OLEH :
KELOMPOK 4
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat tuhan yang maha Esa atas segala Rahmat-Nya
sehingga makala ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa pula kami ucapkan
banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami harap
saran dan kritik dari para pembaca.
BAB I
2
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediakan kepuasan pelanggan (Barata, 2003; 30). Dalam Kamus besar Bahasa
Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.
Sedangkan melayani adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang
diperlukan seseorang. Definisi lain menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu
bentuk kegiataan pelayanan yang dilaksanakan oleh intansi pemerintah baik di
pusat, di daerah, BUMN, dan BUMD dalam bentuk barang maupun jasa dalam
rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai perundang-undangan yang
berlaku (KEPMENPAN 81/93).
Menurut Daviddow dan Uttal (1989) pelayanan merupakan
kegiatan/keuntungan yang ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada
konsumen/costomer yang bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki. Dalam
pelayanan yang disebut konsumen (costomer) adalah masyarakat yang mendapat
manfaat dari aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau petugas dari organisasi
pemberi layanan (Lukman & Sugiyanto, 2001; 4). Sedangkan hakikat dari
customer service atau pelayanan nasabah sendiri adalah setiap kegiatan yang
dimaksud untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah (Wahjono,2010;179).
Pelayanan Prima adalah kiemampuan maksimal seseorang dalam
berhubungan dengan orang lain dalam hal pelayanan. Pelayanan prima adalah
pelayanan yang terbaik yang diberikan kepada pelanggan, baik pelanggan internal
maupun eksternal berdasarkan standard dan prosedur pelayanan (Suwithi, 1999; 4)
Pelayanan prima (Service Excellent) adalah suatu pelayanan yang terbaik
dalam memenuhi harapan dan kebutuhan pelanggan. Dengan kata lain, pelayanan
3
prima merupakan suatu pelayanan yang memenuhi standar kualitas. Pelayanan
yang memenuhi standar kualitas adalah suatu pelayanan yang sesuai dengan
harapan dan kepuasan pelanggan/masyarakat (Maddy, 2009; 8)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pelayanan prima?
2. Bagaimana pelayanan prima?
3. Apa elemen-elemen pelayanan prima?
4. Apa saja peraturan pelayanan prima?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pelayanan prima
2. Untuk mengetahui elemen-elemen pelayanan prima
3. Untuk mengetahui peraturan pelayanan prima
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Empathy. Elemen ini mengacu pada perhatian perusahaan pada
pelanggannya. Praktik empati perusahaan bisa diwujudkan dengan
mendengarkan pelanggan, membantu pelanggan menemukan solusi,
memahami apa yang menjadi kegelisahan dan kecemasan pelanggan,
solider dengan pelanggan, tidak meninggalkan pelanggan, dan sebagainya.
6
memberi citra perusahaan, baik itu langsung maupun tidak langsung.
Setiap karyawan suatu perusahaan seharusnya memiliki sikap yang ramah
dan menjunjung tinggi profesionalisme pekerjaannya serta memiliki rasa
memiliki yang tinggi terhadap perusahaan. Itulah prinsip pelayanan prima
yang pertama, memiliki, menjaga dan meningkatkan sikap yang ramah
dan profesional.
2. Ability (Kemampuan)
Meski pada awalnya bukan konsep dasar, namun di era yang semakin
berkembang para karyawan harus memiliki kemampuan (ability). Artinya,
karyawan harus memiliki kemampuan untuk melayani konsumen misalnya
komunikasi, kemampuan menjual (selling), kemampuan memecahkan
masalah dengan cepat, manajemen kecemasan, hingga hal-hal yang lebih
praktis misalnya penggunaan teknologi seperti Excel, dan software
transaksi.
3. Attention (Perhatian) Attention (perhatian) adalah prinsip pelayanan
prima berikutnya yang wajib dimiliki semua karyawan, terutama mereka
yang bersentuhan langsung dengan pelanggan. Attention merupakan
bentuk kepedulian kepada pelanggan atau tamu, yang berkaitan dengan
kebutuhan dan keinginan pelanggan, serta pemahaman atas saran dan
kritik yang diberikan. Dalam melakukan aktivitasnya, seorang karyawan
haruslah senantiasa memperhatikan dan mendahulukan keinginan
pelanggan, termasuk di dalamnya tamu perusahaan tersebut. Apalagi jika
pelanggan atau tamu tersebut sudah menunjukan tanda membutuhkan
bantuan atau pelayanan, maka seharusnya karyawan tersebut bergegas
atau menunjukan atensi untuk segera melayani dengan cepat dan baik.
4. Action (Tindakan) Hal yang perlu dilakukan di tahap action ini adalah,
melakukan tindakan nyata untuk memastikan apa yang menjadi kebutuhan
/ keinginan pelanggan / tamu, jika kurang yakin dan lebih baik lakukan
konfirmasi dengan sopan. Jika diperlukan, dapat dilakukan pencatatan,
7
apalagi jika permintaan tersebut cukup beragam, dan jika hal ini adalah
bagian dari transaksi, maka permintaan tersebut bisa dicatat di form yang
harus sudah disiapkan. Jangan lupa untuk mengucapkan termakasih, dan
tanyakan apa masih ada hal lain yang bisa dibantu, sembari mengatupkan
tangan sebagai tanda menghormati dan menghargai. Jadi menjalankan
prinsip keempat dari pelayanan prima, yaitu action sangat penting, sebagai
bentuk nyata dari sebuah kepedulian (attention).
5. Accountability (Tanggung Jawab) Konsep pelayanan prima
berikutnya adalah accountability atau tanggung jawab, yaitu sikap
keberpihakan kita kepada pelanggan / tamu / mitra kerja sebagai bentuk
rasa empati dan kepedulian kita. Sikap tanggung jawab ini jika
dilaksanakan dengan benar dan sepenuh hati, maka bisa meminimalkan
terjadinya ketidakpuasan pelanggan, tamu atau mitra perusahaan.
6. Appearance (Penampilan) Penampilan karyawan baik secara fisik
maupun non fisik merefleksikan kredibilitas perusahaan, maka dari itu
penting untuk selalu menjaga penampilan ini. Standar penampilan harus
dibuat oleh perusahaan, dan setiap karyawan harus menjalankannya,
apalagi saat bertemu dengan pelanggan atau tamu.
7. Sympathy (Simpati) Hal terakhir yang menjadi konsep dasar excellent
service adalah rasa simpati. Terkadang sudah secara profesional
melakukan pelayanan prima namun karena kurangnya simpati yang
dimiliki, proses pelayanan pun tidak berjalan dengan baik. Simpati sendiri
adalah sikap dimana Anda bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain.
8
Pedoman Penilaian Kinerja Unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
Peraturan Menteri ini sebagai acuan teknis pelaksanaan penilaian pada
unit penyelengara pelayanan publik di lingkungan Kementerian, Lembaga,
dan Pemerintah Daerah. Permen ini turunan dari UU No. 25/2009 tentang
Pelayanan Publik (Pasal 38) dan PP No. 96/2012 tentang Pelaksanaan UU
No. 12/2009 tentang Pelayanan Publik.
Ada enam indikator dengan masing-masing memiliki bobot dalam
penilaian kinerja unit penyelenggara pelayanan publik sesuai Permen No.
17/2017 yakni Kebijakan Pelayanan (30 persen), Profesionalisme SDM
(18 persen), Sarana Prasarana Pelayanan (15 persen), Sistem Informasi
Pelayanan (15 persen), Konsultasi dan Pengaduan (15 persen), serta
Inovasi Pelayanan (7 persen). Jika setiap unit penyelenggara pelayanan
publik ingin memiliki Kinerja Pelayanan Prima maka enam indikator ini
bisa menjadi jalan menuju predikat tersebut.
1. Kebijakan Pelayanan
9
oleh masyarakat, penyusunan SPP yang melibatkan masyarakat dan SPP
yang tepat guna. Maklumat Pelayanan adalah salah satu komponen SPP
yang penting sebagai janji Penyelenggara Pelayanan Publik kepada
masyarakat. Maklumat Pelayanan adalah pernyataan kesanggupan
Penyelenggara Pelayanan Publik dalam melaksanakan pelayanan sesuai
dengan Standar Pelayanan Publik yang telah disusun dan dipublikasikan.
Penyelenggara Pelayanan Publik juga dituntut untuk melakukan Survei
Kepuasan Masyarakat (SKM) sebagai bentuk umpan balik dari
masyarakat tentang pelayanan yang telah diselenggarakan: apakah
pelayanan sudah sesuai dengan SPP atau belum. Hasil Survei tersebut
diharapkan ditindaklanjuti oleh Penyelenggara dan mengukur kecepatan
melakukan tindak lanjut dari hasil survei.
10
Indikator ini berfokus pada sarana prasarana pelayanan yang bersifat fisik
(tangible) seperti parkir, front office, ruang tunggu, hingga toilet bagi
pengguna layanan serta ruang laktasi dan sarana penunjang lainnya bagi
yang berkebutuhan khusus (difable). Sarana parkir yang baik jika
disediakan petugas parkir, karcis parkir, terpisah kendaraan roda dua dan
roda empat serta disediakan CCTV untuk keamanan kendaraan. Front
office yang bagus jika menyediakan layanan informasi, konsultasi dan
pengaduan tatap muka, disediakan meja khusus dan mudah diakses dan
tidak terpisah dari layanan lainnya. Ruang tunggu yang nyaman jika
tersedia fasilitas televisi, monitor antrian, bahan bacaan dan sirkulasi
udara (AC/kipas Angin), serta penunjang lainnya seperti wifi dan ruang
ibadah/mushalah yang menyatu ataupun terpisah. Toilet yang nyaman jika
dipisahkan antara toilet bagi pria dan perempuan, dan tersedia wastafel
dan toiletres meskipun toiletnya berbentuk toilet jongkok atau duduk.
Sarana penunjang lainnya seperti fasilitas difabel seperti ramp, kursi roda,
toilet khusus, loket khusus, serta petugas khusus yang membantu difabel.
Sarana penunjang lainnya adalah arena bermain anak, ruang laktasi,
kantin, fotocopy dan toko ATK.
Indikator ini berfokus pada sistem informasi berbasis elektronik dan non
elektronik untuk informasi publik sebagai bentuk dukungan operasional
pelayanan publik. Sistem informasi yang baik jika memuat informasi
tentang profil penyelenggara, pelaksana, standar pelayanan, maklumat
pelayanan, pengelolaan pengaduan dan penilaian kinerja unit
penyelenggara. Kepemilikan situs dan pengelola situs juga perlu
diperhatikan, seperti nama domain dan/atau subdomain sebaiknya
menggunakan domain "go.id" (Government Indonesia). Pengelola situs
11
atau sosial media milik Penyelenggara senantiasa melakukan
pemutakhiran data dan kegiatan Penyelenggara. Sementara sistem
informasi non elektronik dapat berupa poster, spanduk, leaflet, buku,
dokumen, dan bahan cetak lainnya yang berisi profil penyelenggara, dan
profil pelaksana yang didokumentasikan dan dipublikasikan di ruang
pelayanan, ruang publik (seperti alun-alun), perpustakaan daerah, kantor
pemerintahan lainnya dan disebarluaskan ke pemangku kepentingan.
6. Inovasi Pelayanan
12
Prima. Bagi Pembina dan Penanggung jawab Pelayanan Publik (Pasal 6
dan Pasal 7), hasil penilaian Kinerja Penyelenggara dapat digunakan untuk
pemeringkatan Unit Penyelenggara dan penilaian/evaluasi kinerja
pimpinan unit Penyelenggara Pelayanan Publik.
13
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Atep Adya Barata. 2003. Dasar- Dasar Pelayanan Prima. Jakarta : Elex
Media Kompetindo.
Davidow, William H & Bro Uttal. 1989. Total Customer Service The Ultimate
Weapon.New York: The Free Press.
15