Anda di halaman 1dari 74

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bidan sebagai seorang pemberi layanan kesehatan (health provider) harus
dapat melaksanakan pelayanan kebidanan dengan melaksanakan manajemen yang
baik. Dalam hal ini bidan berperan sebagai seorang manajer, yaitu mengelola atau
memanage segala sesuatu tentang kliennya sehingga tercapai tujuan yang di
harapkan. Dalam mempelajari manajemen kebidanan di perlukan pemahaman
mengenai dasar – dasar manajemen sehingga konsep dasar manajemen merupakan
bagian penting sebelum kita mempelajari lebih lanjut tentang manajemen
kebidanan.
Akar atau dasar manajemen kebidanan, adalah ilmu manajemen secara
umum. Dengan mempelajari teori manajemen, maka diharapkan bidan dapat
menjadi manajer ketika mendapat kedudukan sebagai seorang pimpinan, dan
sebaliknya dapat melakukan pekerjaan yang baik pula ketika bawahan dalam
suatu system organisasi kebidanan. Demikian pula dalam hal memberikan
pelayanan kesehatan pada kliennya, seorang bidan haruslah menjadi manager
yang baik dalam rangka pemecahan ,masalah dari klien tersebut. Untuk itu kita
perlu mengenal terlebih dahulu pemahaman mengenai ilmu manajemen secara
umum, teori – teori manajemen, fungsi – fungsi manajemen, dan bahkan
manajemen skill.
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis
sistematis. Oleh karena itu manajemen kebidanan merupakan alur pikir bagi
seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani kasus yang
menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan mempunyai peran penting dalam menunjang kerja seorang
bidan agar bidan dapat melakukan pelayanan dengan baik kepada kliennya. Oleh
karena itu, kami menyusun makalah ini dengan judul “MANAJEMEN
KEBIDANAN “ selain sebagai tugas kelompok juga dapat dijadikan referensi
bagi pembaca.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Manegemen Varney ?
2. Bagaimana Dokumentasi Laporan Postpartum Menggunakan Menegement
Varney ?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa Itu Manegemen Varney ?
2. Mengetahui Bagaimana Dokumentasi Laporan Postpartum Menggunakan
Menegement Varney ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MANAJEMEN KEBIDANAN
Berdasarkan uraian di atas mengenai konsep manajemen secara umum
kami akan membahas bagaimana manajemen kebidanan manajemen kebidanan
kaitannya dengan peran dan fungsi seorang bidan di dalam prakteknya secara
professional, dituntut tanggungjawab manajerial yang bermutu. Untuk itu metode
ilmiah akan dapat dilakukan bila telah memahami betul teknik – teknik
manajemen yang adekuat. Artinya di dalam prakteknya yang penuh
tanggungjawab itu dilakukan menggunakan teori-teori dan prinsip manajemen ,
yang telah diakui secara nasional maupun internasional. Dengan perkataan lain,
bidan praktek telah menggunakan manajemen kebidanan yang adekuat dalam
memberikan asuhan kebidanan pada kliennya.
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis sistematis dalam
member asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua belah pihak baik klien
maupun pemberi asuhan. Oleh karena itu, manajemen kebidanan merupakan alur
fikir bagi seorang bidan dalam memberikan arah/kerangka dalam menangani
kasus yang menjadi tanggung jawabnya.
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, temuan-temuan, keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
Pengertian manajemen kebidanan menurut beberapa sumber :
1. Menurut buku 50 tahun IBI, 2007
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam
menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari
pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
2. Menurut Depkes RI, 2005
Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah ibu
dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.

3
3. Menurut Helen Varney (1997)
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan
teori ilmiah, penemuan-penemuan, keteranpilan dalam rangkaian tahapan yang
logis untuk pengambilan suatu keputusan berfokus pada klien.
Sesuai dengan perkembangan pelayanan kebidanan, maka bidan diharapkan
lebih kritis dalam melaksanakan proses manajemen kebidanan untuk mengambil
keputusan. Menurut Helen Varney, ia mengembangkan proses manajemen
kebidanan ini dari 5 langkah menjadi 7 langkah yaitu mulai dari pengumpulan
data sampai dengan evaluasi.
Bidan mempunyai fungsi yang sangat penting dalam asuhan yang mandiri,
kolaborasi, dan melakukan rujukanyang tepat. Oleh karena itu, bidan dituntut
untuk mampu mendeteksi dini tanda dan gejala komplikasi kehamilan,
memberikan pertolongan kegawatdaruratan kebidanan dan perinatal dan merujuk
kasus. Praktek kebidanan telah mengalami perluasan peran dan fungsi dari focus
terhadap ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir serta anak balita bergeser
kepada upaya mengantisipasi tuntutan kebutuhan masyarakat yang dinamis yaitu
menuju kepada pelayanan kesehatan reproduksi sejak konsepsi, persalinan,
pelayanan ginekologis, kontrasepsi, asuhan pre dan post menopause, sehingga hal
ini merupakan suatu tantangan bagi bidan.
Asuhan yang diberiakan oleh bidan harus dicatat secara benar, singkat, jelas,
logis dan sistematis sesuai dengan metode pendokumentasian. Dokumentasi
sangat penting artinya baik bagi pemberi asuhan maupun penerima pelayanan
asuhan kebidanan, dan dapat digunakan sebagai data otentik bahwa asuhan telah
dilaksanakan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan yang professional memberikan asuhan kepada
klien memiliki kewajiban memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak
dari gangguan kesehatan. Asuhan yang dimaksud adalah asuhan kebidanan.
Secara definitive, asuhan kebidanan dapat diartikan sebagai bantuan yang
diberikan oleh bidan kepada individu ibu atau anak. Asuhan kebidanan
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk mewujudakan
kesehatan kelaurga dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia sejahtera.

4
Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode dan pendekatan yang
disebut manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk
mendalami permasalahan yang dialami oleh klien, dan kemudian merumuskan
permasalahan tersebut serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya.
Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan dalam melaksanakan
asuhan dan pelayanan kebidanan.
Dalam melaksanakan tugasnya pada pelayanan kebidanan, seorang bidan
melakukan pendekatan dengan metode pemecahan masalah yang dikenal dengan
manajemen kebidanan.
Manajemen kebidanan untuk mengaplikasikan pendekatan itu, adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah yang mencakup pengumpulan data subjektif
dan objektif dan analisis dari data yang dikumpul/dicatat.
2. Perumusan (diagnosis) masalah utama, masalah yang mungkin akan timbul
(potensial) serta penentuan perlunya konsultasi, kolaborasi, dan rujuakan.
3. Penyusunan rencana tindakan berdasarkan hasil perumusan.
4. Pelaksanaan tindakan kebidanan sesuai dengan kewenangannya.
5. Evaluasi hasil tindakan. Hasil evaluasi ini digunakan untuk menentukan
tingkat keberhasilan tindakan kebidanan yang telah dilakukan dan sebagai
bahan tindak lanjut.
Semua tahapan dari manajemen kebidanan ini didokumentasi sebagai bahan
tanggung jawab dan tanggung gugat dan juga untuk keperluan lain seperti
referensi serta penelitian.
2. Prinsip Managemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan sebenarnya sudah dilakukan sejak orang
mulai menolong kelahiran bayi. Pada zaman dahulu kala perempuan-perempuan
yang sudah berpengalaman melahirkan dipercaya untuk memberikan pelayanan
kepada ibu-ibu hamil dan melahirkan. Mereka diharapkan mampu memberikan
pertolongan kepada ibuyang hamil dan melahirkan. Tentu pertolongan yang
diberikan pada masa tersebut hanya berdasarkan pengalaman mereka sendiri,
namun walau tanpa referensi mereka mampu juga memberikan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi.

5
Pada era millennium yang terus menghadapkan kita pada situasi yang
mangandalkan ilmu pengetahuan membuat kita, bidan maupun penerima jasa
pelayanan bidan semakin kritis terhadap mutu pelayanan kebidanan. Dengan
demikian pelayanan yang diberikan sudah selayaknya berdasarkan teori yang
dapat dipertanggungjawabkan dan praktik yang dilakukan berdasarkan Evidence
Based Medicine ( Bukti Ilmiah yang Rasional ).
Varney (1997) menjelaskan bahwa prinsip manajemen adalah pemecahan
masalah. Dalam text book masalah kebidanan yang ditulisnya pada tahun 1981
proses manajemen kebidanan diselesaikan melalui 5 langkah.
Setelah menggunakannya, Varney (1997) melihat ada beberapa hal yang penting
disempurnakan. Misalnya seorang bidan dalam manajemen yang dilakukannya
perlu lebih kritis untuk mengantisipasi masalah atau diaognosa potensial. Dengan
kemampuan yang lebih dalam melakukan analisa kebidanan akan menemukan
diagnose atau masalah potensial ini. Kadangkala bidan juga harus segera
bertindak untuk menyelesaikan maslah tertentu dan mungkin juga harus
melakukan kolaborasi, konsultasi bahkan mungkinjuga harus merujuk kliennya.
Varney kemudian menyempurnakan proses manajemen kebidanan menjadi 7
langkah. Ia menambahkan langkah ke III agar bidan lebih kritikal mengantisipasi
masalah yang kemungkinan dapat terjadi pada kliennya.
Varney juga menambahkan langkah ke IV di mana bidang diharapkan
dapat menggunakan kemanpuannya untuk melakukan deteksi dini dalam proses
majemen sehingga bila klien membutuhkan tindakan segera atau
kolaborasi,konsultasi bahkan dirujuk segera dapat dilaksanakan.Proses
manajemen kebidanan ini diyulis oleh Varney berdasarkan proses manajemen
kebidanan yang American College of Midwife pada dasar pemikiran yang sama
dengan proses manajemen menurut Varney.
Prinsip proses manajemen kebidanan menurut Varney
Proses manajemen kebidanan sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh
American College Nurse
Midwife (ACNM) terdiri dari :
1. Secara sistematis mengumpulkan data dan memperbaharui data yang lengkap
dan relevan dengan melakukan pengajian yang komprehensif terhadap

6
kesehatan setiap klien,termasuk mengupulkan riwayat kesehatan dan
pemeriksa fisik.
2. Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interprestasi
data dasar.
3. Mengindentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klen.
4. Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggungjawab terhadap kesehatannya.
5. Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
6. Secara pribadi bertanggungjawab terthadap implementasi rencana individual.
7. Melakukan konsultasi,perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu,dalam situasi darurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
3. Sasaran Managemen Kebidanan
Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan
pada individu akan tetapi dapat juga diterapkan di dalam pelaksanaan pelayaanan
kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.manajemen
kebidanan mendorong para bidan menggunakan cara yang teratur dan rasional
sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam mencagahkan masalah
klien dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi ibu dan anak yang sehat
dapat tercapai.Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan
kesehatan ibu dan anak yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode
dan pendekatan manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan
tanggungjawab bidang maka sasaran manajemen kebidanan ditunjukan kepada
baik individu ibu dan anak, keluarga maupun kelompok masyarakat.
Individu sebagai sasaran didalam asuhan kebidanan
disebut klien.yang dimaksud klien di sini ialah setiap individu yang dilayani oleh
bidan baik itu sehat maupun sakit.klien yang sakit disebut pasien.upaya menyehat
kan dan meningkatkan status kesehatan keluarga akan lebih efektip bila dlakukan

7
melalui ibu baik didalam keluarga maupun didalam kelompok
masyarakat.didalam pelaksanaan manajemen kebidanan,bidan memandang
keluarga dan kelompok masyarakat sebagai kumpulan individi-individuyang
berada di dalam suatu ikatan sosial dimana ibu memegang peran sentral.
Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan di dalam setiap
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,pencegahan
penyakit,penyembuhan,pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan
tanggungjawab.
4. Proses Managemen Kebidanan
Proses manajemen kebidanan dalam bentuk kegiatan praktek kebidanan dilakukan
melalui suatu proses yang disebut langkah-langkah atau proses manajemen
kebidanan.
Langkah-langkah manajemen kebidanan tersebut adalah :
1. Identifikasi dan analisis masalah
Proses manajemen kebidanan dimulai dengan langkah pertama identifikasi
dan analisis masalah. Di dalam langkah pertama ini bidan sebagai tenaga
professional tidak dibenarkan untuk menduga-duga masalah yang terdapat
pada kliennya. Bidan harus mencari dan menggali data atau fakta baik dari
klien, keluarga maupun anggota tim kesehatan lainnya dan juga dari hasil
pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.
Langkah pertama ini mencakup kegiatan pengumpulan, pengolahan,
analisis data atau fakta untuk perumusan masalah. Langkah ini merupakan
proses berfikir yang ditampilkan oleh bidan dalam tindakan yang akan
menghasilkan rumusan masalah yang dialami/ diderita pasien atau klien.
2. Diagnosis kebidanan
Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya maka bidan
merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud
mencakup masalah potensial dan prognosis. Hasil dari perumusan masalah
merupakan keputusan yang ditegakkan oleh bidan yang disebut diagnosis
kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan diperlukan pengetahuan
keprofesionalan bidan.

8
Penegakan diagnosis kebidanan dijadikan dasar tindakan dalam upaya
menanggulangi ancaman keselamatan hidup pasien atau klien. Masalah
potensial dalam kaitannya dengan diagnosis kebidanan adalah masalah yang
mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan
hidup klien atau diantisipasi, dicegah dan diawasi serta segera dipersiapkan
tindakan untuk mengatasinya.
3. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana
kegiatannya. Rencana kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang
akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan
masalah pasien atau klien serta rencana evaluasi.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka langkah penyusunan rencana
kegiatan adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tujuan yang akan dilakukan termasuk sasaran dan hasil yang
akan dicapai.
2) Menentukan tindakan sesuai dengan masalah dan tujuan yang akan
dicapai. Langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang dilakukan secara
mandiri, kolaborasi atau rujukan.
3) Menentukan kriteria evaluasi dan keberhasilan.
4. Pelaksanaan
Langkah pelaksanaan dilakukan oleh bidan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Pada langkah ini bidan melakukan secara mandiri, pada
penanganan kasus yang di dalamnya memerlukan tindakan di luar
kewengangan bidan, perlu dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan.
Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat, efektif,
hemat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan mengawasi dan memonitor
kemajuan pasien atau klien.
5. Evaluasi
Langkah akhir dari proses manajemen kebidanan adalah evaluasi. Evaluasi
adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Jadi tujuan
evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.

9
Pada tahun 1997, Helen Varney menyempurnakan proses 5 langkah
tersebut memnjadi 7 langkah. Langkah-langkah tersebut membentuk kerangka
yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap
langkah tersebut bias dipecah-pecah ke dalam tugas-tugas tertentu dan
semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien.
Langkah – langkah :
1) Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan
klien secara keseluruhan.
2) Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosis atau masalah.
3) Mengindentifikasi diagnosis atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
5) Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional
berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah-langkah sebelumnya.
6) Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
7) Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang
kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
Melihat kembali penjelasan di atas maka proses manajemen kebidanan
merupakan langkah sistematis yang merupakan pola piker. Bidan dalam
melaksanakan asuhan kepada klien diharapkan dengan pendekatan pemecahan
masalah yang sistematis dan rasional, maka seluruh aktivitas atau tindakan yang
bersifat coba-coba yang akan berdampak kurang baik untuk klien.
Langkah-langkah di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Langkah 1 : Tahap Pengumpulah Data Dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi yang akurat dan lengkap
dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Untuk memperoleh data
dilakukan dengan cara :
1. Anamnesis. Dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat menstruasi,
riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas, bio-psiko-sosial-
spiritual, serta pengetahuan klien.

10
2. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital,
meliputi :
1. Pemeriksaan khusus (inspeksi, palpasi, auscultasi, dan perkusi )
2. Pemeriksaan penunjang ( laboratorium, radiologi/USG, dan cacatan terbaru
serta catatan sebelumnya ).
Tahap ini merupakan langkah awal yang akan menentukan langkah
berikutnya, sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi yang
akan menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya. Sehingga dalam pendekatan ini harus komprehensif meliputi data
subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan kondisi
pasien yang sebenarnya dan valid.
Kaji ulang data yang sudah dikumpulkan apakah sudah tepat, lengkap dan akurat.
Langkah 2 : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau masalah
berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan.
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan
diagnosis dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosis dan masalah keduanya
digunakan karena masalah tidak dapat didefinisikan seperti diagnosis tetapi tetap
membutuhkan penanganan. Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang
dialami wanita yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian.
Masalah juga sering menyertai diagnosis.
Diagnosis kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose
kebidanan.
Standar nomenklatur diagnosis kebidanan :
1) Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
2) Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
3) Memiliki cirri khas kebidanan.
4) Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan.
5) Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.

11
Langkah 3 : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial dan
Mengantisipasi Penanganannya.
Pada langkah ini bidan mengidantifikasi masalah potensial atau diagnosis
potensial berdasarkan diagnosis atau masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis atau masalah
potensial ini menjadi benar-benar terjadi. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan asuhan yang aman.
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi
tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosis potensial
tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar merupakan langkah yang bersifat
antisipasi yang rasional atau logis.
Kaji ulang apakah diagnosis atau masalah potensial yang diidentifikasi
sudah tepat.
Langkah 4 : Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk
Melakukan Konsultasi, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain
Berdasarkan Kondisi Klien.
Mengindentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau tenaga konsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan
yang lain sesuai dengan kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau
kunjungan prenatal saja tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus
menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengidentifikasi situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak
segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak.
Data baru mungkin saja dikumpilkan dapat menunjukkan satu situasi yang
memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari
seorang dokter. Situasi lainnya tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

12
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeclampsia,
kelainan panggul, adanya penyakit jantung, diabetes, atau masalah medic yang
serius, bidan memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan
konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain seperti pekerja
sosial, ahli gizi atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini
bidan harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada
siapa konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan
kebidanan.
Kaji ulang apakah tindakan segera ini benar-benar dibutuhkan.
Langkah 5 : Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh.
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada
langkah ini informasi data yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
terindentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang
diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling
dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan
sosial ekonomi-kultural atau masalah psikologis. Dengan kata lain, asuhan
terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan dengan setiap
aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua
pihak, yaitu oleh bidan dank lien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena
klien juga akan melaksanakan rencana asuhan bersama klien kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan klien.
Langkah 6 : Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman.
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.

13
Perencanaan ini bias dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien
atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukannya sendiri, ia
tetap memikul tanggungjawab untuk mengarahkan pelaksanaannya, misalnya
memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana.
Dalam situasi di mana bidan berkolaborasi dengan dokter untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen
yang efisien akan menyangkut waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dan
asuhan klien.
Kaji ulang apakah semua rencana asuha telah dilaksanakan.
Langkah 7 : Mengevaluasi
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi kefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi dalam diagnose
dan masalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaannya.
Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut efektif sedangkan
sebagian belum efektif. Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini
merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui manajemen tidak
efektif serta melakukan penyusaian terhadap rencana asuhan tersebut.
Langkah-langkah proses manajemen umumnya merupakan pengkajian
yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta
berorientasi pada proses klinis, karena proses manajemen tersebut berlangsung di
dalam situasi klinik dan dua langkah terakhir tergantung pada klien dan situasi
klinik, maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

14
5. Implementasi manajemen kebidanan
1. Identifikasi dan analisis masalah
Bila seorang pasien/klien datang meminta bantuan pada bidan, maka langkah
awal dari kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi masalah kemudian
menganalisis masalah tersebut. Bidan mulai mewawancarai klien untuk menggali
data subjektif.
Data subjektif
1) Biodata mencakup identitas klien :
a) Nama yang jelas dan lengkap. Bila perlu ditanyakan nama penggilan sehari-
hari. Bagi pasien anak, ditanyakan nama orant tua atau wali.
b) Umur dicatat dalam hitungan tahun. Untuk balita ditanyakan umur dalam
hitungan tahun dan bulan.
c) Alamat ditanyakan untuk maksud mempermudah hubungan bila diperlukan
keadaan mendesak. Dengan mengetahui alamat, bidan juga dapat mengetahui
tempat tinggal dan lingkungannya.
d) Pekerjaan klien ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh
pekerjaan terhadap permasalaha kesehatan pasien. Pekerjaan orang tua bila pasien
anak balita.
e) Agama ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap
kebiasaan kesehatan klien. Dengan diketahui agama klien akan memudahkan
bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan asuhan kebidanan.
f) Pendidikan klien ditanyakan untuk mengetahui tingkat intelektualnya.
Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang. Untuk
anak balita perlu ditanyakan pendidikan orang tua atau walinya.
2) Riwayat menstruasi
Hal yang perlu ditanyakan : menarche, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya
darah yang keluar, aliran darah yang keluar, mentruasi terakhir, adakah
dismenorhe, gangguan sewaktu menstruasi (metrorhagi, menoraghi), gejala
premenstrual.
3) Riwayat perkawinan
Kawin : ……………. Kali
Usia kawin pertama : ……………. Kali

15
4) Riwayat kehamilan dan persalinan
a) Jumlah kehamilan dan kelahiran : G (gravid), P (para), A (abortus), H
(hidup).
b) Riwayat persalinan yaitu jarak antara dua kelahiran, tempat melahirkan,
lamanya melahirkan, cara melahirkan.
c) Masalah/gangguan kesehatan yang timbul sewaktu hamil dan melahirkan,
missal : preeklampsi, infeksi, dll.
5) Riwayat ginekologi
Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan mencakup : infertilitas,
penyakit kelamin, tumor atau kanker, system reproduksi, operasi ginekologis.
6) Riwayat keluarga berencana
Bila ibu pernah mengikuti KB perlu ditanyakan : jenis kontrasepsi, efek samping,
alas an berhenti (bila tidak memakai lagi), lamanya menggunakan alat
kontrasepsi.
7) Riwayat kehamilan sekarang
Waktu mandapat haid terakhir, keluhan berkaitan dengan kehamilan.
8) Gambaran penyakit yang lalu.
Ditanyakan untuk mengetahui apakh ada hubungannya dengan masalah
yang dihadapi oleh klien. Misalnya penyakit campak atau cacar air sewaktu kecil,
penyakit jantung, hipertensi, dll. Apakah pernah diirawat di RS ? kapan ? berapa
lama ? penyakit apa ? dan lain sebagainya.
9) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit terhadap
gangguan kesehatan pasien. Riwayat keluarga yang perlu ditanyakan misalnya
jantung, diabetes, ginjal, kelainan bawaan, kehamilan kembar.
10) Keadaan sosial budaya
Untuk mengetahui keadaan psikososial perlu ditanyakan antara lain
: jumlah anggota keluarga, dukungan moral dan material dari keluarga,
pandangan, dan penerimaan keluarga terhadap kehamilan, kebiasaan-kebiasaan
yang menguntungkan dan merugikan, pandangan terhadap kehamilan, persalinan
dan anak baru lahir.

16
Data objektif
Data objektif dikumpulkan melalui :
1) Pemeriksaan fisik
2) Pemeriksaan khusus.
3) Pemeriksaan penunjang.
a) Diagnosis
Di dalam diagnosis unsur-unsur berikut perlu dicantumkan yaitu :
(1) Keadaan pasien / klien (khusus bagi ibu hamil dan melahirkan termasuk
keadaan bayinya).
(2) Masalah utama dan penyebabnya.
(3) Masalah potensial.
(4) Prognosis.
b) Rencana tindakan
Berdasarkan diagnosis yang telah ditegakkan, bidan menyusun rencana
tindakan yang harus dilakukan kepada kliennya. Rencana tindakan tersebut
berisikan tujuan dan hasil yang akan dicapai dan langkah-langkah kegiatan
termasuk rencana evaluasi.
Tujuan di dalam rencana kegiatan menunjukkan perbaikan-perbaikan yang
diharapkan. Misalnya, tujuan asuhan pada ibu dalam keadaan inpartu adalah
menyelesaikan persalinan dengan baik. Hasil dari tindakan adalah ibu yang
melahirkan dan anak yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan selamat.
Langkah-langkah tindakan dilakukan berdasarkan masalah yang dihadapi
oleh pasien / klien. Langkah-langkah tindakan merupakan upaya intervensi untuk
mengatasi masalah. Misalnya, ibu yang dalam keadaan inpartu, dan kurang siap
untuk melahirkan secara fisiologis, maka di dalam langkah-langkah tindakan yang
dilakukan oleh bidan ialah member dorongan agar ibu memiliki kemampuan kuat
untuk melahirkan dan kemudian memberikan bimbingan dalam menyelesaikan
persalinan.
Rencana evaluasi dibuat untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tindakan
dilakukan.
Di dalam rencana evaluasi ditentukan sasaran yang akan dicapai. Misalnya, dalam
evaluasi ibu di masa persalinan, maka criteria evaluasi antara lain :

17
(1) Tekanan darah, denyut nadi dalam batas normal.
(2) Keadaan his : kekuatan, frekuensi, dan lamanya semakin bertambah sewaktu
mendekati kala II.
(3) DJJ harus selalu positif.
(4) Turunnya kepala bayi semakin maju melalui saluran persalinan.
(5) Pembukaan serviks semakin melebar (lengkap dengan garis menengah
sekitar 10 cm )
c) Tindakan pelaksanaan
Tindakan yang dilakukan oelh bidan sesuai dengan rencana yang telah
disusun. Tindakan yang dilakukan berdasarkan prosedur yang telah lazim diikuti
atau dilakukan. Misalnya, di dalam melakukan tindakan pada kasus partus kala II,
bidan melakukan prosedur :
(1) Ibu mengedan sewaktu his menguat
(2) Menekan dinding perineum agar tidak robek
(3) Mempermudah gerak rotasi kepala bayi
(4) Mengeluarkan bahu dan seterusnya sampai bayi lahir dengan sempurna.
Di dalam tahap ini, bidan melakukan observasi sesuai dengan criteria
evaluasi yang telah direncanakan. Bila bidan perlu memberikan infus atau
pemberian obat, maka tindajan tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur tetap
yang berlaku.
Berbagai hal yang perlu mendapat perhatian di dalam tahap pelaksanaan ini ialah :
(1) Intervensi yang dilakukan harus verdasarkan prosedur tetap yang lazim
dilakukan.
(2) Pengamantan dilakukan secara cermat dan tepat sesuai dengan criteria
evaluasi yang ditetapkan.
(3) Pengendalian keadaan pasien/klien sehingga secara berangsur-angsur menuju
kondisi kesehatan yang diharapakn.
Di dalam melaksanakan tindakan, bidan dapat melakukan asuhan secara
mandiri untuk kasus-kasus yang di dalam batas kewenangannya. Bila bidan
menemukan kasus di luar batas kewenangannya di dalam melakukan tindakan,
maka pasien/klien tersebut dirujuk ke rumah sakit (dengan dokter atau tenaga
kesehatan lainnya pada kasus-kasus tertentu.

18
d) Evaluasi
Bidan melakukan evaluasi sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan di
dalam rencana kegiatan. Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui kemajuan hasil
dari tindakan yang dilakukan. Semakin dekat hasil tindakan yang dilakukan
dengan sasaran yang ditetapkan didalam criteria evaluasi, tindakan akan
mendekati keberhasilan yang diharapakan.Misalnya, ibu telah menyelesaikan
persalinan. Di dalam evaluasi menunjukkan tekanan darah dan denyut nadi
normal, bayi lahir dengan selamat dan tidak ada kelainan, serta plasenta keluar
denganspontan, dan tidak terjadi pendarahan setelah partus.
Maka hasil evaluasi menunjukkan bahwa tujuan pertolongan persalinan
tercapai, dan hasilnya ibu dapat menyelesaikan persalinan dengan selamat dalam
keadaan sehat, disertai bayi yang dilahirkan juga dalam keadaan sehat. Hasil
evaluasi dapat digunakan untuk kegiatan asuhan lebih lanjut bila diperlukan, atau
sebagai bahan peninjauan terhadap langkah-langkah di dalam proses manajemen
sebelumnya oleh karena tindakan yang dilakukan kurang berhasil

19
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NORMAL
Ny. S umur 27 tahun P2A0 6 Jam Post Partum
di RSUP CURUP

NO. Register : 0071


MasukBPStanggal / jam : Minggu, 15 Desember 2015/ 08.00 WIB

1. PENGKAJIAN
A.Data Subjektif
1) Biodata
IBU SUAMI
Nama :Ny. A. Nama : Tn. T.
Umur : 27 Th Umur :28th
Agama : Islam Agama :Hindu
Suku : Jawa Suku :Bali
Pendidikan : Sma Pendidikan : Sma
Pekerjaan : Iburumahtangga Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln. Anggur No 122, Alamat : Jln. Anggur
No 122,

2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas-mulas sehabis
melahirkan anak ke dua
3) Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28hari
Lama : 7hari
Teratur : Ya
Sifat darah : Merah segar
Keluhan : Tidak Ada

Riwayat perkawinan

20
Status pernikahan : Sah menurut agama dan negara
Menikahke : 1( pertama)
Lama : 7 Tahun
Usia menikah pertama kali : 19 Tahun

4) RiwayatObstetrik : G2P2 A0

Hamil Tanggal UK Jenis Penolong Komplikasi Jk Bb Laktasi


ke Persalinan Lahir
1 26-06- 38 Spontan Bidan Tidak ada p 2,8 YA
05
2 15-12- 39 Spontan Bidan Tidak ada L 3,2 YA
15

5) Riwayat persalinan
Tanggal/jam : 15 -12-2015/16.00 WIB
Tempat persalinan : RumahSakit
Oleh : Dokter dan Bidan
Jenis persalinan : Spontan
Komplikasi : Tidak Ada
6) Keadaan bayi baru lahir
Lahir tanggal/jam :5-12--2015/16.00 wib
Masa gestasi : 39 minggu
Jenis kelamin : laki-laki
BB/PB lahir : 3200 gram/50 cm
Pola tidur : 18 jam /hari
Pola Nutrisi
Frek. Menyusu : 10-12 kali/hari
Durasi : 10-20 menit
Keluhan : Tidak ada

Pola eliminasi

21
BAK : 1 kali/ hari, jika dalam 24 jam pertama
Jam17.00 WIB
Konsistensi : Cair
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas Urine
BAB : Belum kali /hari
Konsistensi : -
Warna : -
7) Riwayatkesehatan
a) Penyakit yang pernah / sedangdiderita
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menular, menurun maupun
menahun seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, Diabetes Melitus,
Hipertensi, Kanker yang perah atau yang sedang diderita dirinya.
b) Penyakit yang pernah / sedangdideritakeluarga
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menular, menurun maupun
menahun seperti Hepatitis, TBC, HIV/AIDS, Diabetes Melitus,
Hipertensi, Kanker yang yang perah atau yang sedang diderita
keluarganya.
c) Riwayatketurunan kembar
Ibu mengatakan dikeluarganya tidakada keturunan kembar.
d) Riwayatoperasi
Pernahdioperasi :tidak pernah,
Kapan: -
Dimana: -
e) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan dirinya tidak memiliki riwayat alergi obat.

22
B. Data Objektif
1) Pemeriksaanumum
Keadaanumum : Keadaan umum ibu baik
Kesadaran : Composmetis
Status emosional : baik dan tenang
Tanda vital sign
Tekanandarah : 110/60 mmHg
Nadi : 86 x/menit
Pernafasan : 25 x / menit
Suhu : 37 0C
TB : 160 cm
BB : 58 kg
2) PemeriksaanFisik
a.kepaIa
Keadaan : bersih
Distribusi : merata
Nyeri tekan : tidak ada
Kerontokan : tidak ada
Warna : hitam
b.Muka
Keadaan : tidak pucat
Oedema : tidak ada
c.Mata
Konjungtifa : an anemis
Skera : an ikterik
d.Hidung
Keadaan : simetris
Pengeluaran : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
e.Telinga
Keadaan : bersih
pengeIuaran : tidak ada

23
f.MuIut
Keadaan :Iembap
Skobres : tidak ada

g.Ieher
Pem.keI.tiroid : tidak ada
Pem.keI.Iimfe : tidak ada
Pem.vena juguIaris : tidak ada
h.Dada
Keadaan : simetris
Rotasi dinding dada : tidak ada
i.Payudara
Detreksi kuIit : tidak ada
Puting susu : menonjoI
AeroIa : hiper pigmentasi
pengeIuran : ASI
j.Abdomen
Bekas Iuka : tidak ada
Nyeri tekan : tidak ada
Pembengkakan : tidak ada
TFU :setinggi pusat
Dilastasi rekti :-kontraksi 2,
:-asfirasi 2.
Kontraksi uterus : baik
Konsistensi uterus : keras

I.CVA : (-) (-)

m. genetaIia
Keadaan : bersih
Varises : tidak ada
Pem.kelenjar batoini : tidak ada

24
PengeIuaran : Iocea Rubra
Warna : merah kehitaman
Bau : khas Iocea

N. Anus
Hemeroid : tidak ada
O. ekstermitas atas bawah
Oedema : tidak ada
Varises : tidak ada
Tanda homman : idak ada

II. INTERPRETASI DATA


A. Diagnosa kebidanan
Seorang ibu Ny “S” G2P2A0 umur 27 tahun 6 jam post partum dengan nifas
normal.
Data Dasar

a. Data Subjektif
1) Ibu mengatakan ini kehamilan kedua
2) Ibu mengatakan berusia 27tahun
3) Ibu mengatakan melahirkan bayi pada tanggal 25 Desember 2011,
pukul 16.00 WIB dengan BB 3200 gram, PB 50 cm, JK perempuan.
4) Ibu mengatakan perutnya masih terasa mulas
5) Ibu mengatakan ASInya sudah keluar
b. Data Objektif
1) KU ibu baik
2) Kesadaran ibu composmentis
3) TTV: TD :120/60 mmHg,
Suhu : 36,80C,
Nadi : 80x/menit,
Respirasi : 22x/menit
4) Kontraksi uterus baikdankuat
5) TFU setinggi pusat

25
6) Terdapatpengeluaranlokhearubra
B. Masalah
Tidak ada
C. kebutuhan
1) Observasi KU dan TTV ibu
2) Pemeriksaan TFU ibu
3) Pemberian penkes tentang pola istirahat
4) Pemberian penkes tentang nutrisi
5) Pemberian nutrisi tentang ASI eksklusif
6) Beritahu ibu tentang tanda-tanda bahaya masa nifas
7) Beri ibu terapi obat

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada

26
V. PERENCANAAN

No Tgl Tujuan Intervensi Rasional


Dx 15- Agar keadaan umum Observasi KU dan TTV Diharapkan keluarga
12- ibu ibu mengerti dan mengetahui
15 Baik kondisi ibu saat ini
dalam postpartum
serta dapat melewati Pemeriksaan TFU ,kontrasi Diharapkan keluarga
masa nifas dengan uterus dan pendarahan mengerti dan mengetahui
baik kondisi ibu saat ini
Kriteria:
-TTV Anjurkan ibu istirahat yang Diharapkan ibu dapat
TD :120/60 mmHg cukup melewati masa nifasnya
Suhu : 36,80C dengan baik
Nadi : 80 Anjurkan ibu untuk Mempercepat proses
x/menit mengkonsumsi makanan penyembuhan pada
Respirasi: yang bergizi organ organ reproduksi
22x/menit.
Beritahu ibu tentang ASI Diharapkan ibu mengerti
-TFU eksklusif dan mau memberikan asi
Dua jari dibawah
pusat Beri tahu ibu tanda-tanda Diharapkan ibu mengerti
-kontraksi bahaya nifas tentang tanda-tanda
Baik bahaya nifas.
-pendarahan
100 c Lakukan kolaborasi dengan Diharapkan dengan
dokter untuk pemberian pemberian terapi obat
obat kepada ibu,dapat
mempercepat
penyembuhan

27
VI. PELAKSANAAN

No Tgl Jam Implementasi Respon Paraf


1 15-12- 11.00 Observasi KU dan TTV ibu: Keadaan ibu baik-baik saja
15 - KU ibu baik - KU ibu baik
- TTV : - TTV :
- TD :120/60 mmHg - TD :120/60 mmHg
- Suhu : 36,80C - Suhu : 36,80C
- Nadi : 80 x/menit - Nadi : 80 x/menit
- Respirasi: 22x/menit. - Respirasi: 22x/menit
2 11.30 Pemeriksaan TFU, Respirasi : 22x/menit.
kontrasi uterus dan - Perdarahan : 1
pendarahan pembalut tidak penuh +
25 cc
-Kontraksi uterus baik dan
kuat
3 11.45 Anjurkan ibu istirahat yang Ibu mengerti dan mau
cukup: melaksanakannya
yaitu minimal 8 jam/hari
dan menganjurkan ibu

28
4. 12.10 menganjurkan ibu Ibu mengerti dan mau
mengkonsumsi makanan melaksanakan apa yang di
yang bergizi seperti nasi, anjurkan
sayuran hijau, buah-buahan,
kacang-kacangan, telur,
tempe, tahu, daging, ikan
laut, dll. Dan juga
mengajurkan ibu banyak
minum minimal 8 gelas/hari
untuk membantu
memperbanyak produksi
ASI dan istirahat yang
cukup serta makan makanan
yang bergizi berfungsi
untuk menambha energi ibu
selama menyusui.
5 12.25 Berikan ibu KIE tentang Ibu mengerti dan
ASI eksklusif: memahami apa yang di
yaitu memberikan ASI saja anjurkan dan bersedia
selama 6 bulan tanpa melaksanakan apa yang di
makanan tambahan. ASI anjurkan.
adalah makanan yang
penting bagi bayi karena
ASi mengandung gizi yang
cukup yang dibutuhkan bayi
untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. ASI
adalah sumber kekebalan
bagi bayi untuk mencegah
bibit-bibit penyakit yang
masuk ke dalam tubuh bayi
selain itu, ASI juga

29
mengandung zat anti alergi
untuk mencegah alergi pada
bayi
13.10 Beri tahu ibu tanda-tanda Ibu mengerti dan
bahaya nifas: memahami apa yang di
- Kontraksi uterus yang jelaskan oleh bidan
lemah ditandai dengan
kontrkasi uterus yang
lembek yang dapat
berakibat pada perdarahan
-Infeksi pada payudara
ditandai dengan pembengka
kan pada payudara, putting
susu lecet, panas,kemerahan
disekitar payudara dan
keluar darah dari putting
susu.
- Infeksi pada luka perineum
yang ditandai dengan daerah
luka kemerahan, bengkak,
nyeri dan keluar cairan atau
nanah yang berbau
7 13.35 Berikan ibu terapi obat Ibu bersedia untuk diberi
- Amoksisilin 3x500 mg terapi
untuk mencegah terjadinya
infeksi
- Asam mefenamat 3x500
mg untuk mengurangi rasa
nyeri
- Tablet Fe, Vit. B complex
dan Vit. C dengan dosis
1xsehari untuk penamabah

30
darah, menambah energi
dan membantu penyerapan
zat besi

31
VII. EVALUASI
No Jam Evaluasi Paraf
1. 19.00 S:
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan dan
merasa lega
2.Ibu mengerti dengan penjelasan bidan tentang
keluhan ibu
3.Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi sesuai
anjuran bidan
4.Ibu mengerti dan bersedia memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya
5.Ibu mengerti dan mampu mengulang kembali
tanda-tanda bahaya nifas sesuai penjelasan bidan
6.Ibu sudah mendapat terapi obat dan bersedia
minum sesuai anjuran bidan.
O: Observasi KU, TTV, kontraksi uterus dan
perdarahan telah dilakukan dengan hasil :
- KU ibu baik
- TTV :
- TD : 120/60 mmHg
- Suhu : 36,80C
- Nadi : 80 x/menit
- Respirasi : 22x/menit.
- Perdarahan : 1 pembalut tidak penuh +
25 cc
- Kontraksi uterus baik dan kuat

A :Tujuan tercapai
P :Intervensi di lanjutkan

32
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS PATOLOGIS

NY.S USIA 22 TAHUN P1A0 6 HARI POST SC A/I CPD

DENGAN BENDUNGAN PAYUDARA

DI RUANG NURI RSUD AJIBARANG

NO.REGISTER : 119723

MASUK RB/BPM TANGGAL, JAM : 07 JUNI 2014/ 17.00WIB

TANGGAL,JAM PENGKAJIAN : 13 JUNI 2014 / 20.00 WIB

DIRAWAT DI : R.NURI RSUD AJIBARANG

1. PENGKAJIAN DATA
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. S Tn. A
Umur : 22 Tahun 29 Tahun
Agama : Islam Islam
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga Buruh
Alamat : Winduaji RT 05/ 04 Banyumas
2. Alasan Kunjungan
Pasien pindahan dari Ruang VK P1A0 Post SC atas indikasi CPD pada
tanggal 07 Juni 2014 pukul 17.00 WIB.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan terasa nyeri dan bengkak pada payudara, ASI tidak
lancar. Tidak tampak kemerahan, payudara terasa panas pada payudara
sejak tanggal 10 juni 2014.

33
4. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun.
Siklus : 28 hari. Teratur.
Banyak : 2-3 kali ganti pembalut/hari.
Lama : 3- 5 hari.
Disminorea : Tidak disminorea
5. Riwayat sosial ekonomi dan psikologi
Ibu mengatakan kawin syah 1 kali pada umur 20 tahun, lama
perkawinan 2 tahun, respon ibu dan keluarga terhadap kelahiran
senang, pengambilann keputusan dalam keluarga suami, adaptasi
psikososial selama masa nifas baik.
6. Riwayat kehamilan sekarang
- G1 P0 A0
- HPHT : 24 Agustus 2013
- HPL : 31 Mei 2014
- ANC : 8 X teratur di Bidan dan Rumah Sakit
TM I : 2 X
TM II : 3 X
TM III: 3 X
- UK : 40+6 Minggu
- Imunisasi TT : Lengkap
TT1 : Saat Capeng
TT2 : Bulan November
7. Riwayat persalinan sekarang
Tanggal/ Jam persalinan : 07 Juni 2014/ 12.00 WIB
Tempat persalinan : IBS RSUD Ajibarang
Penolong Persalinan : Bidan dan dr. SPOG
Jenis persalinan : SC
Komplikasi Persalinan : CPD
Keadaan plasenta : Lengkap
Tali Pusat : tidak ada lilitan
Bayi : BB : 3700 gram PB: 51 cm

34
LK : 36 cm LD: 36 cm
Nilai Apgar : 9.10.10
Masa Gestasi : 40+6 Minggu
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi dan
belum ada rencana pemakaian kontrasepsi apapun.
9. Riwayat penyakit yang pernah diderita sekarang/yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita sakit jantung, hipertensi, DM ,
Malaria ,Ginjal, Asma, Hepatitis dan tidak ada riwayat operasi
abdomen/SC.
10. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
Hipertensi, DM,Asma, dan tidak ada riwayat kembar.
11. ACTIVITY DAILY LIVING
a. Pola Makan dan Minum
Makan : 3 x sehari, Jenisnya nasi lauk-pauk dan sayur
Porsi 1 piring sedang
Minum : 7 – 8 gelas sehari jenisnya air putih
Pantangan makanan tidak ada

b. Pola istirahat
Tidur siang : 1 jam
Tidur malam : 6 jam
Keluhan : Tidak ada keluhan

c. Pola Eliminasi
BAB BAK
Frekuensi : 1 kali sehari 5 kali sehari
Warna : kuning kuning jernih
Bau : khas khas
Konsistensi : Lunak cair

35
d. Personal hygiene
Mandi : 2 x sehari
Ganti pakaian dalam : 2 x sehari

e. Aktivitas
Pekerjaan sehari –hari : latihan jalan-jalan, latihan BAK secara
mandiri, memeras ASI
Keluhan : tidak ada
Hubungan seksual : belum melakukan

f. Menyusui
Tidak lancar, ibu tidak mengetahui cara menyusui yang benar,
tidak mengetahui cara perawatan payudara dan tidak mengerti
tentang ASI Eksklusif.

g. Kebiasaan hidup
Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum-minuman keras,
obat terlarang dan minum jamu.

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum: baik
kesadaran :composmentis
Keadaan Emosional : Labil
2. Tanda- tanda vital
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 37 ºC
Respirasi : 20 x/mnt
3. Pengukuran tinggi badan dan berat badan
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 57 kg
4. Pemeriksaan fisik

36
Postur tubuh : mesomorph
Kepala dan muka
- Muka : Tidak terlihat pucat, Cloasma tidak ada ,oedema
tidak ada
- Mata : Conjungtiva merah muda , sclera Putih
- Hidung : Bersih, polip tidak ada
- Gigi& mulut : Bibir lembab, gusi merah muda

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid & limfe

Payudara

Payudara tampak tegang, tidak terlihat kemerahan, tidak terlihat


mengkilap, puting susu menonjol, aerola mammae hiperpigmentasi, teraba
panas dan keras, tidak ada benjolan, colostrum sudah keluar, tampak
meringis saat ASI dikeluarkan.

Abdomen

Abdomen tampak buncit, terdapat luka operasi SC tertutup kasa, TFU 3


jari diatas sympisis, kandung kemih kosong.

Genetalia

- Varises : tidak ada


- Odema : tidak ada
- Pembesaran bartolini : tidak ada
- PPV : lochea Sanguinolenta
- Bekas luka : tidak ada
- Anus : Tidak hemoroid

Ekstremitas

- Tangan : Tidak ada oedema, kuku pendek, bersih,


dan tampak merah muda

37
- Kaki : Kuku pendek, bersih, tampak merah muda, tungkai
tidak ada oedema,tidak ada varises, human sign
negatif.
II. INTERPRETASI DATA
a. Diagnosa kebidanan :
Ny S 22 tahun P1A0 UK 3 hari post SC atas indikasi CPD dengan
bendungan payudara.
Data Subjektif
- Ibu mengatakan berumur 22 tahun
- Ibu mengatakan ini kelahiran anak pertamanya dan belum pernah
keguguran
- Ibu mengatakan melahirkan secara SC atas indikasi CPD pada
tanggal 07 Juni 2014
- Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri dan bengkak pada
payudara, ASI tidak lancar. Tidak tampak kemerahan, payudara
terasa panas pada payudara sejak tanggal 10 juni 2014.
Data Objektif
- KU : baik, kesadaran : composmentis
- TTV : TD : 120/80 mmHg, N :80 x/mnt, R : 20 x/mnt,
S : 37 ºC
- Payudara tampak tegang, tidak terlihat kemerahan, tidak terlihat
mengkilap, puting susu menonjol, aerola mammae
hiperpigmentasi, teraba panas dan keras, tidak ada benjolan,
colostrum sudah keluar, tampak meringis saat ASI dikeluarkan.
b. Masalah : belum ada rencana pemakaian kontrasepsi apapun, ibu
tidak mengetahui cara menyusui yang benar, tidak
mengetahui cara perawatan payudara dan tidak mengerti
tentang ASI Eksklusif

III. DIAGNOSA POTENSIAL DAN ANTISIPASI

a. Diagnosa Potensial : Mastitis


b. Antisipasi : perawatan payudara dan ASI Eksklusif

38
IV. TINDAKAN SEGERA

Tidak ada

V. INTERVENSI

NO Tujuan/ kriteria Intervensi Rasional


Dx Tujuan: bendungan asi Informasika kepada ibu bahwa Dengan menjelaskan hasil
ibunifas dapat teratasi. pasienmengalami bendungan asi pemeriksaan yang
Kriteria : dilakukan agar ibu
Ku : baik mengetahui bagaimana
Ttv dalam batas normal kondisinya.
:
TD : Sistol : 110-130 Mengetahui kelainan pada
Kontrol TTV
Diastol : 70-90 anak dan perkembangan
N : 80-90×/menit vital sign
R : 16-24×/menit
T : 36,5 – 37,5 ᵒc Dengan melakukan
Minta persetujuan (infomconsent
- Payudara ibu tidak infomconsent diharapkan
) terhadap prosedur dan tujuan
nyeri dan tegang keluarga ikut berpartisipasi
tindakan yang akan dilakukan
secara aktif dalam proses
- tindakan yang dilakukan.

Pemeriksaan fisik dapat


Lakukan pemeriksaan fisik
mendeteksi secara dini
kelainan yang mungkin
terjadi sehingga dapat
memberikan asuhan yang
sesuai dengan kebutuhan
anak.
Tidak terjadi penyempitan
duktus lakteferi atau oleh
Beritahu pada ibu tentang ASI
kelenjar-kelenjar tidak
Eksklusif

39
sehingga sumbatan hilang.

kebersihan payudara dan


Ajarkan dan berikan contoh pada bentuk puting susu yang
ibu tentang cara perawatan masuk ke dalam atau datar
payudara untuk mengatasi memudahkan untuk
bendungan ASI menyusui
agar proses menyusui
menjadi lancar, mudah, dan
Beritahu pada ibu cara menyusui menyenangkan
yang benar

40
VI. IMPLEMENTASI

Hari /Tanggal Implementasi Paraf


10 Juni 2014 1. Memberikan informasi kepada ibu
20.45 WIB bahwa Ibu Mengalami bendungan asi.
2. Mengontrol Tanda tanda Vital hasilnya :
KU : Baik
TD: 120/80 mmhg
S :37,5 ᵒC
P : 22 ×/menit
N : 110×/menit
3. Meminta persetujuan (infomconsent )
terhadap prosedur dan tujuan tindakan
yang akan dilakukan
4. Melakukan pemeriksaan fisik
5. Memberitahu pada ibu tentang ASI
Eksklusif
6. Menajarkan dan berikan contoh pada ibu
tentang cara perawatan payudara untuk
mengatasi bendungan ASI

7. Memberitahu pada ibu cara menyusui


yang benar

41
VII. EVALUASI

Hari / Tanggal Evaluasi Paraf


11 Juni 2014 S : -Ibu dan keluarga telah mengetahui
08.00 WIB hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

-Ibu telah mengetahui dan mengerti


tentang bendungan ASI yang dialami
-Ibu telah mengerti tentang ASI Eksklusif
dan bersedia untuk menerapkannya
-Ibu telah diajari dan dicontohkan cara
perawatan payudara untuk mengatasi
bendungan ASI dan bisa melakukannya

-Ibu telah mengetahui cara menyusui yang


benar dan dapat melakukannya

- Ibu mengatakan payudaranya tidak terasa


nyeri dan tegang lagi

O : KU : Baik
TD: 120/80 mmhg
S :37,5 ᵒC
P : 22 ×/menit
N : 110×/menit
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

42
ASUHAN KEBIDANAN NIFAS

NY.S UMUR 28 TAHUN P2A0 2 MINGGU POST PARTUM

DI BPM NY.RIYANTI ACHWAN Amd.Keb

BUGEN BANGETAYU SEMARANG

Tempat Praktek : BPM Riyanti Amd.Keb

Tanggal : 18-10-2015

Pukul : 09.00 WIB

I. PENGKAJIAN

A. Data Subyektif

1. Identitas/ Biodata

Nomor RM : B. 790

Nama Ibu : Ny.S

Umur : 35 tahun

Pendidikan : SD

Pekerjaan/ Penghasilan : IRT

Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Sembung Harjo Rt 03 Rw 05 Genuk


SEMARANG

Nama Suami : Tn.T

Umur : 37 tahun

43
Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Swasta

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama : Islam

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan bayi keduanya pada tanggal 04-


10-2015, jam 06.15 WIB, jenis kelamin laki-laki, BB 3200 gr, PB 49
cm

3. Riwayat Kehamilan dan Persalinan saat ini:

a. P2A0

b. Usia kehamilan : 39 minggu

c. Kelainan selama hamil : Tidak ada

d. Tanggal persalinan : 04-10-2015 Jam : 06.15 WIB

e. Jenis Persalinan : spontan

f. Lama Persalinan : Kala I : 07 jam

Kala II : 30 menit

Kala III : 15 menit

Kala IV : 02 jam

09 jam 45 menit

h. Penyulit dalam persalinan : tidak ada

i. Anak : hidup, BB : 3200 gram, PB : 49 cm, LK : 33 cm, LD: 32 cm

j. Kelainan bawaan : tidak ada

4. Rawat Gabung : Ya

44
Alasan : Ibu ingin dekat dengan bayinya

5. Riwayat menstruasi

a. Menarche : 13 tahun Siklus : ± 28 hari

b. Lama : ± 7 hari Jumlah : 2-3 kali ganti


pembalut

c. Warna : Merah Keluhan : tidak ada

6. Riwayat Perkawinan

a. Umur waktu nikah : 21 tahun

b. Lama : 15 tahun

c. Perkawinan ke : 1

d. Jumlah anak : 2

7. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular


(hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun
(asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun.

b. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu menyatakan tidak pernah menderita penyakit menular


(hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung) menurun
(asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan apapun.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu menyatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit


menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (ginjal, jantung)
menurun (asma, deabetes). Ibu tidak sedang menjalani pengobatan
apapun.

45
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

a. Hamil pertama

Penyulit : Tidak ada

Tanggal Lahir anak : 25-03-2012

Jenis Kelamin :♂

Jenis Persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

BB Lahir : 2600 gr

Keadaan Anak : Sehat

Nifas : Normal

9. Riwayat KB

Lama Alasan
Jenis Keluhan
penggunaan berhenti

DAHULU : 2 tahun Tidak ada Hamil


Suntik 3 bulan

RENCANA
: IMPLANT - -

10. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

a) Nutrisi

1) Makan

Frekuensi : 3x sehari

46
Porsi : Sedang

Jenis : nasi + sayur +lauk + buah

2) Minum

Frekuensi : 4x sehari

Porsi : 1 gelas biasa

Jenis : air putih

b) Eliminasi

1) BAK

Frekuensi : 4x sehari

Warna : Kekuningan

Bau : Khas urine

2) BAB

Frekuensi : 1x sehari

Konsistensi : Lunak

Warna : Kekuningan

Bau : Khas feses

c) Istirahat

Tidur siang : 1 jam

Tidur malam : ± 6 jam

d) Personal Hygiene

Gosok gigi : 2x sehari

Keramas : 2 hari sekali

47
Mandi : 2x sehari

Ganti pakaian : 2x sehari

11. Riwayat Psikologis

a) Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya :

Ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya.

b) Tanggapan keluarga atas kelahiran bayinya :

Suami dan keluarga merasa senang dengan kelahiran bayi.

c) Rencana ibu menyusui bayinya : ( ya/ tidak ? sampai kapan?).

Ya. Ibu akan menyusui bayinya eksklusif sampai umur 6 bulan.

12. Data Sosial – Budaya :

a) Hewan peliharaan

Ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.

b) Lingkungan

Ibu menyatakan lingkungannya mendukung, bersih, nyaman dan


tidak kumuh.

c) Adat istiadat

Ibu mengatakan tidak terpengaruh dengan adat istiadat setempat


dan tidak ada pantangan makan.

d) Hubungan dengan suami dan/keluarga :

Ibu menyatakan hubungannya harmonis, baik, tinggal brtsama


suami dan anaknya.

13. Data Spiritual

48
Ibu mengatakan menganut agama islam dan taat menjalankan shalat
5 waktu bersama keluarga

14. Pengetahuan Ibu

a) Tentang masa nifas

Ibu mengatakan nengetahui tentang masa nifas yaitu 40 hari setelah


persalinan terjadi dan biasanya masih mengeluarkan darah

b) Tentang menyusui/ makanan bayi

1) Manfaat ASI

Ibu mengetahui manfaat ASI karena ASI mengandung semua


bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan
terhadap penyakit, selalu segar, tidak pernah basi, bersih dan siap
untuk diminum.

2) Perawatan payudara

Ibu mengetahui perawatan payudara seperti menjaga payudara agar


tetap bersih dan kering, menggunakan BH yang menyokong
payudara, tetapi belum mengetahui apabila putting susu
lecet oleskan ASI yang keluar pada sekitar putting setiap kali
selesai menyusui.

3) Makanan bayi

Ibu menyatakan akan memberikan ASI sampai 6 bulan karena ASI


adalah makanan terbaik untuk bayi.

c) Tentang perawatan bayi

Ibu menyatakan dapat memandikan bayinya, tahu bagaimana merawat


tali pusat bayi agar tidak terjadi infeksi

49
d) Tentang alat KB

Ibu menyatakan mengetahui sebagian macam – macam KB dan akan


menggunakan alat kontrasepsi MOW

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

a) Keadaan Umum : baik

b) Kesadaran : composmentis

c) Tanda vital

1) Tensi : 120/80 mmHg

2) Nadi : 82x/ menit

3) RR : 22x / menit

4) Suhu : 36,5ºC

2. Pemeriksaan Fisik

a) Kepala

Keadaan : Bersih

Distribusi : Merata

Nyeri Tekan : Tidak ada

Kerontokan : Tidak ada

Warna : Kehitaman

b) Muka
Keadaan : Tidak Pucat
Oedema : Tidak ada
c) Mata
Konjungtiva : an-anemis

50
Sclera : an-icteric
d) Hidung
Keadaan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
Pemb. Polip : Tidak ada
e) Telinga
Keadaan : Bersih
Pengeluaran : Tidak ada
f) Mulut
Keadaan : Bersih
Mukosa : Lembab
Scabies : Tidak ada
Karies gigi : Tidak ada
g) Leher
Pemb. Kel tyroid : Tidak ada
Pemb. Kel limfe : Tidak ada
Pemb. Vena jugularis : Tidak ada

h) Payudara
Detraksi Kulit : Tidak ada
Putting susu : menonjol (verted)
Areola : Hyperpigmentasi
Pengeluaran ASI : (+) / (+)
Nyeri tekan : Tidak ada
Pembengkakan : Tidak ada
i) Abdomen
TFU : Tidak teraba
Keadaan luka : Tidak ada
Nyeri tekan : Tidak ada
Konsistensi uterus : Keras
Distansi blass : Kosong
Diastasis rekti : 2/3

51
j) Pemeriksaan CVA : (-) / (-)
k) Genetalia
Varises : Tidak ada
Kel. Batolini : Tidak ada
Pengeluaran : Lochea serosa
Warna : kekuningan
Bau : sedikit amis
Perineum : Tidak ada luka jahitan perineum
l) Ekstremitas
Varises : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Reflek patella : (+) / (+)
Tanda Homan : (-) / (-)

3. Pemeriksaan Laboratorium :

Hemoglobin : 13 gr %

Golongan Darah :B

52
II. INTERPRETASI DATA

a. Diagnosa
“ Ny. S P4A0 umur 35 tahun, 2 minggu post partum dengan nifas
normal “

Dasar :

DS :

a. Ibu menyatakan bernama Ny. S umur 35 tahun.


b. Ibu mengatakan tidak sedang dan tidak pernah menderita penyakit
menahun (jantung dan DM) dan menular (TBC, Hepatitis, dan
Asma)
c. Ibu menyatakan telah melahirkan 4 kali, tidak pernah keguguran.

d. Ibu mengatakan melahirkan dengan normal, dengan berat bayi


2900 gram, PB : 51 cm, LK : 33 cm, LD : 32 cm

e. Ibu menyatakan melahirkan 2 minggu yang lalu pada tanggal 04


Oktober 2014

f. Ibu mengatakan pengeluaran berwarna kekuningan

g. Ibu menyatakan putting susu terasa perih saat menyusui

h. Ibu mengatakan susah tidur karena bayinya sebentar-sebentar


menangis

i. Ibu mengatakan selesai nifas akan menggunakan alkon MOW

DO :

a. Ku : baik

b. Kesadaran : compos menthis

c. TD : 120/80 mmHg

d. Nadi : 82x/ menit

53
e. RR : 22x / menit

f. Suhu : 36,5ºC

g. TFU : sebesar hamil 2 minggu

i. Lochea : Serosa

j. putting susu : merah dan lecet

b. Masalah :-

c. Kebutuhan
1) Pemeriksaan TTV
2) Penkes tentang perwatan payudara
3) Konseling tentang kebutuhan istirahat tidur
4) Konseling tentang personal hygiene
5) Konseling tentag perawatan anak yang baik dan benar
6) Konseling tentang senam nifas
7) Konseling tentang imunsasi sesuai dengan umur anak

III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

54
V. PERENCANAAN

No. Tujuan Intervensi Rasionalisasi


Dx Ibu 2 minggu post 1. Mengobservasi 1. Dengan
partum dengan TTV dilakukannya
nifas normal pemeriksaan TTV,
diharapkan
kegawatdaruratan
akan diketahui dan
segera dilakukan
penanganan

2. Melakukan 2. Diharapkan ibu


ppemeriksaan dan mengetahui
memberitahu ibu keadaannya saat ini
hasil pemeriksaan

3. Memberikan 3. Dengan mengajarkan


penkes tentang perawatan payudara
perawatan diharapkan produksi
payudara ASI lancar dan
terhindar dari putting
susu lecet

4. Konseling ibu 4. Diharapkan ibu


tentang kebutuhan mengetahui
istirahat tidur, kebutuhan istirahat-
waktu untuk tidur tidurnya dan juga
siang maupu tidur diharapkan dapat
malam. terhindar dari stress
dan kelelahan.

55
5. Konseling tentang 5. Diharapkan ibu
perawatan anak mengetahui cara
yang baik dan perawatan anak yang
benar baik dan benar

6. Penkes tentang
6. Diharapkan ibu dapat
senam nifas setelah
mengerti cara
abdomen kembali
melakukan senam
seperti semula
nifas sehingga proses
involusi uteri dapat
cepat berlangsung.

7. Konseling tenatng
7. Diharapkan ibu dapat
imunisasi sesuai
membawa anaknya
dengan umur anak
imunisasi tepat waktu
sehingga anak
memiliki sistem imun
sesuai dengan umur
anak.

56
VI. IMPLEMENTASI

Pukul Implementasi Respon Paraf


09.10 1. Mengobservasi TTV 1. TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82x/ menit
RR : 22x / menit
Suhu : 36,5ºC

09.15 2. Melakukan 2. Hasil pemeriksaan


pemeriksaan dan telah disampaikan
memberitahu ibu hasil kepada ibu dengan
pemeriksaan hasil :
a. Ku : baik
b. TD : 120/80
mmHg
c. N : 82 x
/menit
d. RR : 22 x
/menit
e. S : 36,5°C
f. TFU : tidak
teraba
g. Lochea : serosa

3. Memberikan penkes 3. Penkes telah


tentang perawatan dilakukan, ibu mengerti
payudara dengan penjelasan, dan
akan melakukan
perawatan payudara
09.25 4. Memberikan 4. Konseling telah
konseling kepada diberikan, ibu
ibu tentang istirahat- mengerti dan akan

57
tidur mencoba untuk tidur
siang 1 jam per hari
dan tidur malam 7-8
jam per hari

5. Memberikan 5. Konseling telah


konseling tentang diberikan, ibu
perawatan anak mengerti dana akan
yang baik dan benar merawat anaknya
dengan baik dan
benar

6. Memberikan 6. Konseling telah


konseling tentang diberikan diberikan,
senam nifas ibu mengerti dan akan
melakukan senam
nifas 1x/minggu

7. Memberikan
konseling tentang 7. Konseling telah
imunisasi sesuai diberikan, ibu
umur anak mengerti dan akan
membawa anaknya
unutk imunisasi
sesuai jadwal.

58
VII. EVALUASI

Hari/Tanggal Evaluasi
Senin, 18-08-2014 S:
Klien mengatakan :
1. Mengerti tentang keadaannya sekarang
2. Mengerti tentang perawatan payudara
untuk putting susu yang lecet
3. Akan mencoba untuk tidur siang dan tidur
malam 7-8 jam
4. Mengerti tentang perawatan anak yang
baik dan benar
5. Mengerti tentang senam nifas
6. Mengerti tentang imunisasi dan akan
membawa anaknya imunisasi sesuai
jadwal
O:
a. Ku : baik
b. TD : 120/80 mmHg
c. N : 82 x /menit
d. RR : 22 x /menit
e. S : 36,5°C
f. TFU : tidak teraba
g. Lochea : serosa

A:
Tujuan tercapai

P:
Intervensi dilanjutkan ke ASKEB NIFAS 6
minggu

59
60
TINJAUAN KASUS
7 LANGKAH VARNEY
PADA NY. I DENGAN NIFAS 6 MINGGU

Register : 546707
Tanggal : 1- 02 - 2015
Jam : 08.45 WIB

I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1) Identitas
Nama klien : Ny. “I” Nama suami : Tn. “E”
Umur : 19 th Umur : 24 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku / bangsa : Jawa
Pendidikan : SMP Pendidkan : SMU
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl.baru Alamat :Jl.baru
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan putting susunya terasa sakit ketika menyusui.
3) Riwayat Menstruasi
Siklus : ± 28 hari
Lama : 6 – 7 hari
Warna : merah
Bau : anyir
Fluor Albus : tidak ada
Menarche : 12 th
HPHT : 06 - 05 – 2014
Dysmenorhea : tidak ada
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu

61
No Suami ke- UK Jns. Penol. Penyul BB / PB Jns. Hidup / KB
Pers Kel mati
1. 1 9 bln Spt B Bidan - 3200 ♂ Hidup -
gram / 2 jam
49 cm

5) Riwayat Kesehatan / Penyakit Klien


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis,
menular, dan menahun seperti : DM , hipertensi , asma ,
jantung dll
6) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang
menderita penyakit kronis, menular, menahun, dan
menurun, seperti : DM , hipertensi, asma , jantung dll
7) Pola Kehidupan Sehari-Hari Masa Nifas
1. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3-4 x/hr dengan menu
seimbang, nasi lauk pauk sayur dan buah-buahan serta ibu
juga memperbanyak minum air putih.

2. Pola Eliminasi
Ibu mengatakan belum BAK dan BAB.
3. Pola Istirahat
Ibu mengatakan bisa tidur dengan nyenyak setelah
melahirkan anaknya

4. Personal Hygiene
Ibu mengatakan belum mandi hanya sibin saja dan
mengganti pembalut apabila basah atau penuh.

5. Perilaku Kesehatan
Ibu mengatakan selama hamil tidak pernah
merokok, minum-minuman keras, minum jamu-jamuan dan
minum obat tanpa resep dokter.

62
8) Data Psikososial
1. Respon Ibu dan Keluarga terhadap Kelahiran Bayi
Ibu mengatakan sangat gembira dan bersyukur
karena anak pertamanya lahir dengan selamat.

2. Rencana Menyusukan Bayi


Ibu mengatakan berencana menyusui bayinya
sendiri sampai bayi berumur 2 tahun.

3. Tingkat Pengetahuan Ibu


Ibu mengatakan baru mengetahui sedikit cara
merawat bayi sehari-hari

4. Rencana Mengasuh Bayi


Ibu mengatakan akan merawat bayinya sendiri
dirumah bersama suami dan keluarganya.

5. Rencana KB
Ibu mengatakan akan menggunakan alat kontrasepsi
suntuik 3 bulan

6. Kebiasaan Masyarakat
Ibu mengatakan bahwa kebiasaan masyarakat yang
menguntungkan yaitu budaya hajatan untuk kelahiran bayi
dan kebiasaan yang merugikan yaitu budaya tarak dan
melotek bayi.

B. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
KU : Baik
BB / TB : 56 kg / 157 cm
TD/ N/ S/ RR : 110/70 mmHg, 80 x/ menit, 36,5 ˚C, 24 x/
menit

63
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut hitam, bersih, kuat, tidak ada
ketombe
Muka : tidak ada odema,tidak pucat
Mata : tidak ada tanda-tanda ikterus, tidak anemis
Mulut dan gigi : bersih, tidak stomatitis, tidak caries
Leher :tidak ada pembesaran vena jugularis,
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Payudara :
- Bentuk : simetris
- Areola : hyperpigmentasi
- Puting susu : menonjol,lecet
- Keluaran : ASI (+)
Abdomen :
- Luka bekas SC : tidak ada
- TFU : tidakteraba
- Kandung Kemih : kosong
Pengeluaran Pervaginam
- Lochea : alba
- Warna : putih
- Bau : khaslochea
Perineum :
- Bekas jahitan : ada, derajat 2
- Kebersihan : cukup bersih
- Odema : tidak ada
- Warna : merah muda
Anus : tidak ada hemoroid
Ekstremitas atas dan bawah :
- Odema : ada
- Varices : tidak ada
- Tanda homman : tidak ada
- Reflek patella : (+)/(+)

64
II. INTERPRETASI DATA
Dx : Ibu Ny I Umur 19 tahun P1 A0 dengan 6 minggu pospartum
normal
Ds :
- Ibu mengatakan berusia 19 tahun
- Ibu mengatakan melahikanbayipertama kalipadatanggal
01-02-2015 jam 06.45
- Ibu mengatakan melahirkan 6 minggu yang lalu.
- Ibu mengatakan nyeri pada putting susu ketika menyusui

Do :
- Kesadaran : Composmentis
- KU : Baik
- BB / TB : 56 kg / 157 cm
- TD/ N/ S/ RR : 110/70 mmHg, 80 x/ m, 36,5 ˚C, 24 x/ m
- Lokhea :alba (putih)
- TFU :tidakteraba
Masalah : nyeri pada putting susu ketika menyusui
Kebutuhan : nyeri putting susu berkurang/hilang
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-

65
V. INTERVENSI

Tanggal : 01 -02 -2015


Jam : 09.00 WIB
Dx : Ibu Ny I Umur 19 tahun P1 A0 dengan 6 minggu
postpartum normal

No Tujuan Intervensi Rasional

Dx Tujuan :keadaan Beritahu hasil Klien tidak khawatir


ibu tetap stabil pemeriksaan pada klien dengan kondisinya dan
lebih kooperatif.
Criteria : Lakukan observasi TTV, Mengetahui
keadaan umum TFU, kontraksi, lochea, perkembangan keadaan
ibu baik. Tidak bekas Luka jahitan dan umum klien
ada komplikasi kandung kemih
masa nifas
Berikan penkes tentang : Klien mengetahui
-Fisiologis masa nifas bagaimana keadaan
- Kebutuhan nutrisi dirinya dan kebutuhan
- Personal hygiene apa saja yang
-Tanda-tanda bahaya dibutuhkan dan yang
masa nifas harus dipenuhi
- konseling KB
Dx Tujuan : Berikan penkes tentang : Klien mengetahui
mengurangi - Cara menyusui yang bagaimana keadaan
lecet pada benar dirinya dan kebutuhan
putting susu ibu - Cara mengatasi apa saja yang
Criteria : putting susulecet dibutuhkan dan yang
keadaan umum harus dipenuhi
ibu baik,putting
susu normal

66
VI. IMPLEMENTASI
No Tanggal/ Keterangan Respon
. jam
1. 01 - 02 - - Memberitahukan hasil Ibu mengerti tentang
2015 pemeriksaan pada klien bahwa penjelasan bidan
09.15 kondisinya baik – baik saja.

- Melakukan observasi KU ibu Ibu mengerti tentang


meliputi: penjelasan bidan
Kesadaran : Composmentis
KU : Baik
BB / TB : 56 kg / 157 cm
TD/ N/ S/ RR : 110/70 mmHg, 80
x/ menit, 36,5 ˚C, 24 x/ menit
- TFU TFU : tidakteraba
- Kontraksi kontraksiuterus : baik
- Kandung kandungKemih : kosong

3. Memberikan konseling tentang : Ibu mengerti dan akan


a. Memberikan penkes tentang melakukan anjuran
cara menyusui yang baik dan bidan.
benar, yaitu dengan cara:
- Menganjurkan ibu untuk
menyusui bayi sesering
mungkin, jadwaal
menyusui teratur
- agar ASI terus terproduksi
dengan adannya hisapan
bayi.
- Menganjurkan ibu untuk
mencoba beberapa posisi
menyusui sampai

67
menemukan posisi paling
tepat baagi bayi untukk
menghisap ASI secara
optimal.
- Menganjurkan ibu untuk
memberikan ASI saat bayi
tidak mengantuk, sehingga
bayi dapat menghisap
dengan kuat. Ibu mengerti dan
mengatakan akan
d.Memberikan penkes tentang melakukan anjuran
mengatasi putting susu yang bidan.
lecet,yaitu dengan cara :
- Bayi disusukan terlebih
dahulu pada putting yang
normal atau yang
lecetnya sedikit.Untuk
putting yang sakit atau
lecet dianjurkan untuk
mengurangi frekwensi
dan lamanya menyusui
- Setiap habis menyusui
bekas asi tidak perlu
dibersihkan cukup
dianginkan sebentar agar
kering dengan sendirinya
- Jangan menggunakan
sabun, alkohol atau zat
iritan yang lain untuk
membersikan putting
susu
- Pada putting susu bisa

68
dibubuhkan minyak
kelapa yang telah
disterilkan dahulu.
- Menyusui lebih sering 8-
12 kali dalam 24 jam
sehingga payudara tidak
terlalu penuh dan bayi
tidak terlalu lapar
- Periksa apakah bayi Ibu mengerti dan telah
menderita moniliasis melakukannya
(sariawan) yang dapat
menyebabkan lecet pada
putting susu ibu.

e. Memastikan ibu cukup makanan Ibu mengatakan sudaah


dan cairan serta mendukung ibu melakukannya.
untuk terus mengkonsumsi
makanan cukup gizi seimbang dan
tinggi protein, seperti sayur dan
buah.

a. F. Mengingatkan kembali ibu untuk


istirahat tidur yang cukup dan Ibu mengatakan pada
mengingatkan kembali pada ibu saat ini tidak ada tanda
tentang cara mengatasi pola bahaya.
istirahat dan tidur yang menjadi
kurang karena terganggu oleh bayi
yaitu dengan cara ibu ikut tidur
pada saat bayi tertidur.
b.
c. g. Mendeteksi dan mengkaji ulang Ibu mengerti akan
pengetahuan ibu mengenai tanda penjelasan bidan

69
bahaya masa inifas. perdarahan luar
biasa, berbau busuk, sakit kepala,
pandangan mata kabur, nyeri
epigastrium, bengkak pada wajah, Ibu mengerti akan
tangan dan payudara. penjelasan bidan

d. h.Memberikan konseling KB
kepada ibu tentang KB yang akan
ia gunakan,
efeksamping,carapemakaiannya,ke
untungan dan kerugian
menggunakan KB.

e. i. Memberikan konseling kepada


ibu tentang hubungan seksual saat
masa nifas telah selesai.

70
VII.EVALUASI
No Jam Evaluasi Paraf
1. Tanggal : 01- S : Ibu mengatakan sudah mengerti apa yang
02-2015 telah di jelaskan
jam : 09.25
WIB O :Ibu dapat mengulang kembali apa yang telah
dijelaskan tentang nutrisi, menyusuidengantehnik
yang benar,caramengatasi putting susu yang
lecetdan tanda bahaya nifas.
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/ menit
Suhu : 36,5 ˚C
Respirasi : 24 x/ menit
KU : baik
TFU : tidakteraba
Lochea : alba
Kontaksi uterus : baik
Konsistensi uterus : keras
Kandung kemih : kosong

A : Ny I umur 19 tahun dengan 6 minggu


postpartum normal

P : intervensi asuhan kebidanan KB

71
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Menejemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan yang
digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan,sehingga langkah-langkah
dalam menejemen kebidanan merupakan alur pikir bidan dalam
pemecahan masalah atau pengembalan keputusan klinis. Asuhan yang dilakuakn
yang dilakukan harus dicatat secara benar, sederhana, jelas, dan logis sehingga
perlu suatu metode pendokumentasian.
Dalam melakukan setiap asuhan, setiap tenaga kesehatan terutama bidan
harus mencatat setiap tindakan yang dilakukan. Didalamnya juga terdapat catatan
perkembangan klien, juga sebagai salah satu alat informasi antara tim kesehatan
di ruangan. Dokumentasi juga perlu untuk dijadikan salah satu bahan bukti
apabila terjadi sesuatu pada klien.
Dokumentasi ini penting karena dapat digunakan sebagai bahan untuk
mempertanggung jawabkan tindakan yang dilakukan dan juga bila ada kejadian
gugatan, maka dokumentasi kebidanan dapat membentu.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan pelaksana asuhan kebidana. bidan
wajib mencatat dan melaporkan kegiatannya yang dokumentasinya harus
tersimpan dengan baik. Aspek pelayanan yang didokumentasikan adalah semua
pelayanan mandiri yang diberikan oleh bidan, pelayanan konsultasi
dan pelayanan kolaborasi.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan adalah dengan adanya sistem pendokumentasian yang baik.
Sistem pendokumentasian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat antara
lain sebagai sarana komunikasi antara tenaga kesehatan, sarana untuk dapat
mengikuti perkembangan dan evaluasi pasien, dapat dijadikan data penelitian dan
pendidikan, mempunyai nilai hukum dan merupakan dokumen yang sah. Dalam
kebidanan banyak hal penting yang harus didokumentasikan yaitu segala asuhan
atau tindakan yang diberikan oleh bidan baik pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,
dan keluarga berencana.

72
B. Saran
Diharapkan untuk kedepannya bagi yang telah membaca makalah kami ini
agar dapat memahami dan mengerti tentang strategi klien dalam pengambilan
keputusan, serta kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun untuk makalah yang telah kami buat ini

73
DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam, 1998, Sinopsis Obstetri : Obstetri Fisiologi, Obstetri
Patologi, Jakarta : EGC.
Pritchard : Maedonal; Bant, 1999, Obstetri Williams, Surabaya : Airlangga
University
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan
Neonatal, Jakarta yayasan Bina Pustak

74

Anda mungkin juga menyukai