Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.Ny.

S DENGAN CAPUT
SUCCEDENEUM DI RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM CUT
MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA

Disusun Oleh:
Cut Mara Intan 20010108

Dosen Pembimbing:
Ns. Marhamah, S.Kep

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN TEKNOLOGI DAN SAINS
UNIVERSITAS BUMI PERSADA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA By.Ny.S DENGAN CAPUT


SUCCEDENEUM DI RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA
KABUPATEN ACEH UTARA

Aceh Utara, 27 Agustus 2022


Telah Disetujui,

Clinical Instruktur Akademik Clinical Instruktur Klinik

Ns. Marhamah, S.Kep Ns. Azizah, S.Kep


NIDN. NIP. 19780502 200801 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat beserta salam kita sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntunkita ke jalan yang lurus dan
ajaran yang sempurna.
Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada By.Ny.S Dengan Caput Succedeneum Di Ruang Nicu
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara”. Saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ns. Marhamah, S.Kep selaku dosen pembimbing, dan juga
kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan laporan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kritik dan saran terhadap laporan ini sangat diperlukan agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Sekian, terima kasih.

Aceh Utara, 27 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Definisi .......................................................................................................... 3
2.2 Etiologi .......................................................................................................... 3
2.3 Komplikasi .................................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi .................................................................................................. 4
2.5 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 4
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................ 5
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................... 6
3.1 Pengkajian ..................................................................................................... 6
3.2 Analisa Data ................................................................................................ 10
3.3 Diagnosa Keperawatan................................................................................ 11
3.4 Intervensi ..................................................................................................... 11
3.5 Implementasi ............................................................................................... 11
3.6 Evaluasi ....................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15
4.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bayi baru lahir (BBL) adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran,
berusia 0-28 hari. BBL memerlukan penyesuaian fisiologi berupa maturasi,
adaptasi (menyusuaikan diri dari kehidupan intrauteri ke kehidupan ekstrauterine)
dan toleransi BBL untuk dapat hidup dengan baik (Marmi dan Rahardjo, 2015).
Walaupun sebagian proses persalinan terfokus pada ibu tetapi karena proses
tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka
penatalaksanaan suatu persalinan dikatakan berhasil apabila selain ibunya, bayi
yang dilahirkan juga berada dalam kondisi yang optimal serta memberikan
pertolongan dengan segera, aman dan bersih adalah bagian esensial dari asuhan
bayi baru lahir.
Menurut World Health Organization (WHO, 2022) pada tahun 2020 Angka
Kematian Bayi sebanyak 33 kematian per 1000 kelahiran hidup dan angka kematian
bayi baru lahi aradalah 19 per 1000 kelahiran hidup.. Hasil Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI, 2017) menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi
(AKB) pada tahun 2017 sebanyak 24 per 1000 kelahiran hidup.
Kematian disebabkan oleh beberapa faktor seperti pertumbuhan janin yang
lambat, kekurangan gizi pada janin, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah
(BBLR) sedangkan penyebab lainnya yang cukup banyak terjadi adalah kejadian
kurangnya oksigen dalam rahim (hipoksia intrauterus) dan kegagalan nafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir),
dan trauma persalinan (chefalhematoma, caput succedaneum),
Hasil penelitian yang dikemukakan oleh Diouf dkk tahun 2017, dari 1426
bayi baru lahir yang diterima selama masa studi, 60 memiliki trauma, frekuensi
sakit dari 4,2%. Rata-rata usia baru lahir untuk konsultasi adalah 8,85 hari. Faktor
penyebab yang diketahui dan ditemukan adalah: berat badan lahir lebih besar dari
3500 gram dan tidak adanya menangis saat lahir. Kelahiran disampaikan oleh bidan
(80%), rumah sakit adalah tempat utama lahir (61,7%). Presentasi klinis utama

1
adalah: brakialis neonatal pleksus palsy (38,3%), fraktur klavikula (33,3%) dan
caput succedaneum (13,3%) (Diouf dkk, 2017).
Melihat tingginya angka bayi baru lahir dengan caput succedaneum, saya
tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan pada bayi
dengan caput succedaneum.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengelolaan asuhan keperawatan Caput Succedaneum pada
By.Ny.S di Ruang NICU Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran nyata dalam pelayanan Asuhan Keperawatan pada
By.Ny.S yang mengalami Caput Succedaneum di Ruang Anak RSUCM
b. Tujuan Khusus
Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
pada By.Ny.S dalam proses keperawatan yang diambil mulai dari
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi
sekaligus dokumentasi keperawatan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Caput succedaneum merupakan penumpukan cairan serosanguineous,
subkutan dan ekstraperiosteal dengan batas yang tidak jelas. Kelainan ini biasanya
pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian mana yang bersangkutan. Pada
bagian tersebut terjadi edema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh
darah. Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian terbawah janin saat melawan
dilatasi serviks. Caput succedaneum menyebar melewati garis tengah dan sutura
serta berhubungan dengan moulding tulang kepala. Caput succedaneum biasanya
tidak menimbulkan komplikasi dan akan menghilang dalam beberapa hari setelah
kelahiran. Terapi hanya berupa observasi (Prawirohardjo, 2014)
Caput succedaneum merupakan pembengkakan lokal pada presenting part
yang dapat melewati garis sutura, biasanya keadaan ini akan menghilang dalam
waktu sekitar 3 hari (Lockhart Rn dan Saputra, 2014).

2.2 Etiologi
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala
pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan
limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh kejaringan ekstravaskuler.
Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vacum eksrtaksi
(Dewi, 2013).
Kelainan pada Caput succedaneum timbul akibat tekanan yang keras pada
kepala ketika memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler
dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh kejaringan ekstra vasa (Hartina, 2017).

2.3 Komplikasi
Komplikasi dari caput succedaneum adalah syok akibat dari caput
succedaneum. Komplikasi lain dari caput succedaneum adalah sebagai berikut:
a. Caput hemoragik

3
Caput hemoragik pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala
yang terluka.
b. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedaneum dapat menyebabkan ikterus
karena inkompatibilitas factor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu
dan bayi.
c. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedaneum karena pada
benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak
(Hartina, 2017)

2.4 Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala 4etika memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput succedaneum ini
berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat
terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada
suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas
terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari
(Prwirohardjo, 2014).

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Sebenarnya dalam pemeriksaan caput succedaneum tidak perlu dilakukan
pemeriksaan diagnostik lebih lanjut melihat caput succedaneum sangat mudah
untuk dikenali. Namun juga sangat perlu untuk melakukan diagnosa banding
dengan menggunakan foto rontgen (X-Ray) terkait dengan penyerta caput
succedaneum yaitu fraktur tengkorak, koagulopati dan perdarahan intrakranial.
(Meida di dalam Hulu, 2018)

4
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bayi dengan caput succedaneum sebagai berikut:
a. Perawatan bayi sama dengan bayi normal
b. Pengawasan keadaan umum bayi
c. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
d. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik
menyusui dengan benar
e. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada
benjolan
f. Berikan konseling pada orang tua tentang :
1) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
2) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah 2
sampai 3 minggu tanpa pegobatan
3) Perawatan bayi sehari-hari
4) Manfaat dan tekhnik pemberian ASI (Dewi, 2013).

5
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien (Anak)
1. Nama/Nama panggilan : By.Ny.S
2. Tempat tanggal lahir/Usia : Lhokseumawe, 22 Agustus 2022
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Blang Tanjung
7. No. RM : 02.07.43
8. Tanggal masuk : 22 Agustus 2022
9. Tanggal pengkajian : 22 Agustus 2022
10. Diagnosa medik : Capput Succedaneum

B. Identitas Orang Tua


Ayah Ibu
Nama : Tn.Z Nama : Ny.S
Usia : 34 tahun Usia : 32 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Pekerjaan : IRT
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Blang Tanjung Alamat : Blang Tanjung

C. Identitas Saudara Kandung


No Nama Usia Hubungan Ket
1. -

6
II. Keluhan Utama
1. Keluhan utama : Caput Succedaneum.

2. Riwayat penyakit sekarang :


Os lahir di Ponek pada tanggal 22 Agustus 2022 pikul 08.40 WIB
dengan caput succedaneum. TB 43 cm, BB 2000gr, APGAR 5/6/7.

3. Riwayat penyakit pada keluarga yang diturunkan:


Keluarga Os menyatakan tidak ada penyakit yang bersifat turun
temurun di dalam keluarga.

4. Riwayat kesehatan keluarga:


Keluarga Os menyatakan bahwa untuk saat ini tidak ada anggota
keluarga lain yang sedang sakit.

Keterangan:
: Laki-laki hidup dan sehat

: Perempuan hidup dan sehat

: Pasien

: Hidup serumah

7
III. Riwayat Pribadi
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
Hamil aterm, PTM 6jam, ketuban jernih, melahirkan secara normal.
Usia kehamilan 38-40 minggu.

2. Riwayat makanan/minuman
Saat pengkajian dilakukan, Os belum menerima asupan ASI.

3. Perkembangan dan kepandaian


Motorik Kasar Motorik Halus Bicara Sosial
- - - -

4. Riwayat vaksinasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG :- +/- Umur :- Scar : - mm Umur : -
DPT :- x Umur :- Di :- Umur : -
POLIO :- x Umur :- Di :- Umur : -
CAMPAK :- Umur :- Di :-

5. Riwayat penyakit dahulu:-

6. Riwayat sosial, ekonomi, dan lingkungan


Os dilahirkan di RS CM, saat dilakukan pengkajian, Os masih berada
di RS
a. Yang mengasuh : Orang tua
b. Pola hubungan : Kandung

7. Pemeriksaan fisik khusus


a. Keadaan Umum : Lemah GCS: 15 APGAR: 5/6/7
b. Tanda Vital Utama
Nadi : 140 x/menit
Suhu : 36,6 oC

8
Tekanan darah :-
Pernafasan : 40 x/menit,
c. Status gizi
Berat badan : 2000 gr
Tinggi badan : 43 cm
Lingkar kepala :-
Kesimpulan :-

d. Kulit/integument : Kulit terlihat lembab, turgor ormal


e. Otot : Otot dan pergerakan masih lemah.
f. Tulang : Tidak ada fraktur
g. Sendi : Normal
h. Jantung
Batas jantung :-
Suara jantung : Tidak ada bunyi tambahan.
i. Paru-paru :-
Bagian Kanan Kiri
Depan - -
Belakang - -

j. Perut : Normal
k. Anogenital : Menggunakan popok
l. Ekstremitas :
Item Tungkai Lengan
Kiri Kanan Kiri Kanan
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Normal Normal Normal Normal
Refleks Normal Normal Normal Normal
fisiologis

9
Refleks Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
patologis

m. Sensibilitas : Normal
n. Kepala
1) Bentuk, rambut, kulit: Caput
2) Mata : Normal
3) Hidung : Normal
4) Telinga : Normal
5) Mulut : Mukosa tampak lembab
6) Pharynx :-

IV. Pengkajian Pola Kesehatan Saat Ini


1. Aktivitas dan istirahat : Didapati Os lebih banyak tertidur
2. Eliminasi : Mekonium
3. Koping dan dampak hospitalisasi pada anak dan orang tua:-

V. Data Dasar Laboratorium.


-

VI. Riwayat Pengobatan


Saat dibawa ke NICU, telah terpasang IV Dextrose 10%, menerima injeksi
Cefotaxime 100mg/12 jam, Dexametasone ¼ A/ 12 jam,

3.2 Analisa Data


No Data Fokus Etiologi Problem
1. DS: - Adanya indurasi Resiko infeksi
DO: dan paparan
Caput succedaneum (+) mikroorganisme
Menggunakan popok
K/U lemah

10
Nadi :140 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 40 x/menit

3.3 Diagnosa Keperawatan


a. Resiko infeksi b.d adanya indurasi dan paparan mikroorganisme

3.4 Intervensi
No Dx Keperawatan NOC NIC
1. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan • Kaji keadaan indurasi
adanya indurasi dan tindakan keperawatan pada anak.
paparan selama 3x24 jam, Os akan
• Pantau suhu anak
mikroorganisme d.d menunjukkan tidak
setiap 4 jam
DS: - adanya gejala atau tanda
• Kaji tanda dan gejala
DO: infeksi dengan KH:
infeksi
• K/U lemah
• Suhu tubuh kurang • Ganti balutan
• Caput
succedaneum (+) dari 37oC indurasi (jika ada)

• Menggunakan • Tidak ada tanda- • Gunakan teknik


popok tanda infeksi. sterilisasi.
• K/U lemah • Sel darah putih
• Menggunakan dalam batas normal
popok sesuai dengan usia.
• Nadi:140 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 40 x/i

3.5 Implementasi
No Diagnosa Implementasi
1. Resiko infeksi b.d adanya indurasi • Mengkaji keadaan caput
dan paparan mikroorganisme • Melakukan kompres NaCl pada caput

11
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter

3.6 Evaluasi
Penulis mengevaluasi dengan melihat catatan perkembangan klien selama 3
hari berturut-turut dari tanggal 22 Agustus hingga 24 Agustus 2022.
Tanggal Diagnosa Tindakan
22/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah
• Caput succedaneum (+)
• Menggunakan popok
• Nadi:140 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 40 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
23/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah

12
• Caput succedaneum (+)
berkurang
• Menggunakan popok
• Nadi:142 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 45 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
24/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah
• Caput succedaneum (+)
berkurang
• Menggunakan popok
• Nadi:134 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 40 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok

13
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Selama masa pengkajian berlangsung, penulis mengangkat 1 diagnosa
keperawatan pada By.Ny.S yaitu: resiko infeksi berhubungan dengan adanya
indurasi dan paparan mikroorganisme.
Setelah menerapkan asuhan keperawatan selama 3 hari, semua intervensi
dilanjutkan meski telah memenuhi kriteria hasil. Hal ini dikarenakan pasien masih
berada di lingkungan rumah sakit khususnya NICU.

4.2 Saran
Adapun saran-saran sebagai berikut:
a. Institusi Pendidikan
Perbanyak sumber referensi baik di perpustakaan guna mempermudah
proses penulisan laporan dan karya-karya ilmiah lainnya khususnya di
bidang keperawatan anak.
b. Lahan Rumah Sakit
Hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat digunakan dalam
pengembangan manajemen asuhan keperawatan pada.
c. Penulis selanjutnya
Asuhan keperawatan ini dapat menjadi referensi saat melakukan asuhan
keperawatan selanjutnya dengan kasus yang sama namun dengan objek
yang berbeda dan lebih bervariasi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, A. P. (2013). Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. A Dengan Kaput


Suksedaneum Disertai Asfiksia Ringan Di Rsud Dr. Soehadi Prijonegoro
Sragen.

Diouf dkk : / Jurnal Of Neonatal and Pediatric Medicine. Vol. 3. Issue. 27 Agustus
2022

Hartina, H. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “M” dengan


Kasus Caput Succedaneum di Rsud Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017 (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Hulu, P. M. C. D., & Manurung, O. (2018). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Pada Bayi Ny. S Usia 1 Hari Dengan Caput Succedaneum Di Rumah Sakit
Elisabeth Lubuk Baja Batam Desember Tahun 2018. Elisabeth Health
Jurnal, 3(1), 50-59. Diakses pada 27 Agustus 2022

Lockhart A RN & Saputra L. (2014). Asuhan Kehamilan Fisiologi dan Patologi.


Binarupa Aksara. Tanggerang Selatan

Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT.


Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Rahardjo, K. (2015). Marmi. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.

SDKI. (2017). Laporan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Diakses 27


Agustus 2022.

WHO. (2022). Neonatal Mortality Rate (Per 1000 Live Births) (Mortality and
Global Health Estimates). Diakses 27 Agustus 2022

Anda mungkin juga menyukai