Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA


JUDUL : ASUHAN NEONATUS DENGAN JEJAS
PERSALINAN CAPUT SUKSEDANEUM DAN
CEPHALHEMATOMA

DOSEN PENANGAMPU: DEVI DARWIN S.ST.,M.KEB


DISUSUN OLEH :
RABIATUL HAYATI (022021006)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS KURNIA JAYA
PERSADA PALOPO
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “CAPUT SUKSEDANEUM DAN CEPHALHEMATOMA”.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ASUHAN
NEONATUS, BAYI DAN BALITA. Kami berharap dapat menambah wawasan
dan pengetahuan khususnya dalam bidang medis.
Menyadari banyaknya kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karena
itu, kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca untuk melengkapi
segala kekurangan dan kesalahan dari makalah ini.

Palopo, 20 september 2022

Rabiatul Hayati

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan........................................................................................................................1

BAB II KAJIAN TEORI...........................................................................................................2

A. Caput Succedaneum..................................................................................................2

B. Cephalhematoma.......................................................................................................4

C. Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma............................................5

BAB III SIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................6

A. Kesimpulan................................................................................................................6

B. Saran..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelahiran seorang bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua,
terutama bayi yang lahir sehat. Bagi yang nantinya tumbuh menjadi anak dewasa
melalui proses yang panjang, dengan tidak mengesampingkan faktor lingkungan
keluarga. Terpenuhinya kebutuhan dasar anak oleh keluarga akan memberikan
lingkungan yang terbaik bagi anak, sehingga tumbuh kembang anak menjadi
seoptimal mungkin. Tetapi tidak semua bayi lahir dalam keadaan sehat. Beberapa
bayi lahir dengan gangguan pada masa prenatal, natal dan pascanatal. Keadaan ini
akan memberikan pengaruh bagi tumbuh kembang anak selanjutnya. Kejadian
caput Succedaneum pada bayi baru sendiri adalah benjolan pada bayi akibat
tekanan uterus atau dinding vagina dan juga pada persalinan dengan tindakan
vakum ekstraksi.
Asuhan kebidanan adalah perawatan yang diberikan oleh bidan. Jadi
asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita adalah perawatan yang diberikan
oleh bidan pada neonatus, bayi dan balita. Asuhan Neonatus, dengan jejas
persalinan adalah suatu keadaan trauma pada neonatus, yang terjadi selama proses
persalinan dan dapat menyebabkan gangguan pada neonatus, apabila tidak
diberikan asuhan yang baik dan benar. Ada beberapa trauma akibat proses
persalinan diantaranya adalah adanya Caput Succedaneum dan Cephalhematoma.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Caput Succedaneum dan Cepalhematoma?
2. Apa penyebab dari Caput Succedaneum dan Cephalhematoma?
3. Bagaimana penatalaksanaan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma?
4. Adakah perbedaan antara Caput Succedaneum dan Cephalhematoma?
C. Tujuan
Untuk mengetahui teori terkait definisi dan bagaimana asuhan kebidanan
pada neonatus dengan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma.

1
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Caput Succedaneum
1. Definisi
Caput succedaneum adalah pembengkakan pada suatu tempat dikepala
karena oedem yang disebabkan tekanan jalan lahir pada kepala. Caput
succedaneum timbul akibat tekanan keras pada kepala ketika memasuki jalan
lahir hingga terjad pembendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravasa. Benjolan kaput berisi cairan
serum dan sedikit bercampur darah (AH.Markum,1991:1997).
Caput Succedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala
yang dapat melampaui sutura. Caput succedaneum merupakan akibat
sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala pada saat
persalinan spontan. Isi dari pembengkakan ini adalah getah bening. Bidan
perlu meyakinkan pada ibu bahwa, keadaan bayi tidak mengkhawatirkan.
Bayi tidak memerlukan tindakan dan tidak ada gejala sisa yang dilaporkan.
Pembengkakan akan hilang spontan dalam 2-4 hari setelah lahir.
2. Penyebab
Caput suksedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala
pada saat memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer
dan limfee yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh ke jaringan
ektravaskuler. Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan
dengan vaccum ekstrasi.
Adapun predisposisi terjadinya trauma lahir antara lain:
a. Makrosomia
b. Prematuritas
c. Disproporsi sevalopelvik
d. Distosia
e. Persalinan lama
f. Persalinan yang diakhiri dengan alat (ekstraksi vakum dan forceps)
g. Persalinan dengan sectio caesarea

2
h. Kelahiran sungsang
i. Presentasi bokong
j. Presentasi muka
k. Kelainan bayi letak lintang
3. Tanda-tanda Klinis Dan Gejala
Secara klinis, benjolan ditemukan didaerah presentasi lahir, pada perabaan
teraba benjolan lunak, berbatas tidak tegas, tidak berfluktuasi tetapi bersifat
edema tekan. Benjolan berisi serum dan kadang bercampur darah. Udema
melampaui tulang tengkorak. Kulit pada permukaan benjolan sering berwarna
kemerahan atau ungu dan kadang-kadang ditemukan adanya bercak petekie
atau ekimosis. Caput Succedaneum dapat terlihat segera setelah bayi lahir.
Benjolan akan menghilang sekitar 2-3 minggu tanpa pengobatan
4. Patofisiologis
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala ketika
memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe
disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan ekstravasa. Benjolan caput ini
berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan
dapat terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala didaerah
sutura pada suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi mengecilkan
lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini
ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage
ini umumnya jelas terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam
satu sampa dua hari.
5. Penatalaksanaan
a. Pengawasan keadaan umum bayi dan Perawatan bayi sama dengan
perawatan bayi normal
b. Perawatan bayi sama dengan perawatan bayi normal
c. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang
cukup
d. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik
menyusui dengan benar

3
e. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi
pada benjolan denga cara perawatan tali pusat yang bak dan personal
hygiene yang baik.

B. Cephalhematoma
1. Definisi
Cephalhematoma adalah perdarahan subperiosteal akibat kerusakan
jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir. Perdarahan ini
tidak pernah melampaui batas satura. Bidan harus meyakinkan ibu bahwa,
keadaan bayi tidak mengkhawatirkan. Bidan perlu menjaga kebersihan kulit
kepala bayi. Daerah bengkak tidak boleh dilakukan masase. Diperlukan
tindakan berupa observasi keadaan bayi dan pembengkakan.
Cephalhematoma akan hilang dalam beberapa minggu/bulan (1-3 bulan).
Pada gangguan luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Pada
bayi yang mengalami gangguan yang luas ini memerlukan pemantauan
Hemoglobin (Hb), Hemaktorit (HMT) dan bilirubin. Pemeriksaan sinar X-
Ray dilakukan apabila dicurigai ada fraktur tulang tengkorak (5% dari
seeluruh kejadian cephalhematoma). Bidan perlu menasehati ibu untuk
membawa kembali bila tampak kuning. Siapa saja dilarang untuk tidak sekali-
kali mengaspirasi Cephalhematoma, walaupun teraba fluktuasi.
2. Patofisiologi
Cephalhematoma terjadi akibat robeknya pembuluh darah yang melintasi
tulang kepala ke jaringan poriosteum. Robeknya pembuluh darah ini dapat
terjadi pada persalinan lama. Akibat pembuluh darah ini timbul timbunan
darah di daerah sub periosteal yang dari luar terlihat benjolan. Bagian kepala
yang hematoma biasanya biasanya berwarna merah akibat adanya
penumpukan daerah yang perdarahan sub periosteum.
3. Tanda dan Gejala dari Cephalhematoma
a. Adanya fluktuasi
b. Adanya benjolan, biasanya baru tampak jelas setelah dua jam setelah bayi
lahir
c. Adanya cephalhematoma timbul di daerah tulang parietal berupa benjolan
timbunan kalsium dan sisa jaringan fibrosa yang masih teraba. Sebagian

4
benjolan keras sampai umur 1-2 tahun, (Menurut: Prawiraharjo,
Sarwono.2002.Ilmu Kebidanan)
d. Kepala bengkak dan berwarna merah
e. Tampak benjolan dengan batas yang tegas dan tidak melampaui tulang
tengkorak
f. Pada perabaan terasa mula-mula keras kemudian menjadi lunak
g. Benjolan tampak jelas lebih kurang 6-8 jam setelah lahir
h. Benjolan membesar pada hari kedua atau ketiga
i. Benjolan akan menghilang dalam beberapa minggu
4. Penatalaksanaan
Cephalhematoma umumnya tidak memerlukan perawatan khusus.
Biasanya akan mengalami proses resolusi khusus sendiri dalam 2-8 minggu
tergantung dari besar kecilnya benjolan. namun apabila dicurigai adanya
fraktur, kelainan ini akan agak lama menghilang (1-3 bulan) dibutuhkan
penatalaksanaan khusus antara lain :
a. Menjaga kebersihan luka
b. Tidak boleh massase luka/benjolan Cephalhematoma
c. pemberian vitamin K
d. Bayi dengan Cephalhematoma tidak boleh langsung disusui oleh ibunya
karena pergerakan dapat menganggu pembuluh darah yang mula pulih.

C. Perbedaan Caput Succedaneum dan Cephalhematoma


Caput Succedaneum Cephalhematoma
 Muncul waktu lahir, mengecil  Muncul waktu lahir/setelah
setelah lahir. lahir, dapat membesar sesudah
 Lunak, tidka berfluktuasi lahir
 Melewati batas sutura, teraba  Teraba fluktuasi
moulase  Batas tidak melampaui sutura
 Bisa hilang dalam beberapa jam  Hilang lama (beberapa
atau 2-4 hari minggu/bulan)
 Isi : cairan getah bening  Isi : darah

5
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Hampir semua benjolan di kulit kepala bayi baru lahir adalah akibat
trauma proses kelahiran. Termasuk Caput Succedaneum dan Cephalhematoma.
Caput Succedaneum adalah pembengkakan atau benjolan yang difus jaringan
lunak kepala, yang dapat melampaui sutura garis tengah. Penyebab dari caput
Succedaneum pada bayi baru lahir karena persalinan lama. Adapun
cephalhematoma merupakan pembengkakan pada daerah kepala yang disebabkan
karena adanya penumpukan darah akibat perdarahan pada subperiosteal. Pada
Caput Succedaneum berisi cairan getah bening sedangkan pada cephalhematoma
berisi penumpukan darah.

B. Saran
Diharapkan kepada tenaga kesehatan terutama bidan agar selalu memantau
keadaan bayi. Kemudian bidan juga dianjurkan untuk benar-benar mengerti
tentang penatalaksanaan pada setiap kelainan pada kepala yang mungkin terjadi
pada neonatus.

6
DAFTAR PUSTAKA
Astuti Setiyani, Sukesi Dkk, 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita Dan
Anak Pra Sekolah.Jakarta: Pusdiknakes
Prawihardjo, Sarwono, 2002. Ilmu Kebidanan.Jakarta: Bina Pustaka
Wafi nur Muslihatun, 2012. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta:
Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai