Anda di halaman 1dari 16

Nama Dosen :

Mata Kuliah : Keperawatan Kesehatan Reproduksi

PATOFISIOLOGI DAN PENATALAKSANAAN TERKAIT


MASALAH-MASALAH KESEHATAN WANITA PADA MASA
REPRODUKSI

OLEH :
KELOMPOK 4
Estefani Lewier 21212004
Reski Pratiwi 21212009
Rifaldo E.Sanu 21212016
Elisa Awalai Ramdani 21212017
Sri Amina Tukmuly 21212028
Devi Anjelina 21212029
Lenora Diana Rahanbinan 21212033

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GUNUNG SARI MAKASSAR


S1 KEPERAWATAN
T.A 2023/2024
KATA PENGATAR

Kata pengantar Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan atas


hikmat dan rahmat-Nya yang memberikan kekuatan, kecerdasaan dan
kerja sama sehingga kami berhasil menyusun makalah tentang
Patofisiologi dan Peanata Laksanaan Terkait Masalah Kesehatan Wanita
Pada Masa Reproduksi. Makalah ini dibuat untuk menunjang proses
pembelajaran keperawatan. Kiranya makalah ini dapat berguna bagi
pembaca. Demikian kami mengharapkan kritik dari pembaca tentang
makalah ini agar dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan
keperawatan profesonal.

Makasar, 11 Maret 2023

Peyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah.........................................................................
C. Tujuan............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. Trauma Melahirkan........................................................................
B. Keganasan, Meliputi, Kanker, Payudara, Serviks, Eondrinatrium,
dan Ovarium...................................................................................
C. Kekerasan Terhadap Perempuan..................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan ...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi
karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan
yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan (Sarwono
Prawirohardjo, 2001 :229)
Kanker dapat disebut juga dengan keganasan (malignancy), tumor
ganas, atau neoplasma (secara harfiah disebut juga pertumbuhan
baru). Kanker merupakan kata Latin untuk “kepiting”. Orang terdahulu
menggunakan kata tersebut untuk mengartikan sebagai suatu
keganasan, karena kanker ini mirip kepiting yang tampak menggenggam
jaringan yang diserangnya.
Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut WHO (dalam Bgong. S,
dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik dan
kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri, perorangan
atau sekelompok orang atau masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa itu Trauma Melahirkan
b. Apa itu Keganasan kanker,payudara,serviks,eondiantrium,dan
ovarium
c. Apa itu Kekerasan Terhadap Perempuan

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Patofisologi DanPenatalaksanaan
Trauma Melahirkan
2. Untuk Mengetahui Pengertian Patofisiologi Dan Penatalaksanaan
Keganasan kanker,payudara,serviks,endiantrium ,dan ovarium
3. Untuk Mengetahui Pengertian Kekerasan Terhadap Perempuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. TRAUMA MELAHIRKAN
a. Pengertian
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang
terjadi karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan /
gangguan yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan
(Sarwono Prawirohardjo, 2001 :229)Trauma persalinan adalah
kelainan bayi baru lahir yang terjadi karena trauma lahir akibat
tindakan, cara persalinan atau gangguan persalinan yang
diakibatkan kelainan fisiologis persalinan.Trauma lahir adalah
trauma pada bayi yang diterima dalam atau karena proses
kelahiran. Istilah trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma
mekanik dan anoksik, baik yang dapat dihindarkan maupun yang
tidak dapat dihindarkan, yang didapat bayi pada masa persalinan
dan kelahiran.
Trauma dapat terjadi sebagai akibat ketrampilan atau
perhatian medik yang tidak pantas atau yang tidak memadai sama
sekali, atau dapat terjadi meskipun telah mendapat perawatan
kebidanan yang terampil dan kompeten dan sama sekali tidak ada
kaitannya dengan tindakan atau sikap orang tua yang acuh tak
acuh. Pembatasan trauma lahir tidak meliputi trauma akibat
amniosentesis, tranfusi intrauteri, pengambilan contoh darah vena
kulit kepala atau resusitasi.
Angka kejadian trauma lahir pada beberapa tahun terakhir
inimenunjukkan kecenderungan menurun. Hal ini disebabkan
banyak kemajuan dalam bidang obstetri, khususnya pertimbangan
seksio sesarea atau indikasi adanya kemungkinan kesulitan
melahirkan bayi. Cara kelahiran bayi sangat erat hubungannya
dengan angka kejadian trauma lahir. Angka kejadian trauma lahir
yang mempunyai arti secara klinis berkisar antara 2 sampai 7 per
seribu kelahiran hidup. Berapa faktor risiko yang dapat menaikkan
angka kejadian trauma lahir antara lain adalah makrosomia,
malprensentasi, presentasi ganda, disproporsi sefala pelvik,
kelahiran dengan tindakan persalinan lama, persalinan presipitatus,
bayi kurang bulan, distosia bahu, dan akhirnya faktor manusia
penolong persalinan. Lokasi atau tempat trauma lahir sangat erat
hubungannya dengan cara lahir bayi tersebut atau phantom yang
dilakukan penolong persalinan waktu melahirkan bayi. Dengan
demikian cara lahir tertentu umumnya mempunyai predisposisi
lokasi trauma lahir tertentu pula. Secara klinis trauma lahir dapat
bersifat ringan yang akan sembuh sendiri atau bersifat laten yang
dapat meninggalkan gejala sisa.Selain trauma lahir yang
disebabkan oleh faktor mekanis dikenal pula trauma lahir yang
bersifat hipoksik. Pada bayi kurang bulan khususnya terdapat
hubungan antara hipoksik selama proses persalinan dengan
bertambahnya perdarahan per intraventrikuler dalam otak.

b. Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala
ketika memasuki jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi
kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan
ekstra vaskuler. Benjolan caput ini berisi cairan serum dan sering
bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat terjadi sebagai
akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada
suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk
mengecilkan lingkaran kepalanya agar dapat melalui jalan lahir.
Umumnya moulage ini ditemukan pada sutura sagitalis dan terlihat
segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas terlihat pada
bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua
hari.Menurut Sarwono Prawiraharjo dalam Ilmu Kebidanan 2002,
proses perjalanan penyakit caput succedaneum adalah sebagi
berikut :
a. Pembengkakan yang terjadi pada kasus caput
succadeneum merupakan pembengkakan difus jaringan
otak, yang dapat melampaui sutura garis tengah.
b. Adanya edema dikepala terjadi akibat pembendungan
sirkulasi kapiler dan limfe disertai pengeluaran cairan
tubuh. Benjolan biasanya ditemukan didaerah presentasi
lahir dan terletak periosteum hingga dapat melampaui
sutura.2.8. Pemeriksaan Diagnostik Sebenarnya dalam
pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput
succedaneum sangat mudah untuk dikenali. Namun juga
sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding dengan
menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta
caput succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati
dan perdarahan intrakranial. (Meida.2009)

c. Penatalaksanaan
Menurut Nelson dalam Ilmu Kesehatan Anak (Richard E,
Behrman.dkk.2000), Pembengkakan pada caput succedaneum
dapat meluas menyeberangi garis tengah atau garis sutura. Dan
edema akan menghilang sendiri dalam beberapa hari.
Pembengkakan dan perubahan warna yang analog dan distorsi
wajah dapat terlihat pada kelahiran dengan presentasi wajah. Dan
tidak diperlukan pengobatan yang spesifik, tetapi bila terdapat
ekimosis yang ektensif mungkin ada indikasi melakukan fisioterapi
dini untuk hiperbilirubinemia.Moulase kepala dan tulang parietal
yang tumpang tindih sering berhubungan dengan adanya caput
succedaneum dan semakin menjadi nyata setelah caput mulai
mereda, kadang-kadang caput hemoragik dapat mengakibatkan
syok dan diperlukan transfusi darah.
Berikut adalah penatalaksanaan secara umum yang bisa diberikan
pada anak dengan caput succedaneum :
1. Bayi dengan caput succedaneum diberi ASI langsung dari
ibu tanpa makanan tambahan apapun, maka dari itu perlu
diperhatikan penatalaksanaan pemberian ASI yang adekuat
dan teratur.
2. Bayi jangan sering diangkat karena dapat memperluas
daerah edema kepala.
1. 3.Atur posisi tidur bayi tanpa menggunakan bantal
2. 4.Mencegah terjadinya infeksi dengan :
3. Perawatan tali pusat
4. Personal hygiene baik
5. Berikan penyuluhan pada orang tua tentang :
6. Perawatan bayi sehari-hari, bayi dirawat seperti perawatan
bayi normal.
7. Keadaan trauma pada bayi , agar tidak usah khawatir karena
benjolan akan menghilang 2-3 hari
8. Berikan lingkungan yang nyaman dan hangat pada bayi.
9. Awasi keadaan umum bayi.

B. KANKER
a. Definisi
Kanker dapat disebut juga dengan keganasan (malignancy),
tumor ganas, atau neoplasma (secara harfiah disebut juga
pertumbuhan baru). Kanker merupakan kata Latin untuk “kepiting”.
Orang terdahulu menggunakan kata tersebut untuk mengartikan
sebagai suatu keganasan, karena kanker ini mirip kepiting yang
tampak menggenggam jaringan yang diserangnya. Pertumbuhan sel
kanker sangat berbeda dengan pertumbuhan sel normal. Sel normal
tumbuh dan membelah dengan cara yang terkendali untuk
menghasilkan lebih banyak sel yang dibutuhkan untuk menjaga
kesehatan atau imun tubuh. Pada umumnya jika saat sel normal
menjadi tua atau rusak, sel tersebut akan mati dan diganti dengan
sel baru. Namun, berbeda dengan kanker. kanker terus berkembang
biak dan membentuk sel abnormal yang baru. Sel kanker juga dapat
menyerang dan tumbuh menjadi jaringan yang lain (grow into other
tissues), sesuatu yang tidak bisa dilakukan sel normal. Berkembang
dan tumbuh diluar kendali, kemudian meyerang jaringan lain inilah
yang membuat sel tersebut menjadi sel kanker (Mitra et al., 2018)

b. Patofisiologi
Menurut (Fariha Ramadhaniah, Desy Khairina, Dian Triana
Sinulingga, Evlina Suzanna, 2018) Karsinogenesis (proses perubahan
sel-sel normal menjadi abnormal diawali dengan terjadinya kerusakan
yang disebut kanker).Terjadinya karsinogenesis mencakup 3 tingkatan
sbb :
1. Tahapan Inisiasi (initiation)
Tahap ini merupakan tahap awal munculnya kanker yang terjadi
dikarenakan oleh kerusakan genetik ireversibel (pertumbuhan
atau perkembangan) pada sel normal. Ditahap ini akan terjadi
mutasi dan perubahan struktur pada Deoxyribonucleic Acid
(DNA) yang menyebabkan kelainan. Gangguan dan atau
perubahan pada struktur DNA akan menyebabkan proses
aktivasi gen (proto- oncogene) yang merupakan gen
pertumbuhan akan membuat sel tumbuh lebih
cepat dan menghambat gen (suppresor gene) yang berfungsi
sebagai gen penahan.
2. Tahapan Promosi (tumor promotion)
Tahap ini merupakan tahapan proliferasi (siklus pembelahan sel)
awal pada sebuah klon (clonal expansion). Ketika sel semakin
sering terjadi pembelahan, maka terjadinya mutasi semakin
meningkat dan sel tersebut menjadi sel yang ganas. Proses ini
menurut beberapa penelitian membutuhkan waktu beberapa
tahun.
3. Tahapan Perkembangan (Progression)
Tahapan terakhir pada karsinogenesis yaitu progression,
tahapan ini ditandai dengan mulai terjadi proses
angiogenesis(pembentukan pembuluh darah baru dari
pembuluh yang sebelumnya), proses invasi dan infiltrasi dari
jaringan sekitar kemudian bermetastasis ke jaringan lain.

c. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan
kualitashidup untuk pasien dengan diagnosa kanker.Terdapat
beberapa cara untuk pengobatan pasien dengan diagnosa kanker
antara lain :
1. Radioterapi
Terapi ini merupakan salah satu terapi kanker dengan penggunaan
radioaktif untuk menghancurkan sel tumor maligna. Jenis terapi
kanker yang ada di Indonesia yaitu dengan menggunakan jenis
sinar radiasi antara lain Kobalt-60, Sinar Gamma dan Sinar-X.
2. Pembedahan
Terapi ini bertujuan untu menghilangkan dan mengambil sel
tumor. Pembedahan ini umumnya akan berhasil jika sel
kanker belum terjadi metastasis.
3. Kemoterapi
Terapi ini merupakan terapi dengan menggunakan obat anti
kanker. Obat ini bekerja dengan membuat sel apoptosis
(programed cell death).
4. Imunoterapi
Secara umum, imunoterapi merupakan suatu terapi yang
memanfaatkan bagian tertentu dari sistem kekebalan tubuh untuk
mengatasi masalah kanker.
C. KEKERASAN TERHADAP WANITA
a. Pengertian
Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut WHO (dalam
Bgong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan kekuatan fisik
dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri sendiri,
perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang
mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan
perkembangan atau perampasan hak. Secara filosofis, fenomena
kekerasan merupakan sebuah gejala kemunduran hubungan
antarpribadi, di mana orang tidak lagi bisa duduk bersama untuk
memecahkan masalah.
Hubungan yang ada hanya diwarnai dengan ketertutupan,
kecurigaan, dan ketidakpercayaan. Dalam hubungan seperti ini,
tidak ada dialog, apalagi kasih. Semangat mematikan lebih besar
daripada semangat menghidupkan, semangat mencelakakan lebih
besar daripada semangat melindungi. Memahami tindak-tindak
kekerasan di Indonesia yang dilakukan orang satu sama lain atau
golongan satu sama lain dari perspektif ini, terlihat betapa
masyarakat kita sekarang semakin jauh dari menghargai dialog dan
keterbukaan.
Permasalahan sosial biasa bisa meluas kepada
penganiayaan dan pembunuhan. Toko, rumah ibadah, kendaraan
yang tidak ada sangkut pautnya dengan munculnya masalah, bisa
begitu saja menjadi sasaran amuk massa. Secara teologis,
kekerasan di antara sesama manusia merupakan akibat dari dosa
dan pemberontakan manusia. Kita tinggal dalam suatu dunia yang
bukan saja tidak sempurna, tapi lebih menakutkan, dunia yang
berbahaya. Orang bisa menjadi berbahaya bagi sesamanya. Mulai
dari tipu muslihat, pemerasan, penyerangan, pemerkosaan,
penganiayaan, pengeroyokan, sampai pembunuhan. Menghadapi
kenyataan ini, ada dua bentuk perlawanan yang dilakukan sejauh
ini dengan bernafaskan ajaran cinta damai. Kekerasan terhadap
perempuan adalah setiap perbuatan yang dikenakan pada
seseorang sematamata karena dia perempuan yang berakibat atau
dapat menyebabkan kesengsaraan/penderitaan secara fisik,
psikologis atau seksual. Termasuk juga ancaman perbuatan
tertentu, pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara
sewenang-wenang baik yang terjadi di muka umum maupun dalam
kehidupan pribadi. (pasal 1, Deklarasi Internasional Penghapusan
Kekerasan terhadap Perempuan, 1993).

b. Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan


Risiko yang ditimbulkan terhadap kekerasan pada perempuan
meliputi;
a. HIV dan infeksi menular seksual lainnya. Selama satu
dekade terakhir, ada telah berkembang bahwa kekerasan
pasangan intim merupakan kontributor penting dalam kerentanan
perempuan terhadap HIV dan IMS Mekanisme yang mendasari
kerentanan wanita terhadap HIV atau IMS adalah hubungan
seksual secara paksa. Perempuan dalam hubungan kekerasan,
atau yang hidup dalam ketakutan kekerasan, juga mungkin memiliki
kontrol terbatas atas waktu atau keadaan dari hubungan seksual,
atau kemampuan mereka untuk menegosiasikan penggunaan
kondom
a) ABORSI Perilaku kekerasan terhadap perempuan
berdampak besar pada kesehatan seksual dan reproduksi
perempuan serta penggunaan kontrasepsi seperti kondom
ketidakmampuan perempuan untuk menolak paksaan laki-
laki dalam penggunaan kondom mengakibatkan kelahiran
yang tidak diinginkan, diperkirakan dari 80 juta kehamilan
yang tidak diinginkan setiap tahun, setidaknya setengah
dihentikan melalui aborsi dan hampir setengah dari mereka
berlangsung dalam kondisi aborsi yang tidak aman.
kehamilan yang tidak diinginkan dilakukan dengan risiko
bagi ibu dan bayi karena aborsi ilegal dan risiko kematian
akan mengacam.
b) Berat Badan Lahir Rendah Dan Prematur Berat badan lahir
rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan
pertumbuhan dalam rahim sangat berhubungan dengan
stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang berakibat
pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama
kesehatan ibu dan akan mempengaruhi janin, studi
observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki
kekerasan pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan
bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
c) Penggunaan Alkohol yang Obat Berbahaya Berat badan
lahir rendah dan kelahiran prematur atau pembatasan
pertumbuhan dalam rahim sangat berhubungan dengan
stres dan lingkungan yang tidak mendukung yang berakibat
pada tingkat stres kronis menjadi faktor risiko utama
kesehatan ibu dan akan mempengaruhi janin, studi
observasional yang yang dilakuakan untuk menyelidiki
kekerasan pada pasangan intim berpotensial mengakibatkan
bayi lahir berat rendah serta lahir prematur.
d) Depresi dan Bunuh Diri Kekerasan pasangan intim dapat
menyebabkan depresi dan usaha bunuh diri serta peristiwa
traumatis karena kekersan seksual sehingga perempuan
akan menjadi deprsi memungkinkan terjadi perilaku bunuh
diri. penelitian lain menunjukkan bahwa wanita dengan
masalah kesehatan mental akibat kekerasan seksual sering
akan mengakhiri hidupnya
e) Luka Non-Fatal kekerasan pasangan intim dikaitkan dengan
banyak konsekuensi kesehatan, tetapi efek yang langsung
cedera adalah fatal dan non-fatal.diperkirakan bahwa sekitar
setengah dari wanita di Amerika Serikat yang terluka secara
fisik dengan pasangan mereka, sebagian besar dari mereka
masih terlihat bekas luka di bagian Kepala, leher dan wajah
akibat kekerasan pasangan mereka, diikuti oleh cedera otot
dan cedera genital. Pengukuran cedera akibat kekerasan
pasangan intim tetap menantang karena berbagai alasan.
f) Cedera Fatal (Kasus Pembunuhan Pasangan Intim)
pembunuhan baik pria atau wanita lebih banyak disebabkn
karena pasangan intim mereka, dalam hal ini pasangan intim
wanita yang paling banyak dibunuh. di Indonesia data dari
Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan yang
terkumpul tersebut jenis kekerasan terhadap perempuan
yang paling menonjol sama seperti tahun sebelumnya
adalah KDRT/RP yang mencapai angka 11.207 kasus
(69%).
Pada ranah KDRT/RP kekerasan yang paling menonjol
adalah kekerasan fisik 4.304 kasus (38%), menempati peringkat
pertama disusul kekerasan seksual 3.325 kasus (30%), psikis
2.607 kasus (23%) dan ekonomi 971 kasus (9%).Kekerasan di
ranah komunitas mencapai angka 5.002 kasus (31%), di mana
kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 3.174
kasus (63%), diikuti kekerasan fisik 1.117 kasus (22%) dan
kekerasan lain di bawah angka 10%; yaitu kekerasan psikis 176
kasus (4%), kekerasan ekonomi 64 kasus (1%), buruh migran 93
kasus (2%); dan trafiking 378 kasus (8%)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Trauma kelahiran adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi
karena trauma kelainan akibat tindakan, cara persalinan / gangguan
yang diakibatkan oleh kelainan fisiologik persalinan (Sarwono
Prawirohardjo, 2001 :229)
Kanker dapat disebut juga dengan keganasan (malignancy), tumor ganas,
atau neoplasma (secara harfiah disebut juga pertumbuhan baru).
Kanker merupakan kata Latin untuk “kepiting”. Orang terdahulu
menggunakan kata tersebut untuk mengartikan sebagai suatu
keganasan, karena kanker ini mirip kepiting yang tampak menggenggam
jaringan yang diserangnya. Kekerasan Terhadap Perempuan Menurut
WHO (dalam Bgong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah penggunaan
kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan terhadap diri
sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat yang
mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
memar/trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan
perkembanganatauperampasanhak
DAFTAR PUSTAKA

WHO , Global and regional estimates of violence against women:


prevalence and health effects
of intimate partner violence and non-partner sexual violence.2013,
WHO Library Cataloguing-in-
Publication Data
2. Diakses : http://www.komnasperempuan.go.id/wp
content/uploads/2013/12/Kekerasan-
Aprillia, Y. (2010) Hipnostetri : Rileks, Nyaman, dan Aman Saat
Hamil dan
Melahirkan. Jakarta : Gagas Media. Online.
https://books.google.co.id/books?
id=WNtMDwAAQBAJ&lpg=PP1&hl=id&pg=PP1#v=onepage&q&f=f
alse . diakses pada 21 Februari 2019
Aprillia, Y. (2018) #Bebastakut Hamil dan Melahirkan : Panduan
Praktis
Persalinan yang Nyaman dan Minim Trauma. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.

16

Anda mungkin juga menyukai