Anda di halaman 1dari 13

Tugas : Individu

Dosen : Dr. Hasnidar,S.St.,M.Kes

MAKALAH
PERAWATAN TALI PUSAT

Oleh :
ARNISAH (BSN 18954)

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA


TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PERAWATAN
TALI PUSAT”.
Makalah ini berisikan tentang informasi Tentang bagaimana cara merawat tali
pusat, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang perawatan tali pusat.
Makalah yang kami susun ini adalah berkenaan dengan matakuliah mengenai
Perawatan Tali Pusat kami menyadari dalam penyusunan makalah ini , kami masih
banyak terdapat kesalahan , maka dari itu dengan penuh rasa hormat kami mohon
maaf apabila dalam penulisan kami masih banyak kealfaan.untuk itu kami akan
menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca  agar kami bias
memperbaiki penulisan makalah ini dimasa yang akan datang.
            Akhir kata kami ucapkan terimakasih semoga makalah ini berguna bagi kami
pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Watampone, 25 Maret 2020


penyusun

ARNISAH
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan.....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TALI PUSAT ..............................................
B. PERAWATAN TALI PUSAT...............................................
C. PENCEGAHAN INFEKSI PADA TALI PUSAT.................
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN......................................................................
B. SARAN...................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah


meningkatkan kesadaran, kemauan dam kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang optimal di seluruh wilayah
Indonesia.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan
( Morbilitas ) dan angka kematian ( mortalitas ) adalah dengan memberikan pelayanan
kesehatan yang efektif pada masyarakat tentang perawatan tali pusat bayi, dalam
melaksanakan upaya tersebut diperlukan sumberdaya manusia yang mempunyai
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang berkualitas yaitu dengan memberikan
penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat sehingga pengetahuan yang
dimiliki oleh masyarakat diharapkan dapat mempengaruhi perilaku masyarakat
terhadap kesehatan.

Kemampuan hidup sehat dimulai sejak bayi karena pada masa ini terjadi
pertumbuhan dan perkembangan yang menentukan kualitas otak pada masa dewasa.
Supaya terciptanya bayi yang sehat maka dalam perawatan tali pusat pada bayi baru
lahir dilakukan dengan benar – benar sesuai dengan prosedur kesehatan.

Perawatan tali pusat adalah melakukan pengobatan dan peningkatan tali pusat
yang menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi. Dan kemudian tali pusat dirawat
dalam keadaan steril, bersih dan terhindar dari infeksi tali pusat.

Perawatan tali pusat yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif
yaitu tali pusat akan pupus pada hari ke – 5 dan hari ke – 7 tanpa ada komplikasi,
sedangkan dampak negative dari perawatan tali pusat yang tidak benar adalah bayi
akan mengalami penyakit Tetanus Neonaturum dan dapat mengakibatkan kematian.
Tujuan Perawatan Tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit
tetanus pada bayi baru lahir penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman
tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat steril, pemakaian obat –
obatan, bubuk atau daun – daun yang ditaburkan ketali pusat sehingga dapat
mengakibatkan infeksi.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Setelah berhasilnya penulisan makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu


memberikan penanganan tentang perawatn pada bayi baru lahir.

b. Tujuan Khusus

 Dapat menjelaskan pengertian tali pusat

 Dapat menyebutkan penyebab dari tali pusat

 Dapat menjabarkan patofisiologi tali pusat

 Dapat menyebutkan pencegahan infeksi tali puat

 Dapat melakukan perawatan tali pusat

3. Manfaat

Dengan adanya makalah ini, maka dapat memberikan manfaat serta


pengetahuan yang berguna bagi mahasiswa, khususnya Mahasiswa Akademi
Kebidanan dalam memahami tentang perawatan pada bayi baru lahir.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TALI PUSAT

Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9
bulan 10 hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin.

Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus
dipotong dan diikat atau dijepit.

1. Letak : Funiculus umbilicalis terbentang dari permukaan fetal plasenta sampai


daerah umbilicalis fetus dan berlanjut sebagai kulit fetus pada perbatasan tersebut.
Funiculus umbilicalis secara normal berinersi dibagian tengah plasenta.
2. Bentuk : Funiculus umbilicalis berbentuk seperti tali yang memanjang dari tengah
plasenta sampai ke umbilicalis fetus dan mempunyai sekitar 40 puntiran spiral.
3. Ukuran : Pada saat aterm funiculus umbilicalis panjangnya 40 – 50 cm dan
diameternya 1 – 2 cm, hal ini cukup untuk kelahiran bayi tanpa menarik plasenta
keluar dari rahim ibu. Tali pusat menjadi lebih panjang jika jumlah air ketuban pada
kehamilan trimester pertama dan kedua relative banyak. Jika oligohidromnion dan
janin kurang gerak ( pada kelainan motorik janin ), maka umumnya tali pusat lebih
pendek. Kerugian tali pusat terlalu panjang adalah dapat terjadi lilitan disekitar leher
atau tubuh janin atau menjadi ikatan yang dapat menyebabkan oklusi pembuluh
darah khususnya pada saat persalinan.
a. Struktur tali pusat
1. Amnion : Menutupi funiculus umbilicalis dan merupakan lanjutan amnion
yang menutupi permukaan fetal plasenta. Pada ujung fetal amnion melanjutkan
diri dengan kulit yang menutupi abdomen. Baik kulit maupun membran amnion
berasal dari ectoderm.
2. Tiga pembuluh darah : Setelah struktur lengkung usus, yolk sack dan duktus
vitellinus menghilang, tali pusat akhirnya hanya mengandung pembuluh darah
umbilikal yang menghubungkan sirkulasi janin dengan plasenta. Ketiga
pembuluh darah itu saling berpilin di dalam funiculus umbilicalis dan
melanjutkan sebagai pembuluh darah kecil pada vili korion plasenta. Kekuatan
aliran darah (kurang lebih 400 ml/ menit) dalam tali pusat membantu
mempertahankan tali pusat dalam posisi relatif lurus dan mencegah terbelitnya
tali pusat tersebut ketika janin bergerak-gerak. Ketiga pembuluh darah tersebut
yaitu :
3. Satu vena umbilicalis membawa oksigen dan memberi nutrien ke sistem
peredaran darah fetus dari darah maternal yang terletak di dalam spatium
choriodeciduale.
4. Dua arteri umbilicalis mengembalikan produk sisa (limbah) dari fetus ke
plasenta dimana produk sisa tersebut diasimilasi ke dalam peredaran darah
maternal untuk di ekskresikan.
5. Jeli Wharton : Merupakan zat yang berkonsistensi lengket yang mengelilingi
pembuluh darah pada funiculus umbilicalis. Jeli Warthon merupakan subtansi
seperti jeli, juga berasal dari mesoderm seperti halnya pembuluh darah. Jeli ini
melindungi pembuluh darah tersebut terhadap kompresi, sehingga pemberian
makanan yang kontinyu untuk janin dapat di jamin. Selain itu juga dapat
membantu mencegah penekukan tali pusat. Jeli warthon ini akan mengembang
jika terkena udara. Jeli Warthon ini kadang-kadang terkumpul sebagai gempalan
kecil dan membentuk simpul palsu di dalam funiculus umbilicalis. Jumlah jeli
inilah yang menyebabkan funiculus umbilicalis menjadi tebal atau tipis.
b. Fungsi Tali pusat :
Sebagai saluran yang menghubungkan antara plasenta dan bagian tubuh
janin sehingga janin mendapat asupan oksigen, makanan dan antibodi dari ibu
yang sebelumnya diterima terlebih dahulu oleh plasenta melalui vena umbilicalis.
Saluran pertukaran bahan-bahan kumuh seperti urea dan gas karbon
dioksida yang akan meresap keluar melalui arteri umbilicalis.
B. PERAWATAN TALI PUSAT
Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,
penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga
sederhana. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :

1. Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
2. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum
membersihkan tali pusat.
3. Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk
menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah
pangkal tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus
sedikit mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan
sedikitnya dua kali dalam sehari.
4. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya
menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan
resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau ikat dengan longgar pada
bagian atas tali pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat
dapat terkena udara dengan leluasa.
C. MACAM-MACAM PERAWATAN TALI PUSAT
1. Perawatan Tali Pusat Kering
Perawatan tali pusat kering adalah Tali pusat dibersihkan dan dirawat
serta dibalut kassa steril , tali pusat dijaga agar bersih dan kering tidak
terjadi infeksi sampai tali pusat kering dan lepas (Depkes RI, 1996 ).
Cara perawatan tali pusat kering adalah :
a. Siapkan alat-alat.
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat
c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa.
d. Setelah bersih, tali pusat dibungkus dengan kain kasa steril kering.
e. Setelah tali pusat terlepas / puput, pusat tetap diberi kasa steril.
Cara perawatan tali pusat kering adalah dengan membungkus tali pusat
dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering. Jika tali pusat
berbau diberi gentian violet.
2. Perawatan Tali Pusat Basah
Tujuan dari perawatan tali pusat adalah untuk mencegah infeksi dan
meningkatkan pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya untuk
mencegah infeksi dan mempercepat pemisahan, banyak zat yang berbeda
dan kebiasaan-kebiuasaan yang telah digunakan untuk perawatan tali pusat
ini. Hanya dari beberapa penggunaannya yang telah dipelajari dengan baik.
Zat-zat seperti triple dye, alkohol dan larutan chlorhexidine sepintas
lalu dianggap mencegah infeksi namun ditemukan belum bekerja dengan
baik. Selain itu, ketika para ibu merawat bayi mereka di dalam kamar
mereka daripada di dalam ruang perawatan, tingkat infeksi tali pusat
terendah terjadi (Hasselquist, 2006:53).
1) Cara perawatan tali pusat basah adalah (Solahuddin, 2006) :
Siapkan alat-alat
2) Selalu cuci tangan Anda sampai bersih sebelum mulai melakukan perawatan tali
pusat.
3) Kemudian, bersihkan tali pusat dengan alkohol.
4) Tutupi dengan kasa steril yang diberi alkohol dan menggantinya setiap kali usai
mandi, berkeringat, terkena kotor, dan basah.
5) Segera larikan ke dokter jika mencium bau tidak sedap dari tali pusat bayi yang
belum lepas.

D. PENCEGAHAN INFEKSI PADA TALI PUSAT

Pencegahan agar tali pusat tidak infeksi yaitu dengan cara pemberian toxoid
tetanus kepada ibu hamil 3 x berturut – turut pada trimester ke – 3 dikatakan sangat
bermanfaat untuk mencegah tetanus neonatorum. Pemotongan tali pusat harus
menggunakan alat yang steril dan perawatan tali pusat selanjutnya.

E. NASEHATNASEHAT YANG DIBERIKAN BIDAN PADA IBU SAAT


MELAKUKAN PERAWATAN TALI PUSAT DIRUMAH
1. Jangan membungkus puntung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan
atau bahan apapun ke puntung tali pusat.
2. Mengoleskan alkohol atau betadine (terutama jika pemotong tali pusat tidak
terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah/lembap. `Lipat popok dibawah puntung tali pusat.
3. Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan sabun dan
segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih.
4. Jelaskan pada ibu bahwa ia harus mencari bantuan jika pusat menjadi merah,
bernanah atau berdarah atau berbau.
5. Jika pangkal tali pusat (pusat bayi) menjadi merah, mengeluarkan nanah atau
darah, segera rujuk bayi ke fasilitas yang dilengkapi perawatan untuk bati baru
lahir (Depkes,2007).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tali pusat atau Umbilical cord adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam
kandungan, dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan 10
hari menyuplai zat – zat gizi dan oksigen janin.

Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan,


penyelenggaraan (Kamisa, 1997). Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya juga
sederhana. Hal yang paling terpenting dalam membersihkan tali pusat adalah :

1. Pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering.
2. Selalu cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum membersihkan
tali pusat.
3. Selama belum tali pusatnya puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara
dicelupkan ke dalam air. Cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya, untuk
menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus selalu dibersihkan adalah pangkal
tali pusat, bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini, Anda harus sedikit
mengangkat (bukan menarik) tali pusat. Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua
kali dalam sehari.
4. Tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya
menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko
infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutup atau ikat dengan longgar pada bagian atas tali
pusat dengan kain kasa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara
dengan leluasa.

B. SARAN

1. Bagi para pembaca makalah ini, apabila memiliki minat untuk menulis/meneliti
tentang penelitian ini, penulis harapkan dapat meneliti lebih dalam lagi mengenai
penelitian ( dalam penulisan isi makalah)
2. Penulis harapkan makalah ini merupakan rintisan bagi penulisan makalah ( penelitian
lain yang lebih lanjut/dalam ).
3. Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini, penulis harapkan agar pembaca
mencari solusi dari kekurangan makalah ini dengan menambah referensi bacaan dari
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Ferry Efendi, 2009, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Jakarta, Salemba Medika.

Helen Varney, 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta, EGC.

Notoatmodjo, 2003, Ilmu kesehatan masyarakat, Jakarta, Rineka Cipta.

Patricia W. Ladewig, 2006, Buku Suku Asuhan Ibu dan Bayi Baru Lahir Edisi V, Jakarta,
EGC

Sarwono Prawiharhardjo, 2008, Ilmu Kebidanan, Jakarta, PT. Bina Pustaka

Sodikin, 2009, Perawatan Tali Pusat, Jakarta, EGC

Anda mungkin juga menyukai