dalam hidupnya, seperti dokter, perawat bidan dan petugas kesehatan
lainnya yang mempunyai kewajiban untuk menjalankan tugas atau kegiatan yang
sesuai dengan peranannya masing-masing (Muzaham, 2007).
Bidan adalah seorang yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang
telah berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek
(Sari dan Rury, 2012).
Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan
baik bagi wanita sebagai pusat keluarga maupun masyarakat umumnya, tugas ini
meliputi antenatal, intranatal,postnatal, asuhan bayi baru lahir, persiapan menjadi
orang tua, gangguan kehamilan dan reproduksi serta keluarga berencana. Bidan juga
dapat melakukan praktek kebidanan pada Puskesmas, Rumah sakit, klinik bersalin
dan unit-unit kesehatan lainnya di masyarakat (Nazriah, 2009)

2. Pengertian Bayi Sehat


Memang tidak ada yang secara jelas mengatakan pengertian dari bayi sehat, namun lebih
ditekankan lagi bahwa masa pada bayi merupakan masa dimana kontak erat antara ibu
dan anak terjalin sehingga dalam masa ini, pengaruh ibu dalam mendidik anak sangat
besar. Bayi pada masanya akan di bilang sehat apabila, bayi tersebut oleh bidan atau
petugas kesehatan lainnya memantau pertumbuhan yang sangat pesat pada periodenya.
Tidak terlepas dari orang tuanya, karena seorang bayi sangat bergantung pada orang tua
dan keluarga sebagai unit pertama yang dikenalnya, setelah itu baru petugas kesehatan
yaitu bidan. Bayi dalam hal ini membutuhkan pemeliharaannya dalam keberlangsungan
hidupnya yaitu; mendapat ASI Ekslusif 6 bulan penuh, diperkenalkan kepada makanan
pendamping ASI sesuai umurnya, diberikan imunisasi sesuai jadwal, mendapat pola asuh
yang sesuai. Maka dari itu bayi dikatakan sehat apabila dalam proses pemeliharaannya
berjalan sesuai dengan pertumbuhannya (sarwono,2012)

3. Peran Bidan Terhadap Bayi Sehat


Bulan pertama kehidupan bayi merupakan masa transisi dengan penyesuaian baik untuk
orang tua maupun bayi. Oleh karena itu bidan harus memfasilitasi prose tersebut. Peran
bidan pada kehidupan Bayi Baru Lahir satu bulan pertama dimulai sejak bayi
meninggalkan ruang bersalin. Dalam prakteknya, asuhan dilakukan secara
multidispliner, yakni perawatan anak, perawat keluarga, dan dokter spesialis anak. Bidan
bertugas melanjutkan perawatan bagi ibu dan bayi dalam melewati enam minggu
pertama kelahiran. Pengawasan dilakukan terhadap bayi, antara lain;
Semua Bayi Baru Lahir sebaiknya mendapatkan minimal 2x pemeriksaan sebelum
meninggalkan rumah bersalin / rumah sakit / sebelum bidan pulang ( jika lahir di rumah
).Pemeriksaan pertama adalah pemeriksaan skrining berhubungan dengan kelahiran.
Pemeriksaan kedua lebih komprehensif, termasuk usia dan riwayat kelahiran.
Jika Bayi Baru Lahir pulang dalam waktu 6-12 jam, bidan harus menganjurkan ibu untuk
melakukan kunjungan ulang dalam 3-5 hari sesudah lahir.
Jika Bayi Baru Lahir tinggal dirumah sampai 48 jam, kunjungan ulang dapat di tunda
sampai usia bayi 10 – 14 hari (yona septina 2021).

4. Tujuan Bidan Terhadap Pemberian Asuhan Terhadap Bayi


 Mengidentifikasi gejala penyakit.
 Menawarkan tindakan skrining metabolic.
 Memberikan KIE kepada orang tua.
 Hendaknya di poliklinik anak disediakan ruang tunggu khusus, agar bayi
terlindung dari anak – anak yang sakit.
 Institusi pelayanan kesehatan harus mengusahakan orang tua bisa ikut ke ruangan
periksa pada saat anak menjalani pemeriksaan.
 Jika orang tua setuju, maka perlu dilakukan skrining metabolic. Apabila
sebelumnya, belum dilakukan untuk mengetahui adanya Hipotiroid Kongenital
dan kadar penilketonuria serta penyakit metabolic.
 Bidan harus bisa menyiapkan specimen darah yang dibutuhkan, biasanya diambil
dari daerah tumit bayi. Pemeriksaan ini akan akurat jika dilakukan minimal 24
jam setelah bayi mendapatkan nutrisi.
 Bidan harus mempunyai perencanaan untuk melakukan kunjungan Bayi Baru
Lahir meliputi mengkaji ulang riwayat ibu, riwayat persalinan dan tindakan
segera pada bayi.
 Bidan harus mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi,
perhatian, usaha menangis, BAB, BAK dll.
 Pada saat melakukan kunjungan ulang, harus melakukan pemriksaan fisik,
memberikan penyuluhan dan anticipatory guidance pada orang tua.
 Bidan harus membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-
up serta harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi
emergency yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak
(trisimulyawati 2021).

5. Manfaat Bagi Orang Tua dan Bayi Tersebut Dengan Adanya Peran Bidan
Bayi yang dirawat sebaik mungkin secara dini oleh petugas kesehatan maupun tidak
terlepas dari orang tuanya, akan berbeda dengan bayi yang dirawat begitu saja tanpa
mlihat baik atau buruknya perawatan tersebut. Orang tua akan senatiasa meluangkan
waktunya untuk merawat bayinya. Orang tua menginginkan bayinya sehat, tidak
mengalami sakit atau kelainan lainnya, orang tua berusah agar hal tersebut tidak terjadi
pada anaknya. Maka dari itu keluarga berkolaborasi dengan bidan atau petugas lainnya
untuk merawat bayinya dengan benar. Perawatan secara benar yang dilakukan oleh bidan
akan memberikan efek yang baik juga terhadap bayi, diantaranya; bidan melakukan
stimulasi tumbuh kembang bayi dan balita sebagai contoh pada umur 0-3bulan.
berupa:
 Kemampuan gerak dasar
 Mengangkat kepala
 Berguling – guling
 Kemampuan gerak halus
 Melihat, meraih dan menedang mainan gantung.
 Memperhatikan benda bergerak
 Meliahat benda – benda kecil
 Memegang benda
 Meraba dan merasakan bentuk permukaan
 Kemampuan bicara dan bahasa
 Berbicara
 Meniru suara – suara
 Mengenali berbagai suara
 Kemapuan sosialisasi dan kemandirian
 Member rasa aman dan aksih sayang
 Mengajak bayi tersenyum
 Menagajak bayi mengamati benda – benda dan keadaan sekitarnya.
 Meniru ocehan dan mimic muka bayi
 Mengayun bayi
 Menina – bobokan
BOUNDING ATTACHMENT

• Pengertian Bounding Attachment

1. Klause dan Kennel ( 1993 ), interaksi orang tua dan bayi secara nyata, baik fisik,
emosi, maupun sensori pada beberapa menit dan jam pertama segera bayi setelah
lahir.
2. Nelson ( 1986 ), bounding : dimulainya interaksi emosi sensorik fisik antara orang
tua dan bayi segera setelah lahir, attachment : ikatan yang terjalin antara individu
yang meliputi pencurahan perhatian, yaitu hubungan emosi dan fisik yang akrab.
3. Saxton dan Pelikan ( 1996 ), bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan
perasaan afeksi ( kasih saying ) oleh ibu kepada bayinya segera setelah lahir.
attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.
4. Bennet dan Brown ( 1999 ), bounding : terjadinya hubungan antara orang tua dan
bayi sejak awal kehidupan, attachment : pencurahan kasih sayang di antara individu.
5. Brozeton ( dalam Bobak, 1995 ), permulaan saling mengikat antara orang-orang
seperti antara orang tua dan anak pada pertemuan pertama.
6. Parmi ( 2000 ), suatu usaha untuk memberikan kasih sayang dan suatu proses yang
saling merespon antara orang tua dan bayi lahir.
7. Perry ( 2002 ), bounding : proses pembentukan. Attachment atau membangun ikatan,
attachment : suatu ikatan khusus yang dikarakteristikkan dengan kualitas-kualitas
yang terbentuk dalam hubungan orang tua dan bayi.
8. Subroto ( cit Lestari, 2002 ), sebuah peningkatan hubungan kasih saying dengan
keterikatan batin antara orang tua dan bayi.
9. Maternal dan Neonatal Health adalah kontak dini secara langsung antara ibu dan bayi
setelah proses persalinan, dimulai pada kala III sampai dengan post partum.
10. Harfiah, bounding : ikatan, attachment : sentuhan.

• Manfaat Bounding Attachment Menurut ( Elisabeth, Endang 2015 ) :


1. Bayi merasa di cintai, di perhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
2. Bayi merasa aman, berani mengdakan eksplorasi.

• Waktu Bounding Attachment Menurut ( Ambarwati, 2008 ) :

1. Dilakuakan segera ( menit pertama jam pertama ).


2. Sentuhan orang tua pertama kali.
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis berupa kedekatan orang tua ke anak.
4. Kesehatan emosional orang tua.
5. Terlibatnya pemberian dukungan dalam proses persalinan.
6. Persiapan Post Natal Care sebelumnya.
7. Adaptasi.
8. Tingakat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak.
9. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada
bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta memberikan rasa nyaman.
10. Fasilitas untuk kontak lebih lama.
11. Penekanan pada hal-hal positif.
12. Perawatan matemitas khusus ( bidan )
13. Libatkan anggota keluarga lainnya/dukungan social dari keluarga, teman dan
pasangan.
14. Informasi bertahap mengenai bounding attachment.

• Cara Melakukan Bounding Attachement Menurut ( Klaus, Kenell 1982 ), (

Porten, Cernoch, Perry, 1983 ), ( Stainto, 1985 ) :


1. Sentuhan – sentuhan, atau indra peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan
pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya.
2. Kontak mata, ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan
kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Beberapa ibu mengatakan, dengan melakuakan kontak mata mereka
merasa lebih dekat dengan bayinya.
3. Suara, saling mendengarkan dan merespon suara antara orang tua dan bayinya juga
penting.Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4. Aroma, ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik. Sedangkan
bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya.
5. Entrainment, bayi baru lahir bergerak – gerak sesuai dengan struktur pembicaraan
orang dewasa. Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang –
nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tuanya.
Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berfungsi memberi umpan
balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang
positif.
6. Bioritme, anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme
alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme
personal ( bioritme ). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih
sayang yang konsisten dan dengan memanfatkan waktu saat bayi mengembangkan
perilku yang responsive. Hal ini dapat meningkatkn interaksi sosial dan kesempatan
bayi untuk belajar.
7. Kontak dini, saat ini tidak ada bukti – bukti alamiah yang menunjukkan bahwa
kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orng tua –
anak.
RENCANA ASUHAN

Contoh rencana asuhan pada bayi berumur 6 minggu (kasus fiktif) :

PENGKAJIAN
DATA

Data subjektif yang didapatkan hasil wawancara dengan orang tua: Bayi Ny. D dan
Tn. H berumur 6 minggu lahir tanggal 1 September 2021 pukul 03.50 WIB lahir secara
spontan dengan jenis kelamin laki-laki. Dengan orang tua Ny. D berusia 30 tahun beragama
islam dengan latar belakang pendidikan terakhir SMA (tamat), yang bersuku bangsa sunda,
pekerjaan sebagai ibu rumah tangga, bersuami kan Tn. H berusia 35 tahun, beragama islam,
dengan latar belakang pendidikan STM (tamat), bersuku bangsa sunda dan pekerjaan sebagai
wiraswasta dengan besar penghasilan Rp. 1.000.000/bulan, dan bertempat tinggal di desa
tertinggal.

DATA OBYEKTIF

Data obyektif didapatkan dengan hasil pemeriksaan fisik : keadaan umum bayi baik,
menangis kuat, pergerakan aktif, kesadaran compos mentis, denyut nadi 130x/menit
pernafasan 40x/menit, reflek menghisap dan menelan bayi baik dan kuat. Pada bagian kepala
ubun-ubun besar dan kecil tidak ada kelainan, subtura normal, tidak ada caput suksedaneum,
dan tidak ada cephal hematoma. Mata simetris, lubang hidung ada, tidak ada pengeluaran
cairan dari lubang hidung, tidak ada pernafasan cuping hidung. Telinga simetris, hubungan
letak dengan mata sedikit lebih atas dari tulang rawan lentur. Mulut simetris, bibir lembab
warna merah muda, tidak sumbing, palatum keras, reflek putting susu ada, reflek sucking
ada, reflek menelan ada. Leher tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, pergerakan tidak
kaku. Dada simetris, pernafasan normal, bunyi jantung regular, putting susu menonjol
keluar, tidak ada bunyi nafas jantung dan paru tambahan, reflek moro ada, perut tidak
kembung, abdomen simetris, tidak ada pembesaran hepar, tidak ada penonjolan sekitar
umbilical, perut keras saat menangis. Punggung simetris, tidak ada penonjolan dan
cekungan. Ekstremitas atas dan bawah bergerak aktif. Genetalia testis sudah ada di scrotum,
ada lubang muara intra terletak pada ujung penis. Pemeriksaan antropometri BB bayi 3500
gr, PB 44 cm, Lingkar badan 43 cm, LILA 9 cm, pola eliminasi BAB normal dengan warna
kuning. Sedangkan BAK normal, berwarna kuning

ASSEMENT

Dari pengkajian data subjektif dan objektif, kemudian dilakukan analisis data, maka
didapatkan diagnosa : neonatus lanjut cukup bulan umur 6 minggu dalam keadaan normal.

Masalah : tidak ada, ketergantungan terhadap orang dewasa sehubungan belum mampu
melakukan perawatan sendiri, kebutuhan hanya perawatan dasar pada bayi umur 0-6
minggu. Tidak ada potensial masalah maupun tindakan segera yang harus dilakukan.

PLANNING

Dari hasil analisis data, maka perencanaan asuhan adalah : berikan perawatan
dasar untuk bayi berumur 0-6 minggu: tentang pemberian ASI eksklusif dan cara menyusui
yang baik, pemberian imunisasi dasar wajib stimilasi cara merawat kebersihan bayi,
dokumentasi semua hasil pemeriksaan dalam bentuk SOAP.

Pelaksanaan :

 Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bayi saat ini bahwa bayinya dalam keadaan
normal dan dalam keadaan yang sehat.
 Memberitahukan ibu tentang pemberian ASI eksklusif selama minimal 6 bulan dan
cara menyusui yang benar yaitu meneteki bayi dengan payudara kanan dan kiri
secara bergantian.
 Memberitahukan ibu tentang imunisasi bayi dasar wajib untuk bayi, pada saat umur
bayi menginjak usia 8 minggu atau 2 bulan. Yaitu imunisasi hepatitis B2, DPT 1,
polio 1.
 Mengajarkan ibu tentang cara merawat kebersihan bayi. Baik dari kebersihan badan
(fisik dan kebersihan lingkungannya).
 Mendokumentasikan hasil asuhan dalam catatan SOAP.

Evaluasi : ibu mengerti tentang keadaan bayinya saat ini, ibu mengerti tentang
pemberian ASI eksklusif dan cara pemberianya, ibu mengerti akan imunisasi dan akan
melaksanakanya, ibu mengerti tentang cara merawat bayi, hasil dari pemeriksaan bayi, telah
didokumentasikan dalam bentuk SOAP.

SOAL KASUS

1. Seorang ibu hamil berusia 28 tahun dengan usia kehamilan 39 minggu datang bersama
suaminya ke PMB untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu mengatakan ada keluar seperti
lendir bercampur darah dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan TD 120/80 mmHg, N
84x/menit, S 36,5° C, P 20x/menit, Lila 25 cm. Setelah di periksa dalam bidan mengatakan
sudah pembukaan 6 cm. Setelah 4 jam kemudian bayi pun lahir dengan spontan. Bidan
menyarankan untuk melakukan bounding attachment.

Kapan waktu yang paling tepat untuk melakukan bounding attachment tersebut?

A. 1 jam setelah melahirkan

B. Seminggu setelah melahirkan

C. Dilakukan segera mungkin

D. Menunggu kapan ibu bersedia

E. Menunggu setelah pulang dari PMB

Jawabannya : C. Dilakukan segera mungkin


Kata kuncinya : Waktu yang tepat untuk melakukan bounding attachment

Penjelasannya : Bounding attachment dilakukan segera mungkin atau menit pertama di jam
pertama setelah kelahiran ( Ambarwati, 2008 )

2. Seorang ibu berusia 25 tahun baru saja melahirkan di PMB Cut Intan. Bayi lahir secara
spontan dengan jenis kelamin perempuan. Hasil pemeriksaan BB 2600 gr, panjang badan
45 cm. Kemudian bidan menganjurkan ibu untuk melakukan bounding attachment.

Apakah manfaat bounding attachment tersebut ?

A. Agar bayi merasa terlindungi

B. Bayi merasa di cintai

C. Agar bayi mendapatkan suplai ASI yang baik

D. Agar ibu merasa senang

E. Agar ibu merasa nyaman

Jawabannya : B. Bayi merasa di cintai

Kata kuncinya : Manfaat bounding attachment

Penjelasannya : Adapun manfaat bounding attachment yaitu bayi merasa di cintai, di


perhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial, bayi merasa aman, dan berani
mengadakan eksplorasi. ( Elisabeth, Endang, 2015 )
3. Bidan praktik mandiri memberikan konseling kepada seorang ibu hamil,mengeluh
nyeri punggung,hasil pemeriksaan tfu 3 jari diatas pusat,TD 120/70
MmHg.termasuk apakah peran dan tanggung jawab bidan tersebut?
A. Sebagai Peneliti
B. Sebagai profider
C. Sebagai pendidik
D. Sebagai pelaksana
E. Sebagai pengelola

Kata kunci : peran bidan Sebagai Pendidik

Pembahasannya: perannya sebagai pendidik dijabarkan secara rinci, mulai dari tahapan
mengkaji kebutuhan pendidikan/ penyuluhan, menyusun rencana, melaksanakan, sampai
pada proses evaluasi dan tahap domentasi hasil pendidikan/ penyuluhan
kesehatan.(Kepmenkes no 938/MemKes/SK/VIII/2007).

4. Seorang bidan baru pertama kali bertugas didesa terpencil. Berdasarkan informasi
didesa kematian bayi dan ibu cukup tinggi karena masih banyak pertolongan
persalinan yang ditolong dukun. Bidan bersama pemuka masyarakat mengkaji
kebutuhan untuk melaksanakan program yang berhubungan dengan kesehtan ibu
dan anak yang ada didesa. Apakah peran bidan dalam melaksakan tugasnya?

A.peneliti
B.pendidik
C. pengelola
D.pelaksana

Kata kunci : peran bidan Sebagai pengelola

Pembahasannya: Peran Bidan adalah sebagai pengelola kegiatan kebidanan di unit KIA,
puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Dasar-dasar penelitian perlu diketahui
oleh Bidan seperti pencatatan, pengolahan dan analisa data
BUKU :

Anda mungkin juga menyukai