Disusun Oeh:
Kelompok 2 :
OMA
ANA
RO G
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “LAPORAN
KASUS TENTANG CARA PENDOKUMENTASIAN MENURUT HELEN
VARNEY (1997)”.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.
Matangglumpangdua, 2022
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................2
A. Konsep Dasar Manajemen................................................................2
B. Manajemen Kebidanan.....................................................................2
C. Manajemen Kebidanan 7 Langkah varney.......................................4
D. Contoh Laporan Kasus Varney.........................................................7
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus
dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau
memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di
harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan
bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen
kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat
menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan
sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam
suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager
yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita
perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara
umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan
manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya.
B. Tujuan
Pada makalah ini kita akan membahas tentang Laporan Kasus dalam
langkah-langkah Varney ?
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
Berdasarkan uraian di atas mengenai konsep manajemen secara umum
kami akan membahas bagaimana manajemen kebidanan manajemen kebidanan
kaitannya dengan peran dan fungsi seorang bidan di dalam prakteknya secara
professional, dituntut tanggungjawab manajerial yang bermutu. Untuk itu metode
ilmiah akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik – teknik
manajemen yang adekuat. Artinya di dalam prakteknya yang penuh
tanggungjawab itu dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen ,
yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Dengan perkataan lain,
bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan yang adekuat dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis dalam member asuhan kebidanan, agar menguntungkan
kedua belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu,
manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi seorang bidan dalam
2
memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang menjadi
tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu
keputusan yang berfokus pada klien.
2. Prinsip Managemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan sebenarnya sudah dilakukan sejak orang
mulai menolong kelahiran bayi. Pada zaman dahulu kala perempuan-
perempuan yang sudah berpengalaman melahirkan dipercaya untuk
memberikan pelayanan kepada ibu-ibu hamil dan melahirkan. Mereka
diharapkan mampu memberikan pertolongan kepada ibuyang hamil dan
melahirkan. Tentu pertolongan yang diberikan pada masa tersebut
hanya berdasarkan pengalaman mereka sendiri, namun walau tanpa
referensi mereka mampu juga memberikan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.
Pada era millennium yang terus menghadapkan kita pada situasi yang
mangandalkan ilmu pengetahuan membuat kita, bidan maupun
penerima jasa pelayanan bidan semakin kritis terhadap mutu pelayanan
kebidanan. Dengan demikian pelayanan yang diberikan sudah
selayaknya berdasarkan teori yang dapat dipertanggungjawabkan dan
praktik yang dilakukan berdasarkan Evidence Based Medicine ( Bukti
Ilmiah yang Rasional ).
Varney (1997) menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah
pemecahan masalah. Dalam text book masalah kebidanan yang
ditulisnya pada tahun 1981 proses manajemen kebidanan diselesaikan
melalui 5 langkah.
Setelah menggunakannya, Varney (1997) melihat ada beberapa hal yang
penting disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen
yang dilakukannya perlu lebih kritis untuk mengantisipasi masalah atau
diaognosa potensial. Dengan kemampuan yang lebih dalam melakukan
3
analisa kebidanan akan menemukan diagnose atau masalah potensial
ini. Kadangkala bidan juga harus segera bertindak untuk menyelesaikan
maslah tertentu dan mungkin juga harus melakukan kolaborasi,
konsultasi bahkan mungkinjuga harus merujuk kliennya. Varney
kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan menjadi 7
langkah. Ia menambahkan langkah ke III agar bidan lebih kritikal
mengantisipasi masalah yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya.
4
peningkatan molase uterus dan dinding abdomen di sekeliling janin
dan penurunan ballottement (Varney, 2010:399)
Pemeriksaan anogenital dengan speculum steril
a) Inspeksi genetalia eksterna untuk melihat adanya cairan.
b) Lihat adanya cairan yang mengalir dari ostium serviks.
c) Lihat genangan cairan amnion, memiliki bau apek yang khas, yang
membedakan dari bau urine.
d) Observasi cairan yang keluar untuk melihat adanya lanugo atau verniks
kaseosa.
e) Lihat serviks untuk memperkirakan pembukaan jika pemeriksaan
dalam tidak dilakukan.
f) Lihat serviks untuk mengetahui adanya prolaps tali pusat atau
ekstremitas janin
- Periksa dalam (Vagina toucher) meliputi:
a) Pembukaan: pada primipara kurang dari 3 cm dan pada
multipara kurang dari 5 cm (dr. indogamers, 2006)
b) Ketuban sudah pecah (ketuban negatif)
b. Pemeriksaan laboratorium
1) Uji pakis positif: dengan meneteskan air ketuban pada objek
glass dan biarkan kering, pemeriksaan mikroskopis
menunjukkan Kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis
(Nurhayati, 2010)
2) Uji kertas nitrazin positif: jika kertas nitrazin merah berubah
menjadi biru, menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis)
3) Ultrasonografi: untuk pemeriksaan oligohidramnion jika
pemeriksaan sebelumnya tidak memberikan gambaran yang jelas
pecah ketuban (Varney, 2010)
2. Langkah II (Interpretasi data)
Adalah interpretasi data untuk spesifikasi masalah atau diagnosa. Data
yang tersedia di interpretasikan sehingga diketahui diagnosa dan masalah
spesifik.
5
Pada ibu dengan ketuban pecah dini interpretasi datanya biasanya: Ny. M
umur 19 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, inpartu kala I fase aktif dengan
Ketuban Pecah Dini Janin tunggal hidup intrauterin presentasi kepala.
6
6. Langkah VI (Pelaksanaan)
Adalah implementasi dari rencana asuhan yang komprehensif, ini mungkin
seluruhnya diselesaikan oleh bidan atau sebagian oleh wanita atau anggota
team kesehatan lainnya.
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus KPD disesuaikan dengan
perencanaan yang disusun yaitu Melakukan penilaian kemajuan persalinan
setiap 4 jam, kondisi ibu dan janinnya (HIS dan DJJ) setiap 30 menit,
pengeluaran per-vaginam setiap 2 jam dan mencatatnya di lembar
observasi, serta memerikan therapy sesuai program pengobatan dari
dokter. (Ai Yeyeh, 2010)
7. Langkah VII (Evaluasi)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan,
meliputi apakan pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis
dan masalah. Rencana dianggap efektif jika pelaksanaannya memang
efektif
1. Identitas klien
7
B. LANGKAH II. Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual
Diagnose: GIIIPIAI, Gestasi 30-32 minggu, situs memanjang, intrauterine,
tunggal, janin hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu dengan preeklampsia
ringan.
8
bebas berbahaya dan obat fenorbalbital 30 mg dengan dosis 3 x 1 sebagai anti
konvulsan yang berfungsj untuk mengobati kejang eklampttik (dibandingkan
dengan diazepam dan fenitoin). Merupakan entikonvulsan yang efektif dan
membantu mencegah kejang kambuh dan mempertahankan aliran darah ke ulterus
dan aliran darah ke fetus. Magnesium sulfat berhasil mengontrol kejang eklamptik
pada >95% kasus. Selain itu zat ini memberikan keuntungan fisiologis untuk fetus
dengan meningkatkan aliran darah ke uterus.
9
pertolongan bila mengalami salah satu dari tanda bahaya kehamilan
tersebut.
6. Menjelaskan tanda” persalinan yaitu dorongan untuk menerang,
tekanan pada anus, perenium menonjol, vulva dan anus membuka.
7. Mendiskusikan tentang persiapan persalinan mengenai pemilihan
tempat persalinan, Penentuan penolongan persalinan, biaya persalinan
dengan mengingat SURGAKU (Serahkan urusan rumah tangga pada
keluarga) dan BERDOA (bersama, donor, ongkos Angkutan)
8. Menganjurkan ibu kembali memeriksakan kehamilannya pada tanggal
14 juni 2020 untuk kontrol tekanan darah, albumin, berat badan, odema,
pementauan kesejahteraan janin dan Jika ad tanda” kehamilan segera
periksa kan petugas kesahatan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan proses manajemen asuhan kebidanan antenatal patologi
preeclampsia ringan di puskesmas kassi-kassi makassar maka dalam bab kita bisa
menarik kesimpulan dan saran yang membangun sebagai berikut:
1. Pada Langkah l didapatkan data dasar dengan tekanan darah 150/90
mmHg dan urine: Albumin (+1), reduksi (-) negative dengan gestasi 30-32
minggu sehingga pada Ny “R” dengan preeclampsia ringan
2. Pada Langkah ll diagnose/ masalah actual yaitu GlllPlAl gestasi 30-32
minggu, situs memanjang intra uterin,tunggal,janin hidup, keadaan ibu
dengan preelampsia ringan
3. Pada Langkah lll diagnose/masalah potensial yang ditegakkan pada kasus
Ny “R” adalah antisipasi terjadinya preeclampsia berat
4. Pada Langkah IV kasus Ny “R” dilakukan kolaborasi dengan dokter
pemberian obat vitamin C untuk meningkatkan kondisi tubuh 1x500 mg
dan obat anti kejang (phenobarbital 30 mg) dengan dosis 3x1 sehari
5. Pada Langkah V rencana tindakann asuhan kebidanan yang
diberikan adalah memberikan penjelasann tentang makanan yang bergizi,
personal hygiene, istirahat dan kunjungan antenatal,jelaskan tanda-tanda
bahya kehamilan, tanda-tanda persalinan dan jelaskan tentang persiapan
persalinan
6. Pada langkah VI Tindakan asuhan kebidanan yang diberikan adalah
memberikan penjelasan tentang makanan yang bergizi, personal hygiene,
istirahat dan kunjungan antenatal, jelaskan tanda-tanda bahaya
kehamilan dan tanda-tanda persalinan dan jelaskan tentang persiapan
persalinan
7. Pada Langkah VII evaluasi Tindakan asuhan kebidanan pada Ny “R”
adalah kehamilan belajar normal, preeklampsia ringan teratasi
8. Pendokumentasian asuhan kebidanan yang telah dilakukan dengan
menggunakan SOAP.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, dkk. et al. (2010). Asuhan Kebidanan 1. Jakarta: CV. Trans
Info Media
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC.
Varney, Helen. 1997. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta. EGC
12