OLEH
KELOMPOK 10
PDODI S1 KEBIDANAN
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
makalah ini. Yang bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktik
Namun berkat semangat dan bimbingannya, sehingga dapat terselesaikan tepat pada
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang
positif agar menjadi lebih baik dan berdaya guna. Harapan saya, mudah-mudahan ini
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar belakang.......................................................................................................4
B. Rumusan masalah...................................................................................................5
C. Tujuan......................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................6
A. Pengertian...............................................................................................................7
1. Emosional.........................................................................................................7
2. Kecerdasan Emosional....................................................................................7
3. Intelegensi Emosional......................................................................................8
.................................................................................................................................
10
.................................................................................................................................
11
.........................................................................................................................................
13
iii
A. Kesimpulan
...................................................................................................................................
13
B. Saran
...................................................................................................................................
13
DAFTAR PUSTAKA
.........................................................................................................................................
14
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan komplikasi keguguran menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di
negara berkembang. Persalinan yang terjadi di Indonesia masih di tingkat pelayanan primer
tersebut masih belum memadai. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat menurunkan
angka kematian dan kesakitan ibu serta bayi baru lahir. Jika semua tenaga penolong
persalinan dilatih agar mampu mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi;
menerapkan asuhan persalinan secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah
terjadi, dan segera melakukan rujukan; maka para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari
Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-
42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan penipisan, dilatasi
serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang kepala
tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi pada ibu dan janin
persalinan presentasi bokong sebesar 4-5 kali dibandingkan presentasi kepala. Sebab
kematian perinatal pada persalinan presentasi bokong yang terpenting adalah prematuritas
dan penanganan persalinan yang kurang sempurna dengan akibat hipoksia atau perdarahan di
dalam tengkorak. Trauma lahir pada presentasi bokong banyak dihubungkan dengan usaha
persalinan. Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
5
kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah cavum uteri. Penyebab kematian
menunjukan bahwa pelayanan obstetric dan neonatal darurat serta pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan terlatih menjadi sangat penting dalam upaya penurunan kematian ibu.
dalam letak sungsang dihindarkan, untuk itu diupayakan beberapa usaha untuk menghindari
terjadinya persalinan dengan presentasi bokong adalah dengan cara knee-chest position untuk
mengubah presentasu bokong menjai presentasi kepala. Selain itu faktor penolong persalinan
juga mempunyai peranan penting dalam penanganan persalinan dengan presentasi bokong
walaupun sebagian besar perempuan bersalin di rumah, tenaga terlatih dapat membantu
mengenali kegawatan medis dan membantu keluarga untuk mencari perawatan darurat.
Resiko untuk janin pada presentasi bokong lebih besar dibandingkan dengan presentasi
kepala. Kompliksi pada ibu, persalinan sungsang dengan penyulit, terdapat 3 peningkatan
resiko pada ibu, manipulasi manual di dalam jalan lahir akan meningkatkan risiko infeksi
pada ibu, perasat-perasat intrauterine terutama pada segmen bawah rahim uterus yang
menipis atau pelahiran afteroming head pada serviks yang belum membuka penuh dapat
mengakibatkan rupture uteri. Laserasi serviks atau keduanya. Manipulasi seperti ini dapat
memperluas episiotomy dan robekan perineum yang dalam (Matrica D.G Silinaung dkk,
2016).
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi dari dalam uterus pada
umur kehamilan 37- 42 minggu dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya penipisan dan dilatasi serviks. Terjadi persalinan normal bukan berarti tidak ada
komplikasi, tetapi melainkan banyak kemungkinan hal yang bisa terjadi salah satu
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang
cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, serta berlangsung dengan bantuan
atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri). Sebab-sebab mulainya persalinan berdasarkan teori
adalah adanya penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot, pengaruh
janin, dan teori prostaglandin. Tujuan Asuhan Persalinan adalah memberikan asuhan yang
memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan
aman, dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Tanda-tanda persalinan itu
terdiri dari tanda persalinan sudah dekat (adanya lightening dan terjadinya his permulaan/his
palsu) dan tanda-tanda persalinan (penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan dilatasi
serviks), kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2
kali dalam 10 menit), serta keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina.
7
B. PERSALINAN LETAK SUNGSANG
dimana letak bayi sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri
sedangkan bokong merupakan bagian terbawah atau di daerah pintu atas panggul atau
simfisis.
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah dimana letak janin memanjang
dengan kelainan dalam polaritas. Panggul janin merupakan kutub bawah, penunjuknya adalah
sacrum. Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di dalam
rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal, pantat atau kaki si
bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala pada posisi normal. Dari
beberapa definisi persalinan sungsang dengan presentasi bokong menurut beberapa sumber di
atas, dapat disimpukan bahwa persalinan sungsang adalah persalinan dengan letak atau posisi
bayi tidak normal yaitu bokong berada di bagian bawah atau di daerah pintu atas panggul
a) Bokong murni (Frank Breech) Bokong murni merupakan bagian terendah janin adalah
Bagian terendah janin adalah bokong dan kedua tungkai/kaki. Presentasi bokong kaki
disamping bokong teraba kaki, dalam bahasa inggris " Complete breech ". Disebut letak
bokong kaki sempurna atau tidak sempurna jika disamping bokong teraba kedua kaki
8
c) Bokong tidak sempurna (incomplete breech).
Bokong tidak sempurna bagian terendah janin adalah bokong dan kaki atau lutut yang
terbagi atas :
‐ Terdapat kedua kaki disebut letak kaki sempurna. Bila hanya satu kaki disebut
‐ Terdapat kedua lutut disebut lutut sempurna. Bila hanya satu lutut disebut lutut
tidak sempurna.
Sering kali tidak ada penyebab yang bisa diidentifikasikan, tetapi berbagai kondisi berikut
a. Persalinan prematur. Presentasi bokong relatif sering terjadi sebelum usia gestasi 34
b. Tungkai ekstensi. Versi sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami
perputaran janin, yang dapat mennyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki
presentasi bokong.
d. Polihidroamnion. Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat
fundus.
f. Abnormalitas uterus. Distorsi ronggau terus oleh septum atau jaringan fibroid dapat
menyebabkan presentasi bokong. Plasenta previa. Plasenta yang menutupi jalan lahir
9
g. Panggul sempit. Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya
menjadi sungsang.
h. Multiparitas. Pernah melahirkan anak sebelumnya sehingga rahim elastis dan membuat
i. Bobot janin relatif rendah. Hal ini mengakibatkan janin bebas bergerak.
j. Rahim yang sangat elastis. Hal ini biasanya terjadi karena ibu telah melahirkan
beberapa anak sebelumnya, sehingga rahim sangat elastis dan membuat janin
a) Spontan yaitu persalinan yang terjadi sepenuhnya merupakan hal yang terjadi secara
spontan dengan tenaga ibu dan kontraksi uterus tanpa dilakukan tarikan atau manipulasi
sedikitpun selain memegang janin yang dilahirkan. Jenis persalinan ini disebut
b) Ekstrasi parsial yaitu persalinan yang terjadi secara spontan sampai umbilicus, tetapi
selanjutnya dilakukan ekstraksi. Janin dilahirkan dengan kekuatan ibu, his dan tenaga
c) Ekstrasi total yaitu persalinan yang terjadi dengan cara seluruh tubuh janin di ekstraksi
Kematian janin/intra uteri fetal death (IUFD) yang sudah lama terjadi.
Kehamilan ganda/gemelli.
10
Suatu keadaan dimana janin di dalam uterus memungkinkan untuk aktif bergerak,
adanya hidrosefalus dimana kepala janin lebih besar dari ukuran normal, anensefali
yaitu tidak ada tulang tengkorak janin, panggul sempit, terdapat tumor pelvis atau
plasenta previa.
Bagi ibu : Perdarahan, robekan jalan lahir dan infeksi. Jika ketuban pecah dini (KPD) dapat
Bagi bayi : Dapat menimbulkan asfiksia karena adanya gangguan peredaran darah plasenta
setelah bokong dan perut lahir dimana tali pusat terjepit antara kepala dan panggul trauma
F. MEKANISME PERSALINAN
Bokong masuk kedalam rongga panggul dalam garis pangkal paha melintang atau miring.
Setelah menyentuh dasar panggul terjadi putaran paksi dalam, sehingga di pintu bawah
panggul garis panggul paha menempati diameter anteposterior dan trokanter depan teraba
dibawah simfisis, terjadi fleksi lateral pada badan janin, sehingga trokanter belakang
melewati perineum dan lahirlah seluruh bokong diikuti oleh kedua kaki. Setelah bokong
lahir terjadi putaran paksi luar dengan perut janin berada di posterior yang memungkinkan
bahu melewati pintu atas panggul dengan garis terbesar bahu melintang atau
miring.Terjadi putar paksi dalam pada bahu, sehingga bahu depan berada di bawah
simpisis dan bahu belakang melewati perineum. Pada saat tersebut kepala masuk ke dalam
11
rongga panggul dengan sutura sagitalis melintang atau miring, di dalam rongga panggul
terjadi putar paksi dalam kepala, sehingga muka memutar ke posterior dan oksiput kearah
simfisis, dengan suboksiput sebagai hipomoklion, maka dagu, mulut, hidung, dahi dan
a. Fase lambat, dilakukan sebelum bokong lahir dengan tetap melakukan pemantauan,
tangan janin menjungkit ke atas (nuchal arms) dan kepala terdorong turun di antara
lengan sehingga menyulitkan kelahiran lengan dan bahu. Selain itu juga dapat
b. Fase bertindak cepat, setelah bayi lahir sampai pusat, janin harus dilahirkan dalam
waktu maksimal 8 menit karena tali pusat terhimpit antara badan dan panggul.
Apabila tidak terjadi secara spontan, maka harus dilakukan manual aid dengan
c. Fase lambat, pada saat mulut lahir, seluruh kepala kemudian dilahirkan dengan pelan-
dalam uterus dan didunia luar dimana tekanan luar lebih rendah.
a. Lakukan periksa dalam untuk menilai besarnya pembukaan, selaput ketuban dan
b. Instruksikan pasien agar mengedan dengan benar selama ada his. Mengedan dengan benar,
mulai dengan menarik nafas dalam, katupkan mulut, upayakan tenaga mendorong ke
abdomen dan anus tangan menarik lipat lutut, angkat kepala dan lihat kepusar. Tunggu
bokong terlihat pada perineum sebelum menganjurkan pasien mengejan aktif (Bonar, 2009)
12
c. Pimpin berulang kali hingga bokong turun didasar panggul. Lakukan episiotomy saat
d. Melahirkan bayi dengan cara Bracht : Pada waktu bokong mulai membuka vulva
(crowning) Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam secara Bracht (kedua ibu jari
penolong sejajar dengan panjang paha, jari-jari yang lain memegang daerah panggul)
sementara langkah ini dilakukan, seorang asisten melakukan perasat Wigand M. Wingkel,
ikuti proses keluarnya janin secara normal. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan
sebagian dada, lakukan hiperlordosis pada saat angulus scapula inferior tampak di bawah
simpisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior yaitu punggung janin didekatkan kearah
dengan lahirnya badan bayi. Gerakkan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi, dan
kepalae. Apabila terjadi hambatan pengeluaran saat tubuh janin mencapai daerah scapula
inferior, segera lakukan pertolongan dengan cara klasik atau muller (manual aid).
f. Cara klasik : pengeluaran bahu dan tangan secara klasik dilakukan jika dengan cara Bracht
bahu dan tangan tidak bisa lahir. Segera setelah bokong lahir, bokong dicekam dan dilahirkan
sehinga bokong dan kaki lahir, tali pusat dikendorkan, pegang kaki pada pergelangan kaki
1) Menggunakan tangan kiri dan menariknya kearah kanan atas ibu, untuk melahirkan bahu
2) Menggunakan tangan kanan dan menariknya kearah kiri atas ibu, untuk melahirkan bahu
g. Masukan kedua jari tangan kanan/kiri (sesuai letak bahu belakang) sejajar dengan lengan
h. Setelah bahu dan lengan belakang lahir kedua kaki ditarik kearah bawah kontra lateral dari
langkah sebelumnya untuk melahirkan bahu dan lengan bayi depan dengan cara yang sama.
13
i. Apabila sulit untuk melahirkan bahu belakang maka lakukan cara muller (Melahirkan bahu
j. Cara muller : melahirkan bahu depan terlebih dahulu dengan menarik kedua kaki dengan
cara yang sama seperti klasik, kearah belakang kontra lateral dari letak bahu depan. Setelah
bahu dan lengan depan lahir dilanjutkan langkah yang sama untuk melahirkan bahu dan
lengan belakang.
k. Cara lovset (dilakukan bila ada lengan bayi yang menjungkit di belakang kepala/nuchal
arm) : setelah bokong dan kaki bayi lahir memegaang bayi dengan kedua tanggan, memutar
bayi 180 derajat kearah yang berlawanan kekiri/kekanan. Beberapa kali hingga kedua bahu
l. Ekstraksi kaki dilakukan bila kala II tak maju atau tampak gejala kegawatan pada ibu dan
bayi : tangan kanan masuk secara obstetric menelusuri bokong, pangkal paha sampai lutut,
kemudian melakukan abduksi dan fleksi pada paha janin sehingga kaki bawah menjadi fleksi,
tangan yang lain mendorong fundus kebawah. Setelah kaki fleksi pergelangan kaki.
m. Dipegang dengan dua jari dan dituntun ke luar dari vagina sampai batas lutut. Kedua
tangan penolong memegang betis janin, yaitu kedua ibu jari diletakan dibelakang betis sejajar
sumbu panjang paha dan jari-jari lain didepan betis, kaki ditarik curam kebawah sampai
pangkal paha lahir. Pegangan dipindah kepangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu
jari dibelakang paha, sejajar sumbu panjang paha dan jari lain didepan paha. Pangkal paha
ditarik curam ke bawah sampai trokhanter depan lahir. Kemudian pangkal paha dengan
pegangan yang sama dielevasi ke atas hingga trokhanter belakang lahir, bila kedua trokhanter
lahir maka bokong lahir. Setelah bokong lahir maka dilanjutkan dengan cara klasik, muller
atau lovset.
n. Tekhnik ekstraksi bokong, dilakukan jika presentasi bokong murni dan bokong sudah turun
di dasar panggul, bila kala II tidak maju dan ada tanda gawat janin dan ibu.
14
Caranya : jari telunjuk penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukan kedalam
jalan lahir dan diletakan dilipatan paha bagian depan. Dengan jari ini lipat paha/ Krista iliaka
ditarik curam kebawah. Untuk memperkuat tenaga tarikan Asuhan Kebidanan Ibu ini, maka
tangan penolong yang lain mencekam pergelangan tadi dan lutut menarik curam kebawah.
Bila dengan ini trokhanter depan mulai tampak di bawah simpisis, maka jari telunjuk lain
mengait lipatan paha ditarik curam kebawah sampai bokong lahir. Setelah bokong lahir bayi
o. Cara melahirkan kepala, cara mauriceau dilakukan bila bayi dilahirkan secara manual
aid/bila dengan Bracht kepala belum lahir. Letakan badan bayi di atas tangan kiri sehingga
badan bayi seolah-olah menunggang kuda, satu jari dimasukan di mulut dan dua jari di
maksila, tangan kanan memegang/mencekam bahu tengkuk bayi, minta seorang asisten
menekan fundus uteri. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri, penolong
persalinan melakukan tarikan kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir dibimbing jari yang
p. Cunam piper digunakan jika pengeluaran kepala bayi dengan Bracht atau mauriceau gagal.
Caranya : tangan dan badan bayi dibungkus kain steril, diangkat keatas, cunam piper
dipasang melintang terhadap panggul dan kepala kemudian ditarik (Sarwono, 2002).
15
16