Anda di halaman 1dari 10

Perubahan Fisiologis Kala III

Nama kelompok :
1. Siti Rahmah
2. Tirza Indriyani Sitorus
3. Aisyah
4. Enggar Khusnul Chotimah
5. Sri Dewi Nurkhotimah
Perubahan Fisiologis Kala III

Persalinan kala III di mulai


setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban.
1. Mekanisme pelepasan plasenta

Penyebab terpisah nya plasenta dari dinding uterus karena


kontraksi uterus (spontan atau dengan stimulus).
Pada kala III , otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga uterus setelah lahir
nya bayi. Ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat
perlekatan plasenta sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah ini akan membuat plasenta terlipat dan menebal
kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina.
Setelah janin lahir, uterus berkontraksi yang mengakibatkan
penciutan kavum uteri, tempat implantasi plasenta dan
membuat plasenta terlepas.
2. Tanda – tanda terlepas nya plasenta

A. Perubahan bentuk dan tinggi fundus


Setelah uterus berkontraksi dan plasenta terdorong ke bawah,
uterus berbentuk segitiga atau seperti buah vir atau alpukat dan
fundus berada di atas pusat ( sering kali mengarah ke sisi
kanan ).
B. Tali pusat memanjang
Tali pusat terlihat menjulur ke luar dari vulva ( tanda ahfeld ).
C. Semburan darah mendadak dan singkat
Apabila kumpulan darah dalam ruang di antara dinding uterus
dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampung nya,
darah tersebut keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
3. Cara pelepasan plasenta

A. Metode Ekspulsi schultze


Pelepasan ini dapat di mulai dari tengah ( sentral ) atau dari pinggir
plasenta. Di tandai oleh makin panjang keluarnya tali pusat dari
vagina tanpa ada nya pendarahan per vaginam. Lebih besar
kemungkinan nya terjadi pada plasenta yang melekat di fundus.
B. Metode Ekspulsi matthew – duncan
Di tandai oleh adanhya pendarahan dari vagina apabila plasenta
mulai terlepas. lebih besar kemungkinan terjadi pada implantasi
lateral. Apabila plasenta lahir, umum nya otot-otot uterus segera
berkontraksi, pembuluh-pembuluh darah akan terjepit dan
pendarahan segera berhenti.
4. Prasat untuk mengetahui plasenta lepas dari tempat
implantasi nya
A. Prasat kustner
• Tali pusat di tegangkan
• Tangan di tekankan di atas simfisis, bila tali pusat masuk kembali berarti
plasenta belum lepas.
B. Prasat strassmann
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetuk
ngetuk fundus uteri.
C. Prasat manuaba
Tangan kiri memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan
kanan memegang dan mengencangkan tali pusat.
D. Prasat crede
• Empat jari – jari pada dinding rahim belakang, ibu jari di fundus depan
tengah.
• Pijat rahim dan sedikit dorong ke bawah tapi jangan terlalu kuat.
• Lakukan sewaktu his.
• Jangan tarik tali pusat, karena bisa terjadi inversion uteri.
Pertanyaan
1. Kenapa tali pusat tidak boleh langsung ditarik
pada saat pelepasan plasenta
2. Bagaimana tanda-tanda pelepasan plasenta?
3. Apasaja akibat dari kontraksi uterus
Jawaban
1. Karena bisa terjadi Inversio Uteri -> merupakan keadaan dimana fundus
uteri masuk ke dalam kavum uteri. (Yuliana Dewi)
2. Tanda-tandanya berupa perubahan bentuk dan tinggi fundus, tali pusat
memanjang, semburan darah mendadak dan singkat.(Jubaedah)
3. Mengakibatkan penciutan permukaan kavum uteri & pelepasan plasenta
dari tempat implantasinya. Ini terjadi karena adanya kontraksi. Dan karena
adanya kontraksi menjadi plasenta lepas ini terjadi karena otot uterus
(miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi
semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, plasenta akan
terlipat, menebal, kemudian lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plesenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam vagina. (Fitri
Aini S)

Anda mungkin juga menyukai