DAFTAR ISI........................................................................................................................ 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang……………………………………………………………....…...2
B. Rumusan masalah..................................................................................................2
C . Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A Kesimpulan……………………………………………………………….….....8
B. Saran....................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama
bayi yang lahir sehat. Bayi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa melalui proses yang
panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan keluarga. Terpenuhinya
kebutuhan dasar anak (asah-asih-asuh) oleh keluarga akan memberikan lingkungan yang
terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi seoptimal mungkin. Tetapi tidak
semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa bayi lahir dengan gangguan pada masa
prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini akan memberikan pengaruh bagi tumbuh
kembang anak selanjutnya.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1.Untuk memenuhi tugas mata kuliah asuhan kebidanan neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
2.Untuk menambah informasi dan wawasan kepada mahasiswa kebidanan pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai masalah cephal hematoma
3. Untuk menambah literatur bacaan mahasiwa kebidanan pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
A.Caput succedaneum
Pengertian Caput succedaneum adalah edema kulit kepala anak yang terjadi karena
tekanan dari jalan lahir kepada kepala anak. Atau pembengkakan difus, kadang-kadang
bersifat ekimotik atau edematosa, pada jaringan lunak kulit kepala, yang mengenai bagian
kepala terbawah, yang terjadi pada kelahiran verteks. Karena tekanan ini vena tertutup,
tekanan dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk ke dalam jaringan longgar
dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah. Dan merupakan benjolan yang
difus kepala, dan melampaui sutura garis tengah.
Kejadian caput succedaneum pada bayi sendiri adalah benjolan pada kepala bayi akibat
tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan vakum
ekstraksi,Persalinan lama Dapat menyebabkan caput succedaneum karena terjadi tekanan
pada jalan lahir yang terlalu lama, menyebabkan pembuluh darah vena tertutup, tekanan
dalam vena kapiler meninggi hingga cairan masuk kedalam cairan longgar dibawah lingkaran
tekanan dan pada tempat yang terendah.
B. Cephal hematoma
Cephal hematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan jaringan poriestum
karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Dan tidak pernah melampaui batas sutura garis
tengah. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan, bila dicurigai ada nya faktur (mendekati
hampir 5% dari seluruh cephalhematoma).Cephal hematoma adalah pembengkakan pada
daerah kepala yang disebabkan karena adanya penumpukan darah akibat pendarahan pada
subperiostinum.
C. Patofisiologi
3
Patofisiologi Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum
dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai akibat bertumpang
tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya
bayi untuk mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. . Menurut
Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002, proses perjalanan penyakit caput
succedaneum adalah sebagi berikut : Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput
succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan otak, yang dapat melampaui sutura
garis tengah. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi lahir dan
terletak periosteum hingga dapat melampaui sutura. Pembengkakan pada caput succedaneum
dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura.
Cephal hematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi tulang kepala
ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat terjadi pada persalinan lama.
Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan darah di daerah sub periosteal yang dari luar
terlihat benjolan.
a. Adanya oedema di kepala, hal ini disebabkan karena adanya penggumpalan cairan
dibawah kulit kepala bayi sehingga kepala bayi terlihat bengkak atau oedema.
b. Pada perabaan terasa lembut dan lunak. Benjolan ini terlokalisir, dapat tunggal atau
lebih dari satu ( multiple ). Tempat lunak ini akan berdenyut seirama dengan
jantung. Ketika seorang bayi aktif atau mendapat demam, daerah ini akna berdenyut
lebih cepat.
c. Oedema melampaui sela-sela tulang tengkorak, semua bayi memiliki daerah lunak di
kepala mereka ( fontanel ), yang mungkin tidak akan menutup sampai 18 bulan. Ini
adalah tempat dimana tulang tengkorak belum menyatu. Fontanel yang terbuka ini
memberi tengkorak lebih banyak kelenturan selama proses kelahiran atau ketika bayi
membenturkan.
4
d. Batas tidak jelas, biasanya pembengkakan akan melewati garis tengah kepala dan
menyeberangi ubun-ubun. Kepala yang tidak rata bisa juga disebabkan pecahnya
pembuluh darah akibat proses persalinan, ciri-cirinya benjolan tidak akan melewat
garis ubun-ubun. Bila darahnya banyak bayi bisa kekurangan darah dan kulitnya
menjadi kuning.
e. Biasanya menghilang dalam waktu 2 – 3 hari tanpa pengobatan.
E. Tanda dan gejala yang muncul pada bayi dengan Cephal hematoma
adalah
1.Kepala tampak bengkak dan bewarna merah
2.Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang tengkorak
3. Pada perabaan terasa mula – mula keras kemudian menjadi lunak
4.Benjolan tampak jelas kurang lebih 6 sampai 8 jam setelah lahir
5.Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga
6. Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu
5
H. Penatalaksanaan pada bayi dengan kelainan caput succedaneum :
1. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal
2. Pengawasan keadaan umum bayi
3. Berikan lingkungan yang baik ,adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
4. Pemberian ASI yang adekuat ,bidan harus mengajarkan pada ibu teknik menyusui
yang benar
5. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada
benjolan
6. Berikan konseling pada orang tua ,tentang :
a. Keadaan trauma yang dialami bayi
b. Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya tanpa pengobatan
c. Perawatan bayi sehari – hari
d. Manfaat dan teknik pemberian ASI
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Caput succedaneum adalah pembengkakan yang edematosa atau kadang-kadang ekimotik
dan difus dari jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian yang telah dilahirkan selama
persalinan verteks. Edema pada caput succedaneum dapat hilang pada hari pertama, sehingga
tidak diperlukan terapi. Tetapi jika terjadi ekimosis yang luas, dapat diberikan indikasi
fototerapi untuk kecenderungan hiperbilirubin. Kadang-kadang caput suksadenum disertai
dengan molding atau penumpangan tulang parietalis, tetapi tanda tersebut dapat hilang
setelah satu minggu. Pada kala II lama terjadi penekanan otot diafragma pelvis
mengakibatkan spasme pintu panggul. Dengan adanya gaya berat, mengakibatkan kontraksi
uterus sehingga tulang kepala tertekan. Sehingga fontanel meregang dan CSS (Central Canal
of Spinal cord) tidak bisa mengalir ke seluruh otak.Sehingga CSS menerobos ke jaringan atau
intraviber.Sehingga potensial (cairan) tedorong ke bagian ubun-ubun besar dan terjadi
timbunan CSS dibawah kulit kepala.Sehingga menyebabkan.
B. Saran
1. Pada caput succedaneum dan cephalhematoma kita bisa menjelaskan kepada ibu dan
keluarga bayi ,bahwa tidak diperlukan tindakan atau penanganan khusus bila tanpa
komplikasi .
2. Bagi tenaga kesehatan untuk memimpin persalinan dengan aman dan tepat .
3. meningkatkan lagi para tenaga kesehatan baik secara teknis maupun non teknis
dalam memberikan pelayanan kesehatan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.2005.Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk Dokter ,Bidan,dan
Perawat di Rumah Sakit. Jakarta : IDAI UKK Perinatologi MHN-JPHIEGO
Lousada.1997.Pregnancy and Baby Care.Hlm.16.London:Shelton Books .
Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro Hardjo.
8
9