S DENGAN CAPUT
SUCCEDENEUM DI RUANG NICU RUMAH SAKIT UMUM CUT
MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Disusun Oleh:
Cut Mara Intan 20010108
Dosen Pembimbing:
Ns. Marhamah, S.Kep
ASUHAN KEPERAWATAN
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang dengan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan laporan ini. Sholawat beserta salam kita sanjungkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menuntunkita ke jalan yang lurus dan
ajaran yang sempurna.
Saya sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan dengan judul
“Asuhan Keperawatan Pada By.Ny.S Dengan Caput Succedeneum Di Ruang Nicu
Rumah Sakit Umum Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara”. Saya mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Ns. Marhamah, S.Kep selaku dosen pembimbing, dan juga
kepada semua pihak yang telah membantu saya selama pembuatan laporan.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Kritik dan saran terhadap laporan ini sangat diperlukan agar
kedepannya dapat saya perbaiki. Sekian, terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3
2.1 Definisi .......................................................................................................... 3
2.2 Etiologi .......................................................................................................... 3
2.3 Komplikasi .................................................................................................... 3
2.4 Patofisiologi .................................................................................................. 4
2.5 Pemeriksaan Penunjang ................................................................................ 4
2.6 Penatalaksanaan ............................................................................................ 5
BAB III TINJAUAN KASUS ............................................................................... 6
3.1 Pengkajian ..................................................................................................... 6
3.2 Analisa Data ................................................................................................ 10
3.3 Diagnosa Keperawatan................................................................................ 11
3.4 Intervensi ..................................................................................................... 11
3.5 Implementasi ............................................................................................... 11
3.6 Evaluasi ....................................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 15
4.1 Kesimpulan.................................................................................................. 15
4.2 Saran ............................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1
adalah: brakialis neonatal pleksus palsy (38,3%), fraktur klavikula (33,3%) dan
caput succedaneum (13,3%) (Diouf dkk, 2017).
Melihat tingginya angka bayi baru lahir dengan caput succedaneum, saya
tertarik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai asuhan keperawatan pada bayi
dengan caput succedaneum.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Caput succedaneum merupakan penumpukan cairan serosanguineous,
subkutan dan ekstraperiosteal dengan batas yang tidak jelas. Kelainan ini biasanya
pada presentasi kepala, sesuai dengan posisi bagian mana yang bersangkutan. Pada
bagian tersebut terjadi edema sebagai akibat pengeluaran serum dari pembuluh
darah. Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian terbawah janin saat melawan
dilatasi serviks. Caput succedaneum menyebar melewati garis tengah dan sutura
serta berhubungan dengan moulding tulang kepala. Caput succedaneum biasanya
tidak menimbulkan komplikasi dan akan menghilang dalam beberapa hari setelah
kelahiran. Terapi hanya berupa observasi (Prawirohardjo, 2014)
Caput succedaneum merupakan pembengkakan lokal pada presenting part
yang dapat melewati garis sutura, biasanya keadaan ini akan menghilang dalam
waktu sekitar 3 hari (Lockhart Rn dan Saputra, 2014).
2.2 Etiologi
Caput succedaneum terjadi karena adanya tekanan yang kuat pada kepala
pada saat memasuki jalan lahir, sehingga terjadi bendungan sirkulasi perifer dan
limfe yang disertai dengan pengeluaran cairan tubuh kejaringan ekstravaskuler.
Keadaan ini bisa terjadi pada partus lama atau persalinan dengan vacum eksrtaksi
(Dewi, 2013).
Kelainan pada Caput succedaneum timbul akibat tekanan yang keras pada
kepala ketika memasuki jalan lahir hingga terjadi pembendungan sirkulasi kapiler
dan limfe disertai pengeluaran cairan tubuh kejaringan ekstra vasa (Hartina, 2017).
2.3 Komplikasi
Komplikasi dari caput succedaneum adalah syok akibat dari caput
succedaneum. Komplikasi lain dari caput succedaneum adalah sebagai berikut:
a. Caput hemoragik
3
Caput hemoragik pada caput succedaneum bisa terjadi karena kulit kepala
yang terluka.
b. Ikterus
Pada bayi yang terkena caput succedaneum dapat menyebabkan ikterus
karena inkompatibilitas factor Rh atau golongan darah A, B, O antara ibu
dan bayi.
c. Anemia
Anemia bisa terjadi pada bayi yang terkena caput succedaneum karena pada
benjolan terjadi perdarahan yang hebat atau perdarahan yang banyak
(Hartina, 2017)
2.4 Patofisiologi
Kelainan ini timbul karena tekanan yang keras pada kepala 4etika memasuki
jalan lahir sehingga terjadi bendungan sirkulasi kapiler dan limfe disertai
pengeluaran cairan tubuh ke jaringan extravasa. Benjolan caput succedaneum ini
berisi cairan serum dan sering bercampur dengan sedikit darah. Benjolan dapat
terjadi sebagai akibat bertumpang tindihnya tulang kepala di daerah sutura pada
suatu proses kelahiran sebagai salah satu upaya bayi untuk mengecilkan lingkaran
kepalanya agar dapat melalui jalan lahir. Umumnya moulage ini ditemukan pada
sutura sagitalis dan terlihat segera setelah bayi lahir. Moulage ini umumnya jelas
terlihat pada bayi premature dan akan hilang sendiri dalam satu sampai dua hari
(Prwirohardjo, 2014).
4
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada bayi dengan caput succedaneum sebagai berikut:
a. Perawatan bayi sama dengan bayi normal
b. Pengawasan keadaan umum bayi
c. Berikan lingkungan yang baik, adanya ventilasi dan sinar matahari yang cukup
d. Pemberian ASI yang adekuat, bidan harus mengajarkan pada ibu teknik
menyusui dengan benar
e. Pencegahan infeksi harus dilakukan untuk menghindari adanya infeksi pada
benjolan
f. Berikan konseling pada orang tua tentang :
1) Keadaan trauma yang dialami oleh bayi;
2) Jelaskan bahwa benjolan akan menghilang dengan sendirinya setelah 2
sampai 3 minggu tanpa pegobatan
3) Perawatan bayi sehari-hari
4) Manfaat dan tekhnik pemberian ASI (Dewi, 2013).
5
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien (Anak)
1. Nama/Nama panggilan : By.Ny.S
2. Tempat tanggal lahir/Usia : Lhokseumawe, 22 Agustus 2022
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Pendidikan :-
6. Alamat : Blang Tanjung
7. No. RM : 02.07.43
8. Tanggal masuk : 22 Agustus 2022
9. Tanggal pengkajian : 22 Agustus 2022
10. Diagnosa medik : Capput Succedaneum
6
II. Keluhan Utama
1. Keluhan utama : Caput Succedaneum.
Keterangan:
: Laki-laki hidup dan sehat
: Pasien
: Hidup serumah
7
III. Riwayat Pribadi
1. Riwayat kehamilan dan persalinan
Hamil aterm, PTM 6jam, ketuban jernih, melahirkan secara normal.
Usia kehamilan 38-40 minggu.
2. Riwayat makanan/minuman
Saat pengkajian dilakukan, Os belum menerima asupan ASI.
4. Riwayat vaksinasi
A. Dasar B. Ulangan
BCG :- +/- Umur :- Scar : - mm Umur : -
DPT :- x Umur :- Di :- Umur : -
POLIO :- x Umur :- Di :- Umur : -
CAMPAK :- Umur :- Di :-
8
Tekanan darah :-
Pernafasan : 40 x/menit,
c. Status gizi
Berat badan : 2000 gr
Tinggi badan : 43 cm
Lingkar kepala :-
Kesimpulan :-
j. Perut : Normal
k. Anogenital : Menggunakan popok
l. Ekstremitas :
Item Tungkai Lengan
Kiri Kanan Kiri Kanan
Gerakan Normal Normal Normal Normal
Tonus Normal Normal Normal Normal
Trofi Normal Normal Normal Normal
Refleks Normal Normal Normal Normal
fisiologis
9
Refleks Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada Tidak Ada
patologis
m. Sensibilitas : Normal
n. Kepala
1) Bentuk, rambut, kulit: Caput
2) Mata : Normal
3) Hidung : Normal
4) Telinga : Normal
5) Mulut : Mukosa tampak lembab
6) Pharynx :-
10
Nadi :140 x/menit
Suhu : 36,6 oC
RR : 40 x/menit
3.4 Intervensi
No Dx Keperawatan NOC NIC
1. Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan • Kaji keadaan indurasi
adanya indurasi dan tindakan keperawatan pada anak.
paparan selama 3x24 jam, Os akan
• Pantau suhu anak
mikroorganisme d.d menunjukkan tidak
setiap 4 jam
DS: - adanya gejala atau tanda
• Kaji tanda dan gejala
DO: infeksi dengan KH:
infeksi
• K/U lemah
• Suhu tubuh kurang • Ganti balutan
• Caput
succedaneum (+) dari 37oC indurasi (jika ada)
3.5 Implementasi
No Diagnosa Implementasi
1. Resiko infeksi b.d adanya indurasi • Mengkaji keadaan caput
dan paparan mikroorganisme • Melakukan kompres NaCl pada caput
11
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
3.6 Evaluasi
Penulis mengevaluasi dengan melihat catatan perkembangan klien selama 3
hari berturut-turut dari tanggal 22 Agustus hingga 24 Agustus 2022.
Tanggal Diagnosa Tindakan
22/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah
• Caput succedaneum (+)
• Menggunakan popok
• Nadi:140 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 40 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
23/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah
12
• Caput succedaneum (+)
berkurang
• Menggunakan popok
• Nadi:142 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 45 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
24/08 Resiko infeksi b.d adanya indurasi S: -
dan paparan mikroorganisme O:
• K/U lemah
• Caput succedaneum (+)
berkurang
• Menggunakan popok
• Nadi:134 x/i
• Suhu : 36,6 oC
• RR : 40 x/i
A: Resiko infeksi
P: Intervensi dilanjutkan
• Mengkaji keadaan caput
• Melakukan kompres NaCl pada
caput
• Mengganti popok
13
• Memonitor suhu
• Memonitor TTV
• Memberikan terapi sesuai arahan
dokter
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Selama masa pengkajian berlangsung, penulis mengangkat 1 diagnosa
keperawatan pada By.Ny.S yaitu: resiko infeksi berhubungan dengan adanya
indurasi dan paparan mikroorganisme.
Setelah menerapkan asuhan keperawatan selama 3 hari, semua intervensi
dilanjutkan meski telah memenuhi kriteria hasil. Hal ini dikarenakan pasien masih
berada di lingkungan rumah sakit khususnya NICU.
4.2 Saran
Adapun saran-saran sebagai berikut:
a. Institusi Pendidikan
Perbanyak sumber referensi baik di perpustakaan guna mempermudah
proses penulisan laporan dan karya-karya ilmiah lainnya khususnya di
bidang keperawatan anak.
b. Lahan Rumah Sakit
Hasil penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat digunakan dalam
pengembangan manajemen asuhan keperawatan pada.
c. Penulis selanjutnya
Asuhan keperawatan ini dapat menjadi referensi saat melakukan asuhan
keperawatan selanjutnya dengan kasus yang sama namun dengan objek
yang berbeda dan lebih bervariasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Diouf dkk : / Jurnal Of Neonatal and Pediatric Medicine. Vol. 3. Issue. 27 Agustus
2022
Hulu, P. M. C. D., & Manurung, O. (2018). Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Pada Bayi Ny. S Usia 1 Hari Dengan Caput Succedaneum Di Rumah Sakit
Elisabeth Lubuk Baja Batam Desember Tahun 2018. Elisabeth Health
Jurnal, 3(1), 50-59. Diakses pada 27 Agustus 2022
Rahardjo, K. (2015). Marmi. Asuhan Neonatus Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah.
WHO. (2022). Neonatal Mortality Rate (Per 1000 Live Births) (Mortality and
Global Health Estimates). Diakses 27 Agustus 2022