Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU BERSALIN DENGAN

LILITAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS GANG SEHAT


TUGAS INDIVIDU

NAMA PENYUSUN
ESY NURVITA (20011261)

PROGRAM STUDI BIDAN POLITEKNIK ‘AISYIYAH PONTIANAK


TAHUN 2022

1
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGI PADA IBU BERSALIN DENGAN LILITAN


TALI PUSAT DI PUSKESMAS GANG SEHAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Praktik Klinik Kebidanan

Mengesahkan :

CI LAPANGAN PEMBIMBING LAPANGAN

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, dimana atas berkat-
Nya lah penulis akhirnya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "LILITAN TALI
PUSAT DI PUSKESMAS GANG SEHAT". Makalah ini penulis buat untuk memenuhi
tugas praktik klinik di puskesmas gang sehat. Penulis membuat makalah ini berdasarkan
sumber yang relevan yang penulis dapat dari buku pustaka dan data di Puskesmas gang
sehat.
Penulis menyadarai dalam makalah ini banyak terdapat kekurangan, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kemajuan dimasa
mendatang.

Penulis berharap agar makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber
bacaan dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pontianak, 02 April 2022

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………. 2

KATA PENGANTAR……………………………………………………. 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………… 4

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………… 5
1.1. Latar Belakang……………………………………………………. 5
1.2. Rumusan Masalah…………………………………………………6
1.3. Tujuan…………………………………………………………….. 6
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………… 7
2.1. Definisi Lilitan Tali Pusat………………………………………… 7
2.2. Etiologi Lilitan Tali Pusat………………………………………… 7
2.3. Diagnosa Lilitan Tali Pusat………………………………………. 8
2.4. Penyebab Bayi Meninggal Karena Lilitan Tali Pusat……………. 8
2.5. Tanda-tanda Bayi Terlilit Tali Pusat……………………………... 8
2.6. Cara Mengatasi Lilitan Tali Pusat………………………………... 8
2.7. Penatalaksanaan Lilitan Tali Pusat………………………………. 9

BAB III TINJAUAN KASUS………………………………………….. 10

BAB IV PENUTUP…………………………………………………….. 16

4.1. Kesimpulan ……………………………………………………… 16


4.2. Saran……………………………………………………………... 16

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….. 16

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2011 adalah.
meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh
wilayah Indonesia (Media Aesculapius FKUI).
Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.
(Sarwono, 2008).
Tali pusat terbentuk sejak awal kehamilan. Setelah embrio terbentuk, yaitu pada
minggu ke 5, tali pusat sudah bisa terlihat melalui pemeriksaan USG, yang tampak
sebagai benang tipis diantara embrio dan plasenta. Itu lah yang akan menjadi cikal
bakal tali pusat. Seiring janin berkembang, tali pusat bertambah. panjang dan
diameternya juga bertambaha lebar karena ia memulai tugasnya menjadi selang dan
makanan buat janin.
Adanya lilitan tali pusat di leher dalam kehamilan menurutnya, pada . umumnya
tidak menimbulkan masalah. Namun dalam proses persalinan dimana mulai timbul
kontraksi rahim dan kepala janin mulai turun dan memasuki rongga panggul, maka
lilitan tali pusat menjadi semakin erat dan menyebabkan penekanan atau kompresi
pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat. Akibatnya, suplai darah yang mengandung
oksigen dan zat makanan ke janin akan berkurang. yang mengakibatkan janin menjadi
sesak atau hipoksia.
Pada usia 8 bulan umumnya kepala bayi belum memasuki bagian atas. panggul ibu
hamil. Pada saat itu ukuran bayi relative masih kecil dan jumlah air ketuban banyak
sehingga memungkinkan bayi terlilit tali pusat. Pada kehamilan kembar dan air
ketuban berlebihan atau polihidramnion, kemungkinan bayi terlilit tali pusat akan
meningkat.
Tali pusat yang panjang juga dapat menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat
bayi rata-rata adalah 50 sampai 60 cm. Namun, tiap bayi mempunyai panjang tali
pusat berbeda-beda. Dikatakan panjang tali pusat jika melebihi 100 cm dan dikatakan
pendek jika panjangnya kurang dari 30 cm. (Sarwono. 2008).
Lilitan tali pusat ini sendiri dapat mengakibatkan suatu kejadian fatal yaitu
kematian bayi. Karena puntiran tali pusat yang berulang-ulang ke satu arah tersebut
mengakibatkan atus darah dari ibu ke janin tersumbat total. Lilitan tali pusat pada
bayi yang terlalu erat sampai dua atau tiga kali bisa menyebabkan kompresi tali pusat
sehingga janin mengalami kekurangan oksigen. (Sarwono.2008).
Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru
lahir dilakukan dengan benar-benar sesuai dengan prosedur kesehatan. Perawatan tali

5
pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat yang menyebabkan
pemisahan fisik ibu dengan bayi (Media Aesculapius FKUI).
Dan kemudian tali pusat dirawat dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari
infeksi tali pusat. Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan
dampak positif yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke-5 dan hari ke-7 tanpa ada
komplikasi, sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar
adalah bayi akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan
kematian. (Sarwono, 2008).
Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memberikan penanganan tentang perawatn dan pemotongan tali pusat pada bayi baru
lahir.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat penulis dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa definisi dari lilitan tali pusat?
2. Bagaimana etiologi dari lilitan tali pusat?
3. Bagaimana diagnosa dari lilitan tali pusat?
4. Bagaimana penyebab bayi meninggal karena lilitan tali pusat?
5. Bagaimana tanda-tanda bayi terlilit tali pusat ?
6. Bagaimana cara mengatasi lilitan tali pusat?
7. Bagaimana penatalaksaanan dari lilitan tali pusat?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S dengan riwayat Persalinan Lilitan Tali
Pusat di Puskesmas gang sehat.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian pada ibu Ny. S dengan riwayat lilitan tali pusat di
puskesmas gang sehat
b. Merumuskan diagnosa kebidanan Ny. S dengan riwayat lilitan tali pusat di
puskesmas gang sehat
c. Menyusun perencanaa pada Ny. S dengan riwayat lilitan tali pusat di puskesmas
gang sehat
d. Melakukan implementasi kebidanan pada Ny. S dengan riwayat lilitan tali pusat di
puskesmas gang sehat.
e. Melakukan evaluasi kebidanan pada Ny. S dengan riwayat lilitan tali pusat di
puskesmas gang sehat.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Lilitan Tali Pusat


Lilitan tali pusat adalah tali pusat yang dapat membentuk lilitan sekitar
badan, bahu, tungkai atas/ bawah dan leher pada bayi. Keadaan ini dijumpai
pada ait ketuhan yang berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang
kecil.
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang
selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono,
2008).
Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga
harus dipotong dan diikat atau dijepit. (Sarwono, 2008).
Tali pusat sangatlah penting. Janin bebas bergerak dalam cairan amnion,
sehingga pertumbuhan dan perkembangannya berjalan dengan baik. Gerakan
janin dalam rahim yang aktif pada tali pusat yang panjang besar kemungkinan
dapat terjadi lilitan tali pusat. Tali pusat dapat membentuk lilitan sekitar badan,
bahu, tungkai atas bawah, leher. Keadaan ini dijumpai pada air ketuban yang
berlebihan, tali pusat yang panjang, dan bayinya yang kecil.
Sebenarnya lilitan tali pusat tidaklah terlalu membahayakan namun,
menjadi bahaya ketika memasuki proses persalinan dan terjadi kontraksi rahim
(mules) dan kepala janin turun memasuki saluran persalinan. Lilitan pusat bisa
menjadi semakin erat dan menyebabkan penurunan utero-placenter, juga.
menyebabkan penekanan / kompresi pada pembuluh-pembuluh darah tali pusat.
Akibatnya suplai darah yang mengandung oksigen dan zat makanan ke bayi
menjadi hipoksia.

2.2. Etiologi Lilitan Tali Pusat


Pada usia kehamilan sebelum 8 bulan umumnya kehamilan janin belum
memasuki bagian atas panggul. Pada saat itu ukuran bayi relative kecil dan
jumlah air ketuban berlebihan (polihidramnion) kemungkinan bayi terlilit tali
pusat.
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Panjang tali pusat bayi
rata-rata 50 60 cm, namun tiap bayi mempunyai tali pusat bebeda-beda.

7
Dikatakan panjang jika melebihi 100 cm dan dikatakan pendek jika kurang dari
30 cm.
Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi
pada trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke
janin melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya
bayi. bergerak bebas.
Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal
tersebut menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia /
kekurangan oksigen.

2. 3. Diagnosa Lilitan Tali Pusat


Beberapa hal yang menandai bayi terlilit tali pusat, yaitu:
1. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian
terendah janin (kepala atau bokong) belum memasuki pintu atas panggul
perlu dicurigai adanya lilitan tali pusat.
2. Pada janin letak sungsang atau lintang yang menetap meskipun telah
dilakukan usaha untuk memutar janin (Versi luar/knee chest position) perlu
dicurigai pula adanya lilitan tali pusat.
3. Dalam kehamilan dengan pemeriksaan USG khususnya color doppler dan
USG 3 dimensi dapat dipastikan adanya lilitan tali pusat..
4. Dalam proses persalinan pada bayi dengan lilitan tali pusat yang erat.
umumnya dapat dijumpai dengan tanda penurunan detak jantung janin di
bawah normal, terutama pada saat kontraksi rahim.
5. Infeksi Tali Pusat (Tetanus Neonatorum)

2.4. Penyebab Bayi Meninggal Karena Lilitan Tali Pusat


1. Puntiran tali pusat secara berulang-ulang kesatu arah. Biasanya terjadi pada
trimester pertama dan kedua. Ini mengakibatkan arus darah dari ibu ke janin
melalui tali pusat terhambat total. Karena dalam usia kehamilan umumnya
bayi bergerak bebas.
2. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu erat sampai dua atau tiga lilitan, hal tersebut
menyebabkan kompresi tali pusat sehingga janin mengalami hipoksia /
kekurangan oksigen.

2.5. Tanda-tanda Bayi Terlilit Tali Pusat


1. Pada bayi dengan usia kehamilan lebih dari 34 minggu, namun bagian
terendah janin (kepala/bokong) belum memasuki bagian atas rongga panggul.
2. Pada janin letak sungsang/ lintang yang menetap meskipun telah dilakukan
usaha memutar janin (versi luar / knee chest position) perlu dicurigai pula
adanya lilitan tali pusat.
3. Tanda penurunan DJJ dibawah normal, terutama pada saat kontraksi.

8
2.6. Cara Mengatasi Lilitan Tali Pusat
1. Memberikan oksigen pada ibu dalam posisi mining. Namun, bila persalinan
masih akan berlangsung lama dengan DJJ akan semakin lambat (Bradikardia).
persalinan harus segera diakhiri dengan operasi Caesar.
2. Melalui pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat apakah ada
gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan sepenuhnya
bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi untuk menilai
erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller Doppen) atau
USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut melilit atau
tidak dileher, atau tubuh yang lain pada janin, serta menilai erat tidaknya
lilitan tersebut. ( Conectique.com >> Pregnancy : Waspada janin terlilit tali
pusat).
3. Dalam pimpinan persalinan terutama kala dua observasi, DJJ sangatlah
penting segera setelah his dan refleks mengejan. Kejadian distress janin
merupakan indikasi untuk menyelesaikan persalinan sehingga bayi dapat
diselamatkan. Jika tali pusat melilit longgar dileher bayi, lepaskan melewati
kepala bayi namun jika tali pusat melilit erat dileher, lakukan penjepitan tali
pusat dengan klem di dua tempat, kemudian potong diantaranya, kemudian
lahirkan bayi dengan segera. Dalam situasi terpaksa bidan dapat melakukan
pemotongan tali pusat pada waktu pertolongan persalinan bayi.

2.7. Penatalaksanaan Lilitan Tali Pusat


Melakukan pemeriksaan teratur dengan bantuan USG untuk melihat
apakah ada gambaran tali pusat disekitar leher. Namun tidak dapat dipastikan
sepenuhnya bahwa tali pusat tersebut melilit leher janin atau tidak. Apalagi
untuk menilai erat atau tidaknya lilitan. Namun dengan USG berwarna (Coller
Doppen) atau USG tiga dimensi, dan dapat lebih memastikan tali pusat tersebut
melilit atau tidak dileher, atau sekitar tubuh yang lain pada janin, serta menilai
erat tidaknya lilitan tersebut.

9
BAB III

(TINJAUN KASUS)

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA NY.S UMUR 24TH


G1P0A0 HAMIL 40 MINGGU DENGAN LILITAN TALI PUSAT DI
PUSKESMAS GANG SEHAT

PENGKAJIAN
Tanggal : 16 Maret 2022 Pukul : 01.00 wib

DATA SUBJEKTIF
1. Identitas

Nama : Ny. S Nama Suami : Tn. R


Umur : 24 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Kristen Suku : Aceh
Suku/Bangsa : Batak/WNI Agama : Kristen
Pendidikan : D3 Perawat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Kesehatan Gg. Swakarya 1B no. 1
No. Tlp : 08xxxxxxxxxx
2. Riwayat Obstetri
G 1 P0 A 0 M 0
No Kehamilan Persalinan Nifas Anak ket
Ke lama penyulit tempat Penolong Jenis penyulit penyulit jk bbl Umur penyuli
t
1 Hamil
ini

3. Riwayat Kehamilan Sekarang


Haid : teratur/ tidak teratur/ sakit/ tidaksakit
Siklus : 28 Hari
Banyaknya : biasa/ sedikit/ banyak

10
HPHT : 09-06-2021, Taksiran Persalinan 16-03-2022, lama hamil 40 minggu
Gerakan anak pertama kali dirasakan : 4 bulan
PeriksaHamil : Dokter/Bidan /paramedik, dukun

4. Riwayat Persalinan Sekarang


Dikirim oleh : Datang sendiri/ Oleh ………………………
His mulai : sejak tanggal 16 maret 2022 Jam 01.15 wib
Darah Lendir : sejak tanggal 16 maret 2022 Jam 01.15 wib
Ketuban ; belum / pecah, sejak tanggal …………Jam………………….

4. Anamnesis Khusus
Keluhan utama: Ibu mengatakan mules-mules dan sakit pinggang
Riwayat Perjalanan Penyakit : Ibu mengatakan mules-mules jam 15:00 wib pada
tanggal 15-03-2022 dan ibu mengeluh ada hemoroid

DATA OBJEKTIF
5. Status Present
Berat Badan : 55 kg Tekanan Darah : 123/74 mmHg

Tinggi Badan : 158 cm Nadi : 84x/m


Keadaan Umum : Baik Pernafasan : 20x/m
Kesadaran : Composmentis Hati/Limfe : Normal
Gizi : Baik Edema : tidak ada
Jantung : Normal Varices : Tidak ada
Paru-paru : Normal Refleks Patela :+
Laboratorium : Hb : 12gr%
Leukosit : -
Urine: Protein Urine: -
Glukosa Urine : -
6. Status Obstetri
a. Pemeriksaan Luar : Tanggal 16 maret 2022, jam 01.15 wib
Leopold I : TFU 29 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : Teraba Panjang keras seperti papan pada bagian kanan perut ibu,
teraba bagian-bagian kecil berongga pada bagian perut ibu.
Leopold III : Teraba bulat, keras, susah dilentingkan
Leopold IV : Divergen
DJJ (+) : 140x/m
HIS : 2x/ 10 menit
Lamanya : 35 detik
Taksiran BBJ : 2900 gr
Lingkaran Bandle : Negatif

11
Tanda Osborn : Negatif
b. Pemeriksaan Dalam : Tanggal 16 maret 2022, jam 01.15 wib
Portio : Konsistensi : Lunak
Posisi : Posterior
Pendataran : 60%
Pembukaan : 2 cm
Ketuban :+
Terbawah : Kepala
Penurunan : H 1
Penunjuk : UUK depan
Pemeriksaan Panggul Dalam : - Promontorium teraba
- Linea innominate teraba
- Sacrum cekung bikoncaf
- Spina isciadika menonjol
- Arkus pubis lebih besar
Kesan panggul : Luas

ANALISIS
G1 P0 A0 M0 Hamil 40 minggu in partu kala 1 fase aktif, janin tunggal hidup presentasi
kepala.

PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, ibu menanggapi penjelasan yang diberikan
2. Menghadirkan keluarga untuk mendampingi proses persalinan, ibu di damping
suami
3. Memberikan dukungan psikologis, kecemasan ibu berkurang
4. Memfasilitasi posisi dan mobilisasi, ibu masih dapat berjalan-jalan di sekitar ruang
bersalin
5. Membimbing ibu untuk melakukan teknik relaksasi, ibu dapat melakukannya
6. Menganjurkan untuk makan dan minum seperti biasa, ibu tidak mau makan, minum
1 gelas air putih
7. Menganjurkan ibu tidak menahan air kecil dan menjelaskan tujuanmya, ibu
melaksanakan anjuran yang diberikan
8. Menyiapkan alat pertolongan persalinan, alat pertolongan persalinan sudah pada
tempatnya
9. Mengobservasi TTV, HIS, DJJ, dan kemajuan persalian, hasil terlampir di
partograph.

12
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. S No. RM : 01A29376
Umur : 24 tahun Tanggal : 16 maret 2022
Tanggal & Jam Catatan Perkembangan
(SOAP)
16 maret 2022 S : Ibu mengatakan mulai mulas jam 15.00 (15-3-22) ibu mengeluh ada
01.15 wib hemoroid.
O : K/u Baik, TD : 123/74 mmHg, N: 84x/m, S: 36,6, Rr: 20x/m, TFU 29 cm,
Uk: 40 mgg, his: 2x/10 menit (35 detik) VT: 2 cm, Ket: (+) menonjol, kep HI-
II, portio tipis lunak
A : G1 P0 A0 M0 Hamil 40 mgg inpartu kala 1 fase laten

05: 30 wib VT 2 cm, portio tipis, kep-HI-II, ket (+), his 2x10 (35)

09: 30 wib S : Mules


O : DJJ: 140x/m, His 3x/10 lama 35” VT: 4 cm, portio tipis lunak, dilatasi
60%, ketuban (+) kep HI-II
A : G1P0A0M0 gravida 39-40 mgg inpartu kala 1 fase aktif
P : Obs kemajuan persalinan

13: 30 wib S : mules


O : TD : 129/76 mmHg, DJJ : 143x/m, N : 91x/m, His : 3x/10 lama 40-45”
kep HII, ketuban (+) menonjol, portio tipis lunak, portio (+) kep H II
A : G1P0A0M0 gr 40 mgg inpartu kala 1 fase aktif
P : - memasang infus D5% guyur
- Obs kemajuan persalinan
- Lapor dr. tiara
a/i induksi persalinan Rl+oxy 5 iv, mulai 8 tpm naik 4tpm / 30mnt

14: 20 Pasang infus Rl + oxy 5 iv 8tpm (no/f II)


Merupakan pasien aplusan

14: 45 wib Pecah ketuban spontan warna putih keruh -+ 1000 cc

15: 10 wib S : Pasien mengeluh ada rasa ingin mengedan


O : k/u baik, his 4x/10m (35-40”) VT 10 cm, portio ada. Kepala mulai nampak
caput, kepala H III, ket (-)
A : G1P0A0M0 UK 40mgg kala II
P : menjelaskan hasil pemeriksaan, miring kiri, siap alat, diri, dan pasien.
Posisikan pasien pertolongan 55 apn.
16: 53 Partus spontan, perempuan A/5 9/10 BB: 3010gr/dl PB: 50cm, UK/LD;31/31
Caput (+) 8ctp 1x , oxy (+).
13
LAPORAN PERSALIANAN
1) Penolong : Bidan Cara Persalinan : Spontan
Lama persalinan : 2 jam
Tanggal 16 maret 2022 pukul 15:10 wib, PD pembukaan lengkap, ketuban (-), ketuban
HIII-IV tidak dilakukan amniotomi dan langsung di pimpin meneran selama 1 jam 43
menit pukul 16:53 wib partus lahir spontan, anak perempuan hidup menangis spontan
plasenta lahir spontan pukul: 17:03 wib
2.) Keadaan ibu pasca persalinan :
Keadaan umum : baik Tekanan darah : 115/51
Pernafasan : 20x/m Nadi : 108x/m
Berat plasenta : 600 gram Plasenta lahir : spontan
Panjang tali pusat : 50 cm Tinggi fundus : 2 jari dibawah pusat
Kontraksi uterus : baik Perdarahan : 500cc
3.) Keadaan Bayi :
Lahir tanggal : 16 maret 2022, jam 16:53 wib HIDUP
Berat Badan : 3010 gr
Panjang Badan : 50 cm
Jenis Kelamin : perempuan
Lingkar Dada : 31 cm, Kelainan kongenital : -

NILAI APGAR
0 1 2 NILAI 1 MENIT 5 MENIT 10 MENIT
APGAR
Tidak ada < 100 >100 Denyut 2 2 2
jantung
Tidak ada Tak teratur Menangis Usaha 2 2 2
kuat bernafas
Lemah Fleks Gerak aktif Tonus otot 1 2 2
sedikit
Tidak ada Meringis Menangis Peka 2 2 2
rangsang

14
Biru / putih Merah Merah Warna kulit 2 2 2
jambu jambu
ujung2 biru
Total 9 10 10

Asfiksia : tidak
Resusitasi : -
- O2 dimuka (6 liter/ menit :-
- Pompa Udara berulang (VTP) : -
- Intubasi endotracheal :-
- Pemberian obat-obatan :-

Mahasiswa Pembimbing

15
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10
hari menyuplai zat zat gizi dan oksigen janin. (Sarwono, 2008).
Tali pusat yang panjang menyebabkan bayi terlilit. Lilitan tali pusat pada bayi terlalu
erat sampai dua atau tiga lilitan.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini masih hanyak kekurangan yang dimiliki oleh penulis, oleh
karena itu penulis sangat berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun. Dan harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca khususnya bagi mahasiswa Politeknik Aisyiyah Pontianak. Atas perhatian
teman-teman, pembaca, penulis ucapkan banyak terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA
Prawiroharjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Tridasa Printer.
eber, Ben-Zian. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Obstetri dan Ginekologi. Jakarta EGC
Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Jakarta. EGC
Manuaba, Ida Bagus, 1998, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan, Jakarta. EGC
Sastrawinata, Sulaiman, 1987, Obstetri Patologi, Fakultas Kedokteran UNPAD. Jakarta.
Wiknjo Sastro, Hanifa, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

16

Anda mungkin juga menyukai