Anda di halaman 1dari 21

Tugas Individu

Dosen : Hj. Sitti Wahidah, S.ST.,M.kes

MAKALAH
RANGKUMAN MATERI ASKEB NEONATUS
BAYI DAN BALITA

OLEH :

SRI MARYA ULFA ( BSN 18974 )


TINGKAT II

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA


TAHUN PELAJARAN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Penyusun
menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan untuk
itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan para pembaca pada
umumnya. Dan diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua
tentang pembahasan bab yang akan kita pelajari ini.

Watampone , Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................
C. Tujuan Penulisan ...............................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................
A. Neonatus Bayi dan Balita...................................................................
B. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)...........................................................
C. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir...................................................
D. Masalah atau Penyakit Pada Bayi dan Balita.....................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Periode BBL (Normal) adalah masa 28 hari pertama kehidupan manusia, pada
masa ini terjadi proses penyesuaian system tubuh bayi intrauteri kekehidupan ekstrauteri
masa ini adalah masa yang perlu mendapatkan perhatian karena pada masa ini terdapat
mortalitas paling tinggi (Rudon 2006). Bayi normal yang dilahirkan dirumah sakit
maupun dklinik bersalin biasanya hanya mendapatkan perawatan 2 – 3 hari perawatan.
Selanjutnya dirumah sepenuhnya dilakukan oleh ibu. Inisiasi menyusu dini (Early
initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir.
Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir
dengan usaha sendiri dengan kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan
inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara
(Roesli Utami, 2008). Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat
dipotong, di bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera diletakkan diatas
perut atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri
mencari puting ibu untuk menyusu (Rulina, 2007:1).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Neonatus bayi dan balita?
2. Apa itu Inisiasi menyusui dini?
3. Apa itu pemeriksaan fisik bayi baru lahir?
4. Apa itu penyakit atau masalah pada bayi dan balita?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Apa itu Neonatus bayi dan balita
2. Megetahui Apa itu Inisiasi menyusui dini
3. Mengetahui Apa itu pemeriksaan fisik bayi baru lahir
4. Mengetahui Apa itu penyakit atau masalah pada bayi dan balita
BAB II
PEMBAHASAN
A. Neonatus bayi dan balita
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai
42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Mochtar, Rustam. 1998)B.
Ciri-ciri Bayi Normal Menurut Depkes RI. 1993. Masa neonatal adalah masa sejak lahir
sampai dengan 4 minggu (24 hari) sesudah kelahiran bayi adalah anak yang belum lama
lahir, bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan
berat badan lahir 2.500 – 4000 gram. Bayi adalah individu baru yang lahir didunia, dalam
keadaannya yang terbatas, maka individu baru baru ini sangatlah membutuhkan
perawatan dari orang lain.
Bayi baru lahir adalah Janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah
mempu hidup diluar kandungan.
a. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
1. Berat-badan lahir 2500 - 4000 gram
2. Panjang badan lahir 48-52 cm
3. Lingkar dada 30-38 cm
4. Lingkar kepala 30-35 cm
5. Bunyi jantung pada menit-menit pertama kira-kira 180x/menit kemudian
menurun sampai 120-140 x/menit
6. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80x/menit, kemudian turun
setelah tenang kira-kira 40 x/menit
7. Kulit kemerah-merahan karena jaringan subkutan cukup terbentuk dan diliputi
vernix caseosa
8. Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala agak panjang dan lemah
9. Kuku telah panjang dan lemas
10. Genetalia : labia mayora telah menutupi labia minora (pada perempuan), testis
sudah turun (pada laki-laki).
11. Refleks isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Refleks morro sudah baik, bila bayi dikagetkan dan memperlihatkan gerakan
seperti memeluk.
13. Graff reflex sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda diatas telapak tangan,
bayi akan menggenggam/adanya gerak refleks.
14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama berwarna
hitam kecoklatan.
b. Klasifikasi neonates
a) neonatus meurut gestasinya
1. kurang bulan (preterm infan) : < 259 hari (37 minggu)
2. cukup bulan (terminfan) : 259-294 hari (37-42 minggu)
3. Lebih bulan (posterm infant) : >294 hari (42 minggu)
b) Neonatus meurut berat lahir
1. berat lahir rendah : <2500 gram.
2. berat lahir cukup : 2500-4000 gram.
3. berat lahir lebih : > 4000 gram.
c) Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi ( masa gestasi dan
ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan, yaitu
1. neonatus cukup / lebih / kurang.
2. sesuai / kecil / besar ukuran masa kehamilan.
c. Fisiologi bayi baru lahir
a) Sistem pernafasan
Terdapat perbedaan anatomi pada sistem pernafasan neonatus, bayi-
bayi kecil, dan orang dewasa :
1) Kepalanya relatif lebih besar dan lehernya lebih pendek.
2) Lidahnya relatif lebih besar secara proporsional dengan rongga mulut.
3) Lubang hidung lebih sempit dan kemungkinan menyebabkan hambatan
akibat sekresi maupun edema yang dapat menyebabkan masalah yang
serius. Neonatus bisa diistilahkan sebagai individu yang bernapas melalui
hidung, tetapi hal ini masih dipertanyakan. Beberapa neonatus mungkin
tidak dapat memindahkan jalan napasnya melalui mulut apabila lubang
hidungnya tersumbat.
4) Posisi laring lebih ke daerah cephalic (C4) ke arah anterior dan axis
terpanjangnya berjalan lurus pada daerah inferior dan daerah anretior.
5) Jalan napas akan sangat sempit pada daerah kartilago krikoid tepat
dibawah dari plika vokalis. Kartilago ini merupakan satu – satunya bagian
yang dapat pada jalan napas. Trauma pada jaringan ini akan
menyebabkan edema, bahkan edema dalam jumlah kecil yang berbentuk
lingkaran akan mengakibatkan penurunan area jalan napas pada bayi –
bayi tersebut.
6) Epiglottis umumya relatif panjang dan kaku. Epiglottis berbentuk U dan
tampak posterior pada sudut 45 derajat diatas dari glottis. Biasanya,
epiglottis ini diangkat dengan menggunakan bilah dari laringoskopi
sebelum glottis terlihat.
7) Trakeanya pendek (sekitar 5 cm pada neonatus).
8) Bronkus utama kanan lebih luas dibandingkan yang kiri dan lebih
mendatar.
9) Diafragma tinggi
10) Alveoli belum mengembang. Karena tulang rusuknya lebih horizontal,
ventilasi dari bayi – bayi umumya diafragmatika. Viscera abdominal
berukuran besar dan dapat menghambat pernapasan diafragma, terutama
apabila traktus gastrointestinalnya mengalami perubahan ukuran yang
lebih besar.
b) Otot - Otot Respirasi
Diafragma dan otot interkostal memiliki dua jenis serat otot:
1) Tipe I: Serat otot oksidatif tinggi yang dapat dianggap lambat
berkontraksi, resisten kelelahan, serat otot maraton. Serat otot ini
membantu untuk mempertahankan aktivitas otot yang
berkepanjangan.
2) Tipe II: Serat Otot oksidatif rendah, serat otot yang cepat berkontraksi
yang aktif untuk jangka waktu yang singkat, tetapi tidak dapat
mempertahankan aktivitas yang berkepanjangan.
Proporsi serat otot tipe I ditunjukkan pada Tabel 4.2. Ketidak
matangan otot menjelaskan mengapa neonatus dan bayi cepat
mengalami kegagalan pemafasan dan apnea jika ada peningkatan
kerja pernapasan, misalnya obstruksi saluran napas.
B. Inisiasi Menyusui Dini ( IMD )
a. pengertian inisiasi menyusui dini
Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan kegiatan menyusu
dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. Inisiasi dini juga bisa diartikan sebagai cara
bayi menyusu satu jam pertama setelah lahir dengan usaha sendiri dengan kata lain
menyusu bukan disusui. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan
The Breast Crawl atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008).
Inisiasi menyusu dini yaitu bayi yang baru lahir, setelah tali pusat dipotong, di
bersihkan agar tidak terlalu basah dengan cairan dan segera diletakkan diatas perut
atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri
mencari puting ibu untuk menyusu (Rulina, 2007:1).
Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu
sesaat setelah bayi lahir (Dwi Sunar Prasetyono, 2009).
b. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini
1) Mencegah hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat
selama bayi merangkak mencari payudara.
2) Bayi dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak jantung
lebih stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.
3) Imunisasi Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai
mengisap puting adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik
yang ia perlukan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya.
4) Mempererat hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena 1 – 2
jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam
waktu yang lama.
5) Makanan non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal dari susu
manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhsn
fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
6) Bayi yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif
dan akan lebih lama disusui.
7) Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi diputing susu dan
sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran
hormon oksitosin.
8) Bayi mendapatkan ASI kolostrum-ASI yang pertama kali keluar. Cairan emas
ini kadang juga dinamakan the gift of life. Bayi yang diberi kesempatan
inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada yang tidak
diberi kesempatan. Kolostrum, ASI istimewa yang kaya akan daya tahan
tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi , penting untuk pertumbuhan
usus, bahkan kelangsungan hidup bayi,. Kolostrum akan membuat lapisan
yang melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus
mematangkan dinding usus ini.
c. Faktor pendukung inisiasi menyusui dini
1) Kesiapan fisik dan psikologi ibu yang sudah dipersiapkan sejak awal
kehamilan
2) Informasi yang diperoleh ibu mengenai Inisiasi menyusu dini
3) Tempat bersalin dan tenaga kesehatan.
d. Inisiasi meyusui dini yang dianjurkan
Berikut ini langkah-langkah melakukan inisiasi menyusu dini yang dianjurkan
1) Begitu lahir, bayi diletakkan di perut ibu yang sudah dialasi kain kering.
2) Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya, kecuali kedua
tangannya.
3) Tali pusat di potong lalu diikat.
4) Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak
dibersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
5) Tanpa digedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan
kontak kulit bayi dan kulit ibu. Jika perlu, bayi diberi topi untuk mengurangi
pengeluaran panas dari kepalanya. (Roesli Utami, 2008:9)
e. Peghambat inisiasi menyusui dini
1) Bayi kedinginan-tidak benar
Berdasarkan hasil pnelitian Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan
bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1° C lebih panas daripada suhu
dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini
kepanasan, suhu dada ibu akan turun 1° C. Jika bayi kedinginan, suhu dada
ibu akan meningkat 2° C untuk menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang
melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi yang baru lahir dibandingkan
tempat tidur yang canggih dan mahal.
2) Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya-tidak
benar.
Seorang ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah
lahir. Keluarnya oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu
dini membantu menenangkan ibu.
3) Tenaga kesehatan kurang tersedia-tidak masalah
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan
tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau
keluarga terdekat untuk manjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
4) Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk-tidak masalah
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau
kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya
mencapai payudara dan menyusu dini.
5) Ibu harus dijahit-tidak masalah
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang
dijahit adalah bagian bawah tubuh ibu.
6) Suntikan vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus
segera diberikan setelah lahir-tidak benar. Menurut American College of
Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding Medicine (2007),
tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu jam sampai bayi
menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
7) Bayi harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur-tidak
benar.
Menunda memandikan pada bayi berarti menghindarkan hilangnya
panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan
melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat dikeringkan segera setelah lahir.
Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda sampai menyusu awal selesai.
8) Bayi kurang siaga-tidak benar
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat
obat yang diasup ibu, kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi
memerlukan bantuan lebih untuk Bonding.
9) Kolostrum tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga di
butuhkan cairan lain.
10) Kolostrum tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi-tidak benar
Kolostrum sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain
sebagai imunisasi pertama dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir,
kolostrum melindungi dan mematangkan dinding usus yang masih muda.
(Roesli Utami, 2008:28-30).
C. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin.
Perlu mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan
riwayat persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah
lampu yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
1. pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
a. Menilai APGAR
Nilai APGAR merupakan suatu metode penilaian cepat untuk menilai
keadaan klinis bayi baru lahir pada usia 1 menit dan 5 menit. Pada tahun 1952
dr.Virginia Apgar mendesain sebuah metode penilaian cepat untuk menilai
keadaan klinis bayi baru lahir. Nilai Apgar dapat digunakan untuk mengetahui
keadaan bayi baru lahir dan respon terhadap resusitasi. Perlu kita ketahui nilai
Apgar suatu ekspresi keadaan fisiologis bayi baru lahir dan dibatasi oleh waktu.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai Apgar, antara lain pengaruh
obat-obatan, trauma lahir, kelainan bawaan, infeksi, hipoksia, hipovolemia dan
kelahiran prematur. Nilai Apgar dapat juga digunakan untuk menilai respon
resusitasi.
b. Mencari Kelainan Kongenital
Pemeriksaan di kamar bersalin juga menentukan adanya kelainan
kongenital pada bayi terutama yang memerlukan penanganan segera pada
anamnesis perlu ditanyakan apakah ibu menggunakan obat-obat teratogenik,
terkena radiasi atau infeksi virus pada trimester pertama. Juga ditanyakan
adakah kelainan bawaan keluarga disamping itu perlu diketahui apakah ibu
menderita penyakit yang dapat menggangu pertumbuhan janin seperti diabetes
mellitus, asma broinkial dan sebagainya.
c. Memeriksa cairan amnion
Pada pemeriksaan cairan amnion perlu diukur volume. Hidramnion
( volume > 2000 ml) sering dihubungkan dengan obstruksi traktus intestinal
bagian atas, ibu dengan diabetes atau eklamsi. Sedangkan oligohidramnion
(volume < 500 ml) dihubungkan dengan agenesis ginjal bilateral. Selain itu
perlu diperhatikan adanya konsekuensi oligohidramnion seperti kontraktur
sendi dan hipoplasi paru.
d. Memeriksa tali pusat
Pada pemeriksaan tali pusat perlu diperhatikan kesegaranya, ada
tidaknya simpul dan apakah terdapat dua arteri dan satu vena. Kurang lebih 1
% dari bayi baru lahir hanya mempunyai satu arteri umbilikalis dan 15 % dari
pada mempunyai satu atau lebih kelainan konginetal terutama pada sistem
pencernaan, urogenital, respiratorik atau kardiovaskuler.
e. Memeriksa plasenta
Pada pemeriksaan plasenta, plasenta perlu ditimbang dan perhatikan
apakah ada perkapuran, nekrosis dan sebagainya. Pada bayi kembar harus
diteliti apakah terdapat satu atau dua korion (untuk menentukan kembar identik
atau tidak). Juga perlu diperhatikan adanya anastomosis vascular antara kedua
amnion, bila ada perlu dipikirkan kemungkinan terjadi tranfusi feto-fetal.
f. Pemeriksaaan bayi secara cepat dan menyeluruh.
Menimbang berat badan dan membandingkan dengan masa gestasi.
Kejadian kelainan congenital pada bayi kurang bulan 2 kali lebih banyak
dibanding bayi cukup bulan, sedangkan pada bayi kecil untuk masa kehamilan
kejadian tersebut sampai 10 kali lebih besar.
g. Pemeriksaan mulut
Pada pemeriksaan mulut perhatikan apakah terdapat labio-palatoskisis
harus diperhatikan juga apakah terdapat hipersalivasi yang mungkin
disebabkan oleh adanya atresia esofagus. Pemeriksaan patensi esophagus
dilakukan dengan cara memasukkan kateter ke dalam lambung, setelah kateter
di dalam lambung, masukkan 5 – 10 ml udara dan dengan stetoskop akan
terdengar bunyi udara masuk ke dalam lambung. Dengan demikian akan
tersingkir atresia esophagus, kemudian cairan amnion di dalam lambung
diaspirasi. Bila terdapat cairan melebihi 30 ml pikirkan kemungkinan atresia
usus bagian atas. Pemeriksaan patensi esophagus dianjurkan pada setiap bayi
yang kecil untuk masa kehamilan, ateri umbulikalis hanya satu,
polihidramnion atau hipersalivasi
h. Pemeriksaan anus
Perhatikan adanya adanya anus imperforatus dengan memasukkan
thermometer ke dalam anus. Walaupun seringkali atresia yang tinggi tidak
dapat dideteksi dengan cara ini. Bila ada atresia perhatikan apakah ada fistula
rekto-vaginal.
i. Pemeriksaan garis tengah tubuh
Perlu dicari kelainan pada garis tengah berupa spina bidifa,
meningomielokel dan lain-lain.
j. Pemeriksaan jenis kelamin
Biasanya orang tua ingin segera mengetahui jenis kelamin anaknya.
Bila terdapat keraguan misalnya pembesaran klitoris pada bayi perempuan atau
terdapat hipospadia atau epispadia pada bayi lelaki, sebaiknya pemberitahuan
jenis kelamin ditunda sampai dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan
kromosom.
2. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi
berada di ruang perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang
mungkin terabaikan pada pemeriksaan di kamar bersalin. Pemeriksaan ini meliputi:
1) Aktifitas fisik
Inspeksi : Ekstremitas dalam keadaan fleksi, dengan gerakan tungkai serta
lengan aktif dan simetris.
2) Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 0C– 37 0C.
3) Kulit
Inspeksi : Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
Palpasi : Lembab, hangat dan tidak ada pengelupasan.
4) Kepala
Inspeksi : Distribusi rambut di puncak kepala.
Palpasi : Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
Fontanel anterior dengan ukuran 5 x 4 cm sepanjang sutura korona dan
sutura segital.
Fortanel posterior dengan ukuran 1 x 1 cm sepanjang sutura lambdoidalis dan
sagitalis.
5) Wajah
Inspeksi : Mata segaris dengan telinga, hidung di garis tengah, mulut garis
tengah wajah dan simetris
6) Mata
Inspeksi : Kelompak mata tanpa petosis atau udem.Skelera tidak ikterik,
cunjungtiva tidak merah muda, iris berwarna merata dan bilateral. Pupil
beraksi bila ada cahaya, reflek mengedip ada.
7) Telinga
Inspeksi : Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur,
pembentukkan tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan baik kokoh.
8) Hidung
Inspeksi : Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui
hidung.
9) Mulut
Inspeksi : Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk
penuh berwarna merah muda dan lembab, membran mekosa lembab dan
berwarna merah muda, palatom utuh, lidah dan uvula di garis tengah, reflek
gag dan reflek menghisap serta reflek rooting ada.
10) Leher
Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris dan pendek.
Palpasi : Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
11) Dada
Inspeksi : Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada semetris. Frekuensi
nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi : Nadi di apeks teraba di ruang interkosa keempat atau kelima tanpa
kardiomegali.
Auskultasi : Suara nafas jernih sama kedua sisi. frekuensi jantung 100- 160 x
permenit teratur tanpa mumur.
Perkusi : Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru
12) Payudara
Inspeksi : Jarak antar puting pada garis sejajar tanpa ada puting tambahan.
13) Abdomen
Inspeksi : Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua arteri
dan satu vena berwarna putih kebiruan.
Palpasi : Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba 2 – 3
cm, di bawah arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Ginjal dapat di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat
teraba sekitar 2 – 3 cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi
perut.
Perkusi : Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
Auskultasi : Bising usus ada.
14) Genitalia eksterna
Inspeksi (wanita) : Labia minora ada dan mengikuti labia minora, klitoris ada,
meatus uretra ada di depan orivisium vagina.
Inspeksi (laki-laki) : Penis lurus, meatus urinarius di tengah di ujung glans
tetis dan skrotum penuh.
15) Anus
Inspeksi : Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking)
pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.
16) Tulang belakang
Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang
belakang untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi : Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang
terlihat.
Palpasi : Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.
17) Ekstremitas
 Ekstremitas atas
Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan
reflek genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput,
jarak antar jari sama karpal dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan
kuku panjang melebihi bantalan kuku.
Palpasi : Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri
simetris bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.
 Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak
antar jari sama bantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati
bantalan kuku rentang pergerakan sendi penuh : tungkai, lutut,
pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal dan metatarsal ada dan
sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris.
18) Pemeriksaan reflek
19) Berkedip
cara : sorotkan cahaya ke mata bayi.
normal : dijumpai pada tahun pertama.
20) Pengukuran atropometrik
21) Penimbang berat badan
Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya, tangan
bidan menjaga di atas bayi sebagai tindakan keselamatan . BBL 2500 –
4000gram.
 Panjang badan :Letakkan bayi datar dengan posisi lurus se bisa
mungkin. Pegang kepala agar tetap pada ujung atas kita ukur dan
dengan lembut renggangkan kaki ke bawah menuju bawah kita. PB :
48/52cm.
 Lingkar kepala : Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling
menonjol dan tarik pita mengelilingi bagian atas alis LK : 32 – 37
cm.
 Lingkar dada : Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik
pita mengelilingi kearah depan dan garis putih. LD : 32 – 35 cm.
22) Pemeriksaan Fisik pada Bayi waktu Pulang
Pada waktu memulangkan dilakukan lagi pemeriksaan untuk
menyakinkan bahwa tidak ada kelainan kongenital atau kelainan akibat
trauma yang terlewati perlu di perhatikan : Susunan saraf pusat : aktifitas
bayi, ketegangan, ubun-ubun. Kulit : adanya ikterus, piodermia. Jantung :
adanya bising yang baru timbul kemudian. Abdomen : adanya tumor yang
tidak terdektesi sebelumnya. Tali pusat : adanya infeksi. di samping itu perlu
di perhatikan apakah bayi sudah pandai menyusu dan ibu sudah mengerti cara
pemberian ASI yang benar
D. Penyakit atau masalah pada bayi
Nah, berikut 10 masalah utama pada bayi baru lahir dilansir dari informasi Direktorat
Bina Kesehatan Anak Departemen Kesehatan RI:
1. Kejang
Masalah ini kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Namun, bila
Anda melihat gejala atau gerakan yang tidak biasa terjadi berulang-ulang dan tidak
berhenti saat bayi disentuh atau dielus-elus, kemungkinan besar dia mengalami
kejang. Gejalanya berulang-ulang dalam rupa menguap, mengunyah, mengisap, bola
mata berputar-putar, kaki seperti mengayuh sepeda, mata mendelik, dan berkedip.
2. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
Kondisi ini terjadi karena bayi mengalami infeksi berat.
3. Kondisi tubuh lemah
Bayi bergerak saat hanya dipegang, hal ini menandai bayi sakit berat.
4. Demam
Apabila suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat Celsius, bayi anda dipastikan
mengalami demam. Kondisi ini dapat terjadi sebaliknya jika tubuhnya terasa dingin,
dengan suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat Celsius.
5. Sesak napas dan terus menerus merintih
Ini menandakan bayi mengalami sakit serius.
6. Pusar kemerahan hingga ke dinding perut
Ini menandakan bayi terkena infeksi berat.
7. Mata bayi bernanah banyak
Bila tidak segera diobati, bayi terancam kebutaan.
8. Diare yang disertai dengan gejala mata cekung dan kondisi tidak sadar
Jika kulit perut bayi dicubit kembali dengan lambat, hal ini menandakan dia
mengalami kekurangan cairan dalam tahap kronis.
9. Feses bayi berwarna pucat
10. Kulit bayi terlihat berwarna kuning (jaundice)
Warna kuning ini terjadi akibat penumpukan zat kimia yang disebut bilirubin.
Kuning pada bayi akan berbahaya bila muncul kurang dari 24 jam setelah lahir, pada
umur lebih dari 14 hari, dan kuning sampai ke telapak tangan atau kaki.
Penyakit bayi baru lahir, yaitu :
 Penyakit kuning (jaundice)
Kuning pada bayi disebabkan oleh kelebihan bilirubin yang membuat kulit
bayi tampak kuning. Sebagian besar bayi baru lahir mengalami penyakit kuning
karena kadar bilirubin pada bayi yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Penyakit
kuning yang dialami bayi baru lahir akan terjadi pada hari ke-3 setelah dilahirkan.
Kemudian, pada hari ke-10, penyakit itu akan hilang dengan sendirinya. Sedangkan
untuk bayi prematur, penyakit kuning dapat berlangsung sekitar dua minggu. Untuk
meredakan kuning pada bayi, caranya yaitu hanya dengan menjemur bayi di bawah
sinar matahari pagi selama 30 menit.
 Kolik penyakit bayi baru lahir
Tanda bayi mengalami kolik ialah ketika bayi menangis secara terus menerus
tanpa alasan yang jelas. Biasanya hal itu karena bayi merasa tidak nyaman, tapi ia
tidak bisa mengungkapkannya. Kolik harus hilang pada saat bayi berumur 3 bulan.
Apabila kolik terus berlanjut setelah usia bayi 3 bulan, maka harus dilakukan
diagnosis apa yang menjadi penyebab kolik.
 Distensi perut
Kondisi ini ditandai dengan bayi baru lahir memiliki perut yang menonjol dan
lunak. Ketika perut bayi terasa keras dan bengkak saat disentuh, maka gas atau
konstipasi bisa menjadi penyebabnya.
 Kulit berwarna biru dan apnea
Bayi baru lahir memang memiliki tangan dan kaki yang kebiruan, tapi ini akan
memudar seiring dengan meningkatnya sirkulasi darah. Sedangkan apabila warna
kebiruan itu tidak memudar, orangtua harus membawa bayi periksa ke dokter.
Kondisi itu khawatir akan membuat bayi alami apnea, yaitu penghentian pernapasan
selama 15 hingga 20 detik. Bayi yang mengalami apnea biasanya karena ada masalah
jantung yang membutuhkan tindakan medis.
 Gumoh
Penyakit bayi baru lahir yang umum terjadi adalah gumoh, biasanya terjadi
ketika bayi selesai menyusu. Untuk mencegah gumoh, ibu disarankan untuk membuat
bayi bersendawa dengan cara posisikan bayi berdiri yang disandarkan pada bahu ibu.
 Batuk
penyakit bayi baru lahir Bayi biasanya batuk ketika sedang menyusui karena
ASI yang mengalir terlalu cepat. Batuk dan tersedak terus menerus ketika bayi
menyusu dapat mengindikasikan adanya masalah dengan paru-paru atau sistem
pencernaan.
 Gangguan pernapasan
Kondisi ini terjadi ketika bayi tidak cukup mendapatkan oksigen karena
adanya penyumbatan di saluran hidung. Dibutuhkan beberapa jam bagi bayi baru lahir
untuk bisa belajar bernapas secara normal.
 Anemia
Penyakit anemia yaitu karena kekurangan hemoglobin, yang mana
menunjukkan tingkat oksigen dalam darah rendah dan darah kental. Bayi yang terlahir
dari ibu mengidap anemia akan berisiko alami anemia juga. Anemia harus segera
diobati. Jika tidak, risikonya akan fatal.
 Demam
Demam adalah indikasi bahwa tubuh sedang melawan infeksi, tapi waspada
juga apabila bayi mengalami demam tinggi. Bayi yang mengalami demam tinggi
berisiko mengalami kejang dan berpotensi merusak otaknya.
 Masalah kulit
Masalah-masalah kulit seperti ruam popok dan kerak kepala adalah yang
sering terjadi pada bayi baru lahir. Cara mengatasi masalah ini yaitu dengan sering
mengganti popok dan menggunakan krim popok yang bayi. Sedangkan untuk
mengatasi kerak kepala, caranya yaitu dengan rajin mencuci kepala bayi. Gunakan
sampo ringan dan aman bagi bayi setiap hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dengan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram. (Mochtar,
Rustam. 1998)B. Ciri-ciri Bayi Normal Menurut Depkes RI. 1993. Masa neonatal
adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (24 hari) sesudah kelahiran bayi
adalah anak yang belum lama lahir, bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 – 4000 gram. Bayi
adalah individu baru yang lahir didunia, dalam keadaannya yang terbatas, maka
individu baru baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain.
Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan The Breast Crawl
atau merangkak mencari payudara (Roesli Utami, 2008). Inisiasi menyusu dini yaitu
bayi yang baru lahir, setelah tali pusat dipotong, di bersihkan agar tidak terlalu basah
dengan cairan dan segera diletakkan diatas perut atau dada ibu, biarkan minimal 30
menit sampai 1 jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu
(Rulina, 2007:1).
B. SARAN
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami
mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2010. Manfaat Inisiasi Menyusu Dini. http://kumpulan. Info/keluarga/anak/40-


anak/99-inisiasi-menyusu-dini-imd.html

Alimul. 2003. Metode Penelitian Kebidanan. PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Andriana. 2007. Minimnya Praktek Inisiasi Menyusu Dini. http://www.bali-post.com. diakses


tanggal 15 Februari 2011.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Dewi Cendika dkk. 2010. Panduan Pintar Hamil & Melahirkan, Jakarta : WahyuMedia

Depkes RI. 1993. Asuhan Keperawatan Anak Dalam Konteks Keluarga. PUSDIKNAKES:
Jakarta.Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. EGC: Jakarta.Rusepno, Hasan, dkk.
2000. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta

DEPKES RI, 1992 asuhan kesehatan anak dalam kontek keluarga Saifudin abdul bahri
2002, buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal. YBP-SP. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai